Anda di halaman 1dari 41

KALIMAT SURUH DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA

PRAMOEDYA ANANTA TOER

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Maria Fransina Karen Rettob

174114046

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2020

i
HALAMAN PENGESHAN PEMBIMBING

Skripsi

KALIMAT PERINTAH DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA

PRAMOEDYA ANANTA TOER

Oleh

Maria Fransina Karen Rettob

NIM: 174114046

Telah disetujui oleh

Pembimbing I

Sony Christian Sudarsono, SS.,M.A.

tanggal……….

Pembimbing II

Maria Magdalena Sinta Wardani, SS.,M.A.

Tanggal……..

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi

KALIMAT SURUH DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA

PRAMOEDYA ANANTA TOER

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Maria Fransina Karen Rettob

NIM: 174114046

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal…..

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia penguji

Nama Lengkap TandaTangan

Ketua

Sekretaris

Anggota

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar Pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,…………………

Penulis

Maria Fransina Karen Rettob

iv
Pernyataan Persetujuan Publikasi

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata


Dharma :
Nama : Maria Fransina Karen Rettob
NIM : 174114046

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul KALIMAT
PERINTAH DALAM NOVEL GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA
ANANTA TOER beserta perangkat yang diperlukan (bila ada)

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata


Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolalanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya
di internet atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.


Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal………..
Yang menyatakan

Maria Fransina Karen Rettob

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji dan syukur atas rahmat Tuhan yang Mahaesa yang telah memberikan

Kesehatan dan rahmat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Walaupun jauh dari kata

sempurna, namun penulis bangga telah mencapai titik ini yang pada akhirnya bisa

selesai tepat waktu. Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1.Untuk papa dan mama saya, Johannes Rettob dan Susana Suzy Herawati

terima kasih atas doa dan dukungan papa dan mama sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

2. Untuk Keempat kaka Thendra Cendana (alm), Maria Elisabeth, Maria

Veronika, dan Robert Charles (alm) yang selalu ada dan menjadi

penyemangat.

3. Untuk sahabat-sahabatku dan keluarga besar yang telaah memberikan

perhatian dan dukungan.

4. Untuk teman-teman Sastra Indonesia 2017 yang telah menjadi teman

dan menjadi motivasi untuk penulis.

Penulis

vi
ABSTRAK

Rettob, Maria Fransina K. 2021. “Kalimat Suruh Dalam Novel Gadis Pantai

Karya Pramoedya Ananta Toer. Skripsi strata satu (S-1). Program Studi

Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas tentang kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai

karya Pramoedya Ananta Toer. Kajian kalimat suruh ini dilakukan untuk

mengetahui jenis dan fungsi dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta

Toer.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simak atau metode obeservasi. Metode analisis data yang digunakan

adalah metode padan ortografis adalah metode padan yang alat penentunya berupa

bahasa tulis. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam proposal

ini adalah metode informal atau verbal adalah penyajian kaidah penggunaan

bahasa dengan kata-kata atau kalimat.

Hasil penelitian adalah jenis-jenis kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai

yang ditemukan sebagai berikut : kalimat suruh sebenarnya ditemukan sebanyak

dua puluh lima (25), kalimat persilahan lima (5), kalimat ajakan delapan (8), dan

kalimat larangan tiga belas (13). Fungsi kalimat suruh dalan novel Gadis Pantai

yang ditemukan sebagai berikut : kalimat enam belas (16), kalimat undangan

empat belas (14), kalimat harapan tiga (3), dan kalimat peringatan empat belas

(14).

vii
Kata kunci : Kalimat Suruh, novel

ABSTRACT

Rettob, Maria Fransina K. 2021. "Sentence Tell In The Novel Beach Girl By

Pramoedya Ananta Toer. First degree thesis (S-1). Indonesian Literature

Study Program, Faculty of Literature, Sanata Dharma University.

This thesis discusses the sentence in the novel Gadis Pantai by Pramoedya

Ananta Toer. The sentence study was conducted to find out the type and function

in the novel Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer.

The data collection method used in this study is the simak method or

obeservation method. Data analysis method used is orthographic padan method is

a padan method whose determining tool is written language. The method of

presenting the results of data analysis used in this proposal is an informal or

verbal method is the presentation of the rules of use of language with words or

sentences.

The results of the study are the types of sentences told in the novel Pantai

Girl found as follows: the actual suruh sentence was found as many as twenty-five

(), the sentence of divinity five (), the sentence of solicitation eight (), and the

sentence of prohibition thirteen (). The function of the order sentence in the novel

Gadis Pantai is found as follows: sixteen sentences (), invitation sentences

fourteen (), hopeful sentences three (), and fourteen warning sentences ().

viii
Keywords: Sentence Tell, novel

DAFTAR ISI

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata perintah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:1162)

memiliki beberapa arti atau pengertian. Arti pertama adalah perkataan yang

bermaksud menyuruh melakukan sesuatu. Misalnya, seorang majikan

menyuruh anak buahnya menyiapkan serta melayani majikannya makan.

Perintah dari sang majikan tersebut sifatnya imperatif kategoris (sesuatu yang

harus dilakukan dan sifatnya wajib). Arti kedua merupakan aba-aba, dan

komando. Arti ketiga merupakan aturan dari pihak atas yg harus dilakukan.

Dari penjelasan berdasarkan KBBI, alimat perintah adalah kalimat yang

mengandung makna memerintah atau meminta seseorang untuk melakukan

sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur. Kalimat ini sering

digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dan kalimat ini menjadi bermakna

jikaulau dikaji dalam hubungan relasional dengan orang lain. Pengunaan

kalimat ini sering kita gunakan atau temui dalam keluaraga, sekolah, atau

kingkungan tempat tingal dan tempat-tempat umum. Contohnya, perintah yang

sering kita temui adalah, “Jangan membawa senjata tajam!”, “Jangan

membuang sampah di sembarang tempat!”, “Tolong sampaikan permohonan

maafku kepada teman-teman”, “Waspada! Pencuri datang di waktu yang tidak

terduga”.

1
2

Sedangkan novel adalah sebuah karya sastra yang berbentuk prosa yang

panjang serta mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dng orang-

orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku

(KBBI:1079). Menurut Drs. Jakob Sumardjo, novel ialah sebuah bentuk sastra

yang sangat populer di dunia, Bentuk sastra yang satu ini paling banyak

beredar serta juga dicetak sebab daya komunitasnya yang sangat luas di dalam

masyarakat. Yang menarik dari karya sastra karena disana ada paradigma

kehidupan, ada model-model kehidupan, sehingga orang tinggal mengambil.

Karya sastra terbedakan dengan nasihat, anjuran, dan ajaran. Anjuran, ajaran,

dan nasihat adalah membuat orang sulit untuk mencernanya, sementara hal ini

berbeda dengan karya satra. Itulah mengapa teladan atau kesaksian hidup lebih

berdaya ubah atau berguna dari pada nasihat.

Setelah membahas secara singkat pengertian kalimat perintah dan novel di

atas. Penulis mencoba membuat kajian atau penelitian kalimat suruh dalam

novel Gadis Pantai karya Promoedya Ananta Toer. Kalimat suruh berdasarkan

fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat suruh mengharapkan tanggapan

yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara (Ramlan, 2005 : 39).

Berikut ini contoh kalimat suruh yang terdapat dalam novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer :

(1) Tidurlah, nak.

(2) Diamlah, diam!

(3) Cepat!
3

Kata tidurlah, diamlah, dan keluarlah pada contoh (1), (2), dan (3)

termasuk kalimat suruh karena mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan

dari orang yang diajak berbicara dan diikuti partikel lah pada P-nya.

Topik Analisis kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya

Ananta Toer dipilih berdasarkan pada dua alasan. Petama, bagaimana

penggunan kalimat perintah dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedeya

Ananta Toer. Kedua, belum banyak penelitian yang dilakukan berkaitan

dengan analisis kalimat suruh pada novel terutama dalam kajian sintaksis.

Masalah sintaksis menarik untuk dibicarakan karena dalam ruang lingkup

sintaksis tidak hanya membicarakan kata, frase, klausa, tetapi juga kalimat.

Melihat ruang lingkup sintaksis yang cukup luas, penulis memfokuskan

penelitian pada kajian mengenai kalimat (analisis kalimat), yaitu tentang

kalimat suruh dan pengklasifikasian bentuk kalimat suruh. Kalimat suruh

banyak ditemukan di dalam novel. Alasannya karena bahasa tulis dalam novel

berfungsi untuk memberikan efek imajinasi bagi pembaca dan sebagai

ungkapan perasaan tokoh dan semua itu berwujud kalimat perintah.

Bentuk kalimat suruh yang terdapat dalam novel digunakan sebagai kata-

kata yang dapat menimbulkan imajinasi pembaca, yang diharapkan nantinya

pembaca mampu menyelami cerita yang dikisahkan dalam novel tersebut.

Sehubungan dengan hal itu, tulisan ini akan mencoba membahas tentang

kalimat suruh yang ada pada novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta

Toer. Penulis juga akan memaparkan jenis-jenis kalimat suruh yang terdapat

dalam novel tersebut.


4

Pengunaan kalimat ini memang sudah sangat luas digunakan dalam

praktik hidup sehari-hari, tetapi tidak semua orang memiliki pengetahuan yang

kompherensif tentang apa saja kalimat perintah dan fungsinya. Kurangnya

pengetahuan akan kalimat perintah ini, maka penulis mencoba mengangkat dan

mengulasnya dengan menggunakan novel Gadis Pantai karya Pramoedya

Ananta Toer. Sehingga semakin memperkaya pemahaman kita tentang kalimat

perintah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan singkat dalam latar belakang, permasalahan yang

akan di bahas dalam penelitian ini sebagai berikut :

1.2.1 Apa saja jenis-jenis kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer?

1.2.2 Apa fungsi kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya

Ananta Toer

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah menjelaskan soal-

soal yang terdapat pada rumusan masalah. Yakni, apa saja jenis-jenis

kalimat suruh dan fungsi kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer. Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut :

1.3.1 Menguraikan Menjelaskan jenis-jenis kalimat suruh yang terdapat

dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.


5

1.3.2 Menjelaskan fungsi kalimat suruh yang terdapat dalam novel Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini membuahkan sebuah penjelasan yang berisi tentang

dalam wacana berita kerusuhan di Papua oleh kompas.com.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini memberikan ilmu dan

pengetahuan baru terhadap bidang sintaksis berkaitan dengan

analisis kalimat suruh dalam novel.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini adalah

dimungkinkannya hasil penelitian untuk dijadikan acuan terhadap

penelitian lebih lanjut, khususnya bidang sintaksis perihal analisis

kalimat suruh dalam novel.

