Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga &
Masyarakat
Dosen Pengampu: H. Manaf, B.Sc.,S.Pd.,MM

Oleh:
Intan Nursyahidah
(4180180020)
3A

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2021
KONSEP DASAR
DIABETES MILITUS
A. Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang kompleks yang
melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta
berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologist.
( Long, 1996 : 4 )
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
( Smeltzer,2002 : 1220 )
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi. Glukosa secara
normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk
dihati dari makanan yang dikonsumsi. (Brunner dan Suddarth, 2002).

B. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus ( Sjaifoellah, 1996 : 692 )
yaitu :
1. Faktor keturunan
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel – sel betha pancreas yang
bersifat genetic dan diturunkan secara autosom dominant sehingga
mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya dalam mengenali
dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin.
2. Fungsi sel pancreas dan sekresi insulin berkurang
Jumlah glukosa yang diambul dan dilepaskan oleh hati dan yang
digunakan oleh jarinagan perifer tergantung keseimbangan fisiologis
beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin
yang dibentuk sel betha pulau pancreas.
3. Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan
intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes
mellitus dan insulin insufisiensi relative.
4. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin
Pada usia lanjut terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama
pada post reseptor.

C. Tipe Diabetes
Ada beberapa tipe diabetes melius antara lain:
 Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin ( Insulin Dependent
Diabetes Melitus)
 Tipe II : Diabetes melitus tidak tergantung insulin (Non- Insulin
Dependent Diabetes Melitus)
 Diabetes Melitus yang berhubungan dengan keadaan sindrom lainya
 Diabetes Melitus Gestasional

D. Manifestasi Klinik
Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tiba – tiba pada usia anak –
anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak memproduksi
insulin dengan baik. Gejala – gejalanya antara lain adalah sering buang air
kecil, terus menerus lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan
kabur, infeksi pada kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah
dan air seni, cenderung terjadi pada mereka yang berusiadibawah 20 tahun.
Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan – lahan sampai
menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti
gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat lemah, kehilangan tenaga, dan
merasa tidak fit, sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus,
kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya, mudah sakit yang
berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun
tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak – anak dan
remaja.
Gejala – gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai
keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urine
sehingga bila urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh semut adalah
tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul adalah penglihatan kabur,
luka yang lam asembuh, kaki tersa keras, infeksi jamur pada saluran
reproduksi wanita, impotensi pada pria.

E. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan
komplikasi kronik. ( Carpenito, 2001 )
Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes mellitus yang penting
dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka
pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
1. Diabetik Ketoasedosis ( DKA )
Ketoasedosis diabatik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari
suatu perjalananpenyakit diabetes mellitus. Diabetik ketoasedosis
disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin
yang nyata ( Smeltzer, 2002 : 1258 )
2. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang didominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat
kesadaran. Salah satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak
terdapatnya ketosis dan asidosis pada KHHN (Smetzer, 2002 : 1262)
3. Hypoglikemia
Hypoglikemia ( Kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi
aklau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau preparat
oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smeltzer,
2002 : 1256)
Komplikasi kronik Diabetes Melitus pada adsarnya terjadi pada semua
pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati
Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu : (Long 1996) :
1. Mikrovaskuler
a. Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan – perubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa
darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami
stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin
(Smeltzer, 2002 : 1272)
b. Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai
kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalui disebabkan retinopati
(Sjaifoellah, 1996 : 588). Katarak disebabkan karena hiperglikemia
yang berkepanjanganyang menyebabkan pembengkakan lensa dan
kerusakan lensa (Long, 1996 : !6)
c. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf - saraf perifer, sistem saraf
otonom, Medsulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital
dan perubahan – perubahan metabolik lain dalam sintesa atau funsi
myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan
perubahan kondisi saraf ( Long, 1996 : 17)
2. Makrovaskuler
a. Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka
terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya
keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi.
Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan
mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan resiko penderita penyakit
jantung koroner atau stroke
b. Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf – saraf sensorik, keadaan
ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya
infeksi yang menyebabkan gangren. Infeksi dimulai dari celah – celah
kulit yang mengalami hipertropi, pada sel –sel kuku yang tertanam
pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang menebal, dan kalus, demikian
juga pada daerah – daerah yang tekena trauma (Long, 1996 : 17)
c. Pembuluh darah otak
Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai
darah keotak menurun (Long, 1996 : 17)

F. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi
glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen
dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah
hiperglikemia (kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM, kadar
glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk
insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila
kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi
sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin
maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat
(poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati
membran sel, maka pasien akan cepat lewat.

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara
lain:
1. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan
kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan
makanan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan
serta pada waktu tidur.
2. Pemeriksaan dengan Hb
Dilakukan untuk pengontrolan DM jangka lama yang merupakan
Hb minor sebagai hasil dari glikolisis normal.
3. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa
darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara
pemeriksaan darah.

H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM:
 Ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus
mellitus seperti pengertian, penyebab, tanda dan gejala.
 Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
 Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan berhubungan dengan kurang mengatur
keuntungan dan pemeliharaan rumah yang sehat.
I. Intervensi
DP Tujuan Intervensi Rasional
Ketidak mampuan Setelah dilakuakan  Kaji pengetahuan  Menetahui tingkat
keluarga mengenal tindakan keperawatan keluarga tentang pengetahuan
masalah kesehatan selama I Minggu keluarga pengertian DM, keluarga tentang
keluarga berhubungan mampu mengenal masalah penyebab DM, tanda DM.
dengan kurangnya kesehatan yang terjadi dan gejala DM.
pengetahuan tentang pada klien dan keluarga  Jelaskan pada
penyakit diabetus mampu : keluarga tentang
mellitus seperti 1. Menyebutkan pengartian DM,
pengertian, penyebab, pengertian DM. penyebab DM, tanda
tanda dan gejala. 2. Menyebutkan dan gejala DM.
penyebab DM.  Beri kesempatan
3. Menyebutkan pada keluarga untuk
tanda dan gejala mengungkapkan.
DM.

Resiko terjadi Setelah dilakukan tindakan  Kaji pengetahuan  Agar keluarga


komplikasi lebih lanjut keperawatan selama I keluarga tentang mengetahui
pada klien Minggu keluarga mampu koplikasi DM, komplikasi DM.
berhubungan dengan merawat anggota keluarga penanganan DM,  Keluarga mampu
ketidakmampuan yang sakit untuk makanan yang tidak melakukan
keluarga merawat mencegah komplikasi, boleh dimakan/bebas perawatan mandiri
anggota keluarga yang keluarga juga mampu : dimakan dan boleh pada DM.
sakit. 1. Menyebutkan tapi dibatasi.
komplikasi DM.  Jelaskan pada
2. Menyebutkan cara keluarga tentang
penanganan DM. komplikasi DM,
3. Menyebutkan penanganan DM dan
makanan yang makanan yang tidak
tidak boleh di boleh dimakan/bebas
makan/bebas dimakan dan boleh
dimakan, boleh tapi dibatasi.
dimakan tapi  Berikesempatan pada
dibatasi. keluarga untuk
mengungkapkan.
 Beri reiforcement
positif pada keluarga
atas jawaban yang
benar.

 Kaji pengetahuan  Agar Keluarga


Ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan keluarga tentang arti dapat hidup
keluarga dalam keperawatan selama I rumah sehat dan ciri dilingkungan yang
memelihara lingkungan Minggu keluarga mampu rumah sehat. sehat
yang dapat memelihara lingkungan
meningkatkan yang dapat meningkatkan  Suport keluarga
kesehatan berhubungan kesehatan, keluarga juga untuk menjaga
dengan kurang mampu : kebersihan
mengetahui keuntungan 1. Menyebutkan arti lingkungan rumah.
dan pemeliharaan rumah sehat.
rumah yang sehat. 2. Menyebutkan ciri  Jelaskan pada
rumah sehat. keluarga tentang
3. Memodifikasi dan pentingnya
memelihara lingkungan yang
lingkungan yang sehat. sehat bagi
peningkatan derajat
kesehatan.
E. Path Ways
Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup: Diit, kehamilan, obesitas

Sel beta pancreas rusak/terganggu

Produksi insulin

Katabolisme protein Glukagon lipolisisis

BUN As. Amino Hiperglikemi 60>140 mg/dl Hiperosmolalitas As. lemak bebas

As. Laktat Glukosuri Koma As. lemak teroksidasi

Glukoneogenesis diuretic osmotic Kalori keluar Ketonemia

Sel kelaparan
Poliuri Rasa lapar Ketonuri

Hilang prot. tubuh Prod. energi metabolisme


Dehidrasi Polifagi Ketoasidosis
Rasa
Syok haus
Respon perd. darah lambat Kelelahan
Asidosisi Metabolisme
Kelelahan
< volume cairan Polidipsi
Resiko Infeksi
dan elektrolit Perubahan nutrisi >
< Pengetahuan dari kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai