Anda di halaman 1dari 12

DIETETIKA PENYAKIT TIDAK MENULAR

KASUS TIGA

Kelompok Enam:

1. Syaifuddin Rastamadya (17051334005)


2. Amanatuz Zuhriyah (17051334010)
3. Gias Anjar Sasmita R. (17051334011)
4. Yulia Anggraini (17051334020)
5. Yuniar Maya Fristanti (17051334030)
6. Rosyidatul Mufidah (17051334031)

GIZI 2017
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Dietetika Penyakit Tidak
Menular.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Surabaya, 8 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tn. A berumur 70 tahun masuk RSU tanggal 6 Oktober 2018 dengan keluhan perut
nyeri sebelah kanan bawah dan kecing berdarah (hematuri), mual dan tidak nafsu makan
karena nyeri perut. Pasien mempunyai riwayat sakit batu ginjal sejak 10 tahun yang lalu
namun tidak dioperasi karena batu masih kecil.
Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium tanggal 7 Oktober 2018 diketahui tekandan
darah pasien 130/90, nadi 76x/menit, suhu 36oC, RR 24x/menit, Hb = 13,8 gr/dl, eritrosit
4,75 jt/Ul, hematokrit 41,1%, trombosit 466 103 /mm3 , limfosit 23,4 103 /mm3 , leukosit
10,1 103 /mm3 , ureum 61,1 mg/dl, creatinin 2,1 mg/dl, kolesterol total 214 mg/dl, HDL
kolesterol 30 mg/dl, LDL kolesterol 248,8 mg/dl, trigliserida 286 mg/dl, asam urat 8,7
mg/dl.
Diagnosa dokter tanggal 6 Oktober 2014 colic ureter destra dan hiperlipidemia.
Hasil tes IVP (intravena pyelografi) tanggal 7 Oktober 2014 menyebutkan
pietocalyces system melebar (grade I) pada ginjal kiri dan kanan, terdapat batu di ginjal 6
kanan 0,88 cm dan uruter proximal melebar. Ureter proximal sinistra tak jelas melebar
dan batu (+) multiple. Gambaran kantong empedu yaitu dinding tak menebal, batu (+)
multiple.
Selama di RS pasien mendapatkan obat ceftriaxon injeksi, ketololac injeksi, dan
scopamin 3x1.
Berdasarkan hasil data FFQ (Food Frequency Quitioner) didapatkan Tn. A memiliki
kebiasaan makan nasi 2x sehari sebanyak 2 centong (±200 gram) pada jam 10:00 dan
16:00. Pasien sangat menyukai makanan laut berupa ikan laut digoreng 2x/hari, cumi-
cumi 15 buah 4x/bulan, udang 18 buah 6x/bulan, kerang hijau ¼ kg 6x/bulan, kerang
putih 15 buah 6x/bulan. Sedangkan lauk hewani ayam 5x/minggu dan telur 1x/minggu.
Pasien sangat suka cemilan tahu goreng yaitu 3-5 potong besar 5x/minggu dan selalu
menyediakan tempe goreng 2 potong dalam setiap kali makan (2x/hari). Pasien menyukai
sayuran berkuah bening dan gudangan, selalu mengonsumsi sayuran dalam tiap kali
makan (2x/hari). Terkadang bila tidak ada sayur, pasien hanya makan nasi dengan tahu
goreng dan sambal. Pasien menyukai buah apapun, asupan buah 2x/hari yang paling
sering kelengkeng dan anggur hingga 15 buah/hari, jeruk 2 buah. Pasien menyukai
cemilan berupa kripik 1x/hari. Tidak menyukai teh karena pasien sudah mengetahui
bahwa teh dibatasi untuk penderita batu ginjal. Pasien mempunyai kebiasaan
mengonsumsi jamu-jamuan yang dibuat sendiri yaitu air rebusan kumis kucing, kiji
beling, dan remujung 5 gelas dalam sehari semalam. Berdasarkan hasil FFQ kebiasaan
makan ini didapatkan asupan total energi 2266,62 kkal, lemak 69,1 gram, protein 102,52
gram, karbohidrat 191,28 gram.
Berdasarkan data recall 24 jam pada hari pertama masuk rumah sakit (MRS), pasien
mampu mengasup total energi 973,6 kkal, lemak 41,2 gram, protein 37,9 gram,
karbohidrat 111,7 gram, dan serat 3,9 gram.
1.2 Rumusan Masalah
Tentukan:
1. Gambaran umum penyakit
2. Pafofisiologi penyakit
3. Epidemiologi penyakit
4. Tabel NCP
BAB II
ISI
2.1 Gambaran Umum Penyakit
Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) adalah kondisi dimana terdapat masa keras
berbentuk batu kristal di sepanjang saluran kemih sehingga menimbulkan rasa nyeri,
pendarahan dan infeksi. Pembentukan batu disebabkan oleh peningkatan jumlah zat
kalsium, oksalat dan asam urat dalam tubuh atau menurunnya sitrat sebagai zat yang
menghambat pembentukan batu. Batu saluran kemih dikelompokkan berdasarkan lokasi
terdapatnya batu dalam saluran kemih antara lain batu ginjal, saluran ureter, kandung
kemih, dan uretra.
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis yang diakibatkan oleh kelainan
metabolisme lipid darah yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total,
trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL) serta penurunan kadar High Density
Lipoprotein (HDL)

2.2 Patofisiologi Penyakit


Uroliasis merupakan kristalisasi dari mineral dari matrik seputar, seperti: pus, darah,
jaringan yang tidak viral, tumor atau urat. Peningkatan konsentrasi di larutan urine akibat
intake cairan rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat ISK atau utine
statis, mensajikan sarang untuk pembentukan batu.
Proses perjalanan panyakit:
Proses terbentuknya batu terdiri dari beberapa teori (Prof.dr.Arjatmo Tjokronegoro,
phd.dkk,1999) antara lain:
a. Teori Intimatriks
Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan adanya substansi organik
Sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.
b. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti sistin, santin,
asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c. Teori Presipitasi-Kristalisasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine. Urine
yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan garam urat, urine alkali
akan mengendap garam-garam fosfat.
d. Teori Berkurangnya Faktor Penghambat
Berkurangnya Faktor Penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfat, polifosfat,
sitrat magnesium, asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya Batu
Saluran Kencing.

2.3 Epidemiologi Penyakit


Batu ginjal merupakan penyebab utama terjadinya BSK. Berdasarkan penelitian
terhadap epidemiologi yang telah dilakukan pada salah satu rumah sakit di Amerika
Serikat, dapat dilaporkan bahwa kejadian penyakit batu ginjal dapat terjadi pada 7-10
pasien per 1000 pasien dirumah sakit dan sekitar 7-21 pasien per 10.000 pasien dalam
satu tahun. Sedangkan di Indonesia, dilaporkan bahwa di rumah sakit Dr.Kariadi
Semarang tahun 1979 sebanyak 166 pasien dirawat inap akibat batu pada saluran kemih
dan sebagian besar dari jumlah sekeluruhan pasien datang dengan keluhan batu ginjal
atau sekitar 35%. Tahun 1983 dilaporkan sebanyak 75% dari 64 pasien rawat inap
menderita batu ginjal dan tahun 1986 ditemukan 79 dari 89 pasein menderita batu ginjal.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari kejadian batu ginjal tahun 2002 dari
seluruh rumah sakit di Indonesia maka didapatkan hasil bahwa sebanyak 37.636 adalah
kasus baru, sebanyak 58.959 adalah jumlah kunjungan dari pasien batu ginjal, sebanyak
19.018 adalah jumlah pasien rawat inap dan sebanyak 378 kasus kematian. 32 Jika dilihat
dari kasus yang terjadi maka sebasar 80% komposisi batu yang sering ditemukan pada
penderita batu ginjal adalah kalsium, baik yang berikatan dengan fosfat maupun oksalat
dan lainnya seperti batu asam urat, sistein, magnesium amonium fosfat atau kombinasi.

Gejala Batu Ginjal


Gejala yang umum terjadi pada penderita batu ginjal adalah nyeri dengan perasaan
berat hingga tajam pada bagian perut, punggung dan selangkangan. Nyeri terasa saat
buang air kecil dan disertai dengan mual atau muntah.
Faktor resiko
Pria cenderung 4 kali lebih beresiko terkena penyakit batu ginjal dibandingkan
perempuan. Dapat disebabkan oleh saluran kemih pada perempuan lebih pendek
didandingkan dengan laki-laki. Biasanya terjadi pada laki-laki yang berusia 45 tahun
sedangkan perempuan 41 tahun.
Pencegahan
Upaya pencegahan merupakan stategi yang dilakukan secara individu dalam
menghalangi sesuatu hal yang buruk dapat terjadi. Upaya pencegahan pada penyakit batu
ginjal dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan cairan untuk mengurangi resiko
pembentukan batu di saluran cerna. 5,7 hindari mengkonsumsi tomat kaya akan sodium
dan anggur juga cranberry kaya akan oksalat, meningkatkan jumlah konsumsi makanan
yang mengandung asam sitrat seperti lemon, jeruk dan melon3 juga meningkatkan asupan
kalium tubuh dengan mengonsumsi produk susu, ikan sarden, dan kacang almond,
mengurangi konsumsi makanan yang mengandung senyawa oksalat seperti bayam dan
kentang serta mengonsumsi minyak ikan sebanyak 1.200 mg/hari
2.4 Tabel NCP

Nama : Tn. A Berat Badan : 75 kg

Umur : 70 tahun Tinggi Badan : 169 cm

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosis
Assesssment Intervensi Monev
P E S
 Antropometri NI-1.2 Tujuan intervensi : Monitoring :
Tinggi Badan : 169 cm Kekurangan Mual dan tidak Asupan energi 1. Memberikan diet sesuai 1. Melakukan
Berat Badan : 75 kg intake energi nafsu makan kurang dari dengan kebutuhan gizi pengecakan terhadap
BB 75 karena nyeri kebutuhan dilihat pasien sehingga dapat daya terima pasien
IMT = =
(TB)² (1,69)² perut dari angka memperbaiki defisiensi terhadap makanan yang
= 26,25 (Kegemukan) kecukupan energi zat gizi telah disediakan. Recall
BBI = (TB-100) – (10% x (TB-100)) 48,59% 1 x 24 jam
= (169-100) – (10% x (169-100)) Strategi intervensi dengan 2. Melakukan
= 69 – 6,9 = 62,1 kg NI-5.7.1 dilakukan diet: pengecekan terhadap
 Biokimia Kekurangan Mual dan tidak Asupan protein 1. Energi diberikan sesuai perubahan nafsu makan
Hb : 13,8 gr/dl (Normal) intake protein nafsu makan kurang dari dengan kebutuhan yaitu pasien.
Eritrosit : 4,75 jt/UI (Normal) karena nyeri kebutuhan dilihat 2003,66 kkal
Hematokrit : 41,1% (Normal) perut dari angka 2. Protein sedang yaitu Evaluasi :
Trombosit : 466x103 /mm3 (↑) kecukupan protein 75,13 gr Pasien telah memiliki
Limfosit : 23,4x103 /mm3 (Normal) 50,44% 3. Lemak normal yaitu kecukupan zat gizi sesuai
Leukosit : 10,1x103 /mm3 (↑) 55,65 gr dengan kebutuhan dan
Ureum : 61,1 mg/dl (↑) NI-5.6.1 4. Karbohidrat 300,54 gr peningkatan nafsu makan,
Creatinin : 2,1 mg/dl (↑) Kekurangan Mual dan tidak Asupan lemak 5. Tekstur makanan yang serta mematahui aturan
intake lemak nafsu makan kurang dari lunak diet dengan baik
Kolesterol total : 214 mg/dl (↑) karena nyeri kebutuhan dilihat
HDL kolesterol : 30 mg/dl (↓) perut dari angka
LDL kolesterol : 248,8 mg/dl (↑) kecukupan lemak
Trigliserida : 286 mg/dl (↑) NI-5.8.1 74,03%
Asam urat : 8,7 mg/dl (↑) Kekurangan Mual dan tidak Asupan karbohidrat
intake nafsu makan kurang dari
 Clinic karbohidrat karena nyeri kebutuhan dilihat
Tekanan darah : 130/90 mmHg (Pre perut dari angka
hipertensi) kecukupan
Nadi : 76x/menit (Normal) karbohidrat 37,16%
Suhu : 36˚C (Hypothermia)
RR : 24x/menit (↑)
Perut nyeri sebelah kanan bawah dan
kecing berdarah (hematuri), mual dan
tidak nafsu makan karena nyeri perut.

 Dietary
Hasil recall 24 hours : Energi = 973,6
kkal; Protein = 37,9 gram; Lemak =
41,2 gram; Karbohidrat = 111,7 gram
BMR = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) –
(6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 62) + (5 x 169) –
(6,8 x 70)
= 66 + 849,4 + 845 - 476 =
1284,4
TEE = BMR x Faktor aktivitas x Faktor
Stress
= 1284,4 x 1,2 x 1,3
= 2003,66 kkal
Kebutuhan normal :
60 % x 2003,66
K= = 300,54 gr
4
15 % x 2003,66
P= = 75,13 gr
4
25 % x 2003,66
L= = 55,65 gr
9
Interpretasi :
973,6
E= x 100% = 48,59%
2003,66
111,7
K= x 100% = 37,16%
300,54
37,9
P= x 100% = 50,44%
75,13
41,2
L= X 100% = 74,03%
55,65
 Lain-lain
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Selama di RS pasien mendapatkan
obat:
- Ceftriaxon (Mengobati berbagai
macam infeksi bakteri)
- Ketololac (Mengatasi nyeri sedang
hingga nyeri berat untuk sementara)
- Scopamin (Mengobati nyeri perut
atau pencernaan yang tergolong
dalam obat keras)
DAFTAR PUSTAKA

Hanindhiya Fikriani, Yoga W Wardhana. 2018. Review Artikel Alternatif Pengobatan Batu
Ginjal Dengan Seledri. Farmaka. Suplemen Volume 16 Nomor. 2

Reni Heryani. 2016. Pengaruh Ekstrak Buah Naga Merah Terhadap Profil Lipid Darah Tikus
Putih Hiperlipidemia. Jurnal Ipteks Terapan. V10.i1 (8-17)

Azwar, Azrul, Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI.
2004. Tubuh Ideal Dari Segi Kesehatan. Makalah. Dalam: Seminar Kesehatan Obesitas di
FKM UI, 15 Februari.

Handayani, Dian dkk. 2015. Nutrition Care Process (NCP). Yogyakarta: Graha Ilmu

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Interpretasi Data Klinik. 2011

Pantara, Puguh Dadi Dwi. 2016. Hubungan Antara Kadar Ureum Dengan Kadar Hemoglobin
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik [Skripsi]. Purwokerto (ID): Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.

Junitasari, Devi, Andri Sukeksi, Budi Santosa. Perbedaan Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
Pada Pemberian Antikoagulan EDTA Konvesional Dengan EDTA Vacutainer [Tesis].
Semarang (ID): Universitas Muhammadiyah Semarang.

Sunita A, ed. 2004. Penuntut Diet Edisi Baru. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai