Anda di halaman 1dari 16

ISSN : 2620-5025

E-ISSN : 2621-8410
Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019

Tantangan Pengembangan SDM Polri


di Era Revolusi Industri 4.0
Eko Indra Heri
Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia
Jl. Trunojoyo No. 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
e-mail ; spriassdm@gmail.com

Abstract
The industrial revolution 4.0 as a technological transformation will seriously impact the human
resource management process because of the changing organizational environment. Capacity building for
Polri members needs to be prioritized, but does not only focus on hard skills but also the formation and
improvement of qualified soft skills to deal with the dynamics that are developing in the future. Big data
development, recruitment of qualified Polri members, National Police talent management, performance
management, technology-based capacity building and job design are the National Police’s strategies that are
right on target to face challenges in the era of the Industrial Revolution 4.0.

Keywords : Industrial revolution 4.0 ; Strategy, Human Resources

Abstrak
Revolusi industri 4.0 sebagai transformasi teknologi akan secara serius berdampak terhadap
proses manajemen sumber daya manusia karena lingkungan organisasi yang berubah. Peningkatan
kemampuan bagi anggota Polri menjadi hal yang perlu diprioritaskan, namun tidak hanya fokus
kepada hard skill , tetapi juga pembentukan dan peningkatan soft skill yang mumpuni untuk
menghadapi segala dinamika yang berkembang dimasa yang akan datang.

Pengembangan big data, rekrutmen anggota Polri yang berkualitas, manajemen talenta Polri,
manajemen kinerja, peningkatan kemampuan berbasis teknologi serta job design merupakan Strategi
Polri yang tepat sasaran untuk menghadapi tantangan di era Revolusi Industri 4.0.

Kata Kunci : Revolusi industri4.0 ; Strategi ; Sumber Daya Manusia

Makalah ini pernah disampaikan pada acara Wisuda Sarjana Angkatan ke-74, 75, 76, Pascasarjana (S2) Angkatan ke-7 dan
Pascasarjana (S3) serta Dies Natalies STIK-PTIK ke-73, Jakarta 17 Juni 2019.

90 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

a. Pendahuluan b. Pembahasan

Pada era belakangan ini pembicaraan 1. Evolusi Revolusi Industri Dan Dampak-
perkembangan teknologi baru, secara luas nya Terhadap Berbagai Sektor Kehidu-
merujuk kepada revolusi industri 4.0 yang pan Dan Sumber Daya Manusia
dicirikan oleh peningkatan yang begitu cepat
Perkembangan revolusi industri 4.0
dalam teknologi digitalisasi, robotisasi dan
tentunya mempunyai dampak terhadap
kecerdasan otomatisasi (intelligent automation),
berbagai faktor kehidupan, industri, sumber daya
internet of things dan kecerdasan buatan (artificial
manusia, organisasi, kejahatan dan sebagainya.
intelligence) yang dapat berdampak pada berbagai
Pada dasarnya dunia berubah, apakah orang
sektor kehidupan seperti ekonomi, business,
mengetahui atau tidak, revolusi industri 4.0
nasional dan global, masyarakat dan individu2.
akan mempengaruhi umat manusia. Teknologi
Perubahan teknologi yang demikian otomatisasi, mobile computing dan artificial
canggih tentunya dapat berimplikasi positif intelligence tidak lagi menjadi konsep yang
dalam mendukung percepatan pembangunan futuristik, tetapi telah menjadi kenyataan2.
di berbagai sektor kehidupan, dan dapat
Menurut Keywell (2017) dalam tulisannya
juga menjadi ancaman bagi berbagai sektor
“The Fourth Industrial Revolution Is About
kehidupan. Implikasi negatif yang substansial
People,Not The Rise of The Machine” yang
seperti kehilangan pekerjaan, kebutuhan
melihat dampak strategis dan penting untuk
keterampilan sumber daya manusia yang tinggi,
memberdayakan SDM karena perubahan
kebutuhan merumuskan banyaknya kebijakan
budaya kerja, sikap dan perilaku, pengetahuan
dan peraturan baru, dan perubahan yang penting
dan keterampilan, serta metode kerja yang
dan stratejik dalam program peningkatan
1 dibutuhkan dalam menghadapi perkembangan
kemampuan.
revolusi industri 4.0. Menurutnya bahwa
Polri yang berperan dalam mewujudkan revolusi industri terdapat 4 fase yaitu pertama
kemanan dan ketertiban dalam masyarakat dimulai tahun 1800 telah berevolusi dari
tentunya perlu merespon terhadap berbagai menggunakan tangan dan kekuatan otot menuju
dampak dari perkembangan revolusi industri 4.0, penggunaan mesin. Revolusi industri fase kedua
terutama terhadap profesionalitas dan kesiapan sekitar 1900 dimulai dengan produksi masa oleh
SDM dalam menghadapi berbagai perkembangan Henry Fords yang muncul dengan perubahan
kejahatan yang makin modern dan canggih. dalam matrial dasar dan sumber energi seperti
uap, batubara, besi, baja, listrik, petreleom, dan
Kemampuan kreativitas dan daya inovasi
kimia yang digunakan untuk proses produksi.
anggota polisi sangat strategis didalam
Revolusi industri fase ketiga sekitar 1970, mulai
mengantisipasi dan merespons fenomena
menggunakan mesin yang dapat diprogram
sosial yang bisa menimbulkan berbagai bentuk
sehingga teknologi elektrik dan mesin mulai,
kejahatan. Pergeseran SDM menuju digitalisasi,
diganti dengan teknologi digital. Revolusi
dan teknologi informasi merupakan tantangan
industri baru 4.0 dapat dideskripsikan sebagai
yang perlu direspons oleh setiap pimpinan
meningkatnya jumlah digitisasi melalui seluruh
Polri sehingga menghasilkan strategi yang
“value chain”, dan kemungkinan menstrukturkan
komprehensif dalam menjawab tantangan era
transfer data antara manusia, obyek dan sistem
revolusi industri 4.0.
2 Keywell (2017). The Fourth Industrial Revolution Is About Empowering
1 Schwab, Klaus (2017) The Four Industrial Revolution.1st Ed. New York: People, Not The Rise Of The Machines. Retrieved from https://goo.
Crown Bussines. gl/8qE3mw.

