Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSERVASI ENERGI PADA MOTOR LISTRIK :


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktikum Konservasi Energi

Oleh :
Indrabayu
131711045

Anggota Kelompok

Dzahlusyah Anshari Yuda

131711008

Robbirodhiya Islam

131711024

Rifana Shafira Bilqis

131711045

Kelas

: 3A Audit Energi

Dosen Pembimbing

: Kholiq Hernawan, M.T.

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

Konservasi Energi Pada Motor Listrik


I.

Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Mengetahui faktor daya dan load factor pada motor listrik
2. Mengidentifikasi faktor daya dan load factor pada motor listrik
3. Menentukan kapasitas kapasitor bank yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya
pada motor listrik
4. Menguji hasil faktor daya dari pemasangan kapasitor bank yang direncanakan
5. Mengamati hasil kapasitor bank yang dipasang

II.

Dasar Teori
2.1 Motor Listrik
2.1.1 Pengertian Motor Listrik
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain
sebagainya.Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan atau kipas angin)
dan di industri. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor
listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC
berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch), dalam
aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor listrik. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok (BEE India, 2004) :

Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya


bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh
beban dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement
konstan.

Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan
kecepatan operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal
dan fan (torque bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).

Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah
dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan
adalah peralatan-peralatan mesin.

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Listrik

Prinsip kerja motor listrik dapat dijelaskan dengan lebih jelas melalui gambar berikut :

Gambar 2.1 Prinsip kerja motor listrik


Sumber : http://zonaelektro.net/motor-listrik/

2.1.3 Jenis Jenis Motor Listrik


Pada dasarnya motor listrik terbagi menjadi 2 jenis yaitu motor listrik DC dan motor
listrik AC. Kemudian dari jenis tersebut digolongkan menjadi beberapa klasifikasi lagi sesuai
dengan karakteristiknya.

2.2 Faktor Daya


Dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitu daya aktif atau real
power (P), daya reaktif atau reactive power (Q), dan daya nyata atau apparent power(S).
Daya aktif adalah daya listrik yang dibangkitkan di sisi keluaran generator, kemudian
termanfaatkan oleh konsumen; dapat dikonversi ke bentuk energi lainnya seperti energi gerak
pada motor; bisa juga menjadi energi panas pada heater; ataupun dapat diubah kebentuk
energi lainnya. Perlu diingat bahwa daya ini memiliki satuan watt (W), kilowatt (kW) atau
tenaga kuda (HP).
Sedangkan daya reaktif adalah suatu besaran yang digunakan untuk menggambarkan
adanya fluktuasi daya pada saluran transmisi dan distribusi akibat dibangkitkannya
medan/daya magnetik atau beban yang bersifat induktif (seperti : motor listrik, trafo, dan las
listrik). Walaupun namanya adalah daya, daya reaktif ini tidak nyata dan tidak bisa
dimanfaatkan. Daya ini memiliki satuan volt-ampere-reaktif (VAR) atau kilovar (kVAR).
Pada konsumen level industri, beban induktif yang paling banyak digunakan adalah motor
listrik atau pompa listrik. Adanya daya reaktif ini menyebabkan aliran daya aktif tidak bisa
dilakukan secara efisien dan memerlukan peralatan listrik yang kapasitasnya lebih besar dari
daya aktif yang diperlukan.
Untuk menggambarkan seberapa efisien daya aktif yang dapat disalurkan, dalam
dunia kelistrikan dikenal suatu besaran yang disebut faktor-daya atau cos . Nilai
maksimum cos adalah 1 dan nilai minimumnya adalah 0. Semakin tinggi faktor-daya maka
semakin efisien penyaluran dayanya. Artinya juga, semakin kecil faktor-daya maka semakin
besar daya reaktifnya.

Gambar 2.2 Segitiga Daya


Perbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal dengan
istilah faktor daya atau power factor (PF). Apabila dilihat pada segitiga daya diatas,
perbandingan daya aktif (P) dan daya nyata (S) merupakan nilai cos . Oleh karena hal ini,
istilah faktor daya (PF) juga sering dikenal dengan sebutan nilai cos .

