Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ULASAN BUKU MATA KULIAH BAHASA

INDONESIA

"ULASAN BUKU HUJAN KARYA TERE LIYE ”

DISUSUN OLEH:

NAMA : STEVANIE NATASYA KEWA


NIM : PO7224219 1904
KELAS : 3A KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPU :

UMU FADHILAH, M.Pd

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021
A. IDENTITAS BUKU

Judul : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun : 2016

Jumlah Halaman : 320

Bahasa : Indonesia

Sampul : Latar biru, putih

(1) Buku ini ditulis oleh Tere Liye, seorang penulis yang sering mengeluarkan
karya-karya yang sering populer. Tere Liye (21 Mei 1979) ini dikenal sebagai

1
seorang yang cerdas, sehingga tidak diragukan lagi jika dirinya berhasil
menciptakan karya yang berkualitas dan fenomenal.

(2) Novel ini menceritakan kisah cinta, persahabatan, sekaligus dilema dalam
perpisahan dan perpecahannya pula. Hujan adalah sub-tema yang menyelubungi
keseluruhan isi dari novel; ungkapan yang disisipkan melalui majas alegori yang
apik.

(3) Pembaca akan merasakan banyak keterkaitan dengan novel ini. Bagaimana
masalah terus menerpa dan harus dilalui secara seksama dan bersama-sama.
Cinta, marah, suka dan duka terpancar dari kisah keseharian yang terjadi di
dalamnya.

(4) Pemutarbalikan alur khas ala Tere Liye masih menjadi aspek unggulannya
dalam novel ini. Kebanyakan pembaca tidak akan menduga berbagai plot twist di
dalamnya. Ceritanya sangat menarik dan cenderung mudah dipahami oleh
pembaca. Bahasa yang digunakan sederhana namun tetap indah.

(5) Novel ini memiliki jumlah tokoh yang singset namun kuat. Tokoh utamanya
merupakan seorang perempuan yang menjadi yatim piatu karena orangtuanya
meninggal dalam bencana alam. Bahkan Lail yang merupakan tokoh utama
tersebut menyaksikan sendiri bagaimana ibunya tidak selamat dari kejamnya
bencana itu.

(6) Akan tetapi, buku ini juga bukan tanpa kelemahan. Beberapa peristiwa terlalu
terkesan dipaksakan. Salah satu contohnya adalah ketika terjadi bencana alam
yang besar ternyata masih ada bangunan yang tidak rusak dan utuh. Padahal
rasanya kejadian itu tidak mungkin terjadi karena skala bencana yang sangat
besar tersebut.

B. STRUKTUR TEKS

1. Identitas Ulasan buku

2
Judul : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun : 2016

Jumlah Halaman : 320

Bahasa : Indonesia

Sampul : Latar biru, putih

2. Orientasi

Buku ini ditulis oleh Tere Liye, seorang penulis yang sering
mengeluarkan karya-karya yang sering populer. Tere Liye (21 Mei 1979) ini

3
dikenal sebagai seorang yang cerdas, sehingga tidak diragukan lagi jika dirinya
berhasil menciptakan karya yang berkualitas dan fenomenal.

Novel merupakan salah satu bentuk sastra yang telah hadir dari masa ke
masa dan belum tergantikan oleh media lain yang lebih canggih. Hal ini wajar
karena media seperti film akan tetap bergantung pada teks dalam pembuatannya.

Kemudian, teks yang baik masih ditulis dalam wujud prosa seperti novel
terlebih dahulu sebelum dijadikan skenario film. Salah satu novel yang berhasil
menyentuh hati masyarakat adalah Novel Hujan karya Tere Liye.

3. Tafsiran isi

Novel ini menceritakan kisah cinta, persahabatan, sekaligus dilema dalam


perpisahan dan perpecahannya pula. Hujan adalah sub-tema yang menyelubungi
keseluruhan isi dari novel; ungkapan yang disisipkan melalui majas alegori yang
apik.

Pembaca akan merasakan banyak keterkaitan dengan novel ini. Bagaimana


masalah terus menerpa dan harus dilalui secara seksama dan bersama-sama.
Cinta, marah, suka dan duka terpancar dari kisah keseharian yang terjadi di
dalamnya.

Novel ini memiliki jumlah tokoh yang singset namun kuat. Tokoh
utamanya merupakan seorang perempuan yang menjadi yatim piatu karena
orangtuanya meninggal dalam bencana alam. Bahkan Lail yang merupakan tokoh
utama tersebut menyaksikan sendiri bagaimana ibunya tidak selamat dari
kejamnya bencana itu.