1.5 Tinjauan Pustaka

Kalimat suruh merupakan kalimat yang isinya menginformasikan

pesan agar orang lain melakukan atau meningalkan perbuatan yang

dikehendaki oleh penuturnya. Isi informasinya merupakan perbandingan

antara kemunculan suatu unsur yang sebenarnya dan kemunculan yang

mungkin dalam suatu unsur yang sebenarnya dan kemunculan dalam

situasi komunikasi atau dalam lingkungan linguistik tertentu


6

(Kridalaksana, 1983). Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh

Setiawan (1986) bahwa kalimat suruh ialah kalimat yang tanggapannya

berupa perbuatan atau tindakan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga mengacu pada beberapa

penelitian sebelumnya yang mendeskripsikan tentang analisis kalimat

perintah. Penulis menemukan ada empat penelitian tersebut yang ditulis

oleh Wenzen (2016), Erni Fitriana (2013), Wulandari (2021), dan

Karepouwan (2013).

Pertama, Wenzen (2016) dengan judul skripsi Kalimat Imperatif

dalam Film Spy Karya Paul Feig. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan kalimat imperatif

dan fungsinya dalam komunikasi yang terdapat dalam film Spy. Peneliti

memilih film Spy sebagai objek penelitian, dan membaca buku-buku yang

berhubungan dengan judul penelitian, yaitu Kalimat Imperatif. Dalam

Film Spy Suatu Analisis Sintaksis, kemudian peneliti mengunduh naskah

dialog film Spy di situs springfield.co.uk dan menonton film Spy lebih

dari sepuluh kali untuk lebih memahami isi dalam film, lebih khususnya

cara berkomunikasi di dalam film. Hasil dari penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Bentuk-bentuk kalimat imperatif dalam film Spy yang di temukan

sebagai berikut: Kalimat Imperatif Tanpa Subjek ditemukan

sebanyak seratus enam puluh Sembilan (169), Kalimat Imperatif

Menggunakan Subjek terdapat tiga puluh satu (31), Kalimat


7

Imperatif Menggunakan Let terdapat dua puluh enam (26), Kalimat

Imperatif Negatif terdapat dua puluh tiga (23), kalimat Imperatif

Persuasif tidak ditemukan di dalam film Spy. (Kalimat imperatif

persuasif tidak ditemukan di dalam film Spy karena dalam

kehidupan para mata-mata di tuntut untuk tegas. Dalam film Spy

tidak terdapat kalimat imperatif persuasif yaitu kalimat berbentuk

ajakan yang di awali dengankata do.)

2. Dalam fungsi kalimat imperatif sebagai Perintah terdapat Sembilan

puluh delapan (98), sebagai Harapan terdapat lima puluh (50),

sebagai Undangan terdapat dua puluh lima (25), sebagai Peringatan

terdapat enam puluh dua (62) fungsi kalimat yang ditemukan di

dalam film. (Fungsi kalimat Perintah di temukan paling banyak

dalam film Spy karena konteks film Spy adalah tentang agen

pemerintahan yang menuntut para agen 12 atau mata-mata untuk

saling memperingatkan sesama agen dengan menggunakan kalimat

perintah pada percakapan mereka dalam setiap misi yang di

jalankan)

Kedua, Karepouwan (2013 dengan judul skrpsi Kalimat

Imperatif Dalam Novel The Kill Order Karya James Dashner.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, artinya penelitian ini

menekankan pada penggambaran kalimat imperatif dan fungsinya

dalam komunikasi pada novel The Kill Order karya James Dashner.

Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut :


8

a. Kalimat imperatif yang hanya terdiri dari satu verba ditemukan

satu contoh dalam novel.

b. Kalimat imperatif yang terdiri lebih dari satu kata, terbagi atas

tiga;

-verba frasa terdapat satu contoh yang ditemukan dalam novel

- verba frasa berpreposisi terdapat dua contoh

- verba + nomina + idiom preposisi terdapat satu contoh

c. Kalimat imperatif dalam bentuk klausa terdapat dua contoh.

d. Bentuk-bentuk kalimat imperatif lain, yaitu :

- Bentuk ingkar : Do not + infinitif +unsur pelengkap ditemukan

sebanyak satu buah.

e. Fungsi kalimat imperatif dalam komunikasi yang digunakan

James Dashner, yaitu : Perintah, Harapan, Undangan,

Peringatan, dan keinginan.

Ketiga, Wulandari (2021) dalam jurnal dengan judul Kalimat

imperatif dalam novel Selena karya Tere Liye. Penelitian ini

difokuskan pada wujud dan makna kalimat imperatif yang ada di

novel selena karya Tere Liye.Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui wujud dan makna kalimat imperatif dalam novel

Selena karya Tere Liye.Penelitian ini menggunakan teknik

analisis data Deskriptif Kualitatif. Pengumpulan data dilakukan

dengan metode simak melalui teknik catat.


9

Dari hasil penelitian menunjukan adanya kesimpulan

dalam novel Selena karya Tere Liye yaitu menemukan wujud

kalimat imperatif Intrasitif dan ditemukan 8 makna yaitu

kalimat imperatif permohonan, dan kalimat imperatif

permintaan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif

larangan, dan kalimat imperatif pembiaran, kalimat imperatif

ajakan, kalimat impratif Imbauan. Dari paparan data dan

temuan berjumlah 80 kalimat imperatif. Yang paling banyak

ditemukan yaitu kalimat imperatif permohonan sebanyak 48

data, sedangkan yang paling sedikit adalah kalimat imperatif

pembiaran sebanyak 2 data.

Keempat, Erni Fitriana (2013) dengan judul skripsi Analisis

Kalimat Perintah Pada Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.

Metode penelitian yang digunakan adalah padan intalingual,

sedangkan untuk validitas data menggunakan metode trianggulasi

teori. Hasil penelitian Fitriana menunjukkan ada empat jenis

kalimat perintah yang terdapat dalam novel Perahu Kertas.

Keempat jenis kalimat perintah yang ditemukan, yaitu kalimat

perintah sebenarnya, kalimat perintah ajakan, kalimat perintah

persilahan, dan kalimat perintah larangan. Pada novel Perahu

Kertas karya Dewi Lestari didominasi oleh penggunaan kalimat

perintah yang sebenarnya.


10

Setelah melakukan tinjauan pustaka saya mengambil

kesimpulan bahwa analisis kalimat suruh sudah pada novel sudah

banyak dilakukan.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Kalimat Suruh


Berdasarakan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat

suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang

yang diajak berbicara. Berdasarkan ciri formalnya kalimat ini

memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat

berita dan kalimat tanya. Pola intonasinya ialah 2 3 # atau

2 3 2 # jika diikuti partikel lah pada P-nya. Misalnya :

(1) Pergi !

23#

(2) Pergilah !

232#

(3) Baca buku itu !

2 3 // 2 1#

(4) Bacalah buku itu !

2 3 2 // 2 1#

Di sini pola intonasi kalimat suruh itu ditandai dengan tanda

/!/. Berdasarkan strukturnya kalimat suruh dapat digolongkan

menjadi empat golongan yaitu :


11

1.6.2 Kalimat suruh yang sebenarnya


Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi

suruh. Selain daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata verbal

intransitif bentuk verbal itu tetap hanya partikel lah dapat

ditambahkan pada kata verbal untuk menghaluskan perintah. S- nya

yang berupa persona orang kedua boleh dibuangkan boleh juga

tidak. Misalnya :

(5) Duduk !

(6) Beristirahatlah !

(7) Datanglah engkau ke rumahku !

(8) Tertawalah engkau sepuas-puasnya !

(9) Berangkatlah sekarang juga !

Apabila P-nya terdiri dari kata verbal transitif, kalimat

suruh yang sebenarnya itu, selain ditandai oleh pola intonasi suruh

juga oleh tidak adanya prefiks meN- pada kata verbal transitif itu.

Partikel lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk

menghaluskan suruhan. Misalnya :

(10) Belilah buku ke toko buku pembangunan !

(11) Carilah buku baru ke perpustakaan !

(12) Pakai baju yang bersih !


12

1.6.3 Kalimat Persilahan


Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilahan di

tandai juga oleh penambahan kata silahkan yang diletakkan di awal

kalimat. Misalnya:

(13) Silahkan Bapak duduk di sini !

(14) Silahkan Tuan mengambil buku sendiri !

(15) Silahkan datang ke rumahku !

1.6.4 Kalimat ajakan


Sama halnya dengan kalimat persilahan dan kalimat suruh

yang sebenarnya, kalimat ajakan ini berdasarkan fungsinya dalam

hubungan situasi juga mengaharapkan suatu tanggapan yang

berupa tindakan hanya perbedaanya tindakan itu di sini bukan

hanya dilakukan oleh orang yang diajak, melainkan juga orang

yang bicara atau penuturnya. Dengan kata lain tindakan dilakukan

oleh kita (Ramlan 2005 : 42).

Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini

ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, ialah mari dan ayo

yang diletakkan di awalah kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan

pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. Misalnya :

(16) Mari kita berangkat sekarang !

(17) Marilah belajar ke perpustakaan pusat !

(18) Ayo kita bermain sepak bola !

(19) Ayolah duduk di depan !


13

1.6.5 Kalimat larangan


Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat

perintah ditandai juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat.

Partikel lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk

memperhalus larangan. Misalnya :

(20) Jangan engkau membaca buku itu !

(21) Janganlah engkau berangkat sendiri !

(22) Jangan suka menyakiti hati orang !

(23) Jangan dibawa pulang buku itu !

1.6.1.1 Fungsi kalimat suruh

Kalimat suruh memiliki fungsi dalam komunikasi. Adapun fungsi

kalimat suruh dalam komunikasi (Aarts dan Aarts, 1982 : 96)

1.6.1.2 Perintah

Fungsi dari kalimat perintah yaitu mengandung kata kerja di

tujukan kepada seseorang atau lebih, untuk melakukan Tindakan saat itu

juga. Misalnya :

(24) “Ambilah buku itu!”

(25) “Pergilah dari sini!”

(26) “Carilah baju itu!”


14

1.6.1.3 Undangan

Fungsi dari kalimat perintah yang memiliki fungsi sebagai

undangan yaitu berupa ajakan. Misalnya :

(27) “Ayo kita pergi bermain! “

(28) ”Mari ikut saya!”

(29) “ayolah kita pergi !”

1.6.1.4 Harapan

Fungsi dari kalimat perintah yang memiliki fungsi sebagai harapan

yaitu kalimat yang menyatakan keinginan terjadinya sesuatu. Misalnya :

(30) “Tolong buatkan aku makanan!”

(31) “Tolong cuci sepeda saya!”

(33) “Tolonglah saya!”

1.6.1.5 Peringatan

Fungsi dari kalimat peringatan yaitu kalimat yang mengandung

syarat untuk tepenuhi suatu hal, dan mengandung larangan untuk

melakukan sesuatu ataupun larangan untuk tidak melakukan sesuatu.

Misalnya :

(34) “Jangan merokok!”

(35) “Jangan membuang sampah sembarangan!”

(36) “Jangan ribut!”


15

1.7 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Bogman dan Taylor dalam Moleong dijelaskan bahwa metode

kulitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang

dapat diamati. Dalam penelitian ini penulis mencoba mengungkapkan

data-data yang berupa kata dan kalimat yang ada dalam novel Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.Penelitian ini ada tiga tahap yaitu,

pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian data. Berikut

penjelasannya.

1.7.1 Metode Pengumpulan data

Objek dari penelitian ini adalah kalimat suruh dalam novel Gadis

Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Sumber data dalam penelitian

adalah novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Data yang

dikumpulkan adalah penelitian ini adalah tuturan yang berkaitan dengan

perintah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode simak atau metode obeservasi. Metode simak adalah

metode dengan cara mengumpulkan data Bahasa dengan mendengarkan

atau membaca penggunaan Bahasa. Metode observasi dapat digunakan

untuk mengumpulkan data Bahasa lisan dan data Bahasa tulis (Sudaryanto

dalam kesuma, 2015: 15).

1.7.2 Metode Analisis Data


16

Langkah kedua adalah menganalisis data. Data yang sudah

dikumpulkan kemudia di bagi menurut jenis dan fungsinya. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Metode padan

adalah metode yang alat penentunya di luar terlepas dan tidak menjadi

bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 2015 :15).

Jenis metode yang digunakan adalah metode padan pragmatis. Metode

padan prgamatis adalah metode yang alat penentunya lawan atau mitra

wicara. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, misalnya kebahsaan

menurut reaksi atau akibat yang terjadi atau timbul pada lawan atau mitra

wicaranya Ketika satu kebahasaan itu dituturkan oleh pembicara (Kesuma,

2007 : 49).

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menganalisis adalah

sebagai berikut. (1) membaca novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta

Toer secara keseluruhan, (2) menandai data yang tergolong menurut jenis

dan fungsi kalimat suruh, (3) mendeskripsikan tindak tutur yang dituturkan

oleh tokoh dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer, (4)

menarik kesimpulan dari analisis yang dilakukan mengenai jenis dan

fungsi kalimat suruh, dan (5) memberikan saran.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah tahap menganalisis data, selanjutnya adalah tahap penyajian

hasil data. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan dalam

penulisan ini adalah metode informal atau verbal adalah penyajian kaidah
17

penggunaan bahasa dengan kata-kata atau kalimat. Dalam penyajian ini berupa

kutipan percakapan novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dengan

menggunakan kata-kata dan dapat langsung dipahami

1.8 Sistematika Penyajian

Tugas akhir ini terdiri atas empat bab. Pada bab I diuraikan latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka,

landasan teori, dan metode penelitian. Bab II ini diuraikan tentang jenis-jenis

kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Pada bab

III ini diuraikan tentang fungsi kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai karya

Pramoedya Ananta Toer. Bab IV berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
BAB II

JENIS-JENIS KALIMAT SURUH

2.1 Pengantar

Pada bab ini, penulis akan membahas tentang jenis-jenis kalimat

suruh. Sebab, dalam Kalimat suruh terdapat beberapa jenis. Mereka dibagi

menjadi empat golongan yaitu kalimat suruh sebenarnya, kalimat persilahan,

kalimat ajakan, dan kalimat larangan. Berikut analisis kalimat suruh dalam

novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.

2.1.1 Kalimat suruh sebenarnya

Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh.

Selain daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata verbal intransitif bentuk

verbal itu tetap hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verbal untuk

menghaluskan perintah. S-nya yang berupa persona orang kedua boleh

dibuangkan boleh juga tidak. Berikut penemuan kalimat suruh yang

sebenarnya dalam novel Gadis Pantai:

No Bentuk kalimat suruh sebenarnya


1 Ambilah ini buat mak.”
2 Tanyailah Bendoro rotinya apa pakai lapis coklat, gula kembang selai….”
3 Katakanlah pada Mas Nganten.”
4 Pergilah. Adukan sekarang juga. Suruh kusir itu balik ke kota dengan

seluruh muatan. Aku bisa jalan kaki.”


5 Lihatlah kuda sahaya, bendoro putri.”
6 Tidurlah, tidur.”
7 Baik-baik, carilah hakim itu, biar dia adili kau sendiri.”
8 Makanlah, Mas Nganten ! mengapa melamun saja?.”

18
9 Jadi pergilah dari sini. Yang aku butuhkan hanya pelayan
10 keluar!
11 Ambilah kalau suka.
12 Antarkan!

Maksud dari kalimat (1) adalah menyuruh seorang emak untuk

mengambil kain. Dalam kalimat (2) mengandung maksud untuk menyuruh

seseorang menanyai Bendoro mau menggunakan lapis roti apa. Maksud

kalimat (3) adalah menyuruh sesorang untuk mengatakan apa yang ingin

disampikan. Maksud kalimat (4) adalah menyuruh sesorang untuk

mengadu kepada kusir untuk balik ke kota dengan seluruh muatan.

Maksud kalimat (5) adalah menyuruh Bendoro Putri untuk melihat kuda

yang dimiliki.

Masksud kalimat (6) adalah menyuruh seseorang untuk tidur.

Maksud kalimat (7) adalah menyuruh seseorang untuk mencari hakin yang

akan diadili. Maksud kalimat (8) adalah gadis pantai menyuruh Mas

Nganten untuk makan. Maksud kalimat (9) adalah menyuruh seseoran

bernama mardinah untuk pergi dari hadapan Mas Nganten. Maksud

kalimat (10) adalah gadis pantai menyuruh Mardinah untuk keluar.

Maksud kalimat (11) adalah Mas Nganten mnenyuruh mbok untuk

mengambil perhiasan. Maksud kalimat (12) adalah gadis pantai menyuruh

mbok untuk mengantarkannya ke kamar dapur.

19
2.1.2 Kalimat Persilahan

Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilahan di

tandai juga oleh penambahan kata silahkan yang diletakkan di awal

kalimat.

No Bentuk kalimat perintah


13 Silakan minum, silakan, katanya sambil membungkuk kemudian
mundur-mundur ke belakang untuk meninggalkan kamar.
14 Silakan naik, Mas Nganten. Dia memang cerdik, cepat benar segarnya
kalau tuannya bakal kena tembakau.
15 Silakan berdiri, Bendoro Putri. Mereka akan antarkan Bendoro Putri.
Ragu-ragu Mardinah berdiri.
16 Silakan pergi Bendoro Putri ! Ayoh silakan pergi ! di semak-semak
bakau sana ada tempat.
17 Silakan Bendoro Putri, kalua tak suka pergi, terpaksa sahaya seret
keluar.

Dalam kalimat (13) adalah mempersilhkan menyuruh mitra tutur untuk

minum. Dalam data (14) adalah penutur mempersilhakan mitra tutur untuk

naik ke dokar. Dalam data (15) adalah penutur mempersilahkan mitra tutur

untuk berdiri. Data dalam kalimat (16) adalah penutur menpersilahkan mitra

tutur untuk pergi ke semak-semak bakau untuk bersembunyi. Dalam data (17)

adalah penutur memperailhkan mitra tutur untuk pergi.

2.1.3 Kalimat Ajakan

Sama halnya dengan kalimat persilahan dan kalimat suruh yang

sebenarnya, kalimat ajakan ini berdasarkan fungsinya dalam hubungan

situasi juga mengaharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan hanya

20
perbedaanya tindakan itu di sini bukan hanya dilakukan oleh orang yang

diajak, melainkan juga orang yang bicara atau penuturnya. Dengan kata

lain tindakan dilakukan oleh kita

No Bentuk kalimat perintah


18 Mari ke kamar mandi.
19 Ayoh, kembalikan itu uang! tak ada yang menjawab.
20 Sinilah sebentar, gadis pantai memanggil.
21 Ayolah, naik ke atas Mas Nganten.
22 Ayolah, kau bisa angkut yang mana, man?
23 Ayoh nyanyi !” gadis pantai memberanikan
24 Ayoh, mari ikut semua. Ayoh, mak sama-sama ikut.

Maksud kalimat (18) adalah penutur mengajak mitra tutur untuk ke

kamar mandi. Maksud kalimat (19) adalah penutur mengajak mitra tutur

untuk mengembalikan uang. Maksud kalimat (20) adalah penutur mengajak

mitra tutur untuk menemui penutur. Maksud kalimat (21) adalah penutur

menyuruh mitra tutur untuk naik ke kusir. Maksud kalimat (22) adalah

penutur megajak mitra tutur untuk mengangkat barang bawaan..

Maksud kalimat (23) adalah penutur menyuruh mitra bicara unutk

bernyanyi. Maksud kalimat (24) adalah mengajak mitra tutur untuk ikut

mengambil barang. Dalam kalimat (18-24) merupakan kalimat ajakan

karena mengharapkan suatu tanggapan yang berupa Tindakan hanya

perbedaanya tindakan itu disini bukan hanya dilakukan oleh orang yang

diajak berbicara, melainkan juga oleh orang berbicara atau penuturnya.

Kalimat suruh juga di tandai juga oleh adanya kata mari, ayoh, sinilah. dan

ayolah merupakan kata-kata ajakan yang diletakkan pada awal kalimat.

21
2.1.4 Kalimat larangan

Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat perintah

ditandai juga oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel lah dapat

ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. Berikut

penemuan kalimat larangan dalam novel Gadis Pantai :

No Bentuk kalimat perintah


25 Jangan main bola Haram ! Haram ! tak ingat pesan ayahanda? Itu

perbuatan terkutuk orang-orang murtad. Ingat ! kepala Hasan-

Husin yang mereka tending! Apa Agus mau jadi kafir juga?
26 Jangan aku ditinggal emak.
27 Jangan buru-buru pergi.
28 Jangan berlaku seperti orang kampung, kau istri priyayi.
29 Jangan buat bising ! Kembali kau ke kamarmu sendiri.
30 Janganlah siksa sahaya ini, Mas Nganten.
31 Jangan mempergunakan sahaya itu mBok.
32 Jangan panggil begitu, kau bukan bocah lagi.
33 Jangan biarkan sahaya seorang diri Mas Nganten.
34 Jangan pikirkan orang lelaki, mas nganten biarpun bapak sendiri.

Lelaki tahu bahwa diri, biarpun neraka.


35 Jangan ulangi lagi mas nganten.
36 Jangan lagi ke dapur mas nganten.
37 Jangan gusar padaku, mbok. Aku hanya bertanya
38 Jangan teruskan bicara dengannya. Aku adukan pada bendoro
39 Jangan dengan sabun
40 Jangan kuatir tak ada bajak semalam
41 Jangan menyindir.

Maksud kalimat (25) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

bermain bola. Maksud kalimat (26) adalah penutur melarang mitra tutur

untuk meninggalkan penutur. Maksud kalimat (27) adalah penutur

melarang mitra tutur untuk tidak buru-buru pergi. Maksud kalimat (28)

adalah penutur melarang mitra tutur untuk tidak berlaku seperti orang

22
kampung. Maksud kalimat (29) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

berisik..

Maksud kalimat (30) adalah penutur melarang untuk tidak

memukul mitra tutur. Maksud kalimat (31) adalah penutur melarang untuk

tidak menggunakan alasan untuk membantu. Maksud kalimat (32) adalah

penutur melarang mitra tutur untuk memanggil kata emak karena mitra

tutur sudah besar. Maksud kalimat (33) adalah penutur melarang mitrs

tutur untuk meninggalkan mitra tutur sendirian. Maksud kalimat (34)

adalah penutur melarang mitra tutur untuk tidak memikirkan laki-laki.

Maksud kalimat (35) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

tidak mengulangi. Maksud kalimat (36) adalah penutur melarang mitra

tutur untuk ke dapur. Maksud kalimat (37) adalah penutur melarang mitra

tutur untuk marah.

Maksud kalimat (38) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

tidak meneruskan bicaranya. Maksud kalimat (39) adalah penutur

melarang mitra tutur mandi menggunakan sabun karena tidak mudah

terbasu. Maksud kalimat (40) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

tidak kuatir. Maksud kalimat (41) adalah penutur melarang mitra tutur

untuk menyindir.

23
BAB III

FUNGSI KALIMAT SURUH

3.1 Pengantar

Pada bab ini akan dibahas tentang fungsi kalimat suruh dalam novel

Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Menurut Aarts dan Aarts fungsi

kalimat suruh di bagi menjadi empat fungsi, yaitu perintah, undangan,

harapan, dan peringatan berikut analisis fumgsi kalimat suruh dalam novel

Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer.

3.2 Perintah

Fungsi perintah yaitu mengandung kata kerja di tujukan kepada seseorang

atau lebih, untuk melakukan Tindakan saat itu juga.

N Bentuk kalimat perintah

o
42 mBok suka? Ambilah.
43 Ambilah gelang itu ! atau kaluang.
44 Katakanlah, dari siapa?
45 keluar!
46 Pergi, cepat !
47 Pergilah pada mereka ! kalua sudah cukup ikan kau tangkap, nanti kau

24
bikin rumahmu sendiri

48 Pergi!

49 Tahan dia!
50 Masaklah.

Fungsi kalimat (42) adalah penutur memerintah mitra tutur

menggambil barang. Fungsi kalimat (43) adalah penutur menyuruh mitra

tutur untuk menggambil gelang atau kalung. Fungsi kalimat (44) adalah

penutur memerintah untuk mengatakan dari siapa dia tau. Fungsi kalimat

(45) adalah penutur memerintah mitra tutur untuk keluar. Fungsi kalimat

(46) adalah penutur memerintah mitra tutur untuk pergi secepatnya.

Fungsi kalimat (47) adalah penutur memerintah mitra tutur untuk

pergi mencari ikan. Fungsi kalimat (48) adalah penutur memerintah untuk

pergi. Fungsi kalimat (49) adalah penutur memerintah mitra tutur menahan

seseorang. Fungsi kalimat (50) adalah penutur memerintah mitra tutur

untuk masak.

3.3 Undangan

Fungsi dari kalimat perintah yang memiliki fungsi sebagai undangan yaitu
berupa ajakan.

N Bentuk kalimat perintah

o
50 “Mengucaplah.”
51 “Berceritalah.”
52 “Naiklah ke ranjang, Mas Nganten.”

25
53 “Dekatlah, sini.”
54 “Naiklah. Aku lebih suka bicara dengan kusir.”
55 Mari ke kamar mandi.
56 Ayoh, kembalikan itu uang! tak ada yang menjawab.
57 Sinilah sebentar, gadis pantai memanggil.
58 Ayolah, naik ke atas Mas Nganten.
59 Ayolah, kau bisa angkut yang mana, man?
60 Ayoh nyanyi !” gadis pantai memberanikan
61 Ayoh, mari ikut semua. Ayoh, mak sama-sama ikut.
62 Mari kita berangkat.

Fungsi kalimat (50) adalah penutur mengajak mitra tutur untuk mengucap.

Fungsi kalimat (51) adalah penutur mengajak untuk bercerita. Fungsi kalimat (52)

adalah penutur mengajak mitra tutur untuk naik ke ranjang. Fungsi kalimat (53)

adalah penutur mengajak mitra tutur untuk mendekat. Fungsi kalimat (54) adalah

penutur mita tutur untuk naik kusir. Fungsi kalimat (55) Maadalah penutur

mengajak mitra tutur untuk ke kamar mandi.

Fungsi kalimat (56) adalah penutur mengajak mitra tutur untuk

mengembalikan uang. Fungsi kalimat (57) adalah penutur mengajak mitra tutur

untuk menemui penutur. Fungsi kalimat (58) adalah penutur menyuruh mitra tutur

untuk naik ke kusir. Fungsi kalimat (59) adalah penutur megajak mitra tutur untuk

mengangkat barang bawaan. Fungsi kalimat (60) adalah penutur mengajak mitra

tutur untuk bernyanyi. Fungsi kalimat (61) adalah penutur mengajak mitra tutur

untuk ikut. Fungsi kalimat (62) adalah penutur mengajak mitra tutur untuk

berangkat.

26
3.4 Harapan

Fungsi dari kalimat perintah yang memiliki fungsi sebagai harapan yaitu

kalimat yang menyatakan keinginan terjadinya sesuatu.

N Bentuk kalimat perintah

o
63 mBok, tolonglah aku.
64 Tolong aku panggilkan dia, bisik Gadis Pantai
65 Tolong panggilkan.
66 Biarlah aku jadi seperti yang lain-lain.
67 Biarlah sahaya kerjakan sendiri

Fungsi dari kalimat (63) adalah penutur ingin mitra tutur mau menolong.

Fungsi kalimat (64) adalah penutur ingin minta mitra tutur untuk memanggil

seseorang. Fungsi kalimat (65) adalah penutur ingin mitra tutur untuk

panggilkan seseorang. Fungsi kalimat (66) adalah penutur ingin fungsi kalimat

(67) adalah penutur ingin mengerjakanya sendiri.