Dengan

cos =

P
S

dimana: P = daya aktif dalam W


S = saya semu dalam VA

Beban yang sering digunakan pada konsumen level industri kebanyakan bersifat
induktif. Peningkatan beban yang bersifat induktif ini pada sistem tenaga listrik dapat
menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya. Penurunan faktor daya
(PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain:
1

Memperbesar kebutuhan kVA

Penurunan Efisiensi penyaluran daya

Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan

Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop tegangan


Untuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia layanan

listrik, PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau konsumennya agar
ikut berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya.
2.3 Perbaikan Faktor Daya atau Cos
Untuk mengatasi masalah rendahnya faktor-daya atau tingginya daya reaktif, banyak
industri atau bangunan modern memasang kapasitor. Kapasitor adalah peralatan listrik yang

bisa menghasilkan daya reaktif yang diperlukan oleh konsumen sehingga aliran daya reaktif
di saluran bisa berkurang. Dengan kata lain, kapasitor bermanfaat untuk menaikkan faktordaya. Dengan memasang kapasitor, konsumen besar bisa terhindar dari tambahan tagihan
listrik karena daya reaktif yang berlebih. Semakin mahalnya tarif listrik dan semakin
tingginya keinginan untuk mengoperasikan peralatan secara efisien, menyebabkan
penggunaan kapasitor semakin banyak dan meluas. Idealnya, kapasitor dipasang di dekat
peralatan yang memerlukan daya reaktif sehingga tidak perlu terjadi adanya aliran daya
reaktif melalui kabel, trafo, atau peralatan lainnya.
Pada

konsumen

level

industri

istilah

ini

lebih

dikenal

dengan

sebutan

pemasangan power factor correction (PFC). Pemasangan PFC disini sama artinya dengan
pemasangan PF controller dan capacitor bank (kumpulan dari kapasitor-kapasitor yang
dipasang secara paralel).
2.3.1 Capasitor Bank dan Cara Menghitung Capasitor Bank yang Dibutuhkan
Capacitor bank adalah kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan
kompensasi reactive power (Qc).

Untuk menghitung nilai kapasitor yang dibutuhkan,

pertama-tama harus menghitung atau mengetahui faktor daya yang akan diperbaiki. Pada
tabel bagian baris merupakan nilai faktor daya yang akan diperbaiki (sebelum) dan bagian
kolom merupakan nilai faktor daya yang ingin dicapai (setelah). Setelah menghubungkan
kedua faktor daya akan didapat faktor pengali (k) untuk perhitungan kapasitor bank.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dikerjakan dalam menentukan
kapasitas kapasitor bank.
(1) Menghitung/ Mengukur nilai daya input motor, baik daya listrik nyata (P) dan daya listrik
semu (S) serta Cos aktual pada beban tertentu.
(2) Menentukan nilai Cos yang diinginkan
(3) Mencari nilai factor k dari tabel dengan parameter Cos sebelum dan Cos yang
diinginkan dan menghitung Q ( Q = k x Pin )
(4) Menghitung kebutuhan daya listrik reaktif (Q) untuk memperbaiki faktor daya sebesar
nilai yang kita inginkan.

(5) Menentukan kapasitas kapasitor yang ada di pasaran dan menghitung kembali nilai daya
listrik semu (S) yang dihasilkan.

Menghitung daya reaktif :


Qc
= k P3
Daya reaktif untuk 1 fasa:
Q1
= Qc/3
Perhitungan nilai kapasitor yang dibutuhkan:
V2
V2
Q
= X c = 1 /W c = V2 2 fC

Q
2
2 f V

Perhitungan efisiensi motor


Pout motor
motor =
Pin motor x 100%
=

Pin generator / generator


Pin motor

Vg Ig / generator
3Vm cos

x 100%

x 100%

2.3.2. Kapasitor Bank yang ada di pasaran


Faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya.
Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan mengurangi
jumlah daya reaktif , juga daya total yang dihasilkan.
Perbaikan faktor daya yang dilakukan adalah dengan cara pemasangan kapasitor bank.
Kapasitor bank dipasang di motor . Nilai faktor daya pada data terukur kurang dari 0,85
Tabel 2 Daftar Harga Kapasitor Bank
Rating
Kapasitor Bank

Spesifikasi

Model

Harga (Rp)

(kVAr)
12,5
15
30
50
90
150
200
250
400
600

3 phase 400 V 6 Step


3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 5 Step
3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 6 Step
3 phase 400 V 8 Step
3 phase 400 V 10 Step
3 phase 400 V 12 Step
3 phase 400 V 12 Step

CBP60012,5
CBP60015
CBP6003
CBP5005
CBP10006
CBP15006
CBP20008
CBP25010
CBP40012
CBP60012

3.000.000
6.500.000
9.500.000
12.500.000
18.500.000
25.500.000
36.900.000
49.400.000
78.000.000
95.000.000

2.4 Load Factor


Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata rata terhadap beban puncak dalam
periode tertentu. Beban rata rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt
ampere, ampere dsb, tetapi satuan dari keduanya harus sama. Faktor beban dihitung untuk
periode tertentu biasanya dipakai harian, bulanan atau tahunan.
bebanrata rata dalam periode tertentu
Faktor beban = beban puncak dalam periode tersebut

III. Metode Penyelesaian


3.1 Alat yang Digunakan

Motor Induksi 3 fasa


Generator DC
Clamp On
Load Bank
Capasitor Bank
Amperemeter
Voltmeter

Wattmeter 1 fasa
Reostat
Trafo Arus
Kabel-kabel
Autotrafo
Tachometer

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Sebelum Percobaan, pastikan terlebih dahulu beberapa hal berkaitan dengan
K3, diantaranya :

Perhatikan nameplate motor, catat arus nominal dan tegangan nominalnya, pastikan
motor tidak diberikan input V , I, I eksitasi melebihi nominal dan tidak dibebani

melebihi nominal
Perhatikan isolasi dan jenis kabel yang digunakan. Pastikan isolasi tidak ada yang
terkelupas dan kabel mampu menahan kapasitas arus yang sesuai dengan nameplate

motor.
Pastikan rangkaian benar, untuk menghindari terjadinya hubung singkat dan lain-lain.
Pastikan autotrafo pada posisi nol.

Gambar Rangkaian :

3.2.2 Langkah Percobaan

1. Buat rangkaian percobaan

2. On-kan sumber, putar motor dan bebani sampai 50% dari nominalnya

3. Catat pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos pada saat beban 50% tersebut.

4. Naikan beban motor sampai motor dibebani 80% dari nominalnya.

5. Catat pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos pada saat beban 80% tersebut.

6. Turunkan beban dan putaran motor secara bertahap sampai motor berhenti berputar.

7. Off-kan sumber.

8. Hitung nilai C yang dibutuhkan untuk membuat nilai Cos pada saat beban 50%
dan beban 80% berdasarkan pengukuran sebelumnya menjadi Cos = 0.95.

9. Ulangi langkah 2

10. Pasang kapasitor dengan dihubung Y (star) pada setiap fasa motor dengan nilai
sesuai dengan hasil perhitungan pada langkah 8.

11. Catat kembali pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos yang baru pada saat
beban 50% tersebut

12. Ulangi langkah 4

13. Ulangi langkah 10

14. Catat kembali pengukuran arus, tegangan, daya dan Cos yang baru pada saat
beban 80% tersebut.

15. Turunkan penggunanaan kapasitas kapasitor sampai nol, beban dan putaran motor
secara bertahap sampai motor berhenti berputar

16. Off-kan sumber

IV. Data Pengukuran

Data sebelum pemasangan kapasitor bank

eban

m (A)
5

0%

.2

(2-2-1)

0%

m (V)
2
20

g (V)

.6

g (A)
2

25
2

20

1
65

ex (A)

(W)

.7

1
8

os
6

50

.65

0
.68

600

0
.685

6-6-6)
Data setelah pemasangan kapasitor bank

B
eban

m (A)
5

0%

0%
(

V
g (V)

2
20

9
.8

V
m (V)

.4

(2-2-1)

g (A)
2

20
2

20

0
.87

1
750

C
os

00

0
.71

P
(W)

.74
2

ex (A)

.8

80

0
.88

6-6-6)

V. Analisis Data dan Perhitungan

5.1 Analisis dan Perhitungan Cos sesuai pembebanan

Berdasarkan hasil pengukuran Cos saat beban 50% dan 80% masing-masing
diperoleh nilai Cos = 0.68 dan Cos = 0.685. Dari hasil tersebut diketahui bahwa
nilai Cos tersebut belum sesuai dengan standar berdasarkan Peraturan Menteri
ESDM No.30 Tahun 2012, yakni nilai power factor yang diijinkan besarnya > 0,85.
Oleh karena itu nilai Cos = 0.68 dan Cos = 0.685 akan dinaikkan menjadi 0.95
dengan menggunakan capasitor bank.

Adapun perhitungan besarnya nilai kapasitas kapasitor yang digunakan


adalah sebagai berikut :

Perhitungan untuk menentukan nilai kapasitor

Cos yang diinginkan adalah 0.95, Perhitungan kapasitas kapasitor yang dibutuhkan
agar Cos yang dihasilkan 0.95 adalah sebagai berikut :

Untuk Beban 50 %,

Diketahui :
Cos awal = 0.68

k = 0.840

P = 650 watt

F = 50 Hz

Vs = 220 Volt

Ditanyakan : Qc1, C1 = ?

Penyelesaian :

Qc1 = k x P

= 0.840 X 650 Watt = 546 VAR


Q c1
2

C1 = V x 2 x x f

220 V

546 kVAR

5
= 3.59 x 10
F = 35.9

Maka digunakan kapasitas pada kapasitor bank sebesar 60

Beban 80%

Diketahui :
Cos awal = 0.685

k = 0.685

P = 1600 watt

F = 50 Hz

Vs = 220 Volt

Ditanyakan : Qc1, C1 = ?

Penyelesaian :

Qc2 = k x P

= 0.685 X 1500 Watt = 951 kVAR


Qc 2

C2 = V 2 x 2 x x f

219.9 V

951kVAR

= 7.7 x 10

F = 77

Maka digunakan kapasitas pada kapasitor bank sebesar 60

Berdasarkan hasil perhitungan, untuk membuat Cos menjadi 0.95 maka

kapasitor yang dibutuhkan untuk motor dengan beban 50% adalah = 35.9

dan untuk

motor dengan beban 80% adalah = 77 F. Namun dari hasil percobaan yang telah dilakukan
ternyata dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 60 F pada motor dengan beban 50%
Cos nya menjadi 0.904 dan dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 60 F pada motor
dengan beban 80% Cos nya menjadi 0.964. Adapun hal ini adalah karena perbedaan nilai
kapasitor hasil perhitungan dan nilai kapasitor yang terpasang, karena nilai tepat kapasitor
hasil perhitungan tidak terdapat dipasar, sehingga diambil nilai kapasitor yang mendekati
yaitu 60 F.

Hasil yang diperoleh Setelah Pemasangan Capasitor

Berdasarkan hasil perhitungan, untuk membuat Cos menjadi 0.95 maka

kapasitor yang dibutuhkan untuk motor dengan beban 50% adalah = 35.9

dan untuk

motor dengan beban 80% adalah = 77 F. Namun dari hasil percobaan yang telah dilakukan
ternyata dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 60 F pada motor dengan beban 50%
Cos nya menjadi 0.87 dan dengan pemasangan kapasitor dengan nilai 60 F pada motor
dengan beban 80% Cos nya menjadi 0.88. Adapun hal ini adalah karena perbedaan nilai
kapasitor hasil perhitungan dan nilai kapasitor yang terpasang, karena nilai tepat kapasitor
hasil perhitungan tidak terdapat dipasar, sehingga diambil nilai kapasitor yang mendekati
yaitu 60 F.

5.2 Analisis dan Perhitungan effisiensi motor sesuai pembebanan


Untuk Motor Dengan Dibebani 50%
Diketahui :
Vg
= 225 Volt

Ig
g

= 6A
= 0.78 (dari grafik karakteristik generator)

motor =

Pout motor
Pin motor

x 100%

Pin generator / generator


Pin motor

Vg Ig / generator
3Vm cos

225 V x 6 A /0.78
3 x 220V x 6.2 A x 0.68

1708.86 VA
2782.56 VA

61.41 %

x 100%

x 100%
x 100 %

x 100%

Untuk Motor Dengan Dibebani 80%

Diketahui:
Vg
= 165 Volt

Ig
g

= 18 A
= 0.85 (dari grafik karakteristik generator)

motor =

Pout motor
Pin motor

Pin generator / generator


Pin motor

Vg Ig / generator
3Vm cos

(165 V x 18 A) /0.85
3 x 220 volt x 9,6 A x 0.685

3494.118 VA
4340.16 VA

80.51 %

x 100%

x 100%

x 100%

x 100%

x 100%

VI. Pembahasan

Pada praktikum konservasi energi ini dilakukan praktikum mengenai

konservasi energi pada motor listrik. Praktikum ini dilakukan untuk mengidentifikasi nilai
factor daya pada motor listrik pada saat motor dibebani 50 % dan 80 %, hal ini dilakukan
dengan cara mengukur nilai cos

pada saat dibebani 50% dan 80%. Kemudian

dibandingkan dengan standar nilai Cos yang sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM
No.30 Tahun 2012, yakni nilai power factor yang diijinkan besarnya > 0,85. Dari hasil
praktikum diperoleh nilai Cos pada saat dibebani 50 % adalah sebesar 0.68dan nilai Cos
pada saat dibebani 80% adalah sebesar 0.685.Dari hasil pengukuran data dapat diketahui
jika nilai Cos aktual yang terjadi kurang dari standar yang ditetapkan, yakni <0.85, dan
perlu dilakukan langkah konservasi untuk meningkatknan nilai dari Cos agar mencapai
standar.

Salah satu langkah untuk mengkonservasi motor listrik adalah dengan

memasang kapasitor, sehingga Cos nya dapat naik mencapai standar, dari hasil
perhitungan data, didapat nilai kapasitor yang diperlukan untuk mencapai Cos 0.95
adalah 35.9 F untuk beban 50%, dan 77 F pada saat beban 80%. namun pada saat
praktikum, motor listrik dipasangi dengan kapasitor dengan kapasitas 60 F karena 35.9
dan 77 F tidak tersedia di pasaran.

Dari hasil percobaan dengan memasang kapasitor kapasitas 60 F, didapat Cos


pada saat beban 50% adalah 0.87, dan pada saaat beban 80% Cos nya adalah 0.88,
nilai tersebut sudah melebihi dari standar yang diterapkan yakni minimal Cos 0.85,
sehingga kapasitor 60 F layak digunakan di motor listrik tersebut sebagai upaya
konservasi untuk menaikan Cos agar mencapai standar.

Pemasangan kapasitor akan mengurangi pemakaian arus, sistem dengan faktor


daya yang rendah dapat menyebabkan arus yang dibutuhkan dari sumber menjadi besar.
Hal ini akan menyebabkan rugi-rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi besar
pula.

VII. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


Semakin besar pembebanan motor semakin besar nilai Cos dan semakin besar

efisiensi
Perbaikan nilai Cos dapat dilakukan dengan pemasangan kapasitor dan juga

pengaturan beban
Pada praktikum ini didapatkan bahwa untuk beban 50% Cos = 0.68 dan untuk

beban 80% Cos = 0.685


Pada praktikum ini diperoleh untuk motor dibebani 50% efisiensi motor = 61.41 %

dan untuk motor dibebani 80% efisiensi motor = 80.51 %


Besarnya kapasitor yang dibutuhkan untuk membuat Cos awal 0.68 dan Cos

0.685 menjadi 0.95 masing-masing adalah 35.9 F dan 77 F


Pada kenyataan hasil praktikum dengan penambahan kapasitor 60 F membuat nilai

Cos 0.68 menjadi 0.88 dan Cos 0.685 menjadi 0.89.


Semakin besar beban yang digunakan akan menyebabkan meningkatnya efisiensi
motor dan penurunan arus yang digunakan serta pemasangan kapasitas kapasitor pun
akan lebih kecil.

VIII. Rekomendasi

Berdasarkan pengukuran, perhitungan dan analisis yang telah dilakukan

adalah:
Operasikan motor pada kondisi dibebani mendekati beban nominalnya
Gunakan nilai kapasitor yang sesuai untuk memperbaiki nilai Cos agar sesuai
dengan standar.

Daftar Pustaka

Mashar, Ali. 2011. Buku Ajar Mesin Listrik II. Bandung : Politeknik Negeri Bandung

https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik (diakses pada 21 Maret 2016)

http://zonaelektro.net/motor-listrik/ (diakses pada 21 Maret 2016)

http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2008/12/perbaikan-faktor-daya-menggunakan.html
(diakses

pada

21 Maret 2016)

https://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ (diakses pada 21


Maret 2016)

https://indone5ia.wordpress.com/2011/05/14/192/ (diakses pada 21 Maret 2016)

https://konversi.wordpress.com/2009/11/18/kapasitor-bermanfaat-sekaligusberbahaya/ (diakses

http://rubingan.blogspot.co.id/2009/08/3-pengkajian-motor-listrik.html (diakses
pada 21

pada 21 Maret 2016)

Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai