Anda di halaman 1dari 10

NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL

e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK DENGAN


MENGGUNAKAN METODE CRASHING
Rizki Astri Apriliani1 dan Bagus Nur Cahyono2
1
Rizki Astri Apriliani, Universitas Dr. Soetomo.
e-mail: rizki.apriliani@unitomo.ac.id
2
Bagus Nur Cahyono, Universitas Dr. Soetomo.
e-mail: bagusnc12@gmail.com

ABSTRAK
Pada proyek konstruksi terdapat berbagai hal yang dapat menyebabkan keterlambatan durasi proyek
yang disebabkan beberapa faktor seperti cuaca yang tidak menentu, perubahan desain, kesalahan dalam
perencanaan. Diperlukan analisis percepatan durasi dalam pelaksanaannya namun harus memperhatikan
efisiensi biaya dan mutu. Dalam penelitian ini akan menganalisis percepatan durasi penyelesaian proyek
pada Kantor Griya Galaxy Surabaya dengan menggunakan metode crashing melalui penambahan jam kerja
lembur dan mengganti beberapa item material yang lebih efisien dan meminimalisir biaya proyek agar lebih
ekonomis. Durasi normal proyek perencanaan adalah 240 hari, dengan menggunakan crashing dengan
penambahan jam kerja lembur 3 jam didapatkan hasil durasi 198 hari, maka durasi proyek yang bisa
dipangkas adalah 42 hari. Dilakukan juga upaya penggantian material dari yang semula menggunakan
pasangan dinding bata merah dan menggunakan plamir dinding, diganti dengan pemasangan dinding bata
ringan dan cat dasar wall sealer didapatkan hasil biaya Rp1.602.461.163,00 dari nilai biaya normal
Rp1.626.834.682,00 maka dapat menghemat biaya Rp24.461.163,00

Kata kunci: Waktu, Biaya, Material, Jam lembur

1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi adalah suatu usaha untuk mendirikan bangunan dengan
serangkaian kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah di gariskan dengan jelas. Maka dibutuhkan perencanaan yang matang
agar sesuai dengan tujuan proyeksi konstruksi tersebut (Yulianto, 2021). Pengaruh cuaca,
perubahan desain dan kesalahan dalam pekerjaan adalah beberapa faktor yang dapat
mengakibatkan keterlambatan dalam suatu proyek konstruksi. Metode percepatan
(crashing) dapat dilakukan sebagai antisipasi terhadap keterlambatan proyek yang dapat
terjadi. Biaya adalah faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan percepatan
(crashing) (Yulianto, 2021).
Dalam melaksanakan proyek kontruksi, pelaksana juga harus mengedepankan mutu.
Seiring dengan peningkatan mutu yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi seringkali
diikuti juga dengan peningkatan biaya mutu enerapan sistem manajemen mutu yang
efisien dan efektif diharapkan dapat mengurangi sebagian dari biaya mutu yang
dikeluarkan perusahaan dalam usaha pencapaian mutu dengan kata lain diharapkan dapat
menekan pengeluaran biaya mutu tersebut (Rizqy dkk, 2021).
Waktu, biaya dan kualitas produksi, perusahan harus bisa seefisien mungkin dalam
penggunaan waktu di setiap kegiatan atau aktifitas, sehingga biaya tidak melebihi dari
rencana semula dan tidak megurangi mutu. Karena cepat dan efektifnya pembangunan
suatu proyek sangat diperlukan. Oleh karena itu optimasi perlu dilakukan menggunakan
metode yang baik karena optimasi yang dilakukan dengan biaya yang terbatas. Tedapat
beberapa metode untuk percepatan penjadwalan, salah satunya adalah yang digunakan
untuk mengoptimasi biaya dan waktu dalam studi ini yaitu crashing program. Metode
43
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

crashing program dilakukan dengan mempercepat durasi pekerjaan-pekerjaan yang


berada pada jalur kritis dan memliki cost slope yang paling rendah kemudian dilakukan
perhitungan biaya yang dibutuhkan setelah dilakukn percepatan waktu perencanaan agar
mencapai titik optimal (Ramadan, 2019).
Penelitian di proyek Pembangunan Kantor Griya Galaxy bertujuan agar proyek dapat
diselesaikan dengan tepat waktu, belajar dari pengalaman proyek-proyek sebelumnya
yang banyak mengalami kerugian diakibatkan karena terlambat dalam hal
penyelesaiannya di karenakan pandemi Covid yang menyebar luas dari tahun 2020.
Penelitian ini sebagai upaya upaya mencari solusi dalam menangani keterlambatan dan
pemborosan suatu proyek yang diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu yang dapat
menghambat jalannya proyek kontruksi, terutama pada proyek Pembangunan Kantor
Griya Galaxy Surabaya, maka dari itu peneliti menggunakan metode percepatan proyek
(crashing). Crashing adalah suatu proses yang disengaja, sistematis, dan analitik dengan
cara melakukan pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada
kegiatan yang berada pada jalur kritis (Santoso, 2017).

2. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode crashing dengan
menambahkan jam lembur 3 jam dan penggantian beberapa item material yang lebih
efisien dan menghemat biaya. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


44
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

Crashing dilakukan dengan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah


merupakan suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam
keadaan normal. Dengan diadakannya percepatan proyek ini akan terjadi pengurangan
durasi kegiatan yang akan diadakan crash program. Durasi crashing maksimum suatu
aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis
masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan (Santoso, 2017)
Tahapan yang dilakukan saat melakukan crashing adalah sebagai berikut (Wijanarko
dan Oetomo, 2019):
1. Mengumpulkan data-data proyek seperti;
2. Membuat urutan aktivitas dan hubungan yang logis antara aktivitas yang ada dan
cukup realistis untuk dilaksanakan.
3. Menentukan lintasan kritis dengan bantuan program spreadsheet atau dengan
membuat diagram jaringan kerja melalui metode diagram network.
4. Setelah diketahui aktivitas-aktivitas di lintasan kritis dengan program Microsoft
Project atau metode diagram, selanjutnya dilakukan analisis percepatan waktu pada
aktivitas-aktivitas di lintasan kritis.
5. Menghitung biaya crash cost dari setiap aktivitas-aktivitas di lintasan kritis.
6. Menghitung nilai slope masing-masing kegiatan, dengan rumus:
cost slope = (crash cost - normal cost) / (normal duration - crash duration)
7. Menghitung total cost normal dan total cost setelah crash program

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum dilakukan pengolahan data. Terlebih dahulu dilakukan analisis data Proyek
Griya Galaxy Surabaya berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Penjadwalan
Proyek. Data tersebut dianalisis untuk mendapatkan waktu penyelesaian proyek yang
lebih cepat dengan cara menambah jam kerja lembur 3 jam. Analisis ini hanya difokuskan
pada penambahan jam kerja lembur, sedangkan material pada kondisi normal dan pada
kondisi percepatan sama. Berikut merupakan tahapan yang dilaksanakan dengan
menggunakan metode crashing
3.1. Rekapitulasi Harga Normal
Rekapitulasi harga normal adalah rekap hasil RAB yang disederhanakan menjadi per
item pekerjaan secara garis besar. Berikut pada Tabel 1 adalah rekapitulasi biaya
pekerjaan normal sebelum dilakukan crashing pada Proyek Pembangunan kantor Griya
Galaxy Surabaya.
3.2. Durasi Pekerjaan Normal
Durasi pekerjaan normal adalah durasi perencanaan awal yang dibuat oleh
Kontraktor. Waktu durasi normal sebelum dilakukan crashing pada proyek kantor Griya
Galaxy Surabaya adalah 240 hari.
3.3. Mencari Lintasan Kritis
Lintasan kritis atau critical path merupakan lintasan terpanjang dalam hal waktu
pekerjaan. Untuk mencari pekerjaan yang melewati lintasan kritis kita dapat melihat dari
time schedule durasi normal. Kemudian akan terlihat waktu terlama dan terpanjang dalam
sebuah pekerjaan tersebut yang kemudian disebut lintasan kritis. Lintasan kritis inilah
yang akan menentukan hasil durasi percepatan proyek menggunakan Microsoft Project.
Berikut merupakan beberapa item pekerjaan yang dilalui lintasan kritis.
1. Pekerjaan ring balok atap
2. Pasangan bata merah lantai 1, 2, dan 3
3. Plesteran dinding konvensional
4. Acian dinding konvensional
45
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

5. Pekerjaan rangka atap galvalum


6. Pekerjaan penutup atap
7. Pekerjaan pasang pintu alumunium lantai 1,2, dan 3
8. Pekerjaan railling
9. Pekerjaan pagar
Setelah diketahui item pekerjaan yang dilalui lintasan kritis, maka dapat dilakukan
percepatan dengan menggunakan metode crashing. Item pekerjaan yang digunakan untuk
dilakukan crashing antara lain.
1. Pasangan bata merah lantai 1, 2, dan 3
2. Plesteran dinding konvensional lantai 1, 2, dan 3
3. Acian dinding konvensional lantai 1, 2, dan 3
4. Plamir dinding lantai 1, 2, dan 3

Tabel 1: Rekapitulasi Pembangunan Kantor Griya Galaxy Surabaya


Nomor Uraian Pekerjaan Jumlah Harga
1 2 3
A. Pekerjaan persiapan Rp13.000.000,00
B. Pekerjaan tanah Rp91.064.321,21
C. Pekerjaan struktur Rp525.319.541,41
D. Pekerjaan pasangan Rp324.133.024,08
E. Pekerjaan atap dan plafond Rp89.684.236,72
F. Pekerjaan pintu, jendela, dan railing Rp118.510.000,00
G. Pekerjaan lantai Rp123.045.000,00
H. Pekerjaan pengecatan Rp176.207.799,00
I. Pekerjaan kamar mandi Rp91.771.000,00
J. Pekerjaan sanitary Rp40.440.000,00
K. Pekerjaan elektrikal Rp30.159.760,00
L. Pekerjaan akhir Rp3.500.000,00

Total kebutuhan dana Rp1.626.834.682,42

Sumber: Hasil survey, 2023

3.4. Perhitungan Produktivitas Pekerjaan Pasangan Dinding dan Bata Ringan


a) Volume pekerjaan = 1266 m²
b) Harga satuan = Rp103.000,00 /m²
c) Durasi normal = 90 hari
d) Produktivitas harian normal =a/c
= 1266 m² / 90 hari
= 14.06 m²
e) Produktivitas normal /jam = d / 8 jam /hari
= 14.06 m² / 8 jam
= 1.75 m² /jam
f) Produktivitas jam lembur = 3 x e x 0.80
= 3 x 1.75 x 0.80
= 4.2 m² /3 jam
g) Produktivitas harian percepatan = d + f
= 14.06 m² + 4.2 m² /3 jam
= 18.26 m² /hari
46
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

3.5. Perhitungan Produktivitas Pekerjaan Plesteran Instan


a) Volume pekerjaan = 1785 m²
b) Harga satuan = Rp58.650,00 /m²
c) Durasi normal = 48 hari
d) Produktivitas harian normal =a/c
= 1785 m² / 48 hari
= 37 m²
e) Produktivitas normal /jam = d / 8 jam /hari
= 37 m² / 8 jam
= 4.6 m² /jam
f) Produktivitas jam lembur = 3 x e x 0.80
= 3 x 6.19 x 0.80
= 11.04 m² /3 jam
g) Produktivitas harian percepatan = d + f
= 37 m² + 11.04 m² /3 jam
= 48.04 m² /hari

3.6. Perhitungan Produktivitas Pekerjaan Acian Instan


a) Volume pekerjaan = 1785 m²
b) Harga satuan = Rp19.750,00 /m²
c) Durasi normal = 48 hari
d) Produktivitas harian normal =a/c
= 1785 m² / 48 hari
= 37 m²
e) Produktivitas normal /jam = d / 8 jam /hari
= 37 m² / 8 jam
= 4.6 m² /jam
f) Produktivitas jam lembur = 3 x e x 0.80
= 3 x 4.6 x 0.80
= 11.04 m² /3 jam
g) Produktivitas harian percepatan = d + f
= 37m² + 11.04 m² /3 jam
= 48.04 m² /hari

3.7. Perhitungan Produktivitas Pekerjaan Wall Sealer


a) Volume pekerjaan = 1785 m²
b) Harga satuan = Rp25.000,00 /m
c) Durasi normal = 30 hari
d) Produktivitas harian normal =a/c
= 1785 m² / 30 hari
= 59.5 m²
e) Produktivitas normal /jam = d / 8 jam /hari
= 59.5 m² / 8 jam
= 7.4 m² /jam
f) Produktivitas jam lembur = 3 x e x 0.80
= 3 x 7.4 x 0.80
= 17.85 m² /3 jam
g) Produktivitas harian percepatan = d + f
= 59.5 m² + 17.85m² /3 jam

47
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

= 77.35 m² /hari

3.8. Perhitungan Crash Duration, Crash Cost dan Cost Slope pada pekerjaan
Pasangan Dinding Bata Ringan
a) Volume pekerjaan = 1266 m²
b) Harga satuan = Rp103.000,00/m²
c) Normal cost = Rp130.485.550,00
d) Durasi normal = 90 hari
e) Produktivitas normal /hari = 14.06 m² /hari
f) Produktivitas normal /jam = 1.75 m² /jam
g) Produktivitas jam lembur = 4.2 m² /3 jam
h) Produktivitas harian percepatan = 18.26 m² /hari
𝑎
i) Crash duration =d-(ℎ/8)
1266
= 90 - ( 18.26 / 8 )
= 90 - 9
= 81 Hari
𝑏
j) Upah normal /jam =(8)xf
= Rp12.875,00 x 1,75 m² /jam
= Rp22.531,00 /jam
k) Upah normal /hari =jx8
= Rp22.531,00 x 8
= Rp180.250,00 /hari
l) Upah 3 jam lembur /hari = (1.5 x j) + 2 x (2 x j)
= (1.5 x Rp22.531,00) + 2 x (2 x Rp22.531,00)
= (Rp33.796,00) + 2 x (Rp45.062,00)
= Rp33.796,00 + Rp90.124,00
= Rp123.920,00 /hari
m) Cost upah percepatan /hari = (c + l) / I
= (Rp130.485.550,00 + Rp123.920,00) / 81
= Rp130.609.470,00 / 81
= Rp1.612.462,00 /hari
n) Cost upah = (c+m)
= Rp130.485.550,00 + Rp1.612.462,00
= Rp132.098.012,00
o) Cost bahan = (a x e)
= 1266 m² x 14.06 m² /hari
= Rp17.237,00 /hari
p) Crash cost =n+o
= Rp132.098.012,00 + Rp17.237,00
= Rp132.115.249,00
q) Cost slope = (p - c) / (d - i)
= (Rp132.115.249,00 - Rp130.485.550,00) / (90
hari - 81 hari)
= (Rp1.629.699,00) / (9)
= Rp181.077,00 /hari

3.9. Perhitungan Crash Duration, Crash Cost dan Cost Slope pada Pekerjaan
Plesteran Instan Dinding
48
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

a) Volume pekerjaan = 1785 m²


b) Harga satuan = Rp58.650,00 /m²
c) Normal cost = Rp104.722.507,00
d) Durasi normal = 48 hari
e) Produktivitas normal /hari = 37 m² /hari
f) Produktivitas normal /jam = 4.6 m² /jam
g) Produktivitas jam lembur = 11.04 m² /3 jam
h) Produktivitas harian percepatan = 48.04 m² /hari
𝑎
i) Crash duration =d-(ℎ/8)
1785
= 48 - ( 48.04 / 8 )
= 48 – 4
= 44 hari
𝑏
j) Upah normal /jam =(8)xf
= Rp7.331,00 x 4.6 m² /jam
= Rp33.722,00 /jam
k) Upah normal /hari =jx8
= Rp33.722,00 x 8
= Rp269.780,00 /hari
l) Upah 3 jam lembur /hari = (1.5 x j) + 2 x (2 x j)
= (1.5 x Rp33.722,00) + 2 x (2 x Rp33.722,00)
= (Rp50.583,00) + 2 x (Rp67.444,00)
= Rp50.583,00 + Rp134.888,00
= Rp185.471,00 /hari
m) Cost upah percepatan /hari = (c + l) / I
= (Rp104.722.507,00 + Rp185.471,00) / 44
= Rp104.907.978,00 / 44
= Rp2.384.272,00
n) Cost upah = (c + m)
= Rp104.722.507,00 + Rp2.384.272,00
= Rp107.106.779,00
o) Cost bahan = (a x e)
= 1785 m² x 37 m² /hari
= Rp66.045,00 /hari
p) Crash cost =n+o
= Rp107.106.779,00 + Rp66.045,00
= Rp107.172.824,00
q) Cost slope = (p - c) / (d - i)
= (Rp107.172.824,00 – Rp104.722.507,00) / (48
hari - 44 hari)
= (Rp2.450.317,00) / (4)
= Rp612.579,00 /hari

3.10. Perhitungan Crash Duration, Crash Cost, dan Cost Slope Pada Pekerjaan
Acian Instan Dinding
a) Volume pekerjaan = 1785 m²
b) Harga satuan = Rp19.750,00 /m²
c) Normal cost = Rp35.264.613,00
d) Durasi normal = 48 hari
49
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

e) Produktivitas normal /hari = 37 m² /hari


f) Produktivitas normal /jam = 4.6 m² /jam
g) Produktivitas jam lembur = 11.04 m² /3 jam
h) Produktivitas harian percepatan = 48.04 m² /hari
𝑎
i) Crash duration =d-( /8)

1785
= 48 - ( 48.04 / 8 )
= 48 - 4
= 44 hari
𝑏
j) Upah normal /jam =(8)xf
= Rp2.468,00 x 4.6 m² /jam
= Rp11.352,00 /jam
k) Upah normal /hari =jx8
= Rp11.352,00 x 8
= Rp90.822,00 /hari
l) Upah 3 jam lembur /hari = (1.5 x j) + 2 x (2 x j)
= (1.5 x Rp11.352,00) + 2 x (2 x Rp11.352,00)
= (Rp17.028,00) + 2 x (Rp22.704,00)
= Rp17.028,00 + Rp45.408,00
= Rp62.076,00 /hari
m) Cost upah percepatan /hari = (c + l) / I
= (Rp35.264.613,00 + Rp62.076,00) / 44
= Rp35.326.689,00 / 44
= Rp802.879,00 /hari
n) Cost upah = (c + m)
= Rp35.264.613,00 + Rp802.879,00
= Rp36.067.492,00
o) Cost bahan = (a x e)
= 1785 m² x 37 m² /hari
= Rp66.045,00 /hari
p) Crash cost =n+o
= Rp36.067.492,00 + Rp66.045,00
= Rp36.133.537,00
q) Cost slope = (p - c) / (d - i)
= (Rp36.133.537,00 - Rp35.264.613,00) / (48 hari -
44 hari)
= (Rp868.924,00) / (4)
= Rp217.231,00 /hari

3.11. Perhitungan Crash Duration, Crash Cost, dan Cost Slope Pada Pekerjaan
Wall Sealer
a) Volume pekerjaan = 1785 m²
b) Harga satuan = Rp25.000,00 /m²
c) Normal cost = Rp44.638.750,00
d) Durasi normal = 30 hari
e) Produktivitas normal /hari = 59.5 m² /hari
f) Produktivitas normal /jam = 7.4 m² /jam
g) Produktivitas jam lembur = 17.85 m² /3 jam
h) Produktivitas harian percepatan = 77.35 m² /hari
50
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023
𝑎
i) Crash duration =d-(ℎ/8)
1785
= 30 - ( 77.35 / 8 )
= 30 - 3
= 27 hari
𝑏
j) Upah normal /jam =(8)xf
= Rp3.125,00 x 7.4 m² /jam
= Rp23.125,00 /jam
k) Upah normal /hari =jx8
= Rp23.125,00 x 8
= Rp185.000,00 /hari
l) Upah 3 jam lembur /hari = (1.5 x j) + 2 x (2 x j)
= (1.5 x Rp23.125,00) + 2 x (2 x Rp23.125,00)
= (Rp34.687,00) + 2 x (Rp46.250,00)
= Rp34.687,00 + Rp92.500,00
` = Rp127.187,00 /hari
m) Cost upah percepatan /hari = (c + l) / I
= (Rp44.638.750,00 + Rp127.187,00) / 30
= Rp44.511.563,00 / 30
= Rp1.483.718,00 /hari
n) Cost upah = (c + m)
= Rp44.638.750,00 + Rp1.483.718,00
= Rp46.122.468,00
o) Cost bahan = (a x e)
= 1785 m² x 59.5 m² /hari
= Rp106.207,00 /hari
p) Crash cost =n+o
= Rp46.122.468,00 + Rp106.207,00
= Rp46.228.675,00
q) Cost slope = (p - c) / (d - i)
= (Rp46.228.675,00 - Rp44.638.750,00) / (30 hari -
27 hari)
= (Rp1.589.925,00) / (3)
= Rp529.975,00 /hari

3.12. Perbandingan Durasi dan Harga Normal Dengan Hasil Durasi Setelah
Dipercepat dan Diganti Material
Jika dibandingkan dengan perencanaan awal, analisis menggunakan percepatan
proyek dan pergantian material dapat mempercepat waktu dan memperkecil biaya,
dengan perbandingan perhitngan Rencana Anggaran Biaya-nya sebagai berikut.
Perbandingan Biaya:
= Rencana Anggaran Biaya normal - Rencana Anggaran Biaya setelah crashing
= Rp1.626.834.682,00 – 1.602.373.519,00
= Rp24.461.163,00
Perbandingan Hari:
= Durasi normal - Durasi setelah crashing
= 240 hari - 198 hari
= 42 Hari

51
NAROTAMA JURNAL TEKNIK SIPIL
e-ISSN: 2460-3430
VOLUME 7 NOMOR 1 JUNI 2023

Dengan hasil perhitungan diatas dapat menghasilkan penghematan biaya


Rp24.461.163,00 dan waktu durasi hingga 42 hari.

4. KESIMPULAN
Perencanaan Proyek Griya Galaxy Surabaya dalam kondisi normal direncanakan
selesai dalam durasi 240 hari kerja. Pada proses pembangunan Kantor Griya Galaxy
Surabaya terjadi keterlambatan diakibatkan karena cuaca yang tidak menentu sehingga
diperlukan percepatan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan Kantor Griya
Galaxy Surabaya dengan cara menambahkan jam kerja lembur 3 jam pada item pekerjaan
pemasangan dinding bata ringan dan pengecatan dasar dinding wall sealer agar
meminimalisir durasi waktu. Dari penelitian ini didapat hasil percepatan selama 42 hari
dari waktu normal 240 hari. Dengan demikian setelah dilakukan percepatan durasi waktu
pembangunan didapatkan hasil 198 hari. Agar dapat lebih meminimalisir durasi pekerjaan
Pembangunan Kantor Griya Galaxy Surabaya yang awal perencanaan menggunakan
pasangan dinding bata merah dan plamir dinding yang di rasa memerlukan waktu yang
lebih lama, maka dilakukannya pergantian material dari pemasangan dinding bata merah
menjadi pemasangan dinding bata ringan dan plamir dinding menjadi cat dasar wall
sealer agar dapat mempercepat durasi waktu pelaksanaan serta dapat meminimalisir
biaya-biaya. Dari hasil pergantian material pemasangan dinding bata merah menjadi
pemasangan dinding bata ringan dan plamir dinding menjadi cat dasar wall sealer
didapatkan hasil penghematan biaya hingga Rp24.461.163,00 yang awalnya biaya normal
sebesar Rp1.626.834.682,00 menjadi Rp1.602.373.519,00 setelah dilakukan crashing.

5. DAFTAR PUSTAKA
1. Ramadan, R. 2019. "Analisis Percepatan Waktu dan Biaya Dengan Metode
Crashing Program Pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Jalan RSUD
Kanjuruhan", e-Jurnal Crashing Program, page 1-6. Available at:
http://eprints.itn.ac.id/4266/9/JURNAL.pdf.
2. Rizqy, R.M., Martina, N. and Purwanto, H. 2021. "Perbandingan Metode
Konvensional Dengan Bim Terhadap Efisiensi Biaya, Mutu, Waktu”,
Construction and Material Journal, 3(1), page 15-24. Available at:
https://doi.org/10.32722/cmj.v3i1.3506.
3. Santoso, W. 2017. “Analisis Percepatan Proyek Menggunakan Metode Crashing
Dengan Penambahan Jam Kerja Empat Jam dan Sistem Shift Kerja (Studi kasus:
Proyek Pembangunan Gedung Animal Health Care Prof. Soeparwi, Fakultas
Kedokteran Hewan UGM)”, Teknik Sipil Universitas Islam Indonesia [Preprint]
4. Wijanarko, B. dan Oetomo, W. 2019. "Analisis Percepatan Waktu Penyelesaian
Proyek Dengan Metode Crashing Dan Fast Tracking Pada Pelebaran Jalan Dan
Jembatan", Jurnal Penelitian, 1(1), pp. 1-20.
5. Yulianto, A.D. 2021. "Analisis Percepatan Proyek Dengan Penambahan Jam Kerja
Lembur (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Kos Ekslusif Chrisna)".

52

Anda mungkin juga menyukai