Anda di halaman 1dari 5

1.

Hery Irwan (2019)


CRASH PROGRAM JALUR KRITIS DENGAN CARA
OVERLAPPING (STUDY REVIEW)
Sigma Teknika, Vol.2, No.1 : 14-19
Juli 2019
E-ISSN 2599-0616
P ISSN 2614-5979
Crash program dengan cara overlapping, iterasi 1 dilakukan pada
kegiatan pekerjaan pondasi terhadap pekerjaan galian. Dengan
memodifikasi hubungan antar aktifitas yang semula FS (Finish to Start)
menjadi FS-1day, yang artinya pekerjaan pondasi dilakukan lebih cepat 1
hari. Dari iterasi 1 diperoleh percepatan waktu penyelesaian proyek dari 104
hari menjadi 96 hari.
Crash program pada iterasi ke-2 dilakukan pada pekerjaan plester
terhadap pekerjaan pasangan bata. Dari aktifitas ini dilakukan modifikasi
dengan menggunakan hubungan yang semula FS to menjadi SS+6 days
(start to start) setelah 6 hari kemudian. Dari kegiatan ini waktu
penyelesaian proyek mengalami percepatan dari 96 hari ke 94 hari. Dari
hasil itrasi #2 waktu penyelesaian proyek sudah sesuai dengan keinginan
customers.
Biaya yang timbul dari percepatan pada iterasi#1 tidak akan
berpengaruh terhadap biaya dikarenakan tenaga kerja langsung yang
digunakan sudah tentu berbeda. Sedangkan biaya yang timbul dari
iterasi#2 besar kemungkinan akan berpengaruh dikarenakan tenaga kerja
langsung yang terlibat dari pasangan bata dan plesteran adalah sumber daya
yang sama.

2. ARUM PUTRI KHINASIH (2018)


EVALUASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODA CRASHING
PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UII
TESIS
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS
ISLAM INDONESIA
Dari perhitungan percepatan waktu dan biaya proyek didapat hasil
crash yang optimum adalah percepatan penambahan tenaga kerja dengan
pengurangan durasi 39 hari (waktu penyelesaian proyek proyek menjadi 281
hari) dan biaya lebih kecil 0,3% dari total biaya proyek normal, sedangkan
dengan penambahan jam kerja dengan pengurangan durasi 21 hari (waktu
penyelesaian proyek proyek menjadi 299 hari) tetapi ada penambahan biaya
lebih besar 0,2% dari total biaya proyek normal.

3. Budi Darmanto , Manlian R.Simanjuntak (2018)


KAJIAN METHODE CRASH PROGRAM DALAM PEMBANGUNAN
PROYEK APARTEMEN
Budi Darmanto 1), Manlian R.Simanjuntak.2)
TECHNOPEX-2019 Institut Teknologi Indonesia
ISSN: 2654-489X
Dengan menggunakan metode lintasan kritis, proyek pembangunan
gedung apartemen di Bekasi ini dapat diselesaikan lebih cepat. Penambahan
jam kerja lembur dapat meningkatkan produksi pelaksanaan pekerjaan dan
dapat mengoptimalkan waktu pelaksanaan proyek. Dibutuhkan biaya ektra
untuk penambahan jam kerja lembur. Dengan methode crash program
akan lebih efektif waktunya dan keterlambatan dapat di atasi walupun
dengan adanya penambahan biaya

4. Yusuf Malifa, Ariestides K.T. Dundu, Grace Y. Malingkas (2019)


ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN BIAYA PROYEK
KONSTRUKSI MENGGUNAKAN METODE CRASHING (STUDI
KASUS: PEMBANGUNAN RUSUN IAIN MANADO)
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.6 Juni 2019 (681-688) ISSN: 2337-6732
Jurnal Sipil Statik Vol.7 No.6 Juni 2019 (673-688) ISSN: 2337-6732
Dari crashing yang dilakukan dengan alternatif penambahan tenaga
kerja pada proyek pembangunan Rumah Susun IAIN Manado dapat diambil
kesimpulan bahwa terjadi percepatan durasi waktu sebesar 14 hari kalender
dengan penambahan biaya langsung sebesar Rp 2.800.000 dan penurunan
biaya tidak langsung sebesar Rp.48.347.484.

