Anda di halaman 1dari 22

BOTANI FARMASI

KELOMPOK 8:
1. LIFIA RAHMA PUTRI
2. MARGARETHA INDRI
3. MIFTAHUL CHOIRIAH
4. M. IQBAL
5. NI’MAHTUS SHOLIHAH
B. Engelmann 1822

Wilhelm Engelmann berhasil membuktikan bahwa


klorofil merupakan faktor yang harus ada dalam proses
fotosintesis. Engelmann melakukan percobaan
menggunakan tanaman ganggang hijau Spirogyra yang
kloroplasnya bentuk pita melingkar seperti spiral.
Dalam Percobaan tersebut mengamati bahwa
hanya kloroplas yang terkena sinar matahari yang
mengeluarkan O2. Hal ini terbukti dari banyaknya
bakteri oksigen (aerob) yang terdapat di sekitar
kloroplas yang terkena cahaya matahari.

Bakteri tersebut ditabur ke permukaan spirogyra


dengan kondisi separuh terkena cahaya matahari dan
separuh lagi dihalangi oleh penutup permukaan,
sehingga ada Spirogyra yang memiliki klorofil
menyerap cahaya dan melakukan fotosintesis
sedangkan spirogyra yang ditutup tidak dapat
melakukan fotosintesis karena tidak mendapat
cahaya.
Dari penelitian ini bisa disimpulkan
bahwa proses fotosintesis, selain
menghasilkan glukosa (karbohidrat) ternyata
juga menghasilkan oksigen.
C. Sachs 1860

Julius Von Sachs berhasil membuktikan bahwa


pada proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat
tepung). Proses fotosintesis menghasilkan amilum ini
bisa diketahui ketika permukaan daun yang terkena
cahaya ditetesi larutan iodium warnyanya berubah
menjadi biru kehitaman. Bagian daun yang tidak terkena
cahaya tidak melakukan fotosintesis, sehingga tidak
membentuk amilum. Ketika ditetesi iodium warnyanya
pucat.
Sehingga dapat disimpulkan amilum + iodium
menghasilkan warna hitam dan hanya terdapat pada bagian
daun yang hijau dan terkena sinar matahari. Pada bagian
yang tidak terkena sinar matahari, tidak terdapat amilum.
Seperti pada gambar dibawah ini.
D. Hill 1937

Robert Hill seorang dokter berkebangsaan


Inggris. Ia menyatakan bahwa O2 yang
dibebaskan tidak berasal dari CO2 melainkan dari
air dan dikatakan bahwa sinar matahari hanya
diperlukan untuk memecahkan air, pemecahan
tersebut disebut fotolisis.
Fotolisis hanya terjadi jika klorofil terkena cahaya,
oleh karenanya reaksi ini juga dinamakan reaksi terang.
Ion H+ yang dihasilkan pada reaksi terang ini selanjutnya
ditangkap oleh suatu senyawa yang akan berperan dalam
reaksi berikutnya dalam pembentukan glukosa dari CO2.
Reaksi penangkapan CO2 dan pembentukan glukosa ini
berlangsung tanpa memerlukan cahaya, sehingga
reaksinya dinamakan reaksi gelap. Fotolisis menyebabkan
molekul air pecah menjadi:
2H2O → 2H2 + O2
H2 yang terlepas ditampung oleh koenzim
NADP (Nikotinamide Adenin Dinukleotida
Phospat), sehingga terbentuk NADPH2 dan O2
tetap bebas. Fotolisis merupakan pendahuluan
dari fotosintesis. Sehingga reaksi Hill akan
seperti dibawah ini :
2 H2O → 2 NADPH2 + O2
E. Blackman (1905)

Membuktikan bahwa reduksi dari CO2 ke


CH2O berlangsung tanpa sinar matahari. Oleh
Emerson (1932) waktu reduksi tersebut 0,02
detik. Jika fotolisis (reaksi Hill dan reaksi
Terang) digabung dengan Blackman (reaksi
gelap atau reduksi CO2)
Maka pengabungan antara reaksi Hill dan Blackman,
seperti berikut:
Hill:
2 H2O → 2 NADPH2 + O2
 
Blackman:

CO2 + 2NADPH2 + O2 → 2NADP + H2 + CO + O + H2 + O2

Atau
2 H2O + CO2 → CH2O + H2O + O2
 
Dikalikan 6 maka :

12 H2O + 6 CO2 → (CH2O)6 + 6 H2O + 6 O2


Pada tahun 1905 Blackman membuktikan
bahwa perubahan karbon dioksida (CO2) menjadi
glukosa (C6H12O6) berlangsung tanpa bantuan
cahaya matahari.
Dengan demikian dalam fotosintesis ada
dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi
gelap. Yang merupakan reaksi terang (reaksi
Hill) adalah fotolisis, yang merupakan reaksi
gelap (reaksi Blackman) adalah reduksi karbon
dioksida. Gabungan antara reaksi terang dan
reaksi gelap itulah yang kita kenal sekarang
sebagai reaksi fotosintesis.
F. Ruben dan Kamen
(1941)
Membuktikan bahwa O2 yang terlepas pada
fotosintesis berasal dari air. Mereka menggunakan air
yang oksigennya radioaktif, yaitu O18 (O biasanya
adalah O16). Sehingga proses fotosintesis:

6 H2O (18) + 6 CO2 → C6H12O6 + 6 O2 (18)


G. Benson dan Calvin
(1950)
Menggunakan zat radioaktif C-14 (karbon
yang stabil C-12) pada fotosintesis. Maka sehabis
penyinaran selama 2 detik, hasil fotosintesis
yang terbentuk ialah asam pospogliserat yang
mengandung 3 atom C di dalamnya. Hasil
fotosintesis yang terbentuk yaitu 3 asam
phospogliserat dengan rumus bangun:
1. COOH
2. HCOH
3. CH20.PO3 H2 – ATP (Adenosin Tri Phospat)
menjadi ADP (Adenin DiPhospat)
Hasil fotosintesis yang pertama yang stabil
ialah 3-asampospogliserat. Dalam percobaan ini,
atom C yang radioaktif C1 yaitu C dari karboksil
C-14OOH asam gliserat mendapat 1 gugus PO42
(phospat) dari ATP, sehingga terjadi 3-asam
phospogliserat karena peristiwa fotofosforilase yang
berlangsung didalam kloroplas.
ATP dapat juga terjadi karena fosforilase
oksidatif pada proses/peristiwa pernafasan 30 menit,
kemudian dari penyimpanan semua C-14 sudah dalam
bentuk gula. Kemungkinan asam-fosfogliserat
mengalami proses pengubahan secara bertingkat.
Hingga akhirnya terjadi heksosa (gula).
5.3 Aparat Fotosintesa
klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas.
Kloroplas bentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, butir-butir yang
terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada 2
macam klorofil:
1. Klorofil-a : C55H72O5N4Mg (berwarna hijau tua/kebiru-biruan)
Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnesium
dengan porfirin yang mengandung cincin siklopentanon (cincin V).
Keempat atom nitrogennya dihubungkan secara ikatan. Koordinasi
dengan ion Mg2+ membentuk senyawa kompleks. Klorofil a merupakan
salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan
autotrof.
2. Klorofil-b : C55H70O6N4Mg (berwarna hijau
muda/kekunig-kuningan)
Klorofil b adalah klorofil kedua yang
terdapat pada tumbuhan hijau. Klorofil b
juga terikat pada protein di dalam sel.
Klorofil-b terdapat pada ganggang hijau
chlorophyta dan tumbuhan darat.
Selain klorofil, didalam kloroplas terdapat
pigmen xantofil dan karotin (merah). Molekul
klorofil berupa suatu cincin terdiri dari 4 pirol
dengan Mg sebagai inti.
Pada klorofil terdapat rangkaian fitol dan
terlepas menjadi fitol C20H39OH. Klorofil tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam etanol,
metanol, eter, aseton, benzol dan kloroform.
Pembentukan klorofil dipengaruhi
oleh faktor:
1. Faktor pembawaan (keturunan) : Pembentukan klorofil
sama halnya dengan pembentukan pigmen lain pada hewan
dan manusia. Dibawakan oleh gen tertentu di dalam
kromosom. Jika gen ini tidak ada, maka tanaman akan
tampak putih (albino).
2. Cahaya:  pada beberapa tanaman Angiospermae, klorofil
dapat terbentuk tanpa cahaya. Tanaman lain yang
ditumbuhkan di tempat gelap tidak berhasil membentuk
klorofil.
3. Ketersediaan Oksigen: kecambah yang
ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian di
tempatkan di tempat bercahaya tidak akan mampu
membentuk klorofil, jika tak diberikan oksigen
kepadanya.
4. Karbohidrat: terutama dalam bentuk gula
ternyata membantu dalam pembentukan klorofil
dalam daun yang mengalami etiolasi (tumbuh
dalam tempat gelap).
5. Nitrogen, magnesium, besi: kekurangan salah
satu zat ini mengakibatkan klorosis. Zat tersebut
menjadi bahan pembentuk klorofil.
6. Mn, Cu, Zn: meskipun hanya dibutuhkan dalam
jumlah sedikit namun tanpa unsure tersebut juga
dapat terjadi klorosis.
7. Air: kekurangan air menyebabkan desintegrasi
dari klorofil seperti terjadi pada pohon dan rumput
dimusim kering.
8. Temperatur: antara 30-480C, merupakan
kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil
pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang
paling baik ialah antara 260-300C.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai