Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 2

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Dosen Pengampu

Dr. Achdiat, M.Si

Endah Marlovia, S.AP.,M.AP

Ruang Lingkup Analisis Kebijakan Publik

Kebijakan dalam konsepsi dasarnya berkenaan dengan otoritas yang dilakukan


oleh para pemegang otoritas untuk melakukan pengaturan berbagai kepentingan publik
dalam berbagai dimensi ditengah-tengah begitu banyak faktor yang saling pengaruh
mempengaruhi, yang secara subtansial hanya berkenaan dengan persoalan keputusan dan
tindakan yang para pemegang otoritas untuk kepentingan publik selaku para kelompok
sasaran, pada hakikatnya adalah ditujukan untuk memecahkan masalah kemanusiaan.
Berkenaan dengan aspek yang multi dimensi, semua aspek yang bersentuhan dengan
kepentingan manusia dan hakikat kemanusiaanya. Sebagai manusia ia memerlukan
pertumbuhan dan perkembangannya yang teratur serta di dalam perlakuan tidak saja
sebagai manusia individu yang memiliki berbagai peran dan status akan tetapi juga
sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dalm suatu kelompok, mulai dari kelompok
yang sederhana seperti keluarga hingga pada kelompok bangsa dalam suatu kehidupan
organisasi negara, yang memerlukan perlindungan, pengayoman, pelayanan, dan
pemberdayaan. Hakikat kemanusiaan bersentuhan dengan perlakuan potensi yang
dimiliki yang memerlukan pertumbuhan dan pembinaan. Baik sebagai manusia maupun
hakikat kemanusiaannya, keberadaannya tidak secara signifikan dengan kesulitan atau
tingkat kemudahan yang dialami akan tetapi selalu berada dalam berbagai permaslahan
atau dalam keinginan pencapaian nilai yang berbeda-beda. Permasalahan dan perbedaan
nilai yang diinginkan itulah mendorong dilakukannya pengaturan oleh para pemegang
aturan otoritas baik itu berlangsung dalam komitmen yang terjadi secara sepihak atau
oleh kesepakatan semua orang melalui kebijakan yang dirumuskan dan tindakan yang
dilakukan.Berpedoman pada ruang lingkup kajian dari kebijakan dan dikaitkan dengan
analisa sebagai metametodologi atau metode yang digunakan lebih dari satu metode atau
lebih dari satu macam penganalisaan, maka ruang lingkup analisis kebijakan adalah
seluas ruang lingkup masalah dan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dilakukan analisa
secara deskripsi, evaluasi. Prediksi, dan preskripsi yang dapat diperbandingkan atau
dipertentangkan menurut waktu penggunaan ( sebelum dengan sesudah dilakukan
tindakan ).

Saat melakukan analisis kebijakan harus dengan jelas dibedakan antara analisis
proses kebijakan dan analisis isi kebijakan. Fokus utama dari analisis proses adalah
tentang formulasi atau perumusan kebijakan sementara fokus utama dari analisis konten
kebijakan adalah substansi atau kandungan kebijakan. Lebih lanjut, analisis konten
menguji isu kebijakan yang signifikan dan mengeksplorasi berbagai opsi untuk
mengentaskan isu atau masalah tersebut. Analisis kebijakan yang dilakukan dapat
menggambarkan proses dan isi kebijakan sehingga dapat diketahui apa isu strategis dan
permasalahan kebijakan yang penting untuk ditindaklanjuti, kekurangan dan
ketidaksesuaian yang perlu diintervensi untuk meningkatkan proses implementasi
kebijakan dan mengarah pada hasil yang lebih baik. Baik dari segi proses maupun konten,
analisis kebijakan menggambarkan kebutuhan akan intenvensi yang menyoroti isu-isu
kebijakan, mengembangkan proses implementasi kebijakan dan memastikan kebijakan
tersebut berdampak pada status yang lebih baik.

Analisis kebijakan merupakan istilah genetik untuk berbagai teknik dan alat
untuk mempelajari karakteristik dari kebijakan yang ditetapkan, bagaimana formulasi
kebijakan tersebut dan apa dampak atau konsekuensi kebijakan. Portney (1986)
memfokuskan analisis kebijakan pada: pembuatan kebijakan, sebab dan akibat, dan
rekomendasi sebuah kebijakan. Senada dengan banyak pendapat ahli lain yang
mengarahkan analisis kebijakan pada tahap dalam siklus kebijakan meliputi: penetapan
masalah kebijakan (problem formation); formulasi kebijakan (policy formulation); adopsi
kebijakan (policy adoption); implementasi kebijakan (policy implementation); dan
evaluasi kebijakan (policy evaluation) , karena umumnya analisis kebijakan difokuskan
pada dampak dari sebuah kebijakan, dan menggunakan terminologi dari analisis sistem,
seperti input, output, dan outcome.

Analisis kebijakan publik berdasarkan kajian kebijakannya dapat dibedakan


antara analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik tertentu dan sesudah adanya
kebijakan publik tertentu. Analisis kebijakan sebelum adanya kebijakan publik berpijak
pada permasalahan publik semata sehingga hasilnya benar-benar sebuah rekomendasi
kebijakan publik yang baru. Keduanya baik analisis kebijakan sebelum maupun sesudah
adanya kebijakan mempunyai tujuan yang sama yakni memberikan rekomendasi
kebijakan kepada penentu kebijakan agar didapat kebijakan yang lebih berkualitas.

Dunn (2000: 117) membedakan tiga bentuk utama analisis kebijakan publik:

1. Analisis Kebijakan Prospektif yang berupa produksi dan transformasi informasi


sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Analisis kebijakan
disini merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi untuk dipakai dalam
merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan secara
komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai landasan
atau penuntun dalam pengambilan keputusan kebijakan.
2. Analisis Kebijakan Retrospektif adalah sebagai penciptaan dan transformasi
informasi sesudah aksi kebijakan dilakukan. Terdapat 3 tipe analis berdasarkan
kegiatan yang dikembangkan oleh kelompok analis ini yakni analis yang
berorientasi pada disiplin, analis yang berorientasi pada masalah dan analis yang
berorientasi pada aplikasi. Tentu saja ketiga tipe analisis retrospektif ini terdapat
kelebihan dan kelemahan
3. Analisis Kebijakan Yang terintegrasi merupakan bentuk analisis yang
mengkombinasikan gaya operasi para praktisi yang menaruh perhatian pada
penciptaan dan transformasi informasi sebelum dan sesudah tindakan kebijakan
diambil. Analisis kebijakan yang terintegrasi tidak hanya mengharuskan para
analis untuk mengkaitkan tahap penyelidikan retrospektif dan perspektif, tetapi
juga menuntut para analis untuk terus menerus menghasilkan dan
mentransformasikan informasi setiap saat.

Analisis kebijakan adalah penting karena bisa membantu seorang pembuat


keputusan dengan memberikan informasi yang diperoleh melalui penelitian dan analisis,
memisahkan dan mengklarifikasi persoalan mengungkap ketidakcocokan antara tujuan
dan realisasinya, memberikan alternatif-alternatif baru dan mengusulkan cara-cara atau
ide-ide untuk merealisasikannya. Dengan demikian diharapkan hasil analisis kebijakan
dapat meningkatkan kualitas kebijakan publik.
A. Perbedaan Kebijakan Publik dengan Analisis Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah arah tindakan yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan atau tidak dilakukan ( Dye, 1975). Area studi meliputi segala tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah dan mempunyai pengaruh terhadap kepentingan masyarakat
secara luas, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM). Secara garis besar kebijakan publik mencakup tahap-tahap perumusan masalah
kebijakan, implementasi kebijakan dan Evaluasi kebijakan. Analisis Kebijakan Publik
berhubungan dengan penyelidikan dan deskripsi sebab-sebab dan konsekuensi-
konsekuensi kebijakan publik. Analisis kebijakan dapat menghasilkan informasi yang
relevan dengan kebijakan pada satu, beberapa atau seluruh tahap dari proses kebijakan,
tergantung pada tipe masalah yang dihadapi klien yang dibantunya. Analisis kebijakan
dilakukan tanpa mempunyai pretensi untuk menyetujui atau menolak kebijakan. Jadi
misalnya seorang pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa kenaikan BBM akan
menimbulkan inflasi dan keresahan masyarakat, maka sebenarnya ia sudah melakukan
analisis kebijakan publik.

Seorang analis kebijakan publik akan memposisikan ilmunya sebagai sesuatu


yang bebas nilai, analis bekerja atas kepentingan publik, tanpa ada pengaruh
kepentingan-kepentingan politik ataupun golongan. Jadi seorang analis dapat mengambil
posisi netral dalam memperjuangkan kebijakan publik yang lebih baik dalam rangka
menyelasaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.

B. Fungsi atau Manfaat Analisis Kebijakan Publik

Apabila kita cermati pemberitaan di berbagai media massa, masih banyak


kebijakan publik yang tidak mencapai tujuan, artinya kebijakan itu telah gagal dan tidak
sesuai dengan keinginan publik. Kemungkinan kegagalan tersebut disebabkan oleh
banyak faktor, misalnya permasalahan publik yang rumit, pembuat kebijakan tidak
mengetahui apa keinginan publik, bias dengan tujuan-tujuan pribadi atau mungkin
pelaksana kebijakan tidak memahami tujuan kebijakan, dan sebagainya.

Indikasi kegagalan dari sebuah kebijakan dapat dilihat misalnya dengan


banyaknya keluhan-keluhan masyarakat baik secara langsung melalui demonstrasi
maupun dengan menggunakan media massa. Kegagalan kebijakan publik dengan
berbagai alasan tersebut diatas sebenarnya dapat dikurangi jika kebijakan tersebut
didahului dengan kajian yang komprehensif tentang isue kebijakan, dalam hal ini yang
dimaksud adalah analisis kebijakan publik.

Lasswell dalam Dunn (2000) yang menyatakan bahwa Analisis Kebijakan


merupakan aktivitas menciptakan pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan
kebijakan. Dalam menciptakan pengetahuan tentang proses pembuatan kebijakan analisis
meneliti sebab, akibat dan kinerja kebijakan dan program publik. Jika pengetahuan
tentang kebijakan dikaitkan dengan pengetahuan dalam proses kebijakan, anggota-
anggota badan eksekutif, legislatif dan yudikatif, bersama dengan warga negara yang
memiliki peranan dalam pembuatan kebijakan publik, dapat menggunakan hasil-hasil
analisis kebijakan untuk memperbaiki proses pembuatan kebijakan dan kinerjanya.
Karena efektifitas pembuatan kebijakan tergantung pada akses terhadap informasi yang
tersedia, komunikasi dan penggunaan analisis kebijakan menjadi penting sekali dalam
praktek dan teori pembuatan kebijakan publik.

Analisis kebijakan akan sangat membantu menghindarkan suatu kebijakan yang


yang hanya memakai pertimbangan sempit semata atau pertimbangan kekuasaan semata.
Sebagaimana diketahui pertimbangan yang ilmiah, rasional dan obyektif dalam
pembuatan kebijakan publik sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama, dalam
praktiknya aspek politik masih sangat mewarnai dalam pembuatan kebijakan publik baik
di pemerintah pusat maupun daerah. Dengan analisis kebijakan diharapkan dapat
menghindari keadaan ini, karena analisis kebijakan memberikan informasi dan argumen
yang lebih komprehensif dan dapat diterima publik.

C. Elemen-Elemen Analisis Kebijakan Publik

Dalam melaksanakan analisis kebijakan publik, analis haruslah memahami elemen-


elemen dasar yang diperlukan ketika melakukan analisis kebijakan publik. Terdapat lima
elemen penting yang harus dipertimbangkan secara logis dalam menangani masalah
publik, yakni:

a. Tujuan
Tujuan adalah apa yang ingin dicapai oleh pembuat kebijakan dalam memecahkan
masalah-masalah publik. Tugas yang seringkali paling sulit bagi analis adalah
mengungkapkan apakah tujuan dari kebijakan publik tersebut.

b. Alternatif-Alternatif

Alternatif-alternatif adalah pilihan-pilihan tindakan atau cara-cara yang tersedia bagi


pembuat kebijakan yang diharapkan tujuan dapat tercapai. Alternatif-alternatif bisa
berupa kebijakan-kebijakan, strategi-strategi atau tindakan-tindakan.

c. Dampak

Alternatif-alternatif sebagai suatu cara memecahkan masalah mempunyai implikasi


serangkaian konsekuensi tertentu. Dampak ini berhubungan dengan alternatif , beberapa
diantaranya bersifat positif terhadap pencapaian tujuan, yang lain dapat bersifat negatif
misalnya tingginya biaya, dan merupakan hal-hal yang ingin dihindari atau diminimalisir
oleh pembuat keputusan.

d. Kriteria

Kriteria adalah suatu standar untuk menyusun alternatif-alternatif sesuai prioritas yang
paling diinginkan. Kriteria merupakan cara menghubungkan tujuan-tujuan, alternatif-
alternatif dan dampak-dampak.

e. Model

Model-model kebijakan (yang digunakan untuk meramalkan dampak suatu pilihan atau
alternatif) biasanya merupakan struktur matematis yang dibantu dengan program
komputer, dan banyak juga diantaranya menggunakan model mental sederhana,
digunakan sepanjang proses analisis untuk mendefinisikan lingkup permasalahan,
mengukur pencapaian suatu tujuan, menampilkan hasil dan dimanapun analisis membuat
sebuah keputusan.

Anda mungkin juga menyukai