Novel, yaitu sebuah karya fiksi prosa yang yang tertulis dan naratif .
Cerpen, yaitu suatu bentuk prosa naratif fiktf yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya.
Roman
Unsur-Unsur Cerita Fiksi
Berikut ini unsur intrinsik yang membangun cerita fiksi dimana unsur ini ada di dalam cerita fiksi.
Tema, yaitu gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di
dalam teks.
Tokoh, yaitu pelaku dalam karya sastra. Karya sastra dari segi peranan dibagi menjadi 2, yakni tokoh
utama dan tokoh tambahan.
Alur/Plot, yaitu cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan
secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain.
Konflik, yaitu kejadian yang tergolong penting, merupakan sebuah unsur yang sangat.diperlukan
dalam mengembangkan plot.
Klimaks, yaitu saat sebuah konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi, dan saat itu
merupakan sebuah yang tidak dapat dihindari.
Latar, yaitu tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan.
Amanat, yaitu pemecahan yang diberikan pengarang terhadap persoalan di dalam sebuah karya
sastra.
Sudut pandang, yaitu cara pandang pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,
latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Penokohan, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.
Kesatuan
Logika
Penafsiran
Gaya
Sedangkan unsur ekstrinsik yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, berikut ini.
Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap.
Keyakinan.
Pandangan hidup yang keseluruhan itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.
Psikologi, baik yang berupa psikologi pengarang seperti ekonomi, politik, dan sosial juga akan
mempengaruhi karya sastra.
Pandangan hidup suatu bangsa.
Berbagai karya seni yang lain, dan sebagainya.
Struktur Teks Cerita Fiksi
Jika kamu mengetahui struktur cerpen, maka itu tidak jauh berbeda dengan struktur penyusun teks
cerita fiksi. Dimana struktur cerita fiksi terdiri 6 unsur berikut:
Abstrak, bagian ini adalah opsional atau boleh ada maupun tidak ada. Bagian ini menjadi inti dari
sebuah teks cerita fiksi.
Orientasi, berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh didalam novel.
Terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita fiksi dalam novel.
Komplikasi, merupakan klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai muncul berbagai
permasalahan, biasanya komplikasi disebuah novel menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.
Evaluasi, bagian dalam teks naskah novel yang berisi munculnya pembahasan pemecahan atau pun
penyelesaian masalah.
Resolusi, merupakan bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah-masalah yang dialami
tokoh utama.
Koda (reorientasi), berisi amanat dan juga pesan moral positif yang bisa dipetik dari sebuah naskah
teks cerita fiksi.
Namun, tidak menutup kemungkinan teks cerita fiksi di novel hanya mempunyai struktur berupa
evaluasi, orientasi, resolusi dan komplikasi.
Kaidah Kebahasaan
Agar kamu bisa membedakan teks cerita fiksi dengan yang lain, 3 ciri kaidah kebahasaan berikut
harus diketahui:
Metafora, merupakan perumpamaan yang sering digunakan untuk membandingkan sebuah benda
atau menggambarkan secara langsung atas dasar sifat yang sama.
Metonimia, merupakan gaya bahasa yang digunakan, kata-kata tertentu dipakai sebagai pengganti
kata yang sebenarnya, namun penggunaan nya hanya pada kata yang memiliki pertalian yang begitu
dekat.
Simile (persamaan), digunakan sebagai perbanding yang bersifat eksplisit dengan maksud
menyatakan sesuatu hal dengan hal lainnya. Misalnya: seumpama, selayaknya, laksana.
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerpen atau film yang berasal dari dalam cerpen atau film
itu sendiri.
Unsur-unsur intrinsik:
- Tema
- Tokoh dan Penokohan
- Alur
- Latar
- Sudut Pandang
- Gaya Bahasa
- Amanat
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen atau film yang berada diluar karya sastra.
Unsur-unsur ekstrinsik:
- Latar Belakang Penciptaan
- Latar Belakang Sejarah Pengarang
- Kondisi Masyarakat
- Unsur Psikologi
CINDERELLA (2015)
- TEMA
Tema adalah ruh atau nyawa dari setiap karya cerpen atau film itu sendiri. Tema inilah yang akan
menentukan konflik dan menjadi ide dasar pengembangan dari seluruh isi cerita pendek atau film.
Jadi dalam film Cinderella temanya adalah percintaan dan kebaikan.
Tokoh
Tokoh merupakan pemain atau orang-orang yang terlibat di dalam cerita tersebut.
Jadi tokoh dalam film Cinderella adalah sebagai berikut
Eloise Webb sebagai Ella Kecil
Ben Chaplin sebagai ayah Cinderella
Cate Blanchett sebagai Lady Tremaine
Holiday Grainger sebagai Anastasia
Sophie McShera sebagai Drizella
Lily James sebagai Ella Dewasa
Rich Madden sebagai Pangeran Kit
Helena Bonham Carter sebagai Ibu Peri
Penokohan
Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita atau film.
Inilah keluarga Ella saat ia masih kecil. Ayah, ibu Ella merupakan tokoh pendukung/ figuran yang
bersifat baik atau protagonis.
2. Ella ( Cinderella )
Inilah tokoh protagonis difilm ini atau bisa dibilang tokoh utama wanitanya. Ella memiliki sifat yang
baik, setia, tak mudah menyerah, penyabar, jujur penyayang, bijaksana dan berani
Didalam film Cinderella yang merupakan tokoh antagonis adalah ibu tiri dan saudari tirinya Ella
(Cinderella). Ibu tirinya memiliki sifat materialistis, angkuh, pandai bersandiwara (bermuka dua),
licik, dan jahat. Sedangkan kedua saudari Ella, Anastasia dan Drizella memiliki sikap yang sama
buruknya dengan ibu mereka bahkan lebih parah yaitu, angkuh, materialistis, tak pandai
membereskan rumah, dan pemalas.
4. Pangeran Kit
Pangeran Kit merupakan tokoh protagonis juga, tokoh utama laki laki. Pangeran Kit memiliki sifat
yang baik, cinta rakyat, bijaksana, tidak mudah menyerah, dan juga ksatria.
Ini dia ibu perinya Ella. Ibu peri ini berperan sebagai tritagonis. Dimana dia menjadi penengah konflik
antara Ella dan ibu serta saudari tirinya dengan mengunakan sihirnya agar Ella dapat ke pesta dansa
tanpa ketahuan ibu tirinya dan saudari tirinya itu.
- ALUR
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang di sampaikan oleh penulis atau pembuat film.
Tahap tahapan alur:
1) Tahap perkenalan
2) Tahap penanjakan.
3) Tahap klimaks.
4) Anti klimaks.
5) Tahap penyelesaian.
Ada beberapa jenis alur yang di gunakan penulis atau pembut film.
Alur maju: Alur ini menceritakan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh, situasi lalu
memunculkan masalah hingga puncak masalah dan terakhir penyelesaian masalah.
Alur mundur: Di alur ini, penulis atau pembuat film menceritakan jalan cerita secara tidak urut. Bisa
saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, lalu kemudian menengok kembali peristiwa yang
menjadi sebab konflik itu terjadi.
Dalam film Cinderella ini mengunakan alur maju. Ini adalah alur film Cinderella
Cerita film berkisah tentang Ella, yang dijadikan pesuruh oleh ibu tirinya sendiri. Setelah ayahnya
meninggal dunia, kelakuan ibu dan saudara tirinya makin menjadi-jadi. Ella yang dijadikan
pembantu, juga diganti namanya menjadi Cinderella Dan kemudian Ella bertemu orang asing yang
gagah di hutan. Dia tak menyadari bahwa orang tersebut adalah seorang pangeran. Ketika istana
mengirimkan undangan terbuka untuk semua gadis, Cinderella pun berharap bisa bertemu dengan
pangerannya lagi.
- LATAR
Latar mengacu pada suasana, waktu dan tempat terjadinya cerita tersebut. Latar akan memberikan
kesan konkret pada suatu cerita pendek. Ada 3 jenis latar dalam sebuah cerpen atau film yakni latar
waktu, tempat dan suasana.
Latar waktu dalam film Cinderella adalah pagi, siang, sore dan malam.
Latar suasana dalam film Cinderella :
- Senang ( saat Ella masih kecil saat bermain dan bercanda bersama keluarnganya dan saat tau dia
akan ke pesta dansa ).
- Bahagia (saat Ella masih kecil bersama keluarganya, bertemu Kit (pangeran) di istana , saat menikah
dengan pangeran).
- Sedih (saat ia dimanfaatkan oleh ibu tiri dan saudari tirinya dan saat dia tak diperbolehkan ikut ke
pesta dansa).
- Kesal (saat ibu tirinya tak mengizinkan Ella untuk makan bersama mereka di meja makan).
Latar tempat dalam film Cinderella adalah istana, rumah Ella, pasar, kamar, loteng, taman rahasia
dan lainnya.
- SUDUT PANDANG
Sudut pandang adalah strategi yang digunakan oleh pengarang cerpen untuk menyampaikan
ceritanya.
Ada berbagai sudut pandang contohnya :
Sudut pandang orang pertama yaitu yang menceritakan langsung tokoh yang berperan dalam cerita
atau film tersebut.
Sudut pandang orang ketiga yaitu menceritakannya secara tidak langsung atau orang lain yang
menceritakannya biasanya orang yang tidak terlibat dalam cerita tersebut.
Dan dalam sudut pandang juga terdapat pelaku (yang menceritakan/ narator) utama dan sampingan.
Pelaku utama adalah orang yang menceritakan sebuah cerita atau film adalah tokoh utamanya
sendiri. Biasanya menggunakan kata aku, saya, kamu, dan kami.
Pelaku sampingan adalah orang yang menceritakan sebuah cerita atau film adalah tokoh sampingan
atau bukan tokoh utama dan juga biasanya yang menceritakan orang diluar cerita atau film.
Dalam film Cinderella digunakan sudut pandang orang ketiga pelaku sampingan karena yang
menceritakan itu adalah ibu peri Ella.
- GAYA BAHASA
Gaya bahasa adalah ciri khas sang penulis atau pembuat film dalam menyampaikan tulisanya kepada
publik. Dalam film Cinderella gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa inggris baku, karena film
Cinderella merupakan film dari Negara Britania Raya.
- AMANAT
Amanat (Moral value) adalah pesan moral yang bisa kita ambil dari cerita atau film tersebut. Di
dalam sebuah cerpen, moral biasanya tidak disebutkan secara tertulis melainkan tersirat dan akan
bergantung pada pemahaman pembaca atau penonton akan cerita atau film tersebut.
Amanat dalam film Cinderella:
- Mempunyai keberanian
- Baik kepada siapa saja
- Penyabar
- Sayang binatang
- Pantang menyerah
- Suka menolong
- Mau memaafkan orang lain
- Bersikap Setia
- Sayang keluarga
■ Puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat oleh persajakan, pengaturan larik dalam setiap
bait, dan jumlah kata dalam setiap larik, serta musikalitas puisi sangat diperhatikan. Jadi, dapat
dikatakan bahwa puisi lama adalah puisi yang terikat berbagai aturan baik dari segi substansi
maupun dari segi sistematika penulisan.
■ Puisi modern adalah puisi yang tidak terikat sama sekali dengan aturan-aturan yang ada pada puisi
lama. Puisi ini mulai terlihat dengan adanya pujangga-pujangga baru dan mulai terkenal pada tahun
1945. Saat itu itu Chairil Anwar adalah pelopor dari lahirnya puisi baru ini.
■ Unsur Biografi
Unsur boigrafi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup berpengaruh dalam
pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari keluarga miskin, maka
jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati para pembacanya, yang terbawa dari latar
belakang penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah puisi.
■ Unsur Sosial
Unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat ketika puisi itu dibuat. Misalkan puisi
itu dibuat ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi masyarakat itu sedang
sangat kacau dan keadaan pemerintahan pun sangat carut marut, sehingga puisi yang dibuat pada
saat itu adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap masyarakat.
■ Unsur Nilai
Unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik,
sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang terkandung dalam puisi menjadi daya
tarik tersendiri sehingga sangat mempengaruhi baik atau tidaknya puisi.
PUISI :
DOA
(Karya: Chairil Anwar)
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Berhubungan dengan pembaca, maka puisi “Doa” tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca
menyadari bahwa hidup ini tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri
kita dengan Tuhan. Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah “pengembaraan di negeri asing”.
3. Perasaan:
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair. Dalam puisi
”Doa” gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu.
Perasaan tersebut tergambar dari diksi yang digunakan antara lain:
termenung, menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Aku tak bisa
berpaling.
4. Amanat:
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ”Doa” ini berisi amanat kepada pembaca agar
menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat tersebut,
pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang dicontohkan penyair.
Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ”pengembaraan di negeri
asing” yang suatu saat akan kembali juga. Hal ini dipertegas penyair pada bait terakhir sebagai
berikut:
Tuhanku,
Di Puntu-Mu Aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
PUISI :
KARANGAN BUNGA
(Karya: Taufiq Ismail)
Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu
PUISI :
BERDIRI AKU
(Karya: Amir Hamzah)
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang dating ubur terkembang
Contoh 4:
IBU
Contoh 5:
KARAWANG BEKASI
Baca Juga:
Puisi Baru: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya Lengkap
Puisi Lama: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis dan Contohnya Lengkap
Puisi Kontemporer: Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya Lengkap
1. Tema:
Dalam puisi Karawang Bekasi kita dapat mengambil tema “Perjuangan”
2. Diksi:
Diksi atau pilihan kata yang digunakan dalam puisi tersebut adalah makna konotasi dan makna
denotasi.
3. Majas:
Majas yang digunakan dalam puisi Karawang Bekasi adalah Majas Metafora, adapun kutipan dalam
puisi tersebut adalah “Aku sekarang api aku sekarang laut”, Sang Penyair mengibaratkan dirinya
seperti laut dan api,mempunyai sifat-sifat seperti api yang selalu membakar dan panas.
4. Rima:
Adapun Rima yang digunakan adalah sebagai berikut :
● Pada bait pertama terdapat rima sempurna dan bersajak {aaaa}
● Pada bait kedua terdapat rima aliterasi dan bersajak {ab-aa}, dan ada perulangan kata “Kami”
● Pada bait ke tiga terdapat rima terbuka dan bersajak {aa} antara suku”sa” dan “wa”.
● Pada bait ke empat terdapat rima tertutup dan bersajak {bab}.
● Pada bait ke lima terdapat rima sempurna (berkata-berkata) dan bersajak {bab}.
● Pada bait ke enam terdapat rima rangkai bersajak {aaaa}
● Pada bait ke tujuh terdapat rima berpeluk dan pengulangan kata aku dan kami.
5. Amanat:
● Kita harus menghargai perjuangan para pahlawan
● Kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan.
● Semangat perjuangan harus selalu mengelora meskibun berada di daerah yang dianggap kecil.
Contoh 6:
SERENADA KELABU
1
Bagai daun yang melayang.
Bagai burung dalam angin.
Bagai ikan dalam pusaran.
Ingin kudengar beritamu!
2
Ketika melewati kali
terbayang gelakmu.
Ketika melewati rumputan
terbayang segala kenangan.
Awan lewat indah sekali.
Angin datang lembut sekali.
Gambar-gambar di rumah penuh arti.
Pintu pun kubuka lebar-lebar.
Ketika aku duduk makan
kuingin benar bersama dirimu.
(Karya: W.S. Rendra)
Contoh 7:
DERAI-DERAI CEMARA
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan ditingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
Di sinilah penembakan
Kepengecutan
Dilakukan
Ditembuskan ke punggung
Anak-anaknya sendiri
(Karya: Taufiq Ismail)
Contoh 9:
PADAMU JUA
Habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali aku padamu
seperti dahulu
Satu kekasihku
aku manusia
rindu rasa
rindu rupa.
Di mana engkau
rupa tiada
suara sayup
hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
engkau ganas
mangsa aku dalam cakarmu
bertukar tangkap dengan lepas
Kasihmu sunyi
menunggu seorang diri
lalu waktu - bukan giliranku
mati hari - bukan kawanku.
(Karya: Amir Hamzah)
Contoh 10:
KITA ADALAH PEMILIH SYAH REPUBLIK INI
Analisis Unsur Intrinsik Puisi “Kita Adalah Pemilik Syah Republik Ini” Karya Taufiq Ismail
1. Tema: perjuangan.
2. Rasa: semangat.
3. Nada: keras dan penuh semangat.
4. Diksi: diksi yang digunakan dalam sajak ini menggunakan makna konotasi atau tidak menggunakan
kata yang sebenarnya seperti layaknya puisi yang lain.
5. Gaya bahasa: bahasa yang digunakan pengarang dalam puisi ini sangat sederhana, dan dengan
kesederhanaan itu pengarang mencapai kepada klimaks yang ingin disampaikan.
6. Irama: irama dalam puisi ini tidak terlalu tinggi-tidak juga rendah.