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 91


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

dalam real time. dan organisasi perlu memprioritaskan kepada


pendekatan “human centre approach”, yang
Selanjutnya penelitian empiris yang
menempatkan sumber daya manusia dalam
dilakukan Baur & Wee (2015) dengan
sistem fisik cyber dan memandang teknologi
melibatkan 300 organisasi manufaktur ternama,
sebagai metode untuk mendukung kompleksitas
dan ditemukan kurang dari 48% responden
yang dihadapi tenaga dimasa depan.6
mengatakan bahwa organisasi mereka telah
siap menghadapi dampak revolusi induatri 2. Munculnya Kebutuhan Kompetensi Baru
4.03. Penelitian empiris oleh Baur dan Wee : Tantangan Bagi Pengembangan Sdm
(2015) memberikan pandangan pentingnya visi Polri
kepemimpinan menghadapi dampak industri 4.0.
Laporan The World Economic Forum’s
mengingat luasnya bentangan dampak industri
(WEF) pada tahun 2018 menggambarkan
4.0. bagi suatu organisasi. Penelitian tersebut
pergeseran jenis keterampilan yang dibutuhkan
memberikan kerangka pikir pentingnya melihat
untuk manufaktur domestik menghadapi
kecenderungan revolusi industri 4.0 terhadap
persaingan akibat cepatnya perubahan pasar.
peningkatan pelatihan dan pengembangan mutu
Munculnya keterampilan dalam berpikir analisis,
sumber daya manusia.
kreativitas, pemecahan masalah yang kompleks,
Dengan demikian perlu dilakukan kajian kecerdasan emosional, yang kesemuanya
yang lebih komprehensif tentang dampak merupakan kebutuhan keterampilan yang makin
gangguan (disruptive) yang digambarkan oleh penting di dalam revolusi industri 4.0. Gash,T
McKinsey tentang tenaga kerja industri saat ini. & Hobbs, R (2018)
Namun menurut Osborne dan Strokosch (2013),
Menurut Gash dan Hobbs (2018) dalam
sekitar 47% jumlah tenaga kerja Amerika yang
bukunya Policing 4.0 Deciding the Future of
berisiko dibutuhkan pelatihan tingkat tinggi dan
Policing in the UK, terdapat 6 (enam) realitas
kualifikasi dimasa yang akan datang pada era
baru sebagai tantangan yang harus dihadapi
industri 4.0.4 Penelitian menunjukkan bahwa
polisi pada era industri 4.0 yaitu:
sebagai otomatisasi dan kecanggihan teknologi
manufaktur, maka serangkaian keterampilan a. Melayani dunia digital secara lengkap.
yang berkaitan dengan information technology
Setiap kejahatan saat ini memiliki jejak
(IT), pengembangan software, dan ICT akan
digital sehingga setiap fungsi polisi harus
banyak dibutuhkan. Begitu juga pengalaman
memanfaatkan teknologi digital dan data
operator dalam hubungan antara manajemen
merupakan salah satu aset yang paling
dan pelanggan serta perencanaan lingkungan
penting dan strategis dalam pemolisian.
sumber daya organisasi5.
b. Pengamanan oleh sektor swasta dan
Dengan meningkatnya kompleksitas peran
masyarakat sipil.
dan tanggung jawab tentunya dibutuhkan
tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan Investasi swasta dalam pencegahan kejahatan
keterampilan dalam menghadapi industri 4.0 dan investigasi lebih besar melebihi
3 Baur.C. & Wee.D. 2015. Manufacturing’s Next Act. McKinsey & investasi publik yang dilakukan negara,
Company. Retrieved from https://www.mckinsey.com/business functions
/operations/ ourinsights/manufacturing-next-act. bahkan kemampuan memerangi kejahatan
4 Noah, Krachtt. 2018. The Workforce Implications of Industry 4.0:
Manufacturing Workforce Strategies To Enable Entreprise Transformation. 6 Longo, Francesco & Nicoletti, Letizia & Padovano, Antonio. 2017. Smart
University of Wisconsin, USA. operators in industry 4.0: A human-centered approach to enhance operators’
5 Klimova, Blanka & Maresova, Petra. 2018. Economic methods used in capabilities and competencies within the new smart factory context.
health technology assessment. E+M Ekonomie a Management. 21. 116- Computers & Industrial Engineering. 113. 10.1016/j.cie.2017.09.016.
126. 10.15240/tul/001/2018-1-008

92 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

oleh swasta sering melebihi pelayanan industri 4.0 pun berbeda. Berikut tantangan
polisi. Pemberdayaan masyarakat dalam Polri dimaksud:
pencegahan kejahatan merupakan cara yang
a. Kebutuhan personel Polri
perlu ditingkatkan oleh kepolisian.
Sumber daya manusia adalah aset organisasi
c. Merespons lebih cepat perubahan di setiap
yang terpenting karena yang menjalankan
lini kehidupan.
dan mengoperasionalkan tugas pokok
Berkembangnya inovasi dan konektivitas organisasi masih menggunakan tenaga
sosial yang cepat menciptakan timbulnya manusia, walaupun di era revolusi industri
kejahatan baru serta memunculkan metode 4.0 dominasinya direduksi seiring dengan
baru dalam pemolisian. kemunculan sejumlah aplikasi dan sistem
robotik. Kondisi ini Polri harus tanggap
d. Memanfaatkan cyber-physical systems.
dengan penyiapan rencana kebutuhan
Dengan pertumbuhan secara eksponensial personel, terutama yang memiliki kualitas
peralatan “internet of things” dapat seperti kompetensi teknologi informasi dan
mengaburkan batasan antara fisik dan dunia kompetensi khusus lainnya yang merupakan
virtual. target utama dalam rekrutmen anggota Polri.

b. Munculnya kejahatan baru


e. Menggunakan sejumlah informasi dan
pengetahuan yang belum diketahui tentang Mengenal istilah kejahatan merupakan
apa yang dapat berhasil dalam mengurangi bayang-bayang dari peradaban “crime is
kejahatan dan mengelola layanan shadow of civilization”. Hal ini berlaku seiring
kepolisian. Digitalisasi, analisa data dan dengan adanya revolusi industri 4.0 yang
penelitian berkelanjutan begitu penting berdampak munculnya sejumlah kejahatan
sehingga membutuhkan pengambilan baru, sebagai contoh : kejahatan dunia maya
keputusan terdesentralisasi dan manajemen (cybercrime) antara lain penipuan secara
pengetahuan. daring, penipuan kartu kredit (carding),
hoaks, prostitusi online, pornografi, penipuan
f. Melaksanakan Transparansi secara maksimal
identitas dan kejahatan lainnya. Kejahatan
Meningkatkan kehadiran penjagaan publik dimaksud menjadi tantangan bagi Polri
dan polisi artinya bahwa kita harus berasumsi untuk senantiasa mengatur strategi dengan
semua tindakan polisi dalam arena publik peningkatan kemampuan personel Polri.
dan pribadi serta virtual yang mampu segera
c. Modernisasi pelayanan publik
dikaji. Namun demikian, dalam pemolisian
teknologi dapat membantu menjaga Tuntutan masyarakat akan pelayanan publik
kerahasiaan yang dibutuhkan sebagai bentuk yang bersifat cepat, mudah dan murah
teknologi canggih yang dibutuhkan dalam menjadi hal yang utama karena dengan
pengkajian. kesibukan dan tingkat mobilisasi masyarakat
yang tinggi tidak bisa lagi pelayanan publik
Tantangan kepolisian yang telah dijelaskan
dilakukan dengan “bertele-tele”. Dengan
diatas, tentu berbeda dengan yang dialami oleh
demikian modernisasi pelayanan publik
Polri karena situasi dan kondisi negara Indonesia
perlu diterapkan secara masif disemua
yang memiliki karakteristik khusus sehingga
kelembagaan dan kementrian termasuk
dalam menyikapi perkembangan revolusi
Polri yang bertujuan untuk membangkitkan

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 93


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

produktivitas dan efisiensi serta perkembangan teknologi. Ini membuat


menghidupkan akuntabilitas kelembagaan persaingan semakin ketat di berbagai
negara. Pelayanan publik yang dimiliki Polri lini kehidupan. Jika tidak menyesuaikan
diantaranya adalah pelayanan laporan polisi, diri, seseorang akan dengan mudahnya
pelayanan penyidikan perkara, pelayanan tertinggal dari orang lain, hal ini disebutkan
SIM dan STNK serta pelayanan Surat dalam konsep adaptasi menurut Gerungan
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). (1991:55) adalah suatu penyesuaian pribadi
terhadap lingkungan. Penyesuaian berarti
Modernisasi pelayanan publik yang
mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan
berbasis teknologi telah tertuang melalui Perpres
lingkungan, juga dapat berarti mengubah
Nomor 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan
lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan
Berbasis Elektronik (SPBE) guna mewujudkan
pribadi7.
keterpaduan sistem pemerintahan dari pusat
hingga ujung daerah terluar. Tentu tujuan Dikaitkan dengan anggota Polri maka
akhirnya adalah untuk membuat pelayanan memasuki era revolusi industri 4.0 harus bisa
publik yang outstanding, dimana pelayanan lebih adaptif dibanding dengan masyarakat.
semakin mudah, cepat, murah, berkualitas, dan Sikap konservatif terhadap suatu perubahan
mampu menyentuh harapan masyarakat. dan terjebak dalam zona nyaman harus
ditinggalkan, perkembangan teknologi perlu
a. Transformasi budaya Polri
segera dipelajari karena operasionalisasi
Selama Polri lepas dari dominasi ABRI tugas pokok Polri akan banyak menggunakan
(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), teknologi sebagai sarana pelayanan prima
budaya militeristik tetap menjadi “trademark” kepada masyarakat.
yang tidak bisa terhapus begitu saja, komplain
b. Peningkatan kompetensi
dari masyarakat mengenai perilaku dan sikap
arogansi aparat keamanan serta penerapan Era revolusi Industri 4.0 membuka
budaya kekerasan pada lembaga pendidikan kesempatan bagi sumber daya manusia
masih tetap terjadi dan dilakukan oleh (SDM) untuk memiliki kompetensi yang
beberapa anggota Polri. Selain itu hal-hal sesuai dengan perkembangan teknologi
yang bersifat mekanistik, hierarkis birokratis, terkini. Untuk itu diperlukan pelaksanaan
departementalisasi yang kaku, formalitas program peningkatan ketrampilan (up-
tinggi dan sentralistis menjadi penghambat skilling) atau pembaruan ketrampilan
untuk memajukan organisasi Polri kearah (re-skilling) bagi sumber daya manusia
yang lebih baik. Padahal dengan masuknya era berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat
revolusi industri 4.0 budaya tersebut sudah ini8. Namun demikian kompetensi yang
usang dan tidak bisa diterapkan kembali. dibutuhkan tidak hanya terkait dengan hal
Seluruh anggota Polri harus segera merubah yang teknis tapi hal yang non teknis harus
mindset dan culturset kearah hal yang lebih menjadi perhatian.
adaptif sehingga dapat memaksimalkan
Peningkatan dan pengembangan kompetensi
kinerja organisasi Polri.
bertujuan agar dapat memberikan kontribusi
b. Kemampuan adaptasi pada peningkatan produktifitas, efektifitas

Kita ketahui bahwa perkembangan zaman 7 Gerungan. 1991. Psikologi sosial. Bandung. Jakarta:PT.Eresco
8 Rohida, leni. 2018. Pengaruh Era Revolusi Industri terhadap kompetensi
semakin terasa cepat, seiring dengan sumber daya manusia. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia Vol 6 nomor 1,
Oktober 2018

94 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

dan efisiensi organisasi. Penjelasan (balance right and left brain function).
tersebut berlaku juga bagi SDM Polri
Namun pekerjaan berat pemimpin Polri saat
yang harus senantiasa meningkatkan dan
ini adalah memimpin generasi milenial yang
mengembangkan kompetensinya yang
berjumlah 210.372 personel atau sekitar
disesuaikan dengan tantangan tugas Polri di
47,8% dari 440.110 jumlah personel Polri,
era revolusi industri 4.0.
pekerjaan berat dimaksud karena generasi
c. Leadership (kepemimpinan) milenial memiliki karakteristik yang unik
sehingga diperlukan metode yang tepat untuk
“Kepemimpinan adalah tantangan terbesar
memimpinnya. Disamping itu tantangan
bagi banyak organisasi bisnis dalam situasi
leadership diperuntukkan juga bagi generasi
saat ini dan dimasa depan”9. Sebuah ungkapan
milenial yang masih dinilai tidak memiliki
yang perlu direnungkan terutama di era
sifat kepemimpinan yang tinggi dikarenakan
Revolusi Industri 4.0. Menjadi pemimpin
cenderung menjadi followers daripada leader,
di era saat ini tidak semudah membalikkan
dengan demikian peningkatkan soft skill
telapak tangan karena harus memimpin para
menjadi salah satu prioritas yang diperlukan
generasi milenial dan dominasi teknologi
generasi milenial untuk meningkatkan
dalam setiap lini kehidupan. Dengan
kepemimpinannya.
demikian siapapun yang akan menjadi
pemimpin perlu segera beradaptasi dengan d. Profesionalisme
situasi dan kondisi yang ada.
Di era abad ke 21 ini tidak dapat dipungkiri
Keberhasilan kapal organisasi perlu peradaban manusia telah berkembang pesat
dinakhkodai oleh pemimpin yang cakap dari segala sektor kehidupan. Perkembangan
sesuai era saat ini, bukan lagi pemimpin ini dapat dikatakan sebagai hasil prestasi
model lama yang hanya menggerakan manusia yang dimodali akal dan pikiran
tim berdasarkan pengalaman (senioritas yang sempurna sehingga tercipta peradaban
karyawan), unjuk kinerja, ataupun teknologi yang luar biasa. Namun hal ini
kompetensi yang dibutuhkan organisasi saat juga akan menjadi boomerang bagi sebagian
ini maka organisasi pun butuh transformasi manusia jika tidak dapat menyikapinya
kepemimpinan. Inilah waktunya untuk leader dengan baik. Bagaimana tidak pastinya segala
4.0 yang mampu menggerakkan energi, aktifitas manusia akan mengarah pada hal
aksi, dan konsistensi untuk menciptakan elektronik, atau internetisasi. Bagi yang tidak
perubahan sekaligus memenangkannya. paham dalam dunia ITE maka akan tertinggal
dengan sendirinya. Perkembangan revolusi
Dengan demikian Polri harus menyiapkan
industri 4.0 akan berimbas terhadap anggota
pemimpin-pemimpin yang berprestasi
Polri. Bagaimanapun anggota Polri dituntut
dan berinovasi yang merupakan tantangan
harus kreatif dan inovatif dalam memberikan
terbesar di era revolusi industri 4.0. Penyiapan
pelayanan kepada masyarakat. Maka dari
dimaksud tidak hanya diukur dengan hard
itu anggota Polri harus menguasai bidang
skill namun juga soft skill yang perlu dikuasai
ITE. Jadi profesionalisme anggota Polri
pada era saat ini seperti complex problem
harus berkolaborasi dengan perkembangan
solving, critical thingking dan creativity
teknologi di era revolusi industri 4.0.
Tantangan-tantangan yang telah disebutkan
9 Syahadah, Robi. 2018. Melihat Konsep Kepemimpinan di Era Revolusi
Industri 4.0. https://pelatihanpengembangansdm.co.id/konsep- diatas bukan sekedar reaksi terhadap revolusi
kepemimpinan / diakses tanggal 5 Juni 2019

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 95


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

industri 4.0 tetapi bagaimana merespons 3 Personal/ Decision making under


Mental pressure,persistence
perubahan sosial ekonomi yang lebih luas abilities
yang berinteraksi dengan tugas kepolisian 4 Process Skills Critical Thinking and Deduc-
(Gash dan Hobbs:2018). Dengan demikian, tive reasoning
5 System Skills Integrated Decision
perlu kiranya menyiapkan dan mencari SDM Making,
yang berkualifikasi dan profesional dengan Entrepreneurial Skills

pekerjaan teknologi baru10. 6 Technical Skills Programming and


Adapting to
New
Menurut WEF tahun 2018 untuk Technologies
menghadapi tantangan revolusi industri 7 Content Skills Understanding ICT, Active
Learning
4.0, organisasi perlu menyadari bahwa
8 Intercultural Working Across Cultures and
“human capital investment” merupakan Skills Geographies
aset organisasi dan bukan beban organisasi. Resource
Strategi pengembangan SDM kedepan 9 Manage- Managing Time and Resources
Efficiently
yang paling penting adalah pengembangan ment
Skills
keterampilan intelektual dan sosial, yang
memungkinkan SDM melakukan kerjasama Berbagai karakteristik skills yang
tim dengan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan dalam menghadapi industri
beragam sehingga mampu secara cepat 4.0 tentunya akan menjadi tantangan bagi
menginterpretasi informasi yang disajikan Polri untuk mempersiapkan anggota Polri
melalui “human-machine interface”. lulusan yang profesional dan modern sesuai
dengan tuntutan zaman. Perubahan terhadap
Keterampilan teknis dan kemampuan
kebutuhan keterampilan dan pengetahuan
berpikir sistematis juga menjadi sangat penting
anggota kepolisian menghadapi industry 4.0
karena pekerjaan menjadi makin kompleks
harus dibarengi dengan perubahan karakter,
dan saling berkaitan.11 Beberapa keterampilan
mindset, dan budaya kerja yang sesuai dengan
yang diilustrasikan pada table 1 dibawah ini
kebutuhan lingkungan di era industri 4.0 yang
memberikan kerangka untuk memahami
lebih kompleks dan penuh tantangan.
karakteristik umum SDM yang berkualitas
dan yang diperlukan Polri dalam memberikan 1. Strategi Pengembangan Sdm Polri Dalam
pelayanan yang cepat, tanggap dan berkualitas Menghadapi Revolusi Industri 4.0
terhadap keamanan dan ketentraman masyarakat.
Praktek pengelolaan SDM merupakan
Tabel 1 salah satu sumber utama organisasi untuk
Kebutuhan Kompetensi pada membentuk keterampilan, kapabilitas,
Revolusi Industri 4.0. perilaku dan sikap anggota untuk mencapai
Rank- Skills Example
tujuan organisasi. Para pimpinan dapat
ing meningkatkan inovasi, kapasitas manajemen
1 Social Skills Negotiations,Emotional pengetahuan, dan belajar diantara anggota
Intelligence,Collaboration
2 Cognitive Skills Data Analysis, Abstract Think-
organisasi dengan mendesain praktek
ing manajemen sumber daya manusia sesuai
dengan era revolusi industri 4.0. Praktek
10 Noah Krachtt (2018) The Workforce Implications of Industry 4.0:
Manufacturing Workforce Strategies To Enable Entreprise Transformation. sumber daya manusia perlu didesain untuk
University of Wisconsin, USA.
menghasilkan kemampuan inovasi dan
11 Eberhard.B.,et.al. (2017). Smart Work: The Transformation oh the Labor
Market Due to the Fourth Industrial Revolution 4.0. International Journal pembelajaran yang meliputi staffing, training,
of Business and Economic Sciences Applied Research,10(3),47-66.

96 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

performance appraisal, compensation dan dengan besaran data yang harus dikelola
desain pekerjaan. berukuran super besar, Velocity berkenaan
dengan kecepatan pemrosesan data yang
Menurut Schwab (2016) revolusi industri
harus mengimbangi pesatnya pertumbuhan
4.0 akan berdampak kepada semua
jumlah data. Sedangkan Variety merujuk
sektor kehidupan seperti (1) Ekonomi
pada karakteristik sumber data yang sangat
(pertumbuhan, penuaan populasi pekerja,
beragam, baik itu yang berasal dari basis data
pekerjaan, substitusi tenaga kerja,
yang terstruktur maupun juga dari data-data
keterampilan, hakekat pekerjaan); (2)
yang tidak terstruktur14.
Business (sumber disrupsi,harapan pelanggan,
inovasi kolaboratif, penggabungan digital); Organisasi yang berada pada sektor layanan
(3) nasional dan global (pemerintah, negara, publik lazimnya memiliki orientasi utama
provinsi/kabupaten/kota dan keamanan); pada pencapaian kepuasan pelanggan
(4) Masyarakat ( ketidakmerataan dan kelas (masyarakat). Big Data dapat memberikan
menengah,dan komunitas; (5) Individu andil dengan menyajikan berbagai informasi
(identitas, moralitas, etika dan hubungan berharga sebagai berikut15 :
manusia)12. Dampak revolusi industri 4.0,
a. Mendapatkan feedback dan respon
tentu menjadi tantangan sehingga perlu
masyarakat sebagai dasar penyusunan
strategi Pengembangan sumber daya
kebijakan dan perbaikan pelayanan
Manusia dilingkungan Polri. Oleh karena
publik.
itu beberapa strategi yang dapat dilakukan
menghadapi industri 4.0 antara lain: b. Membuat layanan terpadu dengan
segmen khusus sehingga layanan bisa
2. Pengembangan Big Data (Big Data
lebih efektif dan efisien.
Development)
c. Menemukan solusi atas permasalahan
Perkembangan pesat di bidang teknologi
yang ada, berdasarkan data.
informasi telah membawa perubahan di
dalam pengelolaan SDM. Dalam pengelolaan Pada tataran pembinaan SDM, Polri telah
tersebut membutuhkan adanya ketersediaan mengembangkan aplikasi data personel yang
data yang terintegrasi sebagai sumber dinamakan SIPP (Sistem Informasi Personil
informasi yang dapat diakses secara real Polri). SIPP adalah sistem manajemen
time. Guna memenuhi kebutuhan sumber informasi berkaitan dengan data seluruh
informasi tersebut maka diperlukan adanya pegawai negeri pada Polri sebagai pusat data
Big Data. yang kemudian diolah dan disajikan dalam
bentuk informasi data yang lengkap, akurat
Big Data merupakan sekumpulan data
dan real time.
yang besar baik terstruktur, semi, maupun
tidak terstruktur sehingga tidak bisa Pemanfaatan SIPP di lingkungan Polri
diolah menggunakan perangkat database diharapkan dapat membantu meningkatkan
relational biasa13. Karakteristik utama kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain
Big Data meliputi tiga hal, yang biasa itu, untuk mewujudkan organisasi yang lebih
disingkat dengan 3V yaitu Volume terkait
14 The Gartner IT Glossary: What is Big Data? https://www.gartner.com,
diakses 27 Mei 2019.
12 Schwab, Klaus, op. cit
13 Sawant, N., & Himanshu, S.,2013. Big Data Application Architecture Q 15 Tim Penyusun Kominfo, 2015, Buku Saku Big Data, Kementerian
& A. New York: Springer Science Business Media. Komunikasi dan Informatika.

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 97


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

efektif dan efisien, SSDM Polri saat ini juga dan stabilitas keamanan dalam rangka
sudah mendukung program paperless office kelembagaan (penguatan Polda- polda
dalam kegiatan administrasi. Misalnya pada tertentu). Namun demikian faktanya
proses seleksi pendidikan pengembangan, prinsip dimaksud tidak terealisasi pada
terkait persyaratan administrasi sudah tidak setiap pelaksanaan rekrutmen anggota
lagi memerlukan dokumen dalam bentuk Polri sehingga kebijakan minimal zero
kertas karena sudah tersedia di SIPP. Namun growth berubah menjadi minus growth,
perlu diketahui bahwa pemanfaatan utama oleh karena itu Polri dalam melakukan
dari SIPP yaitu sebagai Decision Support rekrutmen perlu mengedepankan kualitas
System (DSS) yang dapat membantu dengan mencari calon-calon anggota Polri
pimpinan dalam mengambil kebijakan terbaik yang memiliki kompetensi sesuai
pengelolaan SDM. dengan kebutuhan organisasi dan dinamika
perubahan di era revolusi industri 4.0.
Integrasi antara SIPP dengan aplikasi-
aplikasi yang ada di Polri terkait dengan Kompetensi menurut Robbin (2017) adalah
SDM sedang dikembangkan sehingga dapat kemampuan (ability) atau kapasitas seseorang
memberikan solusi atas permasalahan yang untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
ada berdasarkan data. Misalnya, integrasi suatu pekerjaan, dimana kemampuan ini
antara SIPP dengan SMK online. ditentukan oleh dua faktor yang kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik16. Calon
3. Rekrutmen Untuk Memperoleh SDM yang
anggota Polri yang berkompetensi dapat
Berkualitas
diperoleh dengan melalui rekrutmen dari
Dalam menghadapi dampak dan tantangan sumber bintara maupun perwira Polri.
revolusi industri 4.0 maka strategi yang
Merekrut anggota Polri di era revolusi
dilakukan Polri adalah bagaimana merekrut
industri 4.0 perlu difokuskan pada
SDM sejalan dengan peran pekerjaan
kemampuan literasi teknologi informasi.
baru sebagaimana yang dibutuhkan pada
Namun Selain teknologi informasi bahwa
era revolusi industri 4.0. Rekrutmen yang
rekrutmen mencari kompetensi lainnya
telah dilaksanakan oleh Polri dengan
seperti: dakwah islam, penerbangan, kimia,
mengedepankan pendekatan minimal zero
tekstil, psikologi, komunikasi, teknik kimia,
growth untuk meningkatkan profesionalime
kedokteran klinis, dokter umum, kedokteran
Polri dan mengimbangi peningkatan
forensik, ekonomi dan kompetensi lainnya.
populasi penduduk yang pada akhirnya akan
Namun demikian dalam proses rekrutmen
memaksimalkan tugas pokok Polri.
harus berfokus kepada potensi calon anggota
Adapun pertimbangan dilaksanakannya Polri yang sangat penting bagi organisasi
rekrutmen dengan pendekatan minimal zero Polri.
growth yaitu : presentase laju pertumbuhan
Rekrutmen juga merupakan tantangan dan
jumlah penduduk yang semakin meningkat
kesempatan, termasuk tidak saja menarik
setiap tahunnya, penyusutan jumlah
sumber calon yang profesional tetapi
personel Polri akibat Batas Usia Pensiun
bagaimana merawat SDM yang ada pada
(BUP) 58 tahun dan penyebab lainnya
(berhenti, meninggal dunia, determinasi
16 Robbins, S.P & Judge, T.A . 2017. Prilaku Organisasi edisi 16.
dan lain-lain) serta mewujudkan sasaran (diterjemahkan dari Organizational Behavior 16th edition: Pearson
Education oleh Ratna Saraswati dan Febriella Sirait). Jakarta: Salemba
strategis peningkatan kapasitas pertahanan Empat.

98 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

tingkat keterampilan teknis dan pimpinan untuk memastikan bahwa organisasi ini
yang dapat mengelola perubahan organisasi mampu mencari Talenta Polri yang akan
secara efektif. Hal lain bahwa organisasi diproyeksikan untuk menjadi pimpinan Polri
harus mempertimbangkan pendekatan baru dimasa yang akan datang (future leader)
dalam rekrutmen yang memfokuskan pada yang akan mengisi pada posisi-posisi kunci
kapabilitas ketimbang kualifikasi yang hanya organisasi19.
ditentukan oleh tingkat pendidikan (degree)
Aktivitas yang telah dilakukan oleh SSDM
dan ijazah.
Polri terkait Manajemen Talenta Polri diawali
4. Manajemen Talenta Polri dengan melakukan Identifikasi personil yang
dinilai berpotensi akan memiliki kinerja tinggi
Strategi ketiga yang dilakukan oleh SDM
dan berkompetensi. Setelah ditentukan para
Polri adalah menginisiasi sebuah konsep
talentanya, SSDM Polri dengan proaktif
manajemen SDM yang mengacu pada
melakukan pengembangan terhadap para
paradigma Human Capital Management atau
peserta dengan memberikan kesempatan
Manajemen Modal Manusia, yang diyakini
peningkatan kemampuan. Kemudian
penting oleh para peneliti dan praktisi
para peserta (talent pool) dipertahankan
SDM untuk diterapkan ke dalam sebuah
dengan melakukan pembinaan berupa
organisasi17. Sebuah konsep yang sudah
mentoring yang dilakukan oleh para senior
teruji melalui penelitian yang dilakukan oleh
peserta (talent pool) yang telah ditunjuk
Lance A. Berger and Association Consulting
di lingkungan satuan kerja para peserta itu
Group mampu membuat organisasi-
sendiri.
organisasi yang menerapkannya berhasil
dan langgeng. Konsep manajemen SDM Perkembangan kemajuan teknologi saat ini,
tersebut mulai populer di dunia organisasi telah memasuki era revolusi industri 4.0 yang
dan industri diawali dengan terbitnya sebuah ditandai dengan lahirnya teknologi informasi
artikel karya McKinsey and Company yang dan proses produksi yang dilakukan secara
berjudul “War of Talent” pada tahun 1997. otomatis20 sehingga manajemen talenta
Konsep tersebut dikenal dengan istilah Polri ini juga akan didukung dengan sistem
Talent Management atau Manajemen teknologi informasi yang terintegrasi.
Talenta18. Dengan memperhatikan
Dukungan teknologi informasi dalam
argumentasi pentingnya Manajemen Talenta
program manajemen talenta bertujuan untuk
bagi organisasi, maka penerapan Manajemen
membuat proses evaluasi bagi karyawan atau
Talenta pada organisasi Polri adalah sebuah
manajer menjadi lebih sederhana. Untuk itu
keniscayaan.
SSDM Polri akan melakukan pengembangan
teknologi informasi manajemen talenta yang
Hal itu mendorong SSDM Polri
diintegrasikan dengan SIPP.
melakukan langkah terobosan, yaitu dengan
melaksanakan program Manajemen Talenta 5. Manajemen Kinerja (Performance
Polri (MTP). Program manajemen talenta Management)
Polri diselenggarakan dengan maksud
Revolusi industri 4.0 akan merubah gaya hidup
17 Agolla, Joseph Evans. (2018). Human Capital In The Manufactring
and Industry 4.0 Revolution. Jurnal Licensee InTech. Botswana Open
University. Gaborone, Botswana. 19 Pella, A. Darmin dan Inayanti, Afifah. (2011). Talent Management
18 Berger, Lance dan Dorothy. (2008). Best Practice on Talent Management. Mengembangkan SDM Untuk Mencapai Pertumbuhan dan Kinerja
Terj. dari Best Practice on Talent Management. (Suryo, Kumala Insiwi, Prima. Jakarta: PT. Gramedia.
Penerjemah). Jakarta: PT. Permata Printing. 20 Schwab, Klaus, op. cit

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 99


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

masyarakat sehari-hari dan semua kebiasaan untuk mengidentifikasi dan mengukur kinerja
kehidupan. Perubahan ini harus diimbangi anggota Polri agar selaras dengan visi dan
oleh perusahaan maupun organisasi dengan misi organisasi. Selain itu, penilaian kinerja
terus melakukan inovasi maupun perubahan dilaksanakan untuk menjamin objektivitas
demi mempertahankan keberlangsungan kinerja dalam pembinaan karir, pendidikan
hidup. Salah satu perubahan dalam organisasi pengembangan, kenaikan pangkat, dan
yang berkaitan dalam manajemen sumber pemberian tunjangan kinerja.
daya manusia yaitu dengan memasukkan
Berkaitan dengan upaya untuk mengimbangi
metode pengukuran kinerja baru kedalam
dampak yang diakibatkan dari adanya
sistem kerja.
revolusi industri 4.0 maka Polri telah
Alat pengukuran kinerja pada era revolusi mengimplementasikan sebuah sistem baru
industri 4.0 baru akan muncul dimana yang berbasis teknologi informasi ke dalam
implementasinya sangat tergantung dari sistem kerja yaitu Sistem Manajemen
perubahan struktur organisasi. Manajemen Kinerja (SMK) online. Maksud dari
kinerja dapat diartikan sebagai sebuah proses adanya SMK online yaitu dapat melakukan
sistematis untuk meningkatkan kinerja penilaian kinerja personel secara real time
organisasi dengan mengembangkan kinerja dan pemanfaatannya juga akan dapat
dari individu dan tim21. Dari perspektif mempermudah proses pelaksanaan SMK
klasik, kinerja yang menghargai dan karena selain dapat diakses melalui web
mengedepankan senioritas akan bergeser dan juga melalui aplikasi SMK online yang
kepada manajemen kinerja yang lebih dapat diunduh di playstore pada smartphone
mengedepankan pemberian reward and berbasis android.
pusnishment kepada pegawai yang bekerja
Hal lain SMK online dapat mendukung
keras, inovatif, kreatif, dan berintegritas
dilakukannya penilaian kinerja secara
tinggi.
obyektif, transparan dan akuntabel.
Metode pengukuran kinerja yang baru akan Perubahan strategis SMK yang dilaksanakan
jauh lebih akuntabel, obyektif, dan transparan oleh Polri saat ini yaitu adanya kontrak
dibandingkan dengan metode pengukuran kerja individu anggota Polri yang dibuat
yang lama karena mampu menggunakan pada tahap perencanaan kerja, keterpaduan
teknologi digital yang lebih akurat. kinerja indvidu dengan kinerja organisasi
Untuk membangun sistem yang efektif, secara keseluruhan, dan penerapan asas
tentunya perlu membangun kompleksitas keadilan berdasarkan fakta capaian kinerja
struktur dengan berbagai komponen individu anggota Polri dimana unsur tugas
seperti pemantauan yang berkelanjutan, tambahan, penghargaan dan hukuman yang
pemeriksaan secara rutin, pembinaan kinerja, diterima termasuk dalam kategori penilaian.
pengembangan staf, mengulas kinerja dan Selain itu aplikasi SMK online saat ini telah
infrastruktur untuk informasi pimpinan. terintegrasi dengan aplikasi SIPP dan hasil
penilaian kinerja dapat disajikan secara online
Pada organisasi kepolisian, Sistem
dalam aplikasi rekam jejak.
Manajemen Kinerja (SMK) di Polri
merupakan sebuah sistem yang digunakan Dengan demikian, yang penting dalam
program penilaian kinerja adalah bukan hanya
21 Armstrong, Michael. 2006. Performance Management 3rd ed. Kogan
Page. Hal. 1 sekedar menggunakan teknologi informasi,

100 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

tetapi adalah sejauh mana hasil penilaian dihadapi yaitu adanya gap kompetensi karena
kinerja digunakan untuk fungsi manajemen keterbatasan penyelenggaraan peningkatan
SDM lainnya (pengembangan karir, kemampuan bagi anggota Polri maka untuk
pendidikan dan pelatihan, meningkatkan mengatasinya dengan menerapkan program
kompetensi dan sebagainya). aplikasi microlearning.

6. Peningkatan kemampuan berbasis teknologi Aplikasi ini sangat adaptif dan kekinian
ditengah penggunaan smartphone
Adanya perkembangan berbagai peralatan
oleh masyarakat Indonesia sehingga
teknologi robotik dan sistem intelijen,
penggunaannya dapat dilakukan dimana saja
hakekat pekerjaan akan menjadi lebih
(anywhere) artinya belajar dapat dilakukan
krusial. Perubahan teknologi digital dalam
dalam kondisi apapun, kapan saja (anytime)
pekerjaan, tentunya semua proses dan
artinya metode belajar bisa disesuaikan
harapan pelanggan atau masyarakat akan
dengan waktu dan tugas personel Polri dan
berubah. Selanjutnya, makin berkembang
simpel (simple) artinya bisa menggunakan
dan meluasnya sistem robotik dan teknologi
segala perangkat yang ada.
akan menyebabkan berkurangnya pekerjaan
yang diawaki oleh tenaga kerja manusia. Microlearning adalah salah satu alternatif
Sebagai contoh : sistem pengawasan dengan pembelajaran self- learning dalam
CCTV, software administrator kantor, meningkatkan kemampuan personel Polri
pemanfaatan drone, gardu tol otomatis dan secara fleksibel, dinamis dan diupayakan
lain sebagainya. Dalam jangka panjang juga, semaksimal mungkin tidak meninggalkan
tenaga kerja akan meningkat baik secara tugas. Dengan demikian microlearning
kuantitas maupun kualitas. Pekerjaan yang merupakan tools yang tepat untuk digunakan
mengandalkan kekuatan otot pada masa lalu bagi peserta atau pembelajar dalam proses
sudah tidak cocok menghadapi era revolusi belajar dan berlatih tanpa harus kehilangan
industri 4.0. waktu kerjanya.

Dengan demikian strategi organisasi untuk Pada prakteknya strategi microlearning


meningkatkan kompetensi dan skill anggota masih sebagai pendukung dari macrolearning
mutlak diperlukan untuk menghadapi (berdurasi panjang dan menjadi program
tantangan tersebut dan menjadi salah satu utama) dan seringkali disebut juga sebagai
unsur penting pada era revolusi industri knowledge nuggets atau learning snack
4.0. Dengan peningkatan kemampuan yang seperti misalnya berbentuk poster, infografis,
kekinian diharapkan mampu menggunakan meme, sms, broadcast harian, video pendek
“intelligent machine”, dan “cyber- physical yang mendukung terhadap implementasi
systems” dan berbagai jenis teknologi digital dari program training utama.
lainnya.
Namun penjelasan diatas tidak menjamin
Polri perlu mendesain program peningkatan bahwa personel Polri yang memiliki
kemampuan sedemikian rupa untuk pengetahuan dan skill (hard skill) yang
meningkatkan kapabilitas, belajar yang mumpuni dapat menghadapi tantangan pada
inovatif dan mampu menawarkan berbagai era revolusi industri 4.0. Berdasarkan paparan
jenis peningkatan kemampuan lainnya artikel dilaman World Economic Forum,
sehingga anggota polisi mempunyai untuk bisa beradaptasi dengan perubahan
“multitasking”. Namun kendala klasik yang yang dibawa oleh revolusi industri 4.0,

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 101


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

seorang pekerja harus memiliki kemampuan dan kepuasan yang optimal23.


yang tidak akan bisa dilakukan oleh mesin.
Desain pekerjaan dapat meningkatkan
Misalnya, kemampuan untuk memecahkan
iklim inovasi dalam pembelajaran dan
masalah atau kreativitas. Soft skill adalah
harus dicirikan dengan rotasi pekerjaan,
kunci yang mutlak dibutuhkan para pekerja
tugas-tugas yang fleksibel dalam berbagai
untuk bisa menghadapi perubahan pada di
bidang, transfer pekerjaan dan tanggung
era Industri 4.0. Skills tersebut diantaranya
jawab terhadap anggota organisasi. Dalam
pemecahan masalah yang komplek, berpikir
revolusi industri 4.0, lingkungan dicirikan
kritis, kreativitas, manajemen manusia,
oleh perubahan dan inovasi, oleh karena itu
berkoordinasi dengan orang lain, kecerdasan
desain pekerjaan dapat membantu organisasi
emosional, penilaian dan pengambilan
untuk menyesuaikan dengan perkembangan
keputusan, berorientasi servis, negosiasi, dan
lingkungan strategis. Di lingkungan Polri saat
fleksibilitas kognitif.
ini telah melakukan desain pekerjaan yang
Oleh karena itu program peningkatan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi
kemampuan perlu kiranya melakukan dalam menghadapi tantangan revolusi
redesign yang tidak saja berorientasi kepada industri 4.0. Dengan pertimbangan untuk
pemberian pengetahuan dan keterampilan meningkatkan profesionalisme, pembinaan
tetapi diperlukan kompetensi anggota karir, dan peningkatan mutu pelaksanaan
kepolisian yang bersifat “soft skill” untuk tugas anggota, Polri telah mengembangkan
mampu memberikan pelayanan kepolisian struktur organisasi seperti Direktorat siber
yang lebih humanistik, kooperatif dan Bareskrim Polri dan Direktorat multimedia
menjunjung tinggi prinsip-prinsip dalam Divisi Humas Polri, selain itu Polri
pemolisian demokratik (democratic mengusulkan beberapa jabatan fungsional.
policing). Jauh kedepan job design Polri perlu kiranya
memperhatikan beberapa telaahan tugas
7. Desain Pekerjaan ( Job Design)
yang sesuai dengan era reformasi industri 4.0
Mengacu pada cara bagaimana jabatan dan seperti operator drone, operator command
tugas dalam posisi itu terorganisir, termasuk center, pranata komputer dan job design
bagaimana dan kapan tugas dilakukan dan lainnya.
faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi
C. Simpulan
pekerjaan, seperti urutan bagaimana tugas
diselesaikan dan kondisi dimana mereka Pada bagian penutup ini saya ingin
diselesaikan22. Job design merupakan mengawali tentang bagaimana kita memahami
proses dimana manajer memutuskan tugas dampak revolusi industri keempat terhadap
pekerjaan individu dan otoritas. Job design berbagai sektor kehidupan khususnya kepada
merujuk pada tahap pertama saat manajemen pengembangan sumber daya manusia Polri.
menciptakan suatu pekerjaan dengan merinci Revolusi industri 4.0 sebagai transformasi
tugas dan tanggung jawabnya. Informasi teknologi akan secara serius berdampak terhadap
ini sangat berguna untuk penataan elemen proses manajemen sumber daya manusia karena
pekerjaan, tanggung jawab dan tugas dengan lingkungan organisasi yang berubah. Dalam
cara yang akan membantu mencapai kinerja berbagai tahapan organisasi, dapat dilihat

22 Decenzo David A; Robbins, S P & Velhurst, S L. 2013: Fundamental Of 23 Ivancevich, J M & Konopaske, R. 2013. Human Resource Management
Human Resource Management 11th ed. Wiley. Hal 33 12th Ed. Mc Graw Hill. Hal 165

102 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

bahwa proses integritas teknologi organisasi Peningkatan kemampuan bagi anggota


akan menyebabkan “unskilled employees” Polri menjadi hal yang perlu diprioritaskan,
kehilangan pekerjaan, sementara SDM yang namun tidak hanya fokus kepada hard skill tapi
berkualifikasi akan banyak dibutuhkan. Namun juga pembentukan dan peningkatan soft skill
demikian, organisasi akan sulit menemukan karena hal tersebut seiring dengan kebutuhan di
calon tenaga kerja yang berkualifikasi sesuai era revolusi industri 4.0, apalagi Polri didominasi
dengan kebutuhan di era revolusi industri 4.0. oleh generasi milenial yang merupakan generasi
yang akan berhadapan dengan era revolusi
Dampak lainnya dari revolusi industri 4.0
industri 4.0 sehingga perlu bekal soft skill yang
masuk kedalam semua sektor kehidupan seperti
mumpuni untuk menghadapi segala dinamika
ekonomi, bisnis, nasional dan global, masyarakat
yang berkembang dimasa yang akan datang.
serta Individu. Dampak dimaksud secara
tidak langsung menjadi tantangan bagi Polri, Perubahan kondisi revolusi industri 4.0
adapun tantangannya yaitu kebutuhan personel tidak berhenti sampai disini dan perlu action plan
yang berkualitas, munculnya kejahatan baru, yang dilakukan Polri dengan melakukan hal- hal
modernisasi pelayanan publik, transformasi sebagai berikut : pertama melakukan integrasi
budaya Polri, kemampuan adaptasi, peningkatan SIPP dengan aplikasi yang ada di Polri berkaitan
kompetensi, leadership dan profesionalisme. dengan SDM, kedua memperkuat sinergisme
Tantangan perlu diimbangi dengan inovasi- dengan lembaga pendidikan yang ada di internal
inovasi yang kekinian agar Polri tetap bisa maupun eksternal Polri guna merumuskan
bertahan dan memiliki daya saing yang tinggi rencana stratejik dalam menyusun kompetensi
dengan organisasi lain. Suatu i n o v a s i yang dibutuhkan Polri untuk menghadapi
sangat memerlukan kapabilitas SDM, yang revolusi industri 4.0, ketiga meningkatkan
difasilitasi oleh pengetahuan dan faktor-faktor kegiatan rekrutmen proaktif melalui kerjasama
lainnya yang mendukung. dengan sekolah atau perguruan/sekolah tinggi
untuk mendapatkan lulusan siswa/mahasiswa
Strategi Polri yang tepat sasaran untuk
yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan
menghadapi tantangan di era Revolusi Industri
Polri dalam menghadapi revolusi industri 4.0,
4.0 menjadi kunci utama. Strategi dimaksud
keempat mengembangkan CDP (Continuing
yaitu pengembangan big data, rekrutmen
Professional Development) dalam rangka
anggota Polri yang berkualitas, manajemen
peningkatan kompetensi dan profesionalisme
talenta Polri, manajemen kinerja, peningkatan
melalui microlearning dan dijadikan parameter
kemampuan berbasis teknologi serta job
untuk melakukan penilaian kinerja, kelima
design. Strategi adalah peta jalan yang perlu
membuat pusat studi SDM Polri guna
dilaksanakan dengan penuh keseriusan oleh
menganalisa arah pengembangan SDM Polri
para pemangku kepentingan di organisasi
dimasa yang akan datang.
Polri dengan melakukan manajemen yang
tepat dan sebagai proses penentuan rencana
untuk tujuan jangka panjang Polri. Diantara
beberapa strategi tersebut maka yang
memiliki efek terbesar bagi kepentingan
organisasi Polri adalah penyiapan SDM Polri
melalui peningkatan kemampuan secara
berkesinambungan.

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 103


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

DAFTAR PUSTAKA Application Architecture Q & A. New


York: Springer ScienceBusiness Media.
BUKU
Tim Penyusun Kominfo, 2015, Buku Saku Big
Armstrong, Michael. 2006. Performance Data, Kementerian Komunikasi dan
Management 3 ed. Kogan Page
rd Informatika.

Berger, Lance dan Dorothy. (2008). Best Practice JURNAL


on Talent Management. Terj. dari Best
Practice on Talent Management. (Suryo, Agolla, Joseph Evans. (2018). Human Capital
Kumala Insiwi, Penerjemah). Jakarta: In The Manufactring and Industry 4.0
PT. Permata Printing. Revolution. Jurnal Licensee InTech.
Botswana Open University. Gaborone,
Decenzo David A; Robbins, S P & Velhurst, S L. Botswana.
2013: Fundamental Of Human Resource
Management 11th ed. Wiley. Barrick.M.R., & Mount.M.K., (1991). The
Big Five Personality Dimensions and
Gash,T & Hobbs, R (2018) Policing 4.0 Deciding Job Performance:A Meta_Analysis.
the Future of Policing in the UK. Personnel Psychology,44,1-26.
London: Deloitte.
Beyza, Sumer, 2018. Impact of Industry 4.0 on
Gerungan. 1991. Psikologi sosial. Bandung. Occupations and Employment in Turkey.
Jakarta:PT.Eresco. European Scientific Journal.April 2018.
Edition Vol 14.No10 ISSN 1857-7881.
Ivancevich, J M & Konopaske, R. 2013. Human
Resource Management 12th Ed. Mc Eberhard.B.,et.al. 2017. Smart
Graw Hill. Work:Transformation of the Labor
Market due to the Fourth Industrial
Pella, A. Darmin dan Inayanti, Afifah. (2011). Revolution 4.0. International Journal
Talent Management Mengembangkan of Business and Economic Sciences
SDM Untuk Mencapai Pertumbuhan Applied Research
dan Kinerja Prima. Jakarta: PT. ,10(3),47-66.
Gramedia.
Juergen, Radel. 2017. Organizational Change and
Robbins, S.P & Judge, T.A . 2017. Prilaku Industry 4.0. A perspective on possible
Organisasi edisi 16. (diterjemahkan dari future challenges for Human Resource
Organizational Behavior 16th edition: Management. Hochschule fur Tecnhnik
Pearson Education oleh Ratna Saraswati und Wirtschaft Berlin.
dan Febriella Sirait). Jakarta: Salemba
Empat.Schwab, Klaus (2017) The Four Klimova, Blanka & Maresova, Petra. (2018).
Industrial Revolution.1st Ed. New York: Economic methods used in health
Crown Bussines. technology assessment. E+M Ekonomie
a Management. 21. 116-126. 10.15240/
Sawant, N., & Himanshu, S.,2013. Big Data tul/001/2018-1-008

104 Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019


Tantangan Pengembangan SDM Polri di Era Revolusi Industri 4.0

Longo, Francesco & Nicoletti, Letizia & A Focus on Automotive Sector. India:
Padovano, Antonio. 2017. Smart Grant Thornton.
operators in industry 4.0: A human-
centered approach to enhance operators’ WEBSITE
capabilities and competencies within the
new smart factory context. Computers & Baur.C. & Wee.D. 2015. Mannufacturing’s
Industrial Engineering. 113. 10.1016/j. Next Act. McKinsey & Company.
cie.2017.09.016. Retrieved from https://www.mckinsey.
com/business- functions/operations/
Mehmet, Cakmak. 2018. Impact Of Industry ourinsights/manufacturing-next-act.
4.0 On Labor Force And Business
Organizations: A Qualitative Analysis Kho, Budi. 2018. Pengertian kompetensi
Of Consultants, Experts And Unions’ (competency) dalam manajemen SDM.
Introspections. Istanbul,Turkey.
https://ilmumanajemenindustri.com/
Noah, Krachtt. 2018. The Workforce Implications pengertian-kompetensi- competency-
of Industry 4.0: Manufacturing dalam-manajemen-sdm/ diakses tanggal
Workforce Strategies To Enable 4 Juni 2019.
Entreprise Transformation. University
of Wisconsin,USA. Keywell. 2017. The Fourth Industrial Revolution
Is About Empowering People, Not The
Osman, Bayraktar and Canan Atac. 2017. Rise Of The Machines. Retrieved from
Globalization, Institution and Socio- https://goo.gl/8qE3mw.
Economic Performance. Macro and
Micro Perspectives. Peterlang. Linkeden. 2015. Yetenek Trendleri,
retrieved from https://business.
Puja, Shaw et.al. 2018. Industry 4.0 and Future linkedin.com/content/dam/business/
of Human Resource. Journal of talent solution/global/en_us/c/
Management ( JOM)., Volume 5,Issue 6, pdfs/2015-T%C3BCrkiye-Yetenek-
Nopember- Desember 2018.pp 96-103. Trendleri.pdf.2015.

Prof.Dr.Ing.Yilmaz Uygum. 2018. Human Syahadah, Robi. 2018. Melihat Konsep


Resource Requirement for Industry Kepemimpinan di Era
4.0., MIT Industrial Performance Revolusi Industri 4.0. https://
Center. Innovation. Productivity. pelatihanpengembangansdm.co.id/
Competitiveness.USA. konsep- kepemimpinan/ diakses tanggal
5 Juni 2019.
Saqib, Shamim.et.al. 2016. Management
Approaches for Industry 4.0. Human The Gartner IT Glossary: What is Big Data?
Resource Management Persepctive. https://www.gartner.com, diakses 27
Conference Paper,July,2016. S c h o o l Mei 2019.
of Engineering, University o f
Glasgow,G12 8LT,United Kingdom.

Singh. 2017. India’s Readiness for Industry 4.0

Jurnal Ilmu Kepolisian | Volume 13 | Nomor 2 | Agustus 2019 105

Anda mungkin juga menyukai