5. Riski Ramadan (2018)


ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN BIAYA DENGAN
METODE CRASHING PROGRAM PADA PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT JALAN RSUD KANJURUHAN
e-journal CRASHING PROGRAM
Program Studi Teknik Sipil S1, ITNMALANG
Dari perhitungan percepatan waktu dan biaya proyek dapat
dibandingkan percepatan penambahan jam kerja (lembur) dengan
pengurangan durasi 29 hari (waktu penyelesaian proyek proyek menjadi 254
hari) dan biaya 0,85% dari total biaya proyek normal, sedangkan dengan
penambahan tenaga kerja dengan pengurangan durasi 52 hari (waktu
penyelesaian proyek proyek menjadi 231 hari) tetapi ada penambahan biaya
lebih besar 0,57% dari total biaya proyek normal. Sehingga hasil crash yang
optimum adalah dengan penambahan tenaga kerja.

6. Wahyu Santoso (2017)


ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE
CRASHING DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA EMPAT JAM
DAN SISTEM SHIFT KERJA (Studi kasus : Proyek Pembangunan
Gedung Animal Health Care Prof. Soeparwi, Fakultas Kedokteran
Hewan UGM, Yogyakarta)
TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL
DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
dengan menerapkan sistem shift kerja (shift pagi dan shift malam)
merupakan alternatif program crashing yang lebih efektif dan ekonomis,
karena dengan menerapkan sistem shift kerja (shift pagi dan shift malam)
durasi pekerjaan proyek lebih cepat jika dibandingkan dengan durasi proyek
pada percepatan dengan alternatif penambahan jam kerja empat jamdan total
anggaran biaya proyek lebih murah jika dibandingkan dengan total anggaran
biaya proyek sesudah percepatan dengan alternatif penambahan jam kerja
empat jam.

7. Fika Giri Aspia Ningrum (2017)


PENERAPAN METODE CRASHING DALAM PERCEPATAN
DURASI PROYEK DENGAN ALTERNATIF PENAMBAHAN JAM
LEMBUR DAN SHIFT KERJA (Studi Kasus: Proyek Pembangunan
Hotel Grand Keisha, Yogyakarta)
Fika Giri Aspia Ningrum1), Widi Hartono2), Sugiyarto3)
e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Juni 2017/583
SAMPAI
e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/Juni 2017/591
Proyek Pembangunan Hotel Grand Keisha memiliki durasi normal
pengerjaan selama 438 hari dengan biaya total sebesar Rp.
90.620.898.879,84. Untuk alternatif penambahan jam kerja diperlukan 7 kali
crashing dengan durasi optimum sebesar 392 hari dengan total cost sebesar
Rp. 89.608.042.107,30. Sedangkan untuk alternatif shift kerja dilakukan 8
kali crashing dengan durasi optimum sebesar 382 hari dengan total cost
sebesar Rp. 89.380.406.703,40. Dari kedua kondisi tersebut, alternatif
percepatan yang dipilih dalam upaya mempersingkat durasi proyek
Pembangunan Hotel Grand Keisha adalah dengan menerapkan shift kerja.
Setelah dilakukan percepatan dengan metode crashing untuk alternatif
penambahan jam kerja menghasilkan pengurangan total cost sebesar Rp.
1.012.856.772,54 menjadi Rp. 89.608.042.107,30 dengan durasi waktu yang
lebih singkat 46 hari menjadi 392 hari. Sementara untuk alternatif shift kerja
terjadi pengurangan total cost sebesar Rp. 1.240.492.176,44 menjadi Rp.
89.380.406.703,40 dengan durasi waktu yang lebih singkat 56 hari menjadi
382 hari.

Anda mungkin juga menyukai