Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSERVASI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK

Disusun Oleh

: Angga Kurniawan

Nama kelompok : Siti Nuraidah

131711034
131711025

Siti Nurbaniah

131711026

Sani Ahmad Apandi

131711060

Kelas

: 3A TKE

Dosen Pembimbing

: Kholiq Hernawan, M.T.

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

Konservasi Energi Pada Motor Listrik


I.

Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui faktor daya dan load factor pada motor listrik
2. Mengidentifikasi faktor daya dan load factor pada motor listrik
3. Menentukan kapasitas kapasitor bank yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya
pada motor listrik
4. Menguji hasil faktor daya dari pemasangan kapasitor bank yang direncanakan
5. Mengamati hasil kapasitor bank yang dipasang

II.

Dasar Teori
2.1 Motor Listrik
2.1.1 Pengertian Motor Listrik
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain
sebagainya.Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin)
dan di industri. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor
listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam
aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok (BEE India, 2004) :

Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya


bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement
konstan.

Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal
dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).

Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah
dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan
adalah peralatan-peralatan mesin.

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Listrik

Prinsip kerja motor listrik dapat dijelaskan dengan lebih jelas melalui gambar berikut :

Gambar 2.1 Prinsip kerja motor listrik


Sumber : http://zonaelektro.net/motor-listrik/

2.1.3 Jenis Jenis Motor Listrik


Pada dasarnya motor listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu motor listrik DC dan motor
listrik AC. Kemudian dari jenis tersebut digolongkan menjadi beberapa klasifikasi lagi sesuai
dengan karakteristiknya.

2.2 Faktor Daya


Dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitu daya aktif atau real
power (P), daya reaktif atau reactive power (Q), dan daya nyata atau apparent power(S).
Daya aktif adalah daya listrik yang dibangkitkan di sisi keluaran generator, kemudian
termanfaatkan oleh konsumen; dapat dikonversi ke bentuk energi lainnya seperti energi gerak
pada motor; bisa juga menjadi energi panas pada heater; ataupun dapat diubah kebentuk
energi lainnya. Perlu diingat bahwa daya ini memiliki satuan watt (W), kilowatt (kW) atau
tenaga kuda (HP).
Sedangkan daya reaktif adalah suatu besaran yang digunakan untuk menggambarkan
adanya fluktuasi daya pada saluran transmisi dan distribusi akibat dibangkitkannya
medan/daya magnetik atau beban yang bersifat induktif (seperti : motor listrik, trafo, dan las
listrik). Walaupun namanya adalah daya, daya reaktif ini tidak nyata dan tidak bisa
dimanfaatkan. Daya ini memiliki satuan volt-ampere-reaktif (VAR) atau kilovar (kVAR).
Pada konsumen level industri, beban induktif yang paling banyak digunakan adalah motor
listrik atau pompa listrik. Adanya daya reaktif ini menyebabkan aliran daya aktif tidak bisa
dilakukan secara efisien dan memerlukan peralatan listrik yang kapasitasnya lebih besar dari
daya aktif yang diperlukan.
Untuk menggambarkan seberapa efisien daya aktif yang dapat disalurkan, dalam
dunia kelistrikan dikenal suatu besaran yang disebut faktor-daya atau cos . Nilai
maksimum cos adalah 1 dan nilai minimumnya adalah 0. Semakin tinggi faktor-daya maka
semakin efisien penyaluran dayanya. Artinya juga, semakin kecil faktor-daya maka semakin
besar daya reaktifnya.

Gambar 2.2 Segitiga Daya


Perbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal dengan
istilah faktor daya atau power factor (PF). Apabila dilihat pada segitiga daya diatas,
perbandingan daya aktif (P) dan daya nyata (S) merupakan nilai cos . Oleh karena hal ini,
istilah faktor daya (PF) juga sering dikenal dengan sebutan nilai cos .

Dengan cos =

P
S

dimana: P = daya aktif dalam W


S = saya semu dalam VA

Beban yang sering digunakan pada konsumen level industri kebanyakan bersifat
induktif. Peningkatan beban yang bersifat induktif ini pada sistem tenaga listrik dapat
menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya. Penurunan faktor daya
(PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain:
1

Memperbesar kebutuhan kVA

Penurunan Efisiensi penyaluran daya

Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan

Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop tegangan


Untuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia layanan

listrik, PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau konsumennya agar
ikut berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya.
2.3 Perbaikan Faktor Daya atau Cos

Untuk mengatasi masalah rendahnya faktor-daya atau tingginya daya reaktif, banyak
industri atau bangunan modern memasang kapasitor. Kapasitor adalah peralatan listrik yang
bisa menghasilkan daya reaktif yang diperlukan oleh konsumen sehingga aliran daya reaktif
di saluran bisa berkurang. Dengan kata lain, kapasitor bermanfaat untuk menaikkan faktordaya. Dengan memasang kapasitor, konsumen besar bisa terhindar dari tambahan tagihan
listrik karena daya reaktif yang berlebih. Semakin mahalnya tarif listrik dan semakin
tingginya keinginan untuk mengoperasikan peralatan secara efisien, menyebabkan
penggunaan kapasitor semakin banyak dan meluas. Idealnya, kapasitor dipasang di dekat
peralatan yang memerlukan daya reaktif sehingga tidak perlu terjadi adanya aliran daya
reaktif melalui kabel, trafo, atau peralatan lainnya.
Pada

konsumen

level

industri

istilah

ini

lebih

dikenal

dengan

sebutan

pemasangan power factor correction (PFC). Pemasangan PFC disini sama artinya dengan
pemasangan PF controller dan capacitor bank (kumpulan dari kapasitor-kapasitor yang
dipasang secara paralel).
2.3.1 Capasitor Bank dan Cara Menghitung Capasitor Bank yang Dibutuhkan
Capacitor bank adalah kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan
kompensasi reactive power (Qc).

Untuk menghitung nilai kapasitor yang dibutuhkan,

pertama-tama harus menghitung atau mengetahui faktor daya yang akan diperbaiki. Pada
tabel bagian baris merupakan nilai faktor daya yang akan diperbaiki (sebelum) dan bagian
kolom merupakan nilai faktor daya yang ingin dicapai (setelah). Setelah menghubungkan
kedua faktor daya akan didapat faktor pengali (k) untuk perhitungan kapasitor bank.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam menentukan
kapasitas kapasitor bank.
(1) Menghitung/ Mengukur nilai daya input motor, baik daya listrik nyata (P) dan daya listrik
semu (S) serta Cos aktual pada beban tertentu.
(2) Menentukan nilai Cos yang diinginkan
(3) Mencari nilai factor k dari tabel dengan parameter Cos sebelum dan Cos yang
diinginkan dan menghitung Q ( Q = k x Pin )

(4) Menghitung kebutuhan daya listrik reaktif (Q) untuk memperbaiki faktor daya sebesar
nilai yang kita inginkan.
(5) Menentukan kapasitas kapasitor yang ada di pasaran dan menghitung kembali nilai daya
listrik semu (S) yang dihasilkan.

Menghitung daya reaktif :


Qc
=k P
3

Daya reaktif untuk 1 fasa:


Q1
= Qc/3
Perhitungan nilai kapasitor yang dibutuhkan:

V2
Xc

Q
2 f V 2

V2
1 /W c

= V2 2 fC

Perhitungan efisiensi motor


Pout motor
motor =
Pin motor x 100%
=

Pin generator / generator


Pin motor

Vg Ig / generator
3Vm cos

x 100%

x 100%

II.3.2 Kapasitor Bank yang ada di pasaran


Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya.
Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan mengurangi
jumlah daya reaktif , juga daya total yang dihasilkan.
Perbaikan faktor daya yang dilakukan adalah dengan cara pemasangan kapasitor bank.
Kapasitor bank dipasang di motor . Nilai faktor daya pada data terukur kurang dari 0,85
Tabel 2 Daftar Harga Kapasitor Bank
Rating
Kapasitor Bank Spesifikasi

Model

Harga (Rp)

(kVAr)
12,5
15
30
50
90
150
200
250
400
600

CBP60012,5
CBP60015
CBP6003
CBP5005
CBP10006
CBP15006
CBP20008
CBP25010
CBP40012
CBP60012

3.000.000
6.500.000
9.500.000
12.500.000
18.500.000
25.500.000
36.900.000
49.400.000
78.000.000
95.000.000

3 phase 400 V 6 Step


3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 5 Step
3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 8 Step
3 phase 400 V 10 Step
3 phase 400 V 12 Step
3 phase 400 V 12 Step

2.4 Load Factor

Gambar 2.3 Grafik Effisiensi Motor Fungsi Beban


(Sumber : http://rubingan.blogspot.co.id/2009/08/3-pengkajian-motor-listrik.html)
Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik motor
membuat rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien
pada beban 75%. Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi turun dengan cepat seperti
ditunjukkan pada Gambar. Mengoperasikan motor dibawah laju beban 50% memiliki dampak
pada faktor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor daya yang mendekati 1 sangat
diinginkan untuk operasi yang efisien dan untuk menjaga biaya rendah untuk seluruh pabrik,

tidak hanya untuk motor. Untuk alasan ini maka dalam mengkaji kinerja motor akan
bermanfaat bila menentukan beban dan efisiensinya. Pada hampir kebanyakan negara,
merupakan persyaratan bagi pihak pembuat untuk menuliskan efisiensi beban penuh pada
pelat label motor.
Karena sulit untuk mengkaji efisiensi motor pada kondisi operasi yang normal, beban
motor dapat diukur sebagai indikator efisiensi motor. Dengan meningkatnya beban, faktor
daya dan efisinsi motor bertambah sampai nilai optimumnya pada sekitar beban penuh.

Persamaan berikut digunakan untuk menentukan beban:

Dimana,

= Efisiensi operasi motor dalam %

HP

= Nameplate untuk Hp

Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya


Pi

= Daya tiga fase dalam kW


Survei beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor di

seluruh pabrik. Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi motor yang terlalu kecil
(mengakibatkan motor terbakar) atau terlalu besar (mengakibatkan ketidak efisiensian). US
DOE merekomendasikan untuk melakukan survei beban motor yang beroperasi lebih dari
1000 jam per tahun.
Terdapat tiga metode untuk menentukan beban motor bagi motor yang beroperasi
secara individu:

Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara
daya masuk (diukur dengan alat analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan

100%.
Pengukurann jalur arus. Beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur
(diukur dengan alat analisis daya) dengan laju amper. Metode ini digunakan bila
faktor daya tidak dketahui dan hanya nilai amper yang tersedia. Juga

direkomendasikan untuk menggunakan metode ini bila persen pembebanan kurang

dari 50%
Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor
beroperasi dengan slip untuk motor dengan beban penuh. Ketelitian metode ini
terbatas namun dapat dilakukan dengan hanya penggunaan tachometer (tidak
diperlukan alat analisis daya).
Karena pengukuran daya masuk merupakan metode yang paling umum digunakan,

maka hanya metode ini yang dijelaskan untuk motor tiga fase.
Berikut merupakan tahap-tahap pengukuran beban :
Tahap 1. Menentukan daya masuk dengan menggunakan persamaan berikut:

Dimana:
Pi = Daya tiga fase dalam kW
V = RMS (akar kwadrat rata-rata) tegangan, nilai tengah garis ke garis 3 fase
I

= RMS arus, nilai tengah 3 fase

PF = Faktor daya dalam desimal


Alat analisis daya dapat mengukur nilai daya secara langsung. Industri yang tidak
memiliki alat analisis daya dapat menggunakan multi-meters atau tong-testers untuk
mengukur tegangan, arus dan faktor daya untuk menghitung daya yang masuk.
Tahap 2. Menentukan nilai daya dengan mengambil nilai pelat nama/nameplate atau
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Dimana :
Pr

= Daya masuk pada beban penuh dalam kW

HP = Nilai Hp pada nameplate


r = Efisiensi pada beban penuh (nilai pada nameplate atau dari tabel
efisiensi motor)

Tahap 3. Menghitung beban dengan persamaan berikut :

Dimana :
Beban = Daya keluar yang dinyatakan dalam % nilai daya
Pi

= Daya tiga fase terukur dalam kW

Pr

= Daya masuk pada beban penuh dalam kW

III. Metode Penyelesaian


3.1 Alat yang Digunakan

Motor Induksi 3 fasa


Generator DC
Clamp On
Load Bank
Capasitor Bank
Amperemeter
Voltmeter
Wattmeter 1 fasa
Reostat
Trafo Arus
Kabel-kabel
Autotrafo
Tachometer

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Sebelum Percobaan, pastikan terlebih dahulu beberapa hal berkaitan dengan K3,
diantaranya :

Perhatikan nameplate motor, catat arus nominal dan tegangan nominalnya, pastikan
motor tidak diberikan input V , I, I eksitasi melebihi nominal dan tidak dibebani

melebihi nominal
Perhatikan isolasi dan jenis kabel yang digunakan. Pastikan isolasi tidak ada yang
terkelupas dan kabel mampu menahan kapasitas arus yang sesuai dengan nameplate
motor.

Pastikan rangkaian benar, untuk menghindari terjadinya hubung singkat dan lain-lain.
Pastikan autotrafo pada posisi nol.

3.2.2 Langkah Percobaan


1. Buat rangkaian percobaan seperti pada gambar
2. On-kan sumber, putar motor dan bebani sampai 50% dari nominalnya
3. Catat pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos pada saat beban 50% tersebut.
4. Naikan beban motor sampai motor dibebani 80% dari nominalnya.
5. Catat pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos pada saat beban 80% tersebut.
6. Turunkan beban dan putaran motor secara bertahap sampai motor berhenti berputar.
7. Off-kan sumber.
8. Hitung nilai C yang dibutuhkan untuk membuat nilai Cos pada saat beban 50% dan
beban 80% berdasarkan pengukuran sebelumnya menjadi Cos = 0.95.
9. Ulangi langkah 2
10. Pasang kapasitor dengan dihubung Y (star) pada setiap fasa motor dengan nilai sesuai
dengan hasil perhitungan pada langkah 8.
11. Catat kembali pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos yang baru pada saat beban
50% tersebut
12. Ulangi langkah 4
13. Ulangi langkah 10
14. Catat kembali pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos yang baru pada saat beban
80% tersebut.
15. Turunkan penggunanaan kapasitas kapasitor sampai nol, beban dan putaran motor secara
bertahap sampai motor berhenti berputar

16. Off-kan sumber

IV

Data Pengukuran

4.1 Data sebelum pemasangan kapasitor bank


Beban
50%
(2-2-1)
80%
(6-6-6)

Im (A)

Vm (V)

Vg (V)

Ig (A)

Iex (A)

P (W)

Cos

6.9

220

231

6.4

0.72

675

0.65

9.8

220

165

21

0.6

1650

0.685

4.2 Data setelah pemasangan kapasitor bank


Beban
50%
(2-2-1)
80%
(6-6-6)

Im (A)

Vm (V)

Vg (V)

Ig (A)

Iex (A)

P (W)

Cos

220

220

6.2

0.79

750

0.913

8.9

220

174

21

0.71

1800

0.89

Analisis Data dan Perhitungan

5.1 Analisis dan Perhitungan Cos sesuai pembebanan


Berdasarkan hasil pengukuran Cos saat beban 50% dan 80% masing-masing
diperoleh nilai Cos = 0.65 dan Cos = 0.685. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai

Cos tersebut belum sesuai dengan standar berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.30
Tahun 2012, yakni nilai power factor yang diijinkan besarnya > 0,85. Oleh karena itu nilai
Cos = 0.65 dan Cos = 0.685 akan dinaikkan menjadi 0.95 dengan menggunakan capasitor
bank.
Adapun perhitungan besarnya nilai kapasitas kapasitor yang digunakan adalah sebagai
berikut :

Perhitungan untuk menentukan nilai kapasitor

Untuk Beban 50 %

Diketahui

Ditanyakan
Jawab

Cos awal
Cos yang ingin dicapai
P
k ( factor koreksi )
: Q , C dan Cos akhir ?

= 0.65 ( Pada fasa T )


= 0.95
= 675 W
= 0.84 ( dari table )

:
Q1 = K x P 1
Dimana k : Faktor koreksi Kapasitor Bank
P : Daya aktif ( Watt )
Q1 = 0.84 x 675 kW = 567 VAR

Q = V2 / Xc
Q = V2 / ( 1/w. c )
Q = V2 x 2 x x f x C

Maka C = Q / (V2 x 2 x x f)
Dimana Q : Daya Reaktif ( VAR )
V : tegangan motor ( volt )
F : frekuensi ( Hertz )
C = 567 / ( 2202 x 2 x 3.14 x 50 )
C = 37.3 f

Beban 80 %
Diketahui

Cos awal
Cos yang ingin dicapai
P
K ( factor koreksi )
Ditanyakan : Q , C dan Cos akhir ?
Jawab
:
Q1 = K x P 1

= 0.685 ( Pada fasa T )


= 0.95
= 1650 W
= 0.75 ( dari table )

Dimana

k : Faktor koreksi Kapasitor Bank


P : Daya aktif ( Watt )
Q1 = 0.75 x 1650 W = 1237.5 VAR

Q = V2 / Xc
Q = V2 / ( 1/w. c )
Q = V2 x 2 x x f x C

Maka C = Q / (V2 x 2 x x f)
Dimana Q : Daya Reaktif ( VAR )
V : tegangan motor ( volt )
F : frekuensi ( Hertz )
C = 1237.5 / ( 2202 x 2 x 3.14 x 50 )
C = 82.5 f

Hasil yang diperoleh Setelah Pemasangan Capasitor


Berdasarkan hasil perhitungan, untuk membuat Cos menjadi 0.95 maka kapasitor

yang dibutuhkan untuk motor dengan beban 50% adalah = 37.3 F dan untuk motor dengan
beban 80% adalah = 82.5 F. Namun dari hasil percobaan yang telah dilakukan ternyata
dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 40 F pada motor dengan beban 50% Cos nya
menjadi 0.90 dan dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 80 F pada motor dengan beban
80% Cos nya menjadi 0.89. Adapun hal ini adalah karena perbedaan nilai kapasitor hasil
perhitungan dan nilai kapasitor yang terpasang, karena nilai tepat kapasitor hasil perhitungan
tidak terdapat dipasar, sehingga diambil nilai kapasitor yang mendekati, misalnya untuk
motor dengan beban 50% nilai kapasitor hasil perhitungan adalah 37.3

F , namun nilai

tersebut tidak ada dipasar sehingga yang dipasang adalah kapasitor dengan nilai 40 F dan
untuk motor dengan beban 80% nilai kapasitor hasil perhitungan adalah 82.5 F , namun
nilai tersebut tidak ada dipasar sehingga yang dipasang adalah kapasitor dengan nilai 80 F .
5.2 Analisis dan Perhitungan effisiensi motor sesuai pembebanan
Untuk Motor Dengan Dibebani 50%
Diketahui : Vg = 231 V
Ig = 6.4 A
g = 0.78 (dari grafik karakteristik generator)
(231 x 6.4)/0.78
motor = 3 x 220 x 6.9 x 0.65 x 100%
=

1895.38
2960.1

x 100%

64.03 %

Untuk Motor Dengan Dibebani 80%

motor =

=
=

VI

(165 x 21)/ 0.85


3 x 220 x 9,8 x 0.685
4076.47
4430.58

x 100%

x 100%

91.34 %

Pembahasan
Pada praktikum konservasi energi kali ini, kami melakukan praktikum konservasi

energi pada motor listrik. Adapun hal utama yang dilakukan adalah pengukuran nilai Cos
pada saat motor dibebani 50% dan 80%, kemudian diidentifikasi apakah nilai Cos
tersebut sudah memenuhi standar atau belum. Apabila nilai Cos tersebut belum
memenuhi standar, maka nilai Cos tersebut harus diperbaiki dengan menambah
kapasitor. Adapun standar nilai Cos sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan

Tenaga Listrik nomor : 023-PRT-1978, tentang Peraturan Instalasi Listrik pasal 9

ayat 1, bahwa bagi suatu instalasi yang

menggunakan listriknya

mengakibatkan

turunnya faktor kerja sehingga kurang dari 0.8 harus menggunakan capasitor,
sehingga faktor kerja mencapai sekurang - kurangnya 0.8 dan Peraturan Menteri ESDM
No.30 Tahun 2012, yakni nilai power factor yang diijinkan besarnya > 0,85.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh nilai Cos saat beban 50%
dan 80% masing-masing diperoleh nilai Cos = 0.65 dan Cos = 0.685. Oleh karena itu
perlu dipasang kapasitor agar nilai Cos saat beban 50% dan 80% dapat sesuai dengan
standar dan tidak terkena denda KVAr. Nilai Cos yang diinginkan baik saat beban 50%
maupun 80% adalah Cos = 0.95. Dan dari hasil perhitungan diperoleh nilai kapasitor
yang dibutuhkan untuk motor dengan beban 50% adalah = 37.3 F dan untuk motor
dengan beban 80% adalah = 82.5 F. Namun dari hasil percobaan yang telah dilakukan
ternyata dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 40 F pada motor dengan beban 50%
Cos nya menjadi 0.90 dan dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 80 F pada motor
dengan beban 80% Cos nya menjadi 0.89. Adapun hal ini adalah karena perbedaan nilai

kapasitor hasil perhitungan dan nilai kapasitor yang terpasang, karena nilai tepat kapasitor
hasil perhitungan tidak terdapat dipasar, sehingga diambil nilai kapasitor yang mendekati,
misalnya untuk motor dengan beban 50% nilai kapasitor hasil perhitungan adalah 37.3 F ,
namun nilai tersebut tidak ada dipasar sehingga yang dipasang adalah kapasitor dengan
nilai 30 F dan untuk motor dengan beban 80% nilai kapasitor hasil perhitungan adalah
82.5 F, namun nilai tersebut tidak ada dipasar sehingga yang dipasang adalah kapasitor
dengan nilai 80 F .
Konsumsi arus setelah pemasangan kapasitor pun seharusnya berkurang dengan
pembebanan motor yang sama, karena dengan pemasangan kapasitor membuat rugi-rugi
arus yang menjadi panas atau terbuang menjadi hilang atau berkurang karena ditangkap
oleh kapasitor. Hal ini terlihat pada percobaan motor listrik dengan pembebanan 80%,
mulanya arus yang dibutuhkan untuk memutar motor dengan beban tersebut adalah 9.8 A.
Namun setelah pemasangan kapasitor, dengan pembebanan yang sama arus yang
dibutuhkan untuk memutar motor adalah 8.9 A. Adapun pada percobaan dengan motor
yang dioperasikan 50% dari beban nominal arus yang dibutuhkan baik sebelum maupun
sesudah pemasangan kapasitor hampir sama bahkan mengalami kenaikan dari 6.9 A
sebelum pemasangan kapasitor menjadi 7 A setelah pemasangan kapasitor. Hal ini
dimungkinkan karena adanya arus yang terukur sebelumnya, karena pengukuran saat
motor dioperasikan 50% beban nominal dengan pemasangan kapasitor telah membutuhkan
waktu yang lama sehingga yang terukur dimungkinkan arus yang mengalir sebelumnya
ataupun akumulasinya ataupun karena saat praktikum dengan pengoperasian motor dengan
pembebanan 50% dari nominal menggunakan kapasitor kami menduga bahwa
pembebanan pengoperasian motor dengan beban 50% nominal berarti nilai arus yang
terbaca harus sama atau mendekati dengan pembacaan arus saat motor dibebani 50%
nominal tanpa kapasitor sehingga arus yang terbaca dari pengukuran tersebut memang
hampir sama.
Sementara itu, pembebanan motor pun berpengaruh pada nilai Cos dan effisiensi
motor. Berdasarkan grafik karakteristik motor induksi dalam keadaan berbeban yang
diambil dari buku ajar Mesin Listrik II tahun 2011 yang disusun oleh Ali Mashar berikut
ini :

Terlihat bahwa semakin besar motor dibebani sampai nominalnya, maka nilai Cos
dan effisiensi motor juga akan semakin naik. Dan dalam percobaan ini terlihat hal tersebut,
yakni bahwa pada saat motor dibebani 50% nilai Cos = 0,65 , dan pada saat motor
dibebani 80% nilai Cos naik menjadi 0.685.
Sehingga dapat dikatakan bahwa motor listrik sebaiknya di operasikan dengan
diberikan beban mendekati nominal agar nilai nilai Cos dan effisiensi motor dapat
optimal. Karena pabrik motor membuat rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50100% dan akan paling efisien pada beban 75-80%. Jika beban motor turun dibawah 50%
efisiensi turun dengan cepat seperti ditunjukkan pada Gambar. Selain itu mengoperasikan
motor dibawah laju beban 50% memiliki dampak pada faktor dayanya seperti terlihat pada
gambar grafik di atas. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor daya yang mendekati 1
sangat diinginkan untuk operasi yang efisien dan untuk menjaga biaya rendah untuk
seluruh pabrik, tidak hanya untuk motor.

VII

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Semakin besar pembebanan motor semakin besar nilai Cos dan semakin besar

efisiensi
Perbaikan nilai Cos dapat dilakukan dengan pemasangan kapasitor dan juga

pengaturan beban
Pada praktikum ini didapatkan bahwa untuk beban 50% Cos = 0.65 dan untuk

beban 80% Cos = 0.685


Pada praktikum ini diperoleh untuk motor dibebani 50% efisiensi motor = 64.03 %

dan untuk motor dibebani 80% efisiensi motor = 92 %


Pada praktikum kali ini besarnya kapasitor yang dibutuhkan untuk membuat Cos

awal 0.65 dan Cos 0.685 menjadi 0.95 masing-masing adalah 37.3 F dan 82.5 F
Pada kenyataan hasil praktikum dengan penambahan kapasitor 30 F membuat nilai
Cos 0.685 menjadi 0.913 dan penambahan kapasitor 80 F membuat Cos 0.65

menjadi 0.89
Semakin besar Cos akan membuat losses semakin kecil sehingga membuat
konsumsi arus semakin kecil dengan pembebanan yang sama.

VIII

Rekomendasi
Berdasarkan pengukuran, perhitungan dan analisis yang telah dilakukan adalah:
Operasikan motor pada kondisi dibebani mendekati beban nominalnya
Gunakan kapasitor untuk memperbaiki nilai Cos agar sesuai dengan standar
Gunakan Kapasitor 37.3 F atau 40 F (yang ada dipasaran) F untuk memperbaiki
Cos 0.65 menjadi Cos 0.91 dan gunakan kapasitor 82.5 F (80 atau 90 F yang
ada dipasaran) untuk memperbaiki Cos 0.65 menjadi Cos 0.9.

Daftar Pustaka

Mashar, Ali. 2011. Buku Ajar Mesin Listrik II. Bandung : Politeknik Negeri Bandung
https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik (diakses pada 21 Maret 2016)
http://zonaelektro.net/motor-listrik/ (diakses pada 21 Maret 2016)
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/perbaikan-faktor-daya-menggunakan.html
(diakses

pada

21 Maret 2016)

https://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ (diakses pada 21 Maret


2016)
https://indone5ia.wordpress.com/2011/05/14/192/ (diakses pada 21 Maret 2016)
https://konversi.wordpress.com/2009/11/18/kapasitor-bermanfaat-sekaligus-berbahaya/
(diakses

pada 21 Maret 2016)

http://rubingan.blogspot.co.id/2009/08/3-pengkajian-motor-listrik.html (diakses
Maret 2016)

pada 21

Anda mungkin juga menyukai