Dari sinilah cerita ini dimulai. Lail kemudian memiliki motivasi lebih agar
bisa membantu menyelamatkan orang lain. Profesi yang dipilihnya adalah
menjadi perawat. Seperti novel Tere Liye yang lain novel ini juga penuh kejutan
dari pemutarbalikan alur (plot twist) yang khas.

4
4. Evaluasi

Pemutarbalikan alur khas ala Tere Liye masih menjadi aspek


unggulannya dalam nvoel ini. Kebanyakan pembaca tidak akan menduga
berbagai plot twist di dalamnya. Ceritanya sangat menarik dan cenderung mudah
dipahami oleh pembaca. Bahasa yang digunakan sederhana namun tetap indah.

Beberapa peristiwa terlalu terkesan dipaksakan. Salah satu contohnya


adalah ketika terjadi bencana alam yang besar ternyata masih ada bangunan yang
tidak rusak dan utuh. Padahal rasanya kejadian itu tidak mungkin terjadi karena
skala bencana yang sangat besar tersebut.

5. Rangkuman

Cerita dalam buku ini sangatlah menarik. Ditambah dengan penokohan yang
kuat dan terfokus akan membuat pembacanya semakin terkait dan terhanyut oleh
ceritanya. Belum lagi melalui plot-twist khas Tere Liye, pembaca akan dibuat
berdebar-debar dan penasaran untuk mengetahui akhir kisahnya.

C. FORMULASI BAHASA

Penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra berfungsi sebagai aspek etetika atau
keindahan. Berikut dicontohkan beberapa jenis gaya bahasa dalam novel Hujan
karya Tere Liye.

1. Seolah aku hanya patung di kamar ini. (229)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa kalimat Seolah aku hanya patung dikamar ini,
dapat dikategorikan dalam gaya bahasa depersonifikasi karena dalam kutipan
tersebut terdapat ungkapan benda hidup yang memiliki sifat seperti benda mati.
Benda hidup dalam kutipan tersebut yaitu tokoh “aku” yang berperan sebagai
Maryam, sedangkan benda mati dalam kutipan tersebut yaitu patung. Dengan
demikian, tokoh Maryam yang dikategorikan sebagai benda hidup memiliki sifat
seperti benda mati atau benda tidak bernyawa yaitu patung.

5
Dari kutipan di atas gaya bahasa depersonifikasi memiliki fungsi
menjelaskan bahwa manusia merupakan benda hidup yang tidak selalu bergerak
setiap harinya. Manusia juga membutuhkan sifat benda mati seperti patung untuk
beristirahat sejenak.

2) Lail baik-baik saja, kecuali betisnya yang terkena injakan sepatu penumpang
lain, terasa sakit, serta lengannya yang terkena siraman cokelat panas. (22)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa kalimat Lail baik-baik saja, kecuali
betisnya yang terkena injakan sepatu penumpang lain, terasa sakit, serta
lengannya yang terkena siraman cokelat panas, dapat dikategorikan sebagai gaya
bahasa kontradiksi interminus karena dalam kutipan tersebut terdapat ungkapan
yang sifatnya menyangkal, yaitu kata kecuali betisnya terhadap kalimat
sebelumnya, yaitu Lail baik-baik saja. Pada kutipan tersebut dinyatakan bahwa
Lail baik-baik saja. Namun, kondisi Lail yang sebenarnya adalah bagian betis dan
lengannya sakit.

Dari kutipan di atas gaya bahasa kontradiksi interminus berfungsi mengajak


pembaca untuk berimajinasi membayangkan keadaan yang dialami tokoh Lail.
Pembaca seakan-akan larut merasakan keadaan tersebut.

3) Bangunan tangga darurat di belakangnya lenyap, ambruk ke bawah. (29)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa kalimat Bangunan tangga darurat di


belakangnya lenyap, ambruk ke bawah, dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa
pleonasme karena dalam kutipan tersebut terdapat ungkapan yang menambahkan
kata yang dirasa tidak diperlukan sehingga terjadi mubazir kata yaitu kata
ambruk ditambah kata ke bawah. Kata ambruk sudah pasti ke bawah. Tidak perlu
ditambahkan kata ke bawah sehingga akan terjadi kemubaziran kata.

Dari kutipan di atas gaya bahasa pleonasme berfungsi untuk menjelaskan


suatu peristiwa dengan lebih detail. Selain itu, gaya bahasa ini berfungsi untuk
mengajak pembaca berimajinasi membayangkan keadaan yang terjadi di
dalamnya. Pembaca seakan-akan ikut larut merasakan keadaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai