Anda di halaman 1dari 6

PACEMAKER OF CORONARIA

OLEH:

ANNISA BALQIS

NIM. PO0320218008

TINGKAT III-A

POLTEKES KEMENKES ACEH

PRODI D-III KEPERAWATAN LANGSA

T.A 2020/2021
Apa itu pemasangan alat pacu jantung?
Alat pacu jantung merupakan alat kecil yang dipasang di bawah kulit dada untuk
membantu dalam mengendalikan denyut jantung.Alat yang dikenal juga
dengan pacemaker ini dapat mengatasi aritmia, yakni kondisi denyut jantung yang tidak
teratur.
Pemasangan alat pacu jantung membutuhkan prosedur operasi. Pacemaker akan
mengirimkan sinyal listrik yang dapat membantu jantung berdenyut dengan teratur dan tidak
terlalu lambat.Prosedur ini dapat memperbaiki kualitas hidup pasien secara signifikan,
bahkan menyelamatkan nyawa pada beberapa pasien.
Pacu jantung menetap adalah suatu alat medis yang ditanam dalam tubuh pasien berupa
kawat yang di tanam dalam suatu ruang jantung melalui vena yang tepat yang dihubungkan
dengan generator pacu jantung yang di tanam dibawah kulit atau otot dada  kanan atau kiri.
Type pacu jantung
a.       Single-chamber pacemaker.
Tipe ini kawat pacing hanya ada satu yang akan ditempatkan di salah satu ruang jantung
yaitu atrium (bilik) atau ventrikel.(serambi).

b.      Dual-chamber pacemaker.
Tipe ini kawat pacing yang akan ditempatkan ada dua, satu ditempatkan di atrium dan satu di
ventrikel. Tipe ini lebih fisiologis atau lebih mirip dengan cara kerja pacu jantung orang yang
sehat dengan adanya koordinasi pemacuan antara atrium dan ventrikel.

c. Biventricular pacemaker.
 Alat ini menggunakan tiga kabel yang dipasang pada serambi kanan, bilik kanan, dan di
dekat bilik kiri dari jantung Anda

Berdasarkan American College of Cardiologi (ACC) dan American Heart Assocition (AHA)
Kondisi berikut termasuk indikasi pemasangan pacu jantung berdasarkan class I dan II yakni:
1. Kerusakan  nodus sinus
2. Atrio Ventrikuler  blok derajat III, Atrioventrikuler  blok derajat II dengan gejala
3. Blok bifasikular kronis
4. Pingsan yang disebabkan karena  neurokardiogenik dan  hipersensitif sinus karotis
5. Pasca transplantasi jantung
6. Pembesaran otot jantung (Kardiomiopati hipertrofik)
7. Terapi cardiac Resincronice pada pasien gagal jantung sistolik yang berat
8. Pasien dengan  penyakit jantung bawaan
 
Perawatan selanjutnya  adalah melakukan kontrol lanjutan ke dokter jantung untuk
memastikan kondisi alat  baik atau tidak,  dengan cara reprogram. Alat untuk melihat  fungsi
alat pacu jantung, frekuensi, masa pakai baterai, dan adanya irama jantung yang tidak normal.
 
Hal- hal yang harus di perhatikan ketika seseorang terpasang alat pacu jantung :
1.  Jangan mandi (Guyur) sampai hari ke 3 setelah prosedur. Cuci area sayatan dengan
lembut, tetapi jangan mengoleskan losion atau bedak di atasnya. Selama beberapa minggu
pertama, jangan memakai kemeja dan sweter yang harus Anda tarik menutupi kepala.
Kenakan kemeja yang berkancing di bagian depan.
2. Jangan angkat lengan dan bahu pada lengan yang terpasang pacu jantung hingga 1 sampai
3 bulan pertama. Tidak boleh melakukan pekerjaan mendorong, menarik, beban berat atau
mengangkat lengan  di atas bahu termasuk menggendong anak
3.    Jangan menekan lokasi sayatan atau berpakaian ketat
4.    Jangan mengemudi sampai disarankan oleh dokter ahli jantung .
5.    Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga ringan seperti mencuci piring dan memasak.
6.    Tanyakan kepada dokter ahli jantung  sebelum melakukan kegiatan olahraga seperti golf,
bowling, berburu, memancing atau olahraga berat lainnya.
7.    Hindari berada di dekat daerah dengan tegangan tinggi,( kabel tegangan tinggi,
pembangkit listrik magnet industri besar dan mesin las/bubut.
8.    Kenali gejala kerusakan alat pacu jantung seperti  pusing, ringan atau perubahan irama
jantung.
9.   Ketika akan pergi ke bandara, bawalah selalu kartu alat pacu jantung . Karena alat
pacu  jantung mengandung logam, mungkin memicu detektor logam bandara.
10.  Beberapa tindakan yang tidak boleh dilakukan pada orang yang terpasang alat pacu
jantung menetap diantaranya  melakukan tes MRI (Magnetic Resonance Imaging),
tindakan metode menghilangkan nyeri yakni stimulator syaraf/otot listrik transcutan
(TENS), tindakan diathermy yaitu  memanaskan jaringan tubuh dengan radiasi
elektromagnetik frekuensi tinggi atau gelombang mikro, tindakan lithotripsy gelombang
kejut ekstrakorporeal, dengan menggunakan gelombang suara untuk memecah batu
empedu dan batu ginjal. Radiasi terapi untuk kanker atau tumor, yang dapat
menyebabkan kerusakan alat pacu jantung permanen.
 
Kenapa pemasangan alat pacu jantung diperlukan?
Pemasangan alat pacu jantung diperlukan untuk mengatasi kondisi aritmia. Aritmia
ditandai dengan gangguan ritme atau irama jantung.Jantung terdiri atas dua ruang jantung
bagian atas (atrium) dan dua ruang jantung bagian bawah (ventrikel). Dalam kondisi normal,
kontraksi atrium memompa darah ke dalam ventrikel dan kontraksi ventrikel memompa
darah dari dalam jantung ke seluruh tubuh. Kontraksi yang dikenal dengan nama denyut
jantung ini diatur oleh impuls listrik.Impuls listrik tersebut dihasilkan oleh sel di bagian
atrium jantung. Impuls listrik ini dialirkan ke sepanjang otot jantung untuk berdenyut dan
memompa darah.Ketika terjadi aritmia, impuls listrik pada jantung mengalami gangguan,
sehingga jantung akan berdenyut tidak teratur. Aritmia dapat menyebabkan beberapa gejala
berupa:
 Rasa lelah
 Kelemahan tubuh
 Pingsan
 Denyut jantung yang cepat
 Sesak napas
 Nyeri dada
Kasus aritmia yang parah dapat menyebabkan kerusakan menetap pada organ dalam
atau henti jantung. Alat pacu jantung diperlukan untuk mempercepat, memperlambat, atau
menstabilkan denyut jantung sesuai jenis aritmia yang dialami.Saat denyut jantung sudah
erkendali, gejala dan komplikasi lebih lanjut dari kondisi aritmia dapat dicegah.

Siapa yang membutuhkan pemasangan alat pacu jantung?


Beberapa jenis aritmia yang memerlukan pemasangan pacemaker meliputi:
 Bradikardia
Pada kondisi bradikardia, jantung berdenyut terlalu lambat.
 Sindrom takikardia-bradikardia
Kondisi ini ditandai dengan denyut jantung yang terlalu cepat dan terlalu lambat secara
bergantian.
 Blok jantung
Blok jantung merupakan suatu kondisi medis berupa tersumbatnya aliran listrik yang
menyuplai jantung.Selain jenis aritmia di atas, dokter mungkin memiliki alasan lain terkait
pemasangan alat pacu jantung pada pasien.

Apa saja persiapan untuk menjalani pemasangan alat pacu jantung?


Sebelum dokter menentukan kebutuhan pemasangan alat pacu jantung pada pasien,
beberapa pemeriksaan perlu dilakukan untuk mencari penyebab denyut jantung yang tidak
teratur. Pemeriksaan tersebut meliputi:
 Elektrokardiogram (EKG)
Pada elektrokardiogram, elektroda akan dipasang pada dada dan tungkai untuk merekam
irama jantung pasien.
 Holter monitor
Holter monitor merupakan mesin EKG yang dapat merekam denyut jantung secara
berkelanjutan selama satu hingga dua hari. Pemeriksaan ini berguna dalam mendiagnosis
aritmia yang muncul pada waktu-waktu yang tidak dapat diprediksi.

 Ekokardiogram
Pemeriksaan ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk melihat kondisi jantung
pasien.
 Stress test  (EKG treadmill)
Pada EKG treadmill, perekaman irama jantung dilakukan sebelum dan sesaat setelah pasien
mengayuh sepeda statis atau berjalan di atas treadmill.

Bagaimana prosedur pemasangan alat pacu jantung dilakukan?


Sebelum operasi, selang infus akan dipasang lewat pembuluh darah tangan atau lengan
pasien. Melalui akses ini, obat sedatif dan obat-obatan lainnya dapat diberikan pada
pasien.Kemudian, prosedur pemasangan pacemaker dilakukan dengan lagkah-langkah di
bawah ini:
 Dokter akan membersihkan area di dekat bahu pasien dengan cairan antiseptik.
 Jarum lalu dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena di bawah tulang selangka.
 Kemudian, dokter menggunakan jarum tersebut untuk mengarahkan kabel yang
mengontrol pacemaker melalui vena hingga ke jantung.
 Dokter akan menggunakan pemeriksaan pencitraan dengan sinar-X, yaitu fluoroskopi,
untuk membantu dalam mengarahkan kabel ke posisi yang tepat.
 Dokter akan memastikan kabel tersebut berfungsi dengan baik.
 Sayatan kecil di dada akan dibuat dan kotak kecil yang berisi
generator pacemaker dan baterainya akan dimasukkan.
 Setelah selesai, sayatan akan ditutup dan pemeriksaan EKG dilakukan guna menguji
efektivitas alat pacu jantung.

Cara kerja alat pacu jantung


Setelah dipasang, alat seukuran kotak korek api ini akan mengirimkan dorongan listrik
kepada jantung melalui kabel-kabel kecil yang terhubung antar keduanya. Alat pacu jantung
bisa diatur sedemikian rupa agar gelombang listrik yang dikeluarkan untuk membuat jantung
berkontraksi dapat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Jika tidak terdapat kelainan pada detak jantung, alat pacu jantung pun tidak akan memberikan
sinyal. Namun, jika alat pacu jantung mendeteksi adanya perubahan pada irama detak jantung
Anda, misalnya jantung berdetak terlalu lambat, alat ini akan akan mengirimkan sinyal dan
membantu jantung kembali berdetak normal.
Sebuah alat pacu jantung dapat memiliki beberapa kabel timah tergantung dari jenisnya. Alat
pacu jantung juga memerlukan baterai untuk dapat menerima sinyal dan mengirimkan aliran
listrik dengan baik kepada jantung. Baterai dapat bertahan hingga sekitar 7–10 tahun,
tergantung pemakaian.
Namun, dokter akan memeriksa alat pacu jantung setiap 3–6 bulan sekali untuk memastikan
perangkat Anda berfungsi dengan baik. Penggantian baterai dilakukan melalui prosedur
operasi, seperti ketika alat pacu jantung pertama kali dipasang.

Apa yang perlu diperhatikan setelah pemasangan alat pacu jantung?


Setelah operasi pemasangan alat pacu jantung, pasien perlu menjalani rawat inap selama satu
malam di rumah sakit. Selama periode ini, dokter dan perawat akan
memastikan pacemaker berfungsi dengan baik.Pasien dapat kembali beraktivitas normal
dalam beberapa hari pascaoperasi. Namun ingatlah larangan di bawah ini:
 Jangan berolahraga berlebihan atau mengangkat beban berat selama satu bulan setelah
prosedur
 Hindari pemberian tekanan pada area pemasangan alat pacu jantung

Apa saja komplikasi pemasangan alat pacu jantung?


Meskipun jarang terjadi, prosedur pemasangan alat pacu jantung dapat menimbulkan
beberapa komplikasi yang meliputi:
 Infeksi pada lokasi pemasangan alat pacu jantung.
 Reaksi alergi terhadap zat pewarna atau anestesi yang digunakan selama prosedur.
 Bengkak, memar, atau pendarahan pada lokasi pemasangan pacemaker, terutama bila
pasien tengah mengonsumsi obat-obatan pengencer darah.
 Kerusakan pembuluh darah atau saraf di sekitar lokasi pacemaker.
 Kolaps paru-paru.

Anda mungkin juga menyukai