Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

Setiap pasien yang akan menjalani tindakan invasif seperti tindakan bedah akan
menjalani prosedur anestesi. Anestesi sendiri secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit. Anestesi umum (general anesthesi)
merupakan suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang diikuti oleh
hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh akibat pemberian obat anestesia.
Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara yang
paling umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan usia dibawah 30
tahun dan relatif jarang ditemukan pada wanita post menopause. Penyakit ini
bersifat asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan berupa benjolan
pada payudara yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini
terdeteksi secara tidak sengaja melalui pemeriksaan fisik. Penanganan FAM ini
adalah melalui pembedahan tumor yang menggunakan anestesi umum untuk
menghilangkan rasa sakit.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fibroadenoma Mammae


. Fibroadenoma tumbuh sebagai nodul bulat yang biasanya berbatas
tegas dan mudah digerakkan dari jaringan payudara sekitar. Fibroadenoma
mammae merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum
ditemukan pada wanita muda, dapat digerakkan dan konsistensinya kenyal
padat. Fibroadenoma terbentuk dari sel–sel epitel dan jaringan ikat , dimana
komponen epitelnya menunjukkan tanda-tanda aberasi yang sama dengan
epitel normal.1

2.2 Etiologi
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun terdapat
beberapa faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan
aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam pembetukannya. Selain
itu, diperkirakan terdapat perkusor embrional yang dormant di kelenjar
mammaria yang dapat memicu pembentukan fibroadenoma yang akan
berkembang mengikuti aktivitas ovarium.2

2.3 Patofisiologi
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab
proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan sel stroma neoplastik
mengeluarkan faktor pertumbuhan yang mempengaruhi sel epitel.
Peningkatan aktivitas estrogen diperkirakan berperan dalam pembentukannya.
Kira-kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan setiap
tahunnya, dan kebanyakan perkembangan fibroadenoma berhenti setelah
mencapai diameter 2-3cm.1

2.4 Gambaran Klinis

2
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan
gejala dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan
fibroadenoma relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan
ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala
berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tetapi terkadang nyeri bila ditekan, mobile, dan
konsistensinya kenyal padat .2

2.5 Pemeriksaan Fisik


Teknik pemeriksaan payudara dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi payudara dan nipple, dilakukan dengan
posisi pasien duduk sambil tolak pinggang. Pada pemeriksaan ini yang dinilai
adalah perubahan kulit, simetris, kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan
dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan
membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap axilla, apakah ada kemerahan,
pigmentasi, dan infeksi.3
Pada pemeriksaan dengan cara palpasi membutuhkan waktu sekitar 3
menit untuk setiap payudara. Dengan menggunakan jari kedua, ketiga, dan
keempat, diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara pemeriksaan secara
melingkar atau pun sejajar dan beri tekanan, mulai dari tekanan yang ringan
hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Pada
pemeriksaan ini yang dinilai adalah konsistensi jaringan, rasa nyeri, dan
adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk,
konsistensi, batas, nyeri tekan, dan mobilitas. Palpasi juga daerah axilla untuk
mengetahui pembesaran KGB. 4

3
Gambar 2.1 Pemeriksaan Payudara Oleh Dokter
2.6 Pemeriksaan Penunjang

4
Pemeriksaan Radiologis
a. Mammografi
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai
massa berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran
sekitar 4 – 100 mm. Fibroadenoma biasanya memiliki densitas yang sama
dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada fibroadenoma yang besar,
dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadang- kadang tumor
terdiri atas gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma di tepi atau di tengah
berbentuk bulat, atau berlobus-lobus. Pada wanita post menopouse,
komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang dan hanya
meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen
jaringan ikat.5

Gambar 2.2 Mammografi

b. Ultrasonografi (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas
tegas, berbentuk bulat, oval atauu berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinal. Fibroadenoma
tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada USG
merupaka pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan
sekitarnya.6

5
Gambar 2.3 USG

c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagai massa
bulat atau oval yang rata dibandingkan dengan menggunakan kontras
gadoliniium-based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang
hypointense jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam
gambaran T1-weighted dan hypointense an hyperintense dalam gambaran
T2-weighted.7

Gambar 2.4 MRI

2.7 Diagnosis Banding


1. Cystosarcoma Phyllodes

Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan diperkirakan berasal dari
stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil, sekitar 3-4 cm, tetapi
sebagian besar terus membesar sehingga menyebabkan payudara membesar.
Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi mayoritas pada usia 45 tahun.2

6
Gambar 2.5 Mammografi Cystosarcoma Phyllodes

Gambaran USG tumor ini, hiperechoic dengan batas yang masih tegas, echo-
internal dapat homogen atau sedikit in homogen serta adanya penyangatan
akustik posterior lemah, hal ini mungkin disebabkan struktur kistik pada
tumor tersebut.7

Gambar 26 USG Cystosarcoma Phyllodes


2. Kista Payudara

Kista ini berasal daru adenosis, ketika lamina duktus dan acini mengalami
dilatasi oleh jaringan epitel. Gambaran mammografinya berupa massa bulat
atau oval yang berbatas tegas. Tepi kista ini dapat berbatasan dengan jaringan
fibroglandular, baik sebagian maupun seluruhnya.2

Gambar 2.7 Mammografi Kista Payudar

7
Gambaran USG pada kista adalah lesi dengan bentuk bulat atau oval,
mempunyai batas tegas dan teratur, an-echoic dan adanya penyangatan
akustik posterior.

Gambar 2.8 USG Kista Payudara

3. Papilloma

Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75% tumbuh
dibawah areola mammae. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi cairan
serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter beberapa
milimeter. Biasanya ukuran lesi papilloma sangat kecil.8

Gambar 2.10 Mammografi Papilloma


Gambaran USG kelainan ini adalah suatu lesi intraduktal dengan pelebaran
duktus laktiferus.7

8
Gambar 3.14 USG Papilloma

Pemeriksaan Histopatologis
Pada pemeriksaan histopatologis pada fibroadenoma mammae yaitu
menggunakan teknik Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pemeriksaan
ini dilakukan dengan cara mengambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap yaitu jarum suntik. Dari alat tersebut kita akan
memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan
tersebut dibawa ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah
mikroskop. Pada gambaran histopatologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang
dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.1

Gambar 3.15 Histopatologi FAM


2.8 Tatalaksana

Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk


fibroadenoma. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk
memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan
tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di payudara.
Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu:3
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareoral Incision
3. Curve / Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering adalah tipe radial. Tipe circumareolar,
hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya memberi
pembukaan yang terbatas. Tipe ini hanya digunakan untuk fibroadenoma
yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas areola.

9
Semicircular Incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang
besar dan berada di daerah lateral payudara

2.9 Prognosis
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai risiko yang
tinggi untuk menderita kanker payudara. Bagian yang tidak diangkat harus
diperiksa secara teratur.4

2.10 Pencegahan

SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan salah satu cara untuk


mencegah dan mendeteksi secara dini kelainan dari payudara. Cara
melakukannya yang mudah diharapkan para wanita dapat mendeteksi dini
bila terjadi kelainan pada payudarahnya.5

10
BAB III
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
a. Nama : T.M
b. Usia : 42 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jerowaru
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA
g. Status Pernikahan : Sudah menikah
h. Berat Badan : 60 kg
i. Tinggi Badan : 155 cm
j. No. RM : 354564
k. Ruang : IBS
l. Masuk RS : 22 Februari 2021
m. Operasi : 23 Februari 2021

II. Anamnesis
 Keluhan Utama : benjolan pada payudara kiri.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Selong dengan keluhan benjolan
pada payudara kiri yang muncul sejak 2 dua bulan SMRS. Pasien
mengatakan benjolan mudah digerakkan, teraba kenyal dan terkadang
terasa sakit saat menjelang menstruasi. Benjolan awalnya kecil, kemudian

11
membesar sekitar ukuran kelereng. Pasien menyangkal adanya cairan yang
keluar dari puting susu, demam, mual muntah dan nafsu makan menurun.
BAK dan BAB masih dalam batas normal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa (+) sekitar 10 tahun yang lalu pada payudara
yang sama, riwayat asma disangkal, riwayat diabetes disangkal, riwayat
hipertensi disangkal, riwayat alergi obat maupun makanan disangkal.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit serupa pada keluarga disangkal, riwayat asma
disangkal, riwayat diabetes disangkal, riwayat hipertensi disangkal,
riwayat keganasan pada keluarga disangkal.
 Riwayat Penggunaan Obat
Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan sebelumnya.
 Riwayat Anestesi dan Operasi
Pasien pernah dianestesi dan menjalani operasi pada payudara sebelah
kirinya sekitar 10 tahun yang lalu.

III. Primary Survey


1. Airway
Jalan nafas bersih, skor mallampati 1, deviasi septum (-), polip (-),
leher pendek (-), deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
2. Breathing
Normochest, nafas spontan, tidak tampak ketertinggalan gerak pada
hemitoraks deksta maupun sinistra, tidak terdapat retrasksi intercostae.
Nafas spontan, reguler, suara nafas vesikular (+/+), tidak terdapat
wheezing maupun ronkhi.
3. Circulation
Kulit hangat, sianosis (-) nadi kuat angkat, reguler, capillary refill
time <2 detik.
4. Disability
Keadaan umun bai, kesadaran compos mentis. Pupil bulat isokor
ukuran 2 mm/2 mm, refleks cahaya (+/+).

12
IV. Secondary Survey
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
1. Keadaan umum : tampak sakit ringan
2. Kesadaran : compos mentis
3. GCS : E4V5M6

Vital Sign
1. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 87 x/menit
3. Suhu : 36 ºC
4. Pernafasan
- Frekuensi : 20x/menit
- Irama : reguler
- Tipe : thorakoabdominal
5. SpO2 : 100%

Pemeriksaan Generalisata
1. Kepala Bentuk : normocephali
Ekspresi : tampak tenang
Simetri : simetris

2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)


Kelopak : normal
Conjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
Kornea : normal
Pupil : bulat, isokor, RP +/+
Lensa : normal, keruh (-)
3. Hidung : tak ada kelainan
4. Telinga : tak ada kelainan
5. Mulut Bibir : kering, tidak pucat

13
Bau pernafasan : normal
Gigi geligi : lengkap, gigi palsu (-)
Palatum : deviasi (-)
Gusi : warna merah muda,
perdarahan (-)
Selaput Lendir : normal
Lidah : putih kotor (-), ulkus (-)

6. Leher KGB : tak ada pembengkakan


Kel.tiroid : tak ada pembesaran
7. Thorax Bentuk : simetris
Pergerakan dinding dada : tidak ada yang tertinggal
Pulmo

Pemeriksaan Kanan Kiri


Inspeksi Simetris
Palpasi Fremitus taktil normal Fremitus taktil normal
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Wheezing (-), Ronkhi Wheezing (-), Ronkhi
(-) (-)

Jantung

Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula


Inspeksi
sinistra

Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula


Palpasi
sinistra

Perkusi Batas-batas jantung :


Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Kiri : ICS IV linea midclavicula kiri
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

8. Abdomen
Inspeksi : tidak tampak distensi, striae (-), sikatrik (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)

14
Perkusi : Tympani pada seluruh regio abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal

9. Ekstremitas Atas
Akral hangat, kekuatan : 5/5, edema (-)/(-)

10. Ekstremitas bawah


Akral hangat, kekuatan: 5/5, edema : (-) / (-).
11. Status lokalis
Payudara kiri :
Inspeksi : tidak tampak benjolan, discharge (-), sikatrik(-), areola
mammae hiperpigmentasi
Palpasi : terdapat benjolan, jumlah satu buah, konsistensi lunak,
permukaan rata, berbatas tegas, ukuran sebesar kelereng, mobile, nyeri
tekan (-), pembesaran KGB sekitar (-).
Payudara kanan :
Inspeksi : Tidak tampak benjolan, discharge (-), sikatrik(-), areola
mammae hiperpigmentasi.
Palpasi : tidak terdapat benjolan, nyeri tekan (-), pembesaran KGB
sekitar (-)

V. Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan 15/02/2021 Nilai Normal
Hematologi
Leukosit 9.50 4.30-11.30 103 /µL
Hemoglobin 15.2 11.4-17.7 g/dL
Hematokrit 45.9 38-47%
Eritrosit 5.02 4.00-5.50 106/µL
Trombosit 259 150-440 103/µL
Faal Koagulasi
PTT 11.5 11-14 detik
APTT 27.4 25-35 detik
Covid-19
IgG Non reaktif Non reaktif
IgM Non reaktif Non reaktif

15
Pemeriksaan usulan : USG payudara

VI. Diagnosis Kerja :


Fibroadenoma mammae sinistra (D24.1)
VII. Diagnosis Banding
Ca Mammae (C50.9)
Adenofibrosis Mammae (N60.2)
Fibrocystic disease mammae (N60)
VIII. Manajemen
a. Preventif :
- Menghindari stres
- Jangan sering memakan makanan cepat saji yang dapat menjadi faktor
resiko untuk timbulnya keganasan
- Menghindari asap rokok yang banyak mengandung zat-zat karsinogen
b. Promotif :

- Melakukan penyuluhan kepada warga masyarakat mengenai cara

melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi

dini kelainan pada payudara

- Memberikan pengetahuan mengenai penyakit atau kelainan apa saja

yang dapat terjadi pada payudara baik pada remaja maupun wanita

dewasa (ibu-ibu)

c. Kuratif :
Non Farmakologi

 Istirahat yang cukup

 Makan-makanan bergizi.

 Melakukan operasi pengangkatan benjolan

Farmakologi
 Vitamin B compleks tab 3x1

d. Rehabilitatif

16
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang
bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien dan istirahat.
 Rutin melakukan SADARI untuk memastikan tidak terdapat lagi
benjolan dan dapat mendeteksi dini bila keluhan muncul kembali.
 Keluarga memberi support kepada pasien
 Segera berobat ke pusat pelayanan bila mengalami keluhan yang sama.
IX. Kesimpulan
Acc ASA 1
X. Laporan Anestesi
Keadaan pre operatif : pasien telah terpasang IV line sejak tanggal 22 Februari
2021. Keadaan pasien tampak baik, kooperatif, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
87 x/menit, pernafasan 17 x/menit dan suhu 36,6ºC. Pasien sudah mulai puasa pukul
00.00 WITA.
1. Diagnosa Pra Bedah
Fibroadenoma Sinistra
2. Diagnosa Pasca Bedah
Post operasi eksisi biopsi FAM sinistra
3. Penatalaksanaan Preoperasi
 Informed consent
 Puasa 8 jam pre operasi
 Pasang IVFD RL 20 tpm
4. Penatalaksanaan Operasi
a) Jenis pembedahan : Eksisi biopsi
b) Jenis anestesi : General Anesthesi (GA)
c) Mulai anestesi : 23 Februari 2021 pukul 10.00 WITA
d) Mulai operasi : 10.05 WITA
e) Selesai anestesi : 10.20 WITA
f) Premedikasi : Ondancentron 4 mg
g) Medikasi induksi : Fentanyl IV 0.25 mg, propofol IV 1 amp.
h) Medikasi Intra Operatif : Inhalasi sevoflurance 2 vol% dengan
oksigen 3 L/menit.
i) Medikasi post op : tramadol 200 mg, ketorolac 30 mg
j) Cairan durante operasi : 500 cc

17
Monitoring Anestesi
Waktu Hasil Pantauan Tindakan
09.58 TD : 110/70 mmHg; N: 90 x/menit, Pasien masuk ruang OK kemudian
RR: 17x/menit; SpO2 : 100% diberikan injeksi Ondancentron
09.59 TD : 110/65 mmHg; N: 87x/menit; Pasien diberikan injeksi fentanyl
RR: 17x/menit; SpO2: 100% 0.1 mg.
10.00 TD: 118/75 mmHg, N: 88 x/menit, Dimulai anestesi dengan
RR: 17x/menit, SpO2 : 100% pemberian propofol 100 mg dan
pemasangan masker O2 5 L/menit.
10.06 TD : 110/78 mmHg, N:90 x/menit, Diberikan anestesi inhalasi
RR: 18 x/menit, SpO2 : 100% dengan sevofluran 2 vol%.
10.07 TD : 120/80 mmHg, N: 90 x/menit; Pasien memasuki stadium 3 plana
RR: 17 x/menit, SpO2 : 100% 4, kemudian mulai dilakukan
pembedahan
10.13 TD: 128/90 mmHg; N: 93x/menit, Monitoring TTV
RR: 18x/menit, SpO2 : 100%
10.18 TD: 110/70mmHg; N: 90 x/menit, Inhalasi sevofluran distop
RR: 17 x/menit, SpO2: 100%
10.20 TD: 110/70 mmHg; N: 90x/menit; Injeksi ketorolac 30 mg IV, drip
RR: 17 x/menit; SpO2: 100% tramadol 200 mg.
10.22 TD : 120/80 mmHg; N: 87 x/menit; Pembedahan selesai
RR: 17 x/menit; SpO2 : 100%
10.35 TD: 120/80 mmHg; N: 80 x/menit; Pasien mulai sadar, nafas teratur,
RR: 18 x/menit; SpO2: 100% masuk RR.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Robbins Stanley L., Kumar Vinay., Cotran Ramzi S. 2014. Buku Ajar
Patologi Robbins Edisi 9. Jakarta : EGC.
2. Sjamsuhidajat R., De jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
EGC. 2012.
3. Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.p., James M. Clinicopathologic
Features of Breast Disease in Jamaica:Findings of Jamaican Breast Disease
Study. 2000-2002. Diunduh dari http://lib.bioinfo.pl/ tanggal 23 Februari
2021.
4. Zieve David, Wetcher Debra G. Fibroadenoma Breast. Diunduh dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ tanggal 23 Februari 2021.
5. Snell, Richard S. 20012. Anatomi Klinik. Jakarta: EGC.
6. Makes Daniel. 2006. Atlas Ultrasonografi Payudara dan Mamografi.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
7. Mutarak Malai. Breast Imaging : A Comprehensive Atlas. Booknet Company.
Thailand
8. Kirby I.B. The Breast. In: Brunicardi F.C et all, ed. Schwartz’s Principles of
Surgery. Eight edition. New York: McGraw-Hill Books Company. 2006.

19

Anda mungkin juga menyukai