Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Novel Autumn In Paris karya Ilana Tan menceritakan tentang kisah hidup Tara
Dupont yang menyukai Paris dan musim gugur, sampai ia bertemu Tatsuya Fujisawa
yang susah ditebak dan selalu membangkitkan rasa penasarannya sejak awal.
Sedangkan Tatsuya Fujisawa benci Paris dan musim gugur. Ia datang ke Paris untuk
mencari orang yang menghancurkan hidupnya. Namun ia tak menduga akan terpesona
pada Tara Dupont, gadis yang cerewet tapi bisa menenangkan jiwa dan pikirannya,
juga mengubah dunianya.
Tara maupun Tatsuya sama sekali tidak menyadari benang yang
menghubungkan mereka dengan masa lalu, adanya rahasia yang menghancurkan segala
harapan, perasaan, dan keyakinan. Ketika kebenaran terungkap, tersingkap pula arti
putus asa dan arti tak berdaya. Kenyataan juga begitu menyakitkan hingga mendorong
salah satu dari mereka ingin mengakhiri hidup.
Seandainya masih ada harapan sekecil apa pun untuk mengubah kenyataan, ia
bersedia menggantungkan seluruh hidupnya pada harapan itu.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui unsur intrinsik novel Autumn In Paris.


2. Mengetahui struktur teks novel Autumn In Paris.
3. Memahami materi tentang novel.

1
BAB II
HASIL ANALISIS NOVEL

2.1. Landasan Teori

Novel adalah sebuah karya fiksi yang berbentuk prosa dan ditulis secara naratif
dalam bentuk cerita yang bersifat imajiner. Kata novel sendiri berasal dari bahasa Italia
yaitu novella yang berarti sebuah kisah atau sepotong berita. Seorang penulis novel disebut
sebagai novelis.
Meskipun novel bersifat imajiner, cerita dalam novel tetap masuk akal dan
mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasikan hubungan antar manusia.
Sedangkan kebenaran dalam novel adalah keyakinan yang sesuai dengan pandangan
pengarang terhadap masalah hidup dan kehidupan, serta tidak harus sejalan dengan
kebenaran yang berlaku di dunia nyata. Sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan dapat
terjadi di dunia nyata bisa menjadi benar di dalam cerita novel.
Ciri-ciri novel secara umum yaitu :
a. Jumlah kata lebih dari 35.000 kata.
b. Terdiri dari setidaknya 100 halaman.
c. Waktu untuk membaca setidaknya 2 jam.
d. Memiliki cerita lebih dari satu impresi, efek, dan emosi.
e. Alur cerita cukup kompleks.
f. Seleksi cerita luas.
g. Cerita panjang, tapi banyak kalimat yang diulang-ulang.
h. Ditulis dengan narasi, kemudian didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasana yang ada di dalamnya.

Setiap novel pasti memiliki unsur pembangun berupa unsur intrinsik. Unsur
intrinsik novel adalah unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita. Perpaduan
antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat novel berwujud. Jika dilihat dari sisi
pembaca, unsur-unsur inilah yang akan dijumpai jika sedang membaca sebuah novel.
Unsur intrinsik novel meliputi :
a. Tema

Tema adalah gagasan utama yang menjiwai keseluruhan cerita.


Biasanya, tema dituliskan secara tidak langsung dan menjadi dasar
pengembangan seluruh cerita.

2
b. Alur

Alur adalah jalan cerita yang mempunyai hubungan sebab-akibat. Alur


dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1) Alur Maju : Cerita dalam novel dinarasikan secara kronologis atau
urut dari awal sampai akhir.
2) Alur Mundur : Cerita dalam novel dinarasikan dengan
membayangkan masa lalu.
3) Alur Campuran : Cerita dalam novel meloncat-loncat antara masa
lalu dan masa kini.
Adapun alur dalam novel memiliki unsur-unsur atau tahapan sebagai
berikut :
1) Perkenalan : Tahap penulis memperkenalkan tokoh-tokoh dan latar
cerita.
2) Konflik : Tahap mulai timbul permasalahan antar tokoh.
3) Klimaks : Tahap ketika masalah memuncak.
4) Antiklimaks : Tahap ketika masalah mulai menurun karena sudah
ada penyelesaian.
5) Penyelesaian : Tahap akhir cerita, bisa berakhir bahagia, sedih, atau
menggantung.

c. Latar

Latar merujuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan


sosial tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan. Latar bisa berupa latar
tempat, latar waktu, latar sosial, dan latar budaya.

d. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam novel sehingga


peristiwa itu mampu menjalin cerita. Berdasarkan sisi keterlibatannya dalam
menggerakkan alur, tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Tokoh Sentral : Tokoh yang menjadi pusat cerita, penyebab konflik,
dan amat potensial menggerakkan alur.
2) Tokoh Bawahan : Tokoh yang tidak berpengaruh besar meskipun
terlibat dalam pengembangan alur.
3) Tokoh Latar : Tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap
pengembangan alur dan hanya sebagai pelengkap dan
menghidupkan latar.

3
Sedangkan berdasarkan sifatnya, tokoh dalam novel dibagi menjadi tiga,
yaitu :
1) Protagonis : Digambarkan sebagai sosok yang baik dan selalu
mendapat masalah.
2) Antagonis : Digambarkan sebagai lawan tokoh utama yang bersifat
jahat dan selalu membuat konflik.
3) Tritagonis : Digambarkan sebagai sosok yang netral dan sering
menjadi penengah antara tokoh protagonis dan antagonis.

Penokohan yaitu cara pengarang menggambarkan atau melukiskan


tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Penokohan dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1) Secara Langsung (Analitis) : Pengarang langsung melukiskan atau
menyebutkan secara rinci.
2) Secara Tidak Langsung (Dramatis) : Pengarang melukiskan ciri
tokoh melalui reaksi tokoh lain, gambaran lingkungan sekitar,
aktivitas tokoh, jalan pikiran tokoh, dan percakapan antar tokoh.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan


pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai
peristiwa yang membentuk cerita. Sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Sudut Pandang Orang Ketiga : Narator adalah seseorang yang
berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan
menyebut nama atau kata ganti “ia”, “dia”, dan “mereka”.
2) Sudut Pandang Orang Pertama : Narator berperan sebagai “aku”,
seseorang yang ikut terlibat dalam cerita, tokoh yang berkisah, dan
mengungkapkan sikapnya terhadap orang lain.

f. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan sarana pengarang untuk mencapai keindahan


dalam karya sastra, termasuk novel. Gaya bahasa bisa berupa perbandingan,
perulangan, pertautan, pertentangan, dan penegasan.

g. Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.


Amanat dapat disampaikan secara eksplisit maupun implisit. Amanat biasanya
bersifat positif.

4
Selain unsur intrinsik, novel juga memiliki struktur teks yang terbagi menjadi
enam, yaitu :
a. Abstraksi : Bagian ringkasan isi cerita yang biasa ditemukan pada awal cerita.
b. Orientasi : Bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana terjadinya
cerita ataupun pembahasan penokohan.
c. Komplikasi : Urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab-akibat.
d. Resolusi : Bagian yang memunculkan solusi atas konflik yang terjadi.
e. Evaluasi : Bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah
menuju suatu titik tertentu.
f. Koda : Bagian akhir atau penutup cerita.

2.2. Analisis Unsur Intrinsik Novel

a. Tema

Novel Autumn In Paris mengusung tema percintaan. Novel tersebut


menceritakan tentang kisah cinta Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa.
Berawal dari pertemuan di sebuah bistro kecil, akhirnya mereka berdua
semakin dekat dan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Hingga
pada suatu hari, terungkaplah sebuah fakta bahwa Tatsuya merupakan anak
dari Jean Daniel Lemercier, ayah Tara. Mengetahui fakta tersebut, Tara pun
terkejut dan merasa sangat sedih. Ia terpaksa tidak melanjutkan
hubungannya dengan Tatsuya, karena Tatsuya adalah kakaknya sendiri.
Mereka berdua lalu berusaha saling melupakan, hingga maut merenggut
salah satu dari mereka. Tatsuya mengalami kecelakaan dan akhirnya
meninggal dunia.

b. Tokoh dan Penokohan

1) Tara Dupont / Victoria / Ma Cherie

- Ciri fisik Tara Dupont dijelaskan secara langsung oleh


pengarang. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat “Tara
Dupont memiliki ciri-ciri dominan orang Asia, dengan
rambut hitam pendek dan kulit putih, tapi tidak pucat. Tara
juga memiliki mata kelabu, hidung mancung, dan tinggi
badannya melebihi rata-rata tinggi badan orang Asia.”

5
- Tara Dupont memiliki sifat cerewet. Hal ini dibuktikan
dengan adanya kalimat “Ia lebih suka Tara Dupont yang
cerewet daripada Tara Dupont yang pura-pura tidak
mengenalnya.”
- Tara Dupont merupakan pribadi yang menyenangkan dan
ceria. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat “Tara
Dupont memiliki suara yang jernih dan menyenangkan.” dan
“Ia masih tetap ceria dan tersenyum lebar.”
- Tara Dupont juga gampang merasa penasaran. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kalimat “Tatsuya teringat sifat
Tara yang gampang penasaran.”

2) Tatsuya Fujisawa

- Ciri fisik Tatsuya Fujisawa dijelaskan secara langsung oleh


pengarang. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat
“Bertubuh jangkung, sedikit kurus, rambut hitam agak
panjang yang sangat bergaya, mata kecil, hidung mancung,
dagu kecil.”
- Tatsuya Fujisawa berwatak baik dan sopan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kalimat “Tatsuya laki-laki yang
baik dan sopan.”
- Tatsuya Fujisawa merupakan pribadi yang menyenangkan,
sama seperti Tara Dupont. Hal ini dibuktikan dengan adanya
kalimat “Tatsuya Fujisawa adalah teman mengobrol yang
menyenangkan.”
- Tatsuya Fujisawa juga merupakan pria yang misterius. Hal
ini dibuktikan dengan adanya kalimat “Rupanya kau
penasaran sekali dengan ceritaku.”

3) Sebastien Giraudeau

- Ciri fisik Sebastien Giraudeau dijelaskan secara langsung


oleh pengarang. Hal ini dibuktikan dengan adanya kata-kata
“Jangkung, rambut pirang, mata biru, kulit putih, dan
berkacamata.” yang menjelaskan bahwa Sebastien Giraudeau
merupakan tipikal orang Eropa pada umumnya.
- Sebastien Giraudeau memiliki sifat playboy, namun
perhatian. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat “Tara
takkan menolak ajakannya. Dasar playboy!” dan “Ia sangat
mengkhawatirkan kondisi Tara.”
- Sebastien Giraudeau juga memiliki sifat jujur. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kalimat “Kau tahu betapa
susahnya aku merahasiakan sesuatu darinya?”

6
4) Jean Daniel Lemercier / Monsieur Dupont

- Ciri fisik Jean Daniel Lemercier dijelaskan secara langsung


oleh pengarang. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat
“Tipikal orang Eropa. Jangkung, tampan, dengan rambut
coklat terang, hidung mancung, mata kelabu, kulit putih
pucat.”
- Jean Daniel Lemercier merupakan pria yang ramah, hangat,
dan tulus. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat “Ayah
Tara tersenyum ramah.” dan “Aku turut menyesal,” katanya
tulus.”

- Jean Daniel Lemercier merupakan ayah yang baik dan


penyayang. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat “Ia
ayah yang baik. Ayah paling baik sedunia.” dan “Dirinyalah
yang paling berharga bagi ayahnya.”

5) Elise Lavoie

- Ciri fisik Elise Lavoie dijelaskan secara langsung oleh


pengarang. Hal ini dibuktikan dengan adanya kalimat “Elise
manis yang berambut pirang emas sebahu, bermata hijau,
dan berhidung berbintik-bintik itu berusia 29 tahun.
Perawakannya kurus, kecil, dan dengan wajah seperti gadis
remaja.”
- Elise Lavoie berwatak ramah dan pengertian. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kalimat “Oh, aku mengerti,” kata
Elise tiba-tiba.” Dan “Suara Elise yang ramah terdengar
lagi.”

c. Latar

1) Latar Tempat

- Basement : “Mobil Elise sendiri diparkir di basement.”


- Bistro : “Di Paris ini ada satu bistro kecil.”
- Restoran : “Tatsuya keluar dari restoran.”
- Apartemen : “Di lantai ruang tengah apartemennya.”
- Brasserie : “Tara memilih makan siang di brasserie.”
- Museum Rodin : “Mereka sudah berada di museum.”
- Jardin du Luxembourg : “Mereka berjalan-jalan di Jardin du
Luxembourg.”
- Restoran Italia : “Tara sampai di restoran Italia itu.”

7
- Apartemen Tatsuya : “Apartemenmu bagus.”
- Sungai Seine : “Lalu beralih menatap pandangan Sungai
Seine di luar jendela.”
- Kelab : “Ini kelab paling keren.”
- Rumah Sakit : “Ia baru saja menemani Elise mengurus
administrasi Olivier sebelum keluar dari rumah sakit.”
- Kantor Ayah Tara : “Tara tiba di kantor ayahnya.”
- Tokyo : “Begitu mereka tiba di Tokyo, mereka langsung
check-in di hotel, lalu pergi ke rumah sakit tempat Tatsuya
dirawat.”

2) Latar Waktu

- Pagi hari : “Matahari terbit dari arah timur.”


- Siang hari : “Oh ya, ia punya janji makan siang dengan
Sebastien.”
- Sore hari : “Banyak juga orang-orang yang menikmati jalan-
jalan sore di taman ini seperti mereka.”
- Malam hari : “Langit sudah gelap. Ia melirik jam tangan dan
mendesah. Jam tujuh lewat.”
- Larut malam : “Jam sudah menunjukkan pukul 02:24 dini
hari dan ia tidak mengantuk sedikitpun.”

3) Latar Suasana

- Menyebalkan : “Tara harus berusaha keras menahan


emosinya. “Sekarang?” tanyanya jengkel. “Bukankah kita
sekarang sedang makan?”
- Bahagia : “Tara melihat Elise sedang memperhatikan sambil
tersenyum-senyum.”
- Meriah : “Malam semakin larut dan suasana semakin
meriah.”
- Sepi : “Ruangan itu sudah sepi sejak satu jam yang lalu.”
- Gembira : “Sebastien!” kata gadis itu dengan gembira.”
- Mengecewakan : “Ayah Tara adalah Jean Daniel Lemercier,
orang yang baru diketahuinya sebagai ayah kandungnya.”
- Cemas : “Monitor itu masih menampilkan garis tidak
teratur.”
- Menyedihkan : “Lalu Tara mendengar bunyi panjang dan
datar yang membuat bulu kuduknya meremang. Ia
mengangkat kepala dan menatap monitor penunjuk detak
jantung. Hanya ada garis lurus yang terlihat di sana.”

8
d. Alur

Novel Autumn In Paris menggunakan alur campuran. Hal ini


dibuktikan dengan adanya alur maju berupa kalimat “Pagi ini ia tidak punya
jadwal siaran.”, “Keesokan paginya, Sebastien sedang memanggang roti.”,
dan “Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi bel pintu.”
Sedangkan alur mundur dibuktikan dengan kalimat “Aku baru tiba
di Paris hari itu.” dan “Waktu itu ayahku sedang ada di Tokyo.”

e. Sudut Pandang

Dalam novel Autumn In Paris, pengarang menggunakan sudut


pandang orang ketiga. Artinya, pengarang adalah seseorang yang berada di
luar cerita dan menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama
ataupun menggunakan kata ganti ia, dia, dan mereka.
Contoh kalimat :
- “Tara Dupont duduk bersandar di kursi dengan kedua tangan
dilipat di depan dada.”
- “Ia merapatkan jaket yang dikenakannya.”
- “Mereka berdua sama-sama penyiar.”

f. Gaya Bahasa

Dalam novel Autumn In Paris tidak terdapat majas maupun


perindahan kata. Bahasa yang digunakan cukup ringan, mengalir, dan
santai, sehingga tidak menimbulkan kesan serius bagi pembaca serta sangat
cocok dibaca oleh kalangan remaja. Novel Autumn In Paris juga memuat
beberapa kata dalam bahasa asing, seperti Tara-chan (Bahasa Jepang),
Monsieur (Bahasa Prancis), dan no problem (Bahasa Inggris).

g. Amanat

Dari novel Autumn In Paris, dapat dipetik pelajaran bahwa takdir


dalam hidup terkadang tidak sesuai keinginan. Tetapi kita harus tetap
menjalani dan kuat menghadapi walaupun takdir itu sangat pahit. Karena
lari dari kenyataan justru tidak akan membuahkan hasil apapun bagi kita.

9
2.3. Analisis Struktur Teks Novel

a. Abstraksi

Tara Dupont merupakan seorang penyiar radio. Ayahnya berdarah


Prancis dan ibunya berdarah Indonesia, namun kedua orang tuanya sudah
bercerai dua belas tahun yang lalu. Kini, Tara tinggal di Paris bersama ayahnya.
Tara memiliki sahabat yang bernama Elise Lavoie dan Sebastien Giraudeau.
Hingga pada suatu hari, Sebastien dan Tara makan siang bersama di sebuah
bistro kecil di sudut kota Paris. Di situlah Sebastien akhirnya memperkenalkan
temannya yang bernama Tatsuya Fujisawa kepada Tara.

b. Orientasi

Saat pertama kali melihat Tatsuya, Tara seperti merasa tidak asing.
Wajah Tatsuya sangat mirip dengan seseorang, tapi Tara tidak dapat
menemukan jawabannya. Hal itulah yang membuat Tara semakin penasaran
siapa Tatsuya sebenarnya. Untuk menemukan jawabannya, Tara pun mulai
mendekati Tatsuya hingga akhirnya tumbuh benih-benih cinta diantara
mereka berdua.

c. Komplikasi

Tara dan Tatsuya memutuskan untuk menjalin hubungan sebagai


sepasang kekasih. Mereka pun terlihat sangat bahagia. Hingga pada suatu
ketika, Tatsuya menemukan jawaban wasiat ibunya yang mendorongnya
untuk pergi ke Paris. Tatsuya telah menemukan titik terang mengenai siapa
ayah kandungnya sekaligus cinta pertama ibunya. Dia bernama Jean Daniel
Lemercier. Lalu Tatsuya segera mencari ayahnya dan pada akhirnya mereka
berdua bertemu.

d. Resolusi

Pada suatu hari, Elise mengundang Tara dan Tatsuya untuk


merayakan pesta ulang tahunnya di club milik ayah Tara. Tak disangka,
Jean Daniel Lemercier juga ikut hadir di pesta tersebut. Tatsuya merasa
sangat panik ketika tahu Tara memanggil pria itu dengan sebutan “ayah”.
Ayah Tara pun ikut panik ketika melihat Tatsuya ada di ruangan tersebut,
namun ia berusaha memasang ekspresi seolah tidak terjadi apa-apa.

10
e. Evaluasi

Tatsuya akhirnya mengajukan tes DNA kepada ayah Tara, dan ayah
Tara menyetujuinya. Ternyata harapan Tatsuya pupus sudah. Tatsuya dan
Tara ditakdirkan sebagai kakak beradik. Tak berselang lama, akhirnya Tara
juga telah mengetahui fakta tersebut melalui pembicaraan ayahnya dengan
teman lamanya. Tara dan Tatsuya sama-sama merasa terpukul, sedih, dan
kecewa. Tara dan Tatsuya memutuskan untuk perlahan-lahan menerima
takdir tersebut, dan hubungan mereka sebagai sepasang kekasih terpaksa
harus berakhir. Tatsuya akhirnya kembali ke Jepang dan berusaha
melupakan perasaannya kepada Tara.

f. Koda

Sebulan setelah kepergian Tatsuya ke Jepang, Tara mendapat


telepon yang mengabarkan bahwa Tatsuya mengalami kecelakaan. Tatsuya
terjatuh dari lantai 3 sebuah gedung. Kemudian Tara dan ayahnya segera
bertolak ke Jepang. Tara pun akhirnya masuk ke ruang rawat Tatsuya dan
duduk di kursi di samping tempat tidur Tatsuya. Dokter pun berkata bahwa
Tatsuya tidak dapat bertahan lebih lama karena gegar otak yang dialaminya
cukup parah. Tara berbicara dengan terbata-bata kepada Tatsuya, berharap
ada respon darinya. Namun Tatsuya tak bersuara, tetapi ia meneteskan air
mata ketika Tara mulai terhanyut dalam isak tangis. Tak lama kemudian,
terdengar bunyi monitor dan di layarnya terdapat garis lurus. Dokter dan
perawat pun segera masuk untuk menyelamatkan Tatsuya, tetapi Tuhan
berkehendak lain. Tatsuya akhirnya meninggal dunia.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Novel Autumn In Paris mengusung tema percintaan. Novel tersebut menceritakan


tentang kisah cinta antara Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa. Berawal dari pertemuan di
sebuah bistro kecil, akhirnya mereka pun semakin dekat dan memutuskan untuk menjalin
hubungan sebagai sepasang kekasih. Hingga pada suatu hari, Tara dan Tatsuya akhirnya
mengetahui sebuah fakta bahwa mereka ditakdirkan sebagai kakak beradik karena
memiliki ayah yang sama. Tara dan Tatsuya terpaksa harus menerima takdir tersebut dan
mulai saling melupakan perasaan satu sama lain. Setelah Tara dan Tatsuya berpisah selama
satu bulan, Tatsuya mengalami kecelakaan parah yang mengakibatkan ia mengalami gegar
otak yang cukup parah. Setelah Tara datang untuk menjenguk Tatsuya dan berharap agar
Tatsuya bisa selamat, tetapi Tuhan berkehendak lain. Tatsuya akhirnya meninggal dunia.
Novel Autumn In Paris menggunakan alur campuran dan sudut pandang orang
ketiga, karena pengarang menyebut nama tokoh dan menggunakan kata ganti ia, dia, dan
mereka. Gaya bahasa yang digunakan cukup ringan dan santai, sehingga sangat cocok
dibaca oleh kalangan remaja.

3.2. Saran

Secara keseluruhan, tidak ada yang perlu dikritisi dari novel Autumn in Paris. Ilana
Tan menyajikan jalan cerita yang sangat bagus dan sukses membuat pembaca ikut terlarut
di dalamnya. Terutama pada bagian akhir cerita, Ilana Tan sukses membuat pembaca ikut
meneteskan air mata. Karena pada bagian tersebut, pembaca dapat ikut merasakan
perasaan sakit dan kesedihan yang dialami Tara akibat kepergian Tatsuya untuk
selamanya.
Dari novel Autumn In Paris, dapat dipetik pelajaran bahwa takdir dalam hidup
terkadang tidak sesuai keinginan. Tetapi kita harus tetap menjalani dan kuat menghadapi
walaupun takdir itu sangat pahit. Karena lari dari kenyataan justru tidak akan membuahkan
hasil apapun bagi kita.

12

Anda mungkin juga menyukai