Anda di halaman 1dari 7

MATERI PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PERSALINAN KALA I-IV

A. Perubahan Fisiologi dan psikologi dalam Persalinan Kala 1


1. Perubahan Fisiologis
a. Tekanan Darah
Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik
rata-rata 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik 5-10 mmHg. Diantara kontraksi
uterus tekanan darah akanturun seperti sebelum masuk persalinan.
b. Perubahan metabolisme
Selama persalinan metabolisme karbohidrat akan naik secara perlahan. Hal ini
disebabkan oleh kecemasan serta kegiatan otot kerangka tubuh.
 pembakaran kalori, karena aktifitas ibu.
 gula darahnya turun, dan dehidrasi
 kelelahan yang berlebihan
c. Perubahan suhu badan
Selama persalinan suhu badan akan sedikit meningkat, suhu mencapai tertinggi
selama persalinan dan segera turu setelah melahirkan. Kenaikan dianggap normal
jika tidak melebihi 0,5-1 ◦C.
d. Perubahan denyut jantung
Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selam periode
persalinan atau sebelum masuk persalinan.
e. Pernapasan
Pernapasan terjadi sedikit kenaikan dibanding dengan sebelum persalian, kenaikan
pernapasan ini dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta
penggunaan teknik pernapasan yang tidak benar.
f. Perubahan renal
Polyuri sering terjadi selama persalinan,hal ini disebabkan oleh kardiak output
yang meningkat, serta karena filtrasi glomerulus serta aliran plasma ke renal.
g. Perubahan gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastricserta penyerapan makanan padat berkurang,yang
akan menyebabkan pencernaan hampir berhenti selama persalinan dan
menyebabkan konstipasi.
h. Perubahan hematologis
Hb akan meningkat 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan kembali ketingkat pra
persalinan pada hari pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan
darah selama persalinan.
Jumlah sel darah putihakan meningkat selama kala 1 persalinan sebesar 5000 s/d
15000 WBC sampai dengan akhir pembukaan lengkap.
Gula darah akan turun selama persalinan dan akan turun mencolok pada
persalinan yang mengalami penyulit atau persalinan lama.
i. Kontraksi uterus
Terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan enuruan hormon
progesteron yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosin. Kontraksi dimulai
dari fundus menjalar kebawah, kontraksi yang kuat dan lama membuat
uterusmendorong janin kebawah, sedangkan uterus bagian bawah hanya
mengikuti tarikan dari segmen atas rahim, menyebabkan serviks menjadl lembek
dan membuka. Hubungan kerja sama antara uterus bagian atas dan uterus bagian
bawah disebut polaritas.
j. Perubahan pada Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)
Pada uterus bagian atar terbentuk segmen atas rahim dengan sifat otot lebih tebal
dan kontraktif. Pada bagian ini banyak otot serong dan memanjang. SBR
terbentang diuterus bagia bawah antara itsmus denga serviks, dengan sifat otot yag
tipis dan elastis, bagian ini terdapat otot melingkar dan memanjang.
k. Perkembangn retraksi ring
Batas pinggiran antara SAR dan SBR,dalam keadaan persalinan normaltidak
tampak dan akan kelihatan pada persalinan abnormal, karea kontraksi uterus yang
berlebihan, retraksi ring akan tampak sebagai garis atau batas yang menonjol
diatas simpisisyang merupakan tanda ancaman ruptur uterus.
l. Penarikan serviks
Pada ahir kehamilan,otot yang mengelilingi OUI ditarik oleh SAR yang
menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian SBR.
m. Pembukaan OUI dan OUE
Pada primigravida dimulai dari OUI terbuka lebih dulu baru OUE membuka pada
saat persalinan terjadi, sedangkan pada multigravida OUI dan OUE mebuka
secara bersama-sama pada saat persalinan terjadi.
n. Show
Adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dari sedikit lendir yang bercampur
darah. Lendir berasal dari ekstruksi lendir yangmenyumbat canalis servikalis
sepanjang kehamilan, sedangkan darah berasal dari desidua vera yang lepas.
o. Tonjolan kantong ketuban
Disebabkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput
korion yang menempel pada uterus,dengan adanya tekanan maka akan terlihat
kantong berisi cairan yang menonjol ke OUI yang terbuka.
p. Pemecahan kantong ketuban
Pada akhir kala 1, bila pembukaan sudah lengkap dan tidak ada lagi tahanan,
ditambah dengan kontraksi yag kuat serta desakan janin yang menyebabkan
kantong ketuban pecah, diikuti oleh proses kelahiran bayi.
2. Perubahan Psikologi
a. Perasaan tidak enak.
b. Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi.
c. Ibu dalammenghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan
akan berjalan normal.
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan.
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya.
f. Apakah bayinya normal atau tidak.
g. Apakah ibu sanggup merawat bayinya.
h. Ibu merasa cemas.

B. Perubahan Fisiologi dalam Persalian Kala 2


1. Perubahan Fisiologi
a. Kontraksi, dorongan otot-otot dinding rahim
Kontraksi uterus mempunyai sifat tersendiri, kontraksi menimbulkan nyeri,
dikendalikan oleh saraf intrinsik,tidak disadari,tidak dapat diatur oleh ibu bersalin,
baik frekuensi maupun lama kontraksi. Pada awal persalinan ,kontraksi uterus
terjadi selama 15-20 detik, saat memasuki fase aktif kontraksi terjadi selama 49-
90 detik (rata-rata 60 detik).
b. Uterus
Terjadi perbedaan pada bagian uterus, yaitu :
1) Segmen atas : bagian yang berkontraksi, bila dilakukan palpasi akan teraba
keras saat berkontraksi.
2) Segmen bawah : terdiri atas uterus,serviks, merupakan daerah yang
teregang,bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen bawah
uterus.
3) Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran
cincin retraksi fisiologis. Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan karena
adanya pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi
tegap,sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.
c. Perubahan ligamentum rotundum
Pada saat kontraksi ligamentum rotundum yang mengandung otot-otot polos ikut
berkontraksi sehingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
d. Effacement dan dilatasi serviks
Effacement merupakan pemendekan ukuran dari panjang canalis servikalis yang
normalnya 2-3 cm, Ketika terjadi effacement ukuran panjangcanalis servikalis
menjadi semakin pendek.
Dilatasi adalah pembesaran ukuran ostium uteri interna (OUI) yang kemudiaan
disusul oleh pembesaran ostium uteri eksterna (OUE). Pembesaran ini berbeda
pada primigravida dan multigravida.

C. Perubahan Fisilogi dalam Persalinan Kala 3


1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometriummulai berkontraksi,uterus berbentuk bulat
penuh, dan tinggi fundus biasanya terletak dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi
dan plasenta terdorong kebawah,uterusberbentuk segitiga atau berbentuk menyerupai
buah pir atau alpukat, dan fundus berada diatas pusat (sering kali mengarahke sisi
kanan).
2. Tali pusat memanjang
Tali pusat mulai terliat menjulur keluar melalui vulva(tanda Ahfeld). Hal ini
disebabkan karena plasenta turu ke segmen bawah uterus atau rongga vagina.
3. Semburan darah mendadak singkat
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar da dibantu oleh gaya gravitasi.apabila kumpulan darah dalam ruang antara
dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungannya,
maka darah akan tersembur keluar dari tepi plasenta terlepas.
4. Perubahan posisi uterus
Setelah plasenta lepas dan menempati segmen bawah rahim maka uterus muncul pada
rongga abdomen.

D. Perubahan Fisiologi dalam Persalinan Kala 4


1. Uterus
Uterus terletak ditengah abdomen kurang lebih 2/3 sampai ¾, antara simfisis pubis
sampai umbilicus. Jika uterusditemukan dibagian tengah, atas umbilicus, maka hal
tersebut menandakan adanya darah dan bekuan didalamuterus yang perlu ditekan dan
dikeluarkan. Uterus yang berada diatas umbilicus dan bergeser, paling umum
kekanan, cenderung menandakan kandung kemih penuh. Uterus yang berkontraksi
normal harus keras ketika disentuh.
2. Serviks , vagina, dan perineum
Keadaan serviks, vagina dan perineum di inspeksi untuk melihat adanya
laserasi,memar dan hematoma awal. Segera setelah melahirkan, serviks akan berubah
menjadi bersifat patulous, terkulai dan tebal. Tunus vagina dan tampilan jaringan
vagina dipengaruhi oleh peregangan yang telah terjadi di kala 2 persalinan.
uterus harus teraba keras.
patulous: serviks itu tetap keras, pertengahan antar keras dan lembek.

E. Perubahan psikologis ibu bersalin

Lancar atau tidaknya proses persalinan banyak bergantung pada kondisi biologis, namau
harus disadari bahwa hampir tidak ada tingkah laku manusia (yang disadari) dan proses
biologisnya yang tidak dipengaruhi oleh proses psikis. Pada ibu bersalin terjadi beberapa
perubahan psikologis antara lain :

1. Rasa cemas pada bayainya yang akan lahir.


2. Kesakitan saat kotraksi dan nyeri.
3. Ketakutan saat melihat darah.
Rasa takut dan cemas pada ibu akan berpengaruh pada lamanya persalinan, his kurang
baik, dan pembukaan yang kurang lancar. Menurut Pitchard dkk, rasa takut dan cemas
merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan.

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi psikologi ibu meliputi :

1. Melibatkan psikologi ibu, emosi, dan persiapan intelektual.


2. Pengalaman bayi sebelumnya.
3. Kebiasaaan adat.
4. Hubungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.

Oleh karena banyak perubahan yang dialami ibu bersalin, maka penolong persalinan
seperti bidan dituntut untuk melakukan Asuhan Sayang Ibu. Pada asuhan sayang ibu,
penolong persalinan harus memberikan dukungan psikologis dengan cara:

1. Meyakinkan ibu bahwa persalinan adalah proses yang normal.


2. Meyakinkan bahwa ibu dapat melalui persalinan.
3. Mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

Hal tersebut dapat menunjukan bahwa ibu mendapat perhatian lebih dan diberi dukungan
selama persalinan dan kelahiran bayi oleh suami dan keluarga.

F. Dukungan yang dilakukan bidan pada proses adaptasi psikologis kala 1


1. Kala 1 fase laten
Pada fase ini bidan harus menentramkan hati pasien. Bangun rasa kepercayaan dari
pasien dengan menunjukan sifat bersahabat dan dapat diandalkan. Mengajak
berdiskusi pasien mengenai posisi apa yang akan dipilih saat melahirkan. Melibatkan
orang terdekat atau pendamping persalinan dari pihak keluarga.
2. Kala 1 fase aktif
Pada fase ini bidan sangat dibuthkan, rasa sakit yang sangat kadang membuat pasien
putus asa, dalam saat seperti ini bidan ditutut untuk bisa mengurangi rasa sakitnya.
Berikan semangat dan dukungan dengan mengatakan beberapa kalimat penyemangat
serta arahkan pasien unruk menatap bidan akan banyak membantu terutama untuk
memandu teknik bernapas lewat hidung dan mengeluarkan udara lewat mulut. Jika
pasien mulai menangis ,bisikanlah kata-kata lembut. Yakinkan pasien bahwa dengan
berdiri dan berjalan-jalan akan mempercepatproses pembukaan. Memberi minuman
manis seperti jus buah segar, teh herbal atau sirup dapat menyamankan pasien dan
menjaga kadar gula agar tidak tururn.

3. Kala 1 fase akhir


Pada tahapini bidan kembali meyakinkan kemampuan pasien untukmelahirkan
bayinya dengan melakukan flash back keberhasilan yang telah dilalui sejauh ini.
Berikan bimbingan cara mengatur napas dan meneran yang benar, hindari instruksi
yang berulang-ulang. Hindari suasana yang membuat pasien seolah-olah menjadi
bahan tontonan atau objek pembelajaran. Jelaskan kepada pasien mengenai
keberadaan mahasiswa dan upayakan agar mereka memperkenalkan diri kepada
pasien sambil melibatkan diri dalam aktivitas asuhan. Jika ada praktikan yang bukan
wanita, minta persetujuan lebih dulu dari pasien dan keluarga.

Sumber :

Kuswanti,Ina dan Fitri Melina. 2014. Askeb II Persalinan. Yogyakarta : pustaka pelajar

Sondakh, Jenny.2013. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai