Anda di halaman 1dari 2

Tentang Menunggu dan Melupakan

Judul Novel : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2016

Tebal Buku : 320 halaman

Tere Liye adalah nama pena dari seorang penulis tanah air yang karyanya
selalu menjadi best seller. Tere liye yang bernama asli Darwis ini lahir di
Sumatera Selatan pada 21 Mei 1979. Karya-karyanya selalu menjadi best seller
diantaranya, Bumi, Bulan, Matahari, Bintang, Pulang, Hafalan Shalat Delisa,
dan masih banyak lagi. Novel hujan ini dirilis pada awal bulan Desember di
tahun 2016.

Novel Hujan ini menceritakan tentang kisah dua tokoh utamanya yang
bernama Lail dan Esok. Kedua tokoh ini dipertemukan pasca terjadi bencana
gunung meletus tahun 2042. Efek dari letusan gunung ini teramat dahsyat,
bencana alam ini hanya menyisakan 10% manusia di bumi dan juga
mengacaukan iklim serta cuaca bumi. Mengambil latar tahun 2042-2050, novel
ini mengandung genre science-fiction yang dibumbui kisah percintaan remaja.
Selain mengisahkan tentang percintaan dua tokoh utamanya, novel ini pun
bercerita bagaimana umat manusia berusaha dengan keras untuk dapat bertahan
hidup di bumi dan mengembalikan iklim bumi menjadi normal kembali.
Pembaca dapat membayangkan bagaimana kehidupan di masa dengan karena di
dalam novelnya banyak menceritakan tentang kecanggihan teknologi di masa
depan.

Saya termasuk penggemar novel-novel karya Tere Liye yang meskipun


memiliki halaman yang tebal tapi alur ceritanya tidak membosankan. Di dalam
novel ini pun terdapat banyak kejutan, misalnya adanya musim dingin
berkepanjangan akibat efek gunung meletus. Bagi pecinta novel bergenre
science-fiction dan romansa percintaan mungkin akan sangat menyukai novel
ini, namun novel ini sangat mudah dipahami dan dinikmati oleh pembaca
kalangan manapun. Genre dan alur cerita yang berbeda dari novel kebanyakan,
membuat novel ini layak untuk dibaca.

Beberapa bagian dalam novel ini menyatakan kalimat “secanggih-


canggihnya teknologi, tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan Tuhan.”
Namun entah kenapa penulis tidak menempatkan para tokoh untuk berdoa dan
beribadah, bahkan tidak ada pembahasan tentang agama. Maka dari itu, menurut
saya tidak sinkron antara kalimat yang tertulis tersebut dengan yang diceritakan
di dalam novel. Seharusnya Tere Liye dapat menuliskan bagaimana kepasrahan
umat manusia kepada sang pencipta setelah berusaha keras untuk bertahan
hidup di bumi.

Meski memiliki kekurangan tapi menurut saya novel ini sangat layak
untuk dibaca. Walaupun novel ini tebal tapi saya tidak pernah berhenti
penasaran untuk terus membacanya. Novelnya pun membagikan beberapa ilmu
pengetahuan dan berakhir dengan bahagia. Maka dari itu, saya
merekomendasikan novel ini untuk dibaca oleh para pembaca semua.

Anda mungkin juga menyukai