3.5 Peringatan

Fungsi dari kalimat peringatan yaitu kalimat yang mengandung syarat

untuk tepenuhi suatu hal, dan mengandung larangan untuk melakukan sesuatu

ataupun larangan untuk tidak melakukan sesuatu.

N Bentuk kalimat perintah

27
68 Sst.Jangan keras-keras. Disini bukan kampung, bujang memperingatkan.
69 Jangan panggil begitu, kau bukan bocah lagi.
70 Jangan buat bising ! Kembali kau ke kamarmu sendiri.
71 Jangan berlaku seperti orang kampung, kau istri priyayi.
72 Jangan buru-buru pergi.
73 Jangan pikirkan orang lelaki, mas nganten biarpun bapak sendiri. Lelaki tahu

bahwa diri, biarpun neraka.


74 Jangan ulangi lagi mas nganten.
75 Jangan lagi ke dapur mas nganten.
76 Jangan gusar padaku, mbok. Aku hanya bertanya
77 Jangan teruskan bicara dengannya. Aku adukan pada bendoro
78 Jangan dengan sabun
79 Jangan kuatir tak ada bajak semalam
80 Jangan menyindir.

81 Jangan aku ditinggal emak.


82 Jangan main bola Haram ! Haram ! tak ingat pesan ayahanda? Itu perbuatan

terkutuk orang-orang murtad. Ingat ! kepala Hasan-Husin yang mereka tending!

Apa Agus mau jadi kafir juga?


83 Janganlah siksa sahaya ini, Mas Nganten.
84 Jangan mempergunakan sahaya itu mBok.
85 Jangan biarkan sahaya seorang diri Mas Nganten.

Fungsi kalimat (68) adalah penutur melarang mitra tutur untuk tidak

berbicara dengan keras. Fungsi kalimat (69) adalah penutur melarang mitra untuk

memanggil kata emak karena mitra tutur sudah besar. Fungsi kalimat (70) adalah

penutur melarang mitra tutur untuk berisik. Fungsi kalimat (71) adalah penutur

28
melarang mitra tutur untuk tidak berlaku seperti orang kampung. Fungsi kalimat

(72) adalah penutur melarang mitra tutur untuk buru-buru pergi.

Fungsi kalimat (73) adalah penutur melarang mitra tutur untuk tidak

memikirkan laki-laki. Fungsi kalimat (74) adalah penutur melarang mitra tutur

untuk tidak mengulangi. Fungsi kalimat (75) adalah penutur melarang mitra tutur

untuk ke dapur. Fungsi kalimat (76) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

marah. Fungsi kalimat (77) adalah penutur melarang mitra tutur untuk tidak

meneruskan bicaranya.

Fungsi kalimat (78) adalah penutur melarang mitra tutur mandi

menggunakan sabun karena tidak mudah terbasuh. Fungsi kalimat (79) adalah

penutur melarang mitra tutur untuk tidak kuatir. Fungsi kalimat (80) adalah

penutur melarang mitra tutur untuk menyindir. Fungsi kalimat (81) adalah penutur

melarang mitra tutur untuk meninggalkan penutur. Fungsi kalimat (82) adalah

penutur melarang mitra tutur untuk bermain bola.

Fungsi kalimat (83) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

menyiksanya. Fungsi kalimat (84) adalah penutur melarang mitra tutur untuk

menggunakan alasan untuk membantu. Fungsi kalimat (85) adalah penutur

melarang mitra tutur untuk meninggalkan penutur.

29
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis berdasarkan jenis dan fungsi kalimat suruh

dalam novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer, maka

kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. Jenis-jenis kalimat suruh dalam novel Gadis Pantai yang ditemukan

sebagai berikut : kalimat suruh sebenarnya ditemukan sebanyak dua belas

(12), kalimat persilahan lima (5), kalimat ajakan tujuh (7), dan kalimat

larangan tiga belas (17).

2. Fungsi kalimat suruh dalan novel Gadis Pantai yang ditemukan sebagai

berikut : kalimat perintah delapan (8), kalimat undangan tigabelas (13),

kalimat harapan lima(5), dan kalimat peringatan delapan belas (18).

30
4.2 Saran

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada jenis dan fungsi kalimat

suruh pada novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Berdasarkan

penelitian, peneliti menemukan bahwa konsep yang di kemukan arts dan arts dan

Ramlan sesuai dengan penggunaan dalam kalimat suruh sesuai dengan jenis dan

fungsinya. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada penelitian selanjutnya

untuk meneliti kalimat suruh pada novel agar penelitian dapat dipakai pada

peneliti berikutnya lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Aarts, F. A. (1982). English Syntatic Structue : Function of imperative Sentence inu

Communication. Oxford: Pergamon Press.

Hasan Alwi, S. D. (2010). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa dan

Balai Pustaka.

Karepouwan, V. (t.thn.). Kalimat Imperatif Dalam Novel The Kill Order Karya

James Dashner. Unsrat.

Kridalaksana, H. (2008). Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakrta: PT

Gramedia.

Ramlan, M. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta:

C.V."KARYONO".

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknis Analisis Bahasa. Yogyakarta:

Sanata Dharma University Press.

31
Sukini. (2010). Sintaksis Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Tarigan, H. G. (2015). Pengajaran Sintaksis. Bandung: CV Angkasa.

Wenzen, N. (2016). Kalimat Imperatif Dalam Film Spy Karya Paul Feig .

Unsrat.ac.id.

Worotikan, F. (2015). Kalimat Imperatif Dalam Film The Great Gatsby .

Unsrat.ac.id.

Wulandari, S. (2021). Kalimat Imperatif Dalam Novel Selena Karya Tere Liye.

PENEROKA.

32

Anda mungkin juga menyukai