Anda di halaman 1dari 9

Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,

November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

PERCEPATAN JADWAL DENGAN SISTEM SHIFT MENGGUNAKAN ANALISA


PDM (PRECEDENCE DIAGRAMMING METHOD)
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Pasar Rakyat Sukorejo, Kendal-Jawa Tengah)

Winda Larasati Rahmadani1, Tuti Sumarningsih2

1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
Email: 14511261@students.uii.ac.id
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
Email: 875110101@staf.uii.ac.id

Abstract: The economy in Indonesia, which is growing rapidly, has triggered


infrastructure development. In one of the development project, planning is a very substansial
matter. Planning is needed and used as a guide in carrying out a project with the result that the
project could be undertaken efficiently. To accelerate project time, it can be done by crashing the
program. This research will be conducted on the Sukorejo Public Market Construction Project.
From the obtained data after an analysed the Sukorejo Public Market Construction Project, the
project could be accelerated for 16 working days, as of so the project duration which was at first
required 100 working days turned into 85 working days (down 15%). Project direct costs
increased from Rp 4,581,395,448.69 in 100 days to Rp 4.775.633.476,77 in 85 days (up 4,2%).
Indirect costs decreased from Rp. 599,420,392.87 to Rp. 509.507.333,94 (down 15%). With the
result that the total project cost, which was originally Rp. 5,180,815,814.5 turned into Rp.
5.285.140.810,71 (up 2,1%).

Keywords: Public Market, PDM (Precedence Diagram Method), shift, and Project Management

1. PENDAHULUAN termasuk klasifikasi AON (Activity On Node)


kegiatan dituliskan dalam node yang
Perencanaan diperlukan sebagai acuan
umumnya segi empat, sedangkan anak
dalam mengambil keputusan untuk
panahnya sebagai penunjuk kegiatan-kegiatan
melaksanakan proyek dengan waktu yang
yang bersangkutan. Pada penjadwalan proyek
efektif dan efisien. Sebuah proyek meliputi
Pasar Rakyat Sukorejo pelaksanaan proyek
tugas-tugas tertentu yang dirancang secara
telah sesuai dengan waktu yang direncanakan.
khusus dengan hasil dan waktu yang telah
Pada penelitian ini penjadwalan akan dikaji
ditentukan terlebih dahulu dan dengan
ulang menggunakan metode shift dengan
keterbatasan sumber daya (Herjanto, 2007).
durasi waktu yang dipercepat. Sehingga
Pada dasarnya perencanaan mencakup empat
diharapkan dengan metode shift dapat
hal, yaitu aman, efektif, efisien dan mutu
menghasilkan percepatan waktu pada proyek
terjamin. Hasil dari perencanaan salah
tersebut.
satunya adalah penjadwalan proyek. Pada
umumnya menggunakan salah satu dari
1.1 Tujuan Penilitan
beberapa metode umum yang biasa digunakan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
dalam penjadwalan proyek, antara lain Bar
sebagai berikut :
Chart, Network Diagram (CPM, PDM,
1. Menyusun penjadwalan proyek setelah
PERT), serta Metode Penjadwalan Linear
dilakukan perepatan menggunakan
(Line of Balance). PDM (Precedence
metode shift pada proyek pembangunan
Diagram Method) adalah jaringan kerja yang

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

Pasar Rakyat Sukorejo dan mengetahui R-S-T-AP-W-X-Z-AA-AB-ACAH-AI-AJ-


durasi proyek. AK-AQ. Hal ini terjadi karena adanya crash
2. Menghitung biaya proyek pembangunan program dan penambahan jam lembur pada
Pasar Rakyat Sukorejo setelah dilakukan pekerjaan percepatan serta perbedaan
percepatan jadwal menggunakan metode konstrain. Pendekatan dengan metode PDM
shift. normal waktu yang dibutuhkan untuk
penyelesaian proyek selama 146 hari,
2. TINJAUAN PUSTAKA sedangkan dengan pendekatan PDM
Irawan (2015), melakukan penelitian yang alternative dibutuhkan waktu proyek selama
berjudul “Optimalisasi Pelaksanaan Proyek 128 hari dan jumlah total biaya tenaga kerja
Dengan Metode Jaringan Kerja PDM” dengan langsung berdasarkan unit price pada PDM
tujuan membuat jaringan kerja atau normal sebesar Rp. 60,245,000,- sedang total
Networking Planning dengan metode PDM biaya tenaga kerja untuk PDM alternatif
dan menganalisis biaya dan waktu yang dengan dilakukan jam lembur sebesar
optimal pada Proyek Pembangunan Kos Rp.63,111,000,-.
Exclusive Maleo-Swakarya. Optimalisasi
waktu dan biaya proyek dilakukan pada saat Ajeng (2018), penelitian dengan judul
proyek mengalami keterlambatan atau untuk “Percepatan JADWAL (Crashing)
mendapatkan waktu dan biaya yang optimal. Menggunakan Sistem Shift Dengan Analisis
Pada proyek ini dilakukan Crash Program PDM (Precedence Diagraming Method)”
atau percepatan waktu pelaksanaan yang Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
paling efektif. Kesimpulan dari penelitian ini mengetahui jumlah durasi proyek yang
adalah dengan dilakukanya percepatan selama diperoleh dengan percepatan jadwal
kurun waktu 13 hari dapat menghemat biaya menggunakan metode shift pada Proyek
sebesar Rp.5.460.000,00 atau 0,09% dengan Rumah Susun Pegawai Jasa Marga yang
mengabaikan faktor biaya-biaya lain seperti terletak di Jalan Raya Tajem – Maguwoharjo
biaya rekruitmen tenaga kerja dan lain kabupaten Sleman. Dan untuk mengetahui
sebagainya. Sedangkan dari segi waktu dampak perubahan waktu terhadap biaya pada
pelaksanaan dapat menghemat 13 hari dari proyek tersebut setelah mengalami
durasi normal 297HK. Sehingga waktu yang percepatan jadwal menggunakan metode
optimal dalam pelaksanaan proyek diperoleh shift. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu,
selama 284 HK. hasil analisis crash program yang dilakukan
dengan jam kerja sistem shift, ternyata proyek
Yuniandari (2008), melakukan Penelitian dapat dipercepat selama 154 hari kerja.
dengan judul “Analisis Perancangan Biaya Sehingga durasi proyek yang semula 345 hari
Tenaga Kerja Langsung dan Penjadwalan kerja hari menjadi Rp1.334.123.725,93 dalam
Proyek Rumah Type 56” dengan tujuan dari 191 hari atau naik sebesar 7,03%. Hal ini
penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu dikarenakan durasi proyek setelah crashing
yang di butuhkan penjadwlan proyek lebih singkat mempengaruhi biaya tidak
pengerjaan rumah type 56 berdasarkan langsung yang mengalami penurunan dari Rp
metode PDM (Precedence Diagram Method) 219.962.187,82 menjadi Rp 187.233.513,89
yang mengacu pada jalur kritis dan untuk atau turun sebesar 14,88%. Sehingga
mengetahui biaya tenaga kerja langsung dari berpengaruh terhadap biaya total proyek,
proyek pengerjaan rumah type 56. Dari yang semula sebesar Rp 1.466.414.585,45
penelitian ini diperoleh kesimpulan terdapat menjadi Rp 1.521.357.239,82 terdapat selisih
adanya perbedan jalur kritis antara PDM Rp 54.942.654,37 dari proyek normal atau
waktu normal yaitu A-B-G-H-I-J-K-L-M-N- naik sebesar 3,75 %. Hasil analisis ini
O-R—TAP-W-X-Z-AG-AE-AF-AM-AN- menunjukkan bahwa dengan dilakukannya
AO-AQ sedangkan pada PDM waktu penambahan jam kerja sistem shift
alternative yaitu A-B-G-H-I-J-K-L-M-N-O- menyebabkan biaya total proyek menjadi

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

naik.menjadi 191 hari kerja, atau turun Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti
sebesar 55,36 % dari durasi awal. Akibat kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan
percepatan ini,biaya langsung proyek yang mendahuluinya (i) selesai. Proyek selalu
mengalami kenaikan yang semula Rp menginginkan besar angka a sama dengan 0
1.246.452.397,63 dalam 345 kecuali bila dijumpai hal-hal tertentu,
misalnya :
3. LANDASAN TEORI 1. Akibat iklim yang tidak dapat
3.1 Manajemen Proyek dicegah.
Menurut Soeharto (1999), manajemen 2. Proses kimia atau fisika seperti waktu
proyek adalah merencanakan, mengorganisir, pengeringan adukan semen.
memimpin, dan mengendalikan sumber daya 3. Mengurus perizinan.
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
pendek yang telah ditentukan.

3.2 Penjadwalan Proyek


Penjadwalan proyek dapat memberikan
informasi mengenai progress proyek dalam Gambar Konstrain Finish to Start
hal kinerja dan sumber daya berupa tenaga (Sumber : Soeharto, 1999)
kerja, biaya, material dan peralatan serta
durasi waktu pelaksanaan proyek. Dalam 2. Konstrain mulai – Start to Start (SS)
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan Memberikan penjelasan hubungan antara
hubungan antar kegiatan dibuat lebih mulainya suatu kegiatan dengan mulainya
terperinci dan sangat detail. Hal ini kegiatan terdahulu Atau SS (i-j) = b yang
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari
evaluasi proyek. Penjadwalan dengan kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain
Network Diagram (diagram jaringan kerja) semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan
adalah diagram yang menunjukkan hubungan terdahulu selesai 100% maka kegiatan (j)
antar kegiatan/aktivitas/kejadian dan boleh mulai setelah bagian tertentu dari
durasinya dalam waktu proyek. Menurut kegiatan (i) selesai. Besar angka b tidak boleh
Soeharto (1999), ada beberapa jenis metode melebihi angka waktu kegiatan terdahulu.
jaringan kerja yang bisa digunakan untuk Karena per definisi b adalah sebagian kurun
penjadwalan proyek, yaitu : waktu kegiatan terdahulu. Jadi disini terjadi
a. Critical Path Method (CPM). kegiatan tumpang tindih, misalnya :
b. Project Evaluation and Review pelaksanaan kegiatan pasang pondasi batu
Technique (PERT). kali dapat segera dimulai setelah pekerjaan
c. Precedence Diagram Method galian pondasi cukup, misalnya setelah satu
(PDM). hari.
3.3 Precedence Diagram Method (PDM)
Pada PDM terdapat istilah konstrain.
Setiap satu konstrain hanya menghubungkan
dua node, dikarenakan setiap node hanya
memiliki dua ujung. Yaitu pada ujung awal
atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai
(F). Menurut Soeharto (1999) ada empat Gambar Konstrain Start to Start
macam konstrain, yang terdiri dari : (Sumber : Seharto, 1999)
1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start
Konstrain ini memberikan penjelasan
hubungan antara mulainya suatu keiatan
dengan selesainya kegiatan terdahulu.

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

3. Konstrain selesai ke selesai–Finish to disusun dengan pertimbangan sebagai


Finish (FF) berikut:
Memberikan penjelasan hubungan antara
selesainya suatu kegiatan dengan selesainya 1. Kegiatan mana yang bisa dimulai
kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang setelah kegiatan a seleseai, berapa lama
berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari jaral waktu antara seleseainya kegiatan a
kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain dengan dimulainya kegiatan setelahnya.
semacam ini mencegah selesainya kegiatan 2. Kegiatan mana yang harus
mencapai 100% sebelum kegiatan yang diselesaikan sebelum kegiatan tertentu
terdahulu telah sekian (=c) hari selesai. Angka bisa dimulai dan berapa lama jarak
tidak boleh melebihi angka kurun waktu waktunya.
kegiatan yang bersangkutan (j), misalnya : 3. Kegiatan mana yang harus dimulai
pekerjaan perataan tanah tidak dapat setelah kegiatan c dimulai dan berapa
dilakukan sebelum pekerjaan pengangkutan lama jarak waktunya.
tanah selesai.
3.4 Microsoft Project
Microsoft Project adalah aplikasi yang
umum digunakan untuk pengelolaan proyek
dan pengawasan pelaksaan suatu proyek.
Kemudahan dan keleluasaan penggunaan
lembar kerja proyek membuat Microsoft
project dijadikan sebagai software yang
digemari untuk menyelesaikan urusan
Gambar Konstrain Finish to Finish administrasi proyek. Dengan fasilitas yang
(Sumber : Seharto, 1999) terdapat dalam Microsoft project
memudahkan operator komputer dalam
4. Konstrain ke selesai – Start to Finish (FS) membuat rancangan proyek, membuat
Menjelaskan hubungan antara selesainya manajemen proyek dan menyelesaikan
kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. pekerjaan yang berhubungan dengan olah
Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti data. Dalam penelitian ini digunakan
suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari Microsoft Project 2010.
kegiatan (i) terdahulu mulai. Jadi dalam hal
ini sebagian porsi kegiatan terdahulu harus 3.5 Percepatan Durasi Proyek (Crashing
selesai sebelum bagian akhir kegiatan yang Program)
dimaksud boleh diselesaikan. Crashing adalah suatu metode untuk
mempercepat durasi proyek. Terminologi
proses crashing adalah dengan mereduksi
durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh
terhadap waktu penyeleseian proyek, yang
dipuasatkan pada kegiatan yang berada pada
jalur kritis
Gambar Konstrain Start to Finish Menurut Soeharto (1995), Hubungan antara
(Sumber : Seharto, 1999) waktu dan biaya suatu kegiatan adalah
sebagai berikut :
Maka dalam penyusuanan jaringan kerja 1. Kurun waktu normal
PDM, terkhusus dalam menentukan urutan Adalah kurun waktu yang diperlukan
ketergantungan pekerjaan. Dengan macam- untuk melakukan kegiatan sampai selesai,
macam konstrain tersebut, maka ada banyak dengan cara yang efisien tetapi diluar
faktor yang harus diperhatikan dibandingan pertimbangan adanya kerja lembur dan
metode jaringan kerja CPM. Faktor ini dapat

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

usaha khusus lainnya, seperti menyewa 4. METODE PENELITAN


peralatan yang lebih canggih. Objek dari penelitian ini adalah proyek
2. Biaya normal pembangunan Pasar Rakyat Sukorejo di Desa
Adalah biaya langsung yang diperlukan Glagahsari Kecamatan Sukorejo, Jawa
untuk menyelesaikan kegiatan dengan Tengah. Proyek yang ditinjau adalah seluruh
kurun waktu normal. pembangunan Pasar Rakyat Sukorejo. Proyek
3. Kurun waktu dipersingkat (crash time) pembangunan tersebut sudah selesai.
Adalah waktu tersingkat untuk Sedangkan Subjek dari penelitian ini adalah
menyelesaikan suatu kegiatan yang penjadwalan proyek menggunakan PDM
secara teknis masih mungkin. Disini dengan cara pengerjaan menggunakan
dianggap sumber daya bukan merupakan aplikasi microsoft project 2010 untuk
hambatan. mengetahui realisasi penjadwalan terhadap
Biaya untuk waktu dipersingkat (crash pelaksanaan proyek dan mengetahui durasi
cost) proyek. Adapun data primer pada penelitian
Adalah jumlah biaya langsung untuk ini ialah urutan pekerjaan proyek, data biaya
menyelesaikan pekerjaan dengan kurun dan upah tenaga kerja, hubungan keterkaitan
waktu tersingkat. antar aktifitas pekerjaan. Data Sekunder,
Rumus Total Upah Tenaga Kerja = ((upah dikumpulkan berdasarkan data yang telah ada
shift pagi + upah shift malam) x durasi atau dari orang lain yang telah dikumpulkan,
proyek x jumlah tenaga kerja) Adapun data sekunder pada penelitian ini
adalah: Time schedule proyek, Rencana
Anggaran Biaya (RAB) proyek. Lebih
jelasnya urutan pekerjaan penelitian ini dapat
dilihat dalam bagan alir Gambar 4.1 sebagai
berikut.

Gambar 3.5 Hubungan waktu-biaya normal


dan dipersingkat untuk satu kegiatan.
(Sumber : Iman Soeharto, 1995)

Setelah dilakukan percepatan maka terjadi


kenaikan biaya dari durasi pekerjaan normal
dengan durasi setelah dipercepat. Dengan
adanya percepatan durasi pelaksanaan pada
aktivitas pekerjaan yang termasuk pada
lintasan kritis, sehingga akan berdampak pada
penambahan biaya yang dikibatkan dari
perepatan durasi yang dilakukan.
Pertambahan biaya setelah percepatan
tergantung dari besarnya durasi di waktu
normal dan total biaya sesudah dilakukan
percepatan.
Cost slope (slope biaya) adalah
pertambahan biaya langsung untuk
mempercepat suatu aktivitas persatuan waktu.
(Soeharto, 1995).

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

Untuk menganalisa biaya proyek


dipakai program Microsoft excel 2010 dan
untuk mengetahui perubahan biaya proyek
sebelum dan sesudah percepatan, diperlukan
data-data yang dimasukkan ke dalam
Microsoft Excel 2010, mencakup:
1. Data upah tenaga kerja untuk setiap
pekerjaan
2. Data harga bahan dan material untuk
setiap pekerjaan

5.1 Perhitungan Normal Cost


Pada penelitian ini diambil contoh 3
pekerjaan, disajikan dalam Tabel 5.1 sebagai
berikut :
Tabel 5.1 Rekapitulasi Koefisien Bahan dan
Upah.
Koefisien Koefisien
Pekerjaan
Bahan Upah

pengukuran dan pemasangan


0,81 0,20
bowplank
Pemasangan pondasi 0,81 0,19
Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian Pekerjaan beton bertulang 0,87 0,13
0,83 0,17

5. HASIL DAN PEMBAHASAN


Proyek yang dijadikan studi kasus Selanjutnya dicari Total Normal Cost Upah
dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah dan bahan keseluruhan pekerjaan dengan
Proyek Pembnagunan Pasar Rakyat Sukorejo menggunakan rumus :
yang terletak di Desa Glagahsari Kecamatan
Sukorejo Kabupaten Kendan, Jawa Tengah. = Koef. Bahan/Upah x Normal cost x Volume
Adapun data proyek sebagai berikut : pekerjaan
1. Nama Proyek : Pembangunan
Pasar Rakyat Sukorejo Pada perhitungan tersebut diperoleh total
2. Pelaksana Proyek : PT. Terang Abadi biaya bahan sebesar Rp 1.072.209.883 dan
Sejati biaya upah sebesar Rp 483.845.476,00.
3. Lokasi Proyek : Desa Glagahsari Kedua komponen biaya tersebut sudah
Kec. Sukorejo Kab. Kendal, Jawa Tengah termasuk ke dalam biaya langsung (direct
4. Durasi Proyek : 100 hari kalender cost). Biaya total proyek didapatkan dari
5. Periode : 19 September 2017 penjumlahan biaya langsung ditambah biaya
– 28 Desember 2017 tidak langsung.
6. Hari Kerja : Senin s/d Minggu
5.2 Produktivitas Tenaga Kerja
Jam Kerja Normal : Senin – Kamis dan
Menghitung Produktivitas Tenaga Kerja
Sabtu ( 07.00-12.00 dan 13.00-16.00 dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
Jumat ( 07.00-11.30 dan 13.00-16.00
berikut :
Minggu ( 07.00-12.00 )
Jam Kerja Shift : Pagi, 07.00-16.00
dan Malam 17.00-01.00

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

Contoh perhitungan Kapasitas Tenaga Kerja = Rp 1.077.532.975,00 - Rp 54.069.671,11


pada pekerjaan pembersihan lapangan dan = Rp 1.023.463.304,00
meratakan. Sehingga total biaya shift adalah
= Rp 1.023.463.304,00 + Rp 883.491.358,00
Tabel 5.2 Perhitungan Kapasitas Tenaga = Rp 1.906.954.662,00
Kerja Per Hari
Kapasitas Tenaga Kemudian, menghitung biaya tambahan
Kerja karena shift. Yang pertama tambahan
Pekerjaan penerangan dan listrik. Untuk biaya listrik,
Pekerja mandor
(m/hari) (m/hari) berdasarkan sumber dari pln.co.id per Januari
pembersihan 2016 tarif dasar listrik sebesar Rp 1.409,16
lapangan dan 10.000 20.000 per Kwh. Sehingga diperoleh biaya total
meratakan untuk penerangan selama masa percepatan
sebesar Rp 2.349.187,86. Didapat dari
Diketahui : penjumlahan biaya pemasangan alat
Volume = 1073,90 m3 penerangan dan biaya listrik selama masa
Durasi = 4 hari percepatan. Sehingga total biaya tambahan
Pekerja = Rp 70.000,00 yang dibutuhkan untuk mempercepat durasi
Mandor = Rp 80.000,00 proyek dengan sistem shift ialah sebesar Rp.
28.383.819,62 didapat dari biaya untuk
5.3 Biaya dan Durasi Percepatan penerangan dan upah lembur tim manajemen
Rekapitulasi durasi yang berada di jalur dan karyawan. Hal ini menyebabkan biaya
kritis dan dilakukan percepatan serta biaya langsung yang semakin besar dan
selama perceptan sebagai berikut : dikarenakan durasi waktu pekerjaan yang
dipercepat maka biaya tidak langsungnya
Tabel 5.3 Total Lintasan Kritis menjadi menurun.
Waktu Waktu WN-WC
ID Pekerjaan Normal Crashing 5. 4 Perhitungan Total Biaya
(hari) (hari) (hari)
TOTAL 32 17 15 Diketahui :
Nilai RAB = Rp 5.180.815.842,56
Tabel 5.4 Total Biaya dan Durasi Percepatan Overhead dan Profit =
Upah total Total Biaya Proyek x 11,57%
Cost Slope = Rp 5.180.815.842,56 x 11,57%
tenaga kerja
ID Pekerjaan = Rp 599.420.392,87
dengan sistem
Total Profit 10% = Rp 5.180.815.842,56 x 10%
shift
Rp Rp = Rp 518.081.584,16
TOTAL
1,077,532,975 883,491,358 Overhead 1,57% = Rp 5.180.815.842,56 x 1,57%
= Rp 81.338.808,71
Total upah tenaga kerja shift di atas
adalah untuk semua pekerja pagi maupun a. Biaya Pada Kondisi Normal
malam selama proses shift. Sehingga untuk
mencari biaya penambahan pekerja shift yang Biaya Langsung = Biaya Total Proyek – Overhead
malam saja yaitu : dan Profit
= Upah Total Tenaga Kerja – (Biaya Upah per = Rp 5.180.815.842,56 - Rp 599.420.392,87
= Rp 4.581.395.448.69
hari x Durasi)
Biaya bahan (83% x direct cost)
= Rp 1.077.532.975,00 – (((17% x Rp = 83% x Rp 4.581.395.448.69
883.491.358)/100)x 36 = Rp 3.802.558.222,41
= Rp 1.077.532.975,00 – (Rp 1.501.935,309 Biaya upah (17% x direct cost)
x 36) = 17% x Rp 4.581.395.448.69

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

= Rp 778.837.226,28 Rakyat Sukorejo di Kendal Jawa Tengah


Biaya Upah per hari diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
= Rp 778.837.226,28/ 100 1. Pada waktu pelaksanaan normal
= Rp 7.778.372.26 proyek selama 100 hari kerja, setelah
Biaya Langsung
dilakukan crashing prgram
= Rp 3.802.558.222,41+ Rp 778.837.226,28
= Rp 4.581.395.448.69 menggunakan metode shift menjadi
Biaya Tidak Langsung 85 hari kerja dengan selisih 15 hari
= Rp 5.180.815.842,56 - Rp 4.581.395.448.69 kerja, atau mengalami penurunan
= Rp 599.420.392,87 15% dari waktu normal.
Durasi Proyek normal = 100 hari 2. Pada Rancangan Anggaran Biaya
Biaya overhead perhari pada waktu normal menghabiskan
= Rp 81.338.808,71 / 100 = Rp 813.388.08/hari biaya Rp 4.581.395.448,69 dalam
Biaya proyek pada kondisi normal 100 hari dan Rp 4.775.633.476,77
= Biaya langsung + Biaya tidak langung dalam 85 hari dengan selisih Rp.
Biaya langsung meliputi :
194.238.28,08 atau naik sebesar
Biaya Bahan = Rp 3.802.558.222,41
4,2%.
Biaya Upah = Rp 778.837.226,28
3. Pengaruh terhadap biaya tidak
Biaya tidak langsung:
langsung yang mengalami penurunan
Overhead = Rp 81.338.808,71
Profit = Rp 518.081.584,16 dari dari Rp 599.420.392,87 menjadi
Total biaya proyek pada kondisi normal Rp 509.507.333,94 atau turun
= Rp 5.180.815.842,56 sebesar 15%.
4. Berpengaruh juga pada biaya total
b. Biaya Pada Kondisi Percepatan proyek, biaya total pada durasi awal
proyek sebesar Rp 5.180.815.814,56
Durasi pada kondisi percepatan yaitu : menjadi Rp 5.285.140.810.71
100-15 = 85 hari terdapat selisih Rp 104.324.969 dari
Biaya Bahan = Rp 3.802.558.222,41 proyek normal atau naik sebesar
Biaya Upah = Rp 778.837.226,28 2,01%.
Biaya tambahan metode shift
= Rp 194.238.028,10 6. DAFTAR PUSTAKA
Total biaya langsung percepatan Ajeng., 2018, Percepatan Jadwal (Crashing)
= Rp 4.775.633.476,77 Menggunakan Sistem Shift dengan
Biaya tidak langsung meliputi :
Analisis PDM (Precedence
Biaya Tidak Langsung = Rp 5.994.203,93 x 85
Total biaya tidak langsung = Rp 509.507.333,94 Diagramming Method) (Studi kasus
Total biaya proyek setelah crashing Proyek Rumah Susun Pegawa Jasa
= Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung Marga, Maguwoharjo, Tugas Akhir,
= Rp 4.775.633.476,77+ Rp 509.507.333,94 (Tidak Diterbitkan), UII, Yogyakarta.
= Rp 5.285.140.810.71 Ervianto, 2005, Manajemen Proyk Kontruksi
(Edisi Revisi), Edisi III, Andi,
Tabel Rekapitulasi perbandingan durasi dan Yogyakarta.
biaya proyek normal dan proyek dipercepat. Husen, 2008, Manajemen Proyek, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Husen, 2010, Manajemen Proyek, (Edisi
Revisi), Penerbit Andi, Yogyakarta
5. 5 Kesimpulan Irawan, 2015, Optimalisasi Pelaksanaan
Dari hasil analisis mengenai percepatan Proyek Dengan Metode Jaringan Kerja
jadwal menggunakan metode PDM dengan PDM, Tugas Akhir, (Tidak Diterbitkan),
metode shift pada proyek pembangunan Pasar UII, Yogyakarta.
TriJayanto, 2015, Evaluasi Jalur Kritis Pada
Penjadwalan Proyek Paket

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX


Prosiding Kolokium Program Studi Teknik Sipil (KPSTS) FTSP UII 2018,
November 2018, ISSN 9-772477-5B3159

PekerjaanPelebaran Jalan
Tempel/SalamBatas Kota Sleman
Menggunakan Precedence Diagram
Method (PDM ), Tugas Akhir, (Tidak
Diterbitkan), UII, Yogyakarta.
Soeharto, 1999, Manajemen Proyek (Dari
Konseptual Sampai Operasional), Jilid I,
Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta.
Yuniandari, 2008, Analisis Perancangan
Biaya Tenaga Kerja Langsung dan
Penjadwalan Proyek Rumah Type 56,
Tugas Akhir, (Tidak Diterbitkan), UII,
Yogyakarta.

Prosiding Kolokium FTSP UII - XLIX

Anda mungkin juga menyukai