Dosen Pengampu
Saat melakukan analisis kebijakan harus dengan jelas dibedakan antara analisis
proses kebijakan dan analisis isi kebijakan. Fokus utama dari analisis proses adalah
tentang formulasi atau perumusan kebijakan sementara fokus utama dari analisis konten
kebijakan adalah substansi atau kandungan kebijakan. Lebih lanjut, analisis konten
menguji isu kebijakan yang signifikan dan mengeksplorasi berbagai opsi untuk
mengentaskan isu atau masalah tersebut. Analisis kebijakan yang dilakukan dapat
menggambarkan proses dan isi kebijakan sehingga dapat diketahui apa isu strategis dan
permasalahan kebijakan yang penting untuk ditindaklanjuti, kekurangan dan
ketidaksesuaian yang perlu diintervensi untuk meningkatkan proses implementasi
kebijakan dan mengarah pada hasil yang lebih baik. Baik dari segi proses maupun konten,
analisis kebijakan menggambarkan kebutuhan akan intenvensi yang menyoroti isu-isu
kebijakan, mengembangkan proses implementasi kebijakan dan memastikan kebijakan
tersebut berdampak pada status yang lebih baik.
Analisis kebijakan merupakan istilah genetik untuk berbagai teknik dan alat
untuk mempelajari karakteristik dari kebijakan yang ditetapkan, bagaimana formulasi
kebijakan tersebut dan apa dampak atau konsekuensi kebijakan. Portney (1986)
memfokuskan analisis kebijakan pada: pembuatan kebijakan, sebab dan akibat, dan
rekomendasi sebuah kebijakan. Senada dengan banyak pendapat ahli lain yang
mengarahkan analisis kebijakan pada tahap dalam siklus kebijakan meliputi: penetapan
masalah kebijakan (problem formation); formulasi kebijakan (policy formulation); adopsi
kebijakan (policy adoption); implementasi kebijakan (policy implementation); dan
evaluasi kebijakan (policy evaluation) , karena umumnya analisis kebijakan difokuskan
pada dampak dari sebuah kebijakan, dan menggunakan terminologi dari analisis sistem,
seperti input, output, dan outcome.
Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan publik:
Kebijakan publik adalah arah tindakan yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan atau tidak dilakukan ( Dye, 1975). Area studi meliputi segala tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah dan mempunyai pengaruh terhadap kepentingan masyarakat
secara luas, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM). Secara garis besar kebijakan publik mencakup tahap-tahap perumusan masalah
kebijakan, implementasi kebijakan dan Evaluasi kebijakan. Analisis Kebijakan Publik
berhubungan dengan penyelidikan dan deskripsi sebab-sebab dan konsekuensi-
konsekuensi kebijakan publik. Analisis kebijakan dapat menghasilkan informasi yang
relevan dengan kebijakan pada satu, beberapa atau seluruh tahap dari proses kebijakan,
tergantung pada tipe masalah yang dihadapi klien yang dibantunya. Analisis kebijakan
dilakukan tanpa mempunyai pretensi untuk menyetujui atau menolak kebijakan. Jadi
misalnya seorang pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa kenaikan BBM akan
menimbulkan inflasi dan keresahan masyarakat, maka sebenarnya ia sudah melakukan
analisis kebijakan publik.
a. Tujuan
Tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh pembuat kebijakan dalam memecahkan
masalah-masalah publik. Tugas yang seringkali paling sulit bagi analis adalah
mengungkapkan apakah tujuan dari kebijakan publik tersebut.
b. Alternatif-Alternatif
c. Dampak
d. Kriteria
Kriteria adalah suatu standar untuk menyusun alternatif-alternatif sesuai prioritas yang
paling diinginkan. Kriteria merupakan cara menghubungkan tujuan-tujuan, alternatif-
alternatif dan dampak-dampak.
e. Model
Model-model kebijakan (yang digunakan untuk meramalkan dampak suatu pilihan atau
alternatif) biasanya merupakan struktur matematis yang dibantu dengan program
komputer, dan banyak juga diantaranya menggunakan model mental sederhana,
digunakan sepanjang proses analisis untuk mendefinisikan lingkup permasalahan,
mengukur pencapaian suatu tujuan, menampilkan hasil dan dimanapun analisis membuat
sebuah keputusan.