1
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS INDONESIA
(IPKKI)
MUKADIMAH
Bahwa setiap perawat termasuk di dalamnya perawat komunitas mempunyai hak dan tanggung
jawab sama dan penuh untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang sejajar dengan
profesi kesehatan lainnya serta mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam mengatasi
berbagai persoalan kesehatan yang dihadapi bangsa dan rakyat Indonesia melalui kemitraan
yang setara dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya.
Dalam mewujudkan hal tersebut di atas perlu dibangun sebuah organisasi yang kokoh dan
efektif, menjangkau seluruh perawat komunitas yang tersebar di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan, institusi pendidikan dan institusi lain di seluruh Indonesia.
Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa disertai adanya keinginan bersama dari anggota PPNI
peminatan keperawatan komunitas,maka dibentuklah suatu wadah berbentuk ikatan yakni
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI) yang bertanggung jawab pada PPNI
melalui Kongres Nasional IPKKI.
2
ANGGARAN DASAR
IKATAN PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS INDONESIA
(IPKKI)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam anggaran dasar ini yang dimaksud dengan :
(1) Perawat Komunitas adalah seseorang yang telah menempuh serta lulus
pendidikan formal dalam bidang keperawatan dan telah mendapatkan pendidikan dan
atau pelatihan tambahan tentang keperawatan komunitas.
BAB II
NAMA,WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 2
(1) Organisasi ini bernama Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia dengan nama
singkatan IPKKI.
(2) Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia adalah sebuah organisasi
berhimpunnya para perawat dengan peminatan keperawatan komunitas yang dibentuk
sebagai badan kelengkapan organisasi profesi untuk melakukan pengembangan dan
pembinaan praktik keperawatan komunitas.
(3) Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia untuk pertama kali disepakati berdirinya
pada tanggal 9 Maret 2007 di Semarang dalam kegiatan Pertemuan dan Seminar
Nasional Perawat Komunitas dan di kukuhkan melalui Konggres Nasional Ikatan Perawat
Kesehatan Komunitas Indonesia di Jakarta pada tanggal 27 Maret 2008
(4) Organisasi Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia berkedudukan di ibukota
Negara Republik Indonesia.
(5) Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia didirikan untuk waktu yang tidak
ditentukan.
BAB III
AZAS, SIFAT, TUJUAN, USAHA DAN LAMBANG
Pasal 3
Azas
3
Pasal 4
Sifat
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia bersifat organisasi profesi yang independent,
terbuka, kekeluargaan dan professional
Pasal 5
Tujuan
Pasal 6
Usaha
Untuk mencapai tujuan organisasi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 tersebut, Ikatan
Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia melakukan usaha sebagai berikut :
(1) Mengembangkan kualitas keilmuan dan keahlian pelayanan keperawatan yang
didasarkan pada filosofi dan keyakinan maupun nilai-nilai keperawatan kesehatan
komunitas.
(2) Mengembangkan wawasan berfikir ilmiah, kritis dan inovatif terhadap perubahan dan
perkembangan ilmu keperawatan kesehatan komunitas
(3) Menumbuhkembangkan sikap disiplin, taat terhadap aturan dan etika keprofesian
(4) Berpartisipasi aktif dalam membina dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
kesehatan komunitas di Indonesia melalui kegiatan penelitian dan pengembangan
(5) Menumbuhkembangkan sistem informasi pengetahuan dan pengalaman profesional
keperawatan kesehatan komunitas melalui kegiatan ilmiah, pemanfaatan tehnologi
informasi dan komunikasi, serta berbagi pengalaman.
(6) Mempererat, memperjuangkan dan memelihara kedudukan anggota sesuai dengan
harkat dan martabat luhur profesi keperawatan.
Pasal 7
Lambang
Lambang Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia berupa gambar perawat dengan
tangan terbuka dan siap menolong masyarakat. Keseluruhan lambang tersebut menampilkan
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia sebagai organisasi berhimpunnya para
perawat dengan peminatan keperawatan komunitas yang bergerak dalam biadang
pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan, pelayanan/asuhan keperawatan komunitas
dan pendidikan keperawatan serta berperan aktif mendorong peningkatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
4
BAB IV
STATUS, FUNGSI DAN PERAN
Pasal 8
Status
Pasal 9
Fungsi
Pasal 10
Peran
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11
Anggota Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia terdiri dari :
(1) Anggota Biasa
(2) Anggota Luar Biasa
(3) Anggota Kehormatan/ Istimewa
BAB VI
ORGANISASI
Pasal 12
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia ada pada anggota melalui
Kongres Nasional.
Pasal 13
Kepemimpinan
Kepemimpinan organisasi di pegang oleh pengurus Pusat (Tingkat Nasional) dan Pengurus
Wilayah (Tingkat Propinsi), dan Pengurus Daerah (Tingkat Kabupaten/Kota).
5
Pasal 14
FORUM
1. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang bersifat khusus, Ikatan Perawat
Kesehatan Komunitas Indonesia membentuk forum, terdiri atas forum : keperawatan
komunitas, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik, keperawatan kesehatan
kerja, keperawatan kesehatan sekolah, keperawatan disaster komunitas dll
2. Forum ditetapkan berdasarkan surat keputusan pengurus pusat IPKKI
BAB VII
SUMBER DANA
Pasal 15
Sumber dana Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia diperoleh dari :
(1) Usaha-usaha yang sah
(2) Bantuan dari lembaga atau perorangan yang bersifat tidak mengikat
BAB VIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 16
(1) Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan oleh kongres nasional
(2) Perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dinyatakan pada ayat 1 dapat dilakukan juga
melalui Kongres luar biasa yang diselenggarakan untuk kegiatan tersebut.
Pasal 17
(1) Pembubaran organisasi hanya bisa dilakukan melalui suatu Musyawarah Nasional
Khusus untuk itu.
(2) Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kekayaan organisasi diserahkan kepada
lembaga sosial atau Negara Republik Indonesia.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 19
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan dimuat dan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi tersendiri yang tidak bertentangan
dengan Angaran Dasar maupun Anggaran Rumah Tangga IPKKI.
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
6
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS INDONESIA
BAB I
KEANGGOTAAN
BAGIAN 1 : ANGGOTA
Pasal 1
Anggota Biasa
Anggota biasa adalah perawat yang secara sukarela mendaftarkan diri sebagai perawat
komunitas dan bekerja di bidang keperawatan komunitas.
Pasal 2
Anggota Luar Biasa
Anggota luar biasa adalah perawat WNA yang telah bekerja di Indonesia di bidang
Keperawatan Kesehatan Komunitas minimal selama 3 tahun dan secara sukarela mendaftarkan
diri sebagai anggota IPKKI.
Pasal 3
Anggota Kehormatan/ Istimewa
Anggota kehormatan/ Istimewa adalah perawat karena kepakarannya dan atau orang yang
telah berjasa terhadap IPKKI dan ditetapkan oleh pengurus pusat melalui konggres nasional.
Pasal 4
1. Setiap anggota biasa atau luar biasa yang ingin menjadi anggota harus mengajukan
permohonan menjadi anggota dan menyatakan secara tertulis kesediaan menjalankan
dan mentaati peraturan/ ketentuan anggaran dasar/ anggaran rumah tangga serta
ketentuan lain yang sesuai.
2. Anggota kehormatan/ istimewa dinyatakan sebagai anggota jika telah terbukti berjasa
terhadap IPKKI dan telah ditetapkan melalui keputusan konggres nasional.
3. Apabila telah memenuhi syarat sebagai mana tersirat pada ayat 1, yang bersangkutan
dinyatakan layak sebagai anggota IPKKI.
Pasal 5
Hak Anggota
1. Anggota Biasa
a. Mempunyai hak memilih dan dipilih sebagai pengurus IPKKI
b. Mempunyai hak mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh IPKKI
c. Mempunyai hak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan kepada
pengurus IPKKI
2. Anggota luar biasa berhak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan
dengan lisan atau tertulis kepada pengurus
3. Anggota Kehormatan/ Istimewa berhak mengajukan saran/usul atau pertanyaan secara
lisan atau tertulis kepada pengurus
4. Setiap Anggota berhak memperoleh perlindungan, pembelaan, dan perlakuan yang
sama dari IPKKI
5. Setiap anggota berhak mendapatkan Pin sebagai identitas anggota IPKKI
6. Setiap anggota berhak mengajukan permohonan pengunduran diri.
7
Pasal 6
Kewajiban Anggota
1. Menjaga nama baik IPKKI
2. Aktif melaksanakan tugas pokok dan usaha organisasi
3. Memegang teguh disiplin, serta menjunjung tinggi kehormatan profesi IPKKI
4. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan IPKKI
5. Tunduk kepada ketentuan AD/ART dan ketentuan yang berlaku dalam IPKKI
6. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas kekeluargaan
7. Membayar uang pendaftaran sesuai ketentuan
8. Melakukan registrasi keanggotaan setiap 5 tahun sekali
9. Menanggung kerugian sesuai ketentuan terkait sanksi
Pasal 7
Anggota kehilangan hak keanggotaannya karena :
1. Meninggal Dunia
2. Atas permintaan sendiri yang telah disetujui IPKKI
3. Diberhentikan secara tidak hormat
BAGIAN 4 : SANKSI
Pasal 8
Anggota dapat dikenakan sanksi karena :
1. Melakukan tindakan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh IPKKI
2. Melakukan kegiatan yang merugikan atau mencemarkan nama baik IPKKI
3. Lalai dan melanggar ketentuan/ peraturan yang sesuai dengan AD/ART
4. Melakukan tindakan yang berdampak negatif terhadap IPKKI
Pasal 9
Tata Cara Penetapan Sanksi
1. Tuntutan sanksi terhadap anggota dapat diajukan oleh pengurus propinsi
2. Sanksi akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan berat ringannya pelanggaran.
3. Ketentuan menjatuhkan sanksi akan diatur melalui peraturan tersendiri
Pasal 10
Pembelaan terhadap Sanksi
1. Anggota yang dikenakan sanksi diberikan kesempatan membela diri dalam musyawarah
anggota
2. Apabila anggota yang bersangkutan tidak menerima keputusan musyawarah anggota,
maka dapat mengajukan/ meminta banding dalam konggres nasional yang merupakan
kesempatan pembelaan terakhir
3. Putusan sanksi yang diambil dalam konggres IPKKI atau musyawarah anggota
dianggap syah apabila disetujui sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota
yang hadir
4. Prosedur pembelaan dan pencabutan sanksi diatur dalam suatu ketentuan tersendiri.
8
Pasal 11
Pengkaderan
BAB III
ORGANISASI
Bagian I Kongres
Pasal 12
Status
Pasal 13
Kekuasaan dan Wewenang
9
BAGIAN 2 : Musyawarah Propinsi
Pasal 14
Status
Musyawarah Propinsi diadakan 3 tahun sekali.
Pasal 15
Kekuasaan dan Wewenang
1. Menetapkan Program Kerja Propinsi.
2. Mengevaluasi Program Kerja Propinsi.
3. Memilih Ketua dan Wakil Ketua.
BAB IV
PIMPINAN ORGANISASI
PASAL 16
Status
1. Pengurus Pusat adalah badan/ instansi kepemimpinan tertinggi Ikatan Perawat Kesehatan
Komunitas Indonesia.
2. Masa Jabatan Pengurus Pusat adalah tiga tahun terhitung setelah pelantikan dan dapat
diperpanjang.
Pasal 17
Personalia
Formasi Kepengurusan sekurang-kurang terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum dan
Bendahara Umum.
Pasal 18
Persyaratan Pimpinan IPKKI
1. Penggurus Pusat adalah anggota biasa yang berprestasi, memiliki dasar pendidikan
Sarjana Keperawatan, memiliki minimal 5(lima) sertifikat kegiatan keperawatan Komunitas.
2. Persyaratan untuk menjadi pimpinan dilingkup IPKKI adalah
a. Mempunyai kepribadian baik dan sehat moral/ mental maupun fisik.
b. Memiliki kecakapan/ pengalaman berorganisasi.
c. Memiliki kemampuan dalam berorganisasi.
d. Memiliki Akontabilitas dan responsibilitas terhadap organisasi.
3. Syarat-syarat lain akan diatur dalam peraturan Organisasi yang dikeluarkan pada saat
Kongres.
10
BAB V
KOMISI DISIPLIN
ILMU KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pasal 19
Yang dimaksud dengan Komisi Disiplin Ilmu Keperawatan Komunitas ialah Suatu Badan
khusus dalam organisasi IPKKI yang mempunyai tugas dan wewenang serta bertanggung
jawab dalam memberikan rekomendasi pengakuan keahlian tertentu dalam lingkup
keperawatan Komunitas.
Pasal 20
Status
Komisi Disiplin Ilmu Keperawatan Komunitas terdiri dari Pakar Ilmu Keperawatan Komunitas
Baik pada Institusi Pendidikan Keperawatan, dan atau Praktisi Klinik Keperawatan yang
diangkat dan ditetapkan oleh Konggres.
Pasal 21
Tugas Dan Wewenang
1. Berperan aktif menilai dan menyempurnakan kurikulum Pendidikan Keperawatan
Komunitas yang Berkelanjutan.
2. Menyusun dan mengkoordinasikan serta mengembangkan jenjang Karir Perawat
Komunitas mulai tingkat dasar hingga kepada tingkat konsultan.
3. Berperan aktif dalam menyusun, mengkoordinasikan, mengembangkan dan melaksanakan
ujian Nasional pengakuan Perawat Komunitas
4. Memberikan pengakuan dan pengukuhan keahlian kepada perawat yang memenuhi
persyaratan.
5. Memberikan pengakuan dan pengukuhan perawat adaptasi lulusan luar negeri yang
mendapat registrasi di luar negeri.
BAB VI
K EUANGAN
Pasal 22
1. Keuangan organisasi dapat diperoleh melalui uang pendaftaran anggota sebesar
Rp.150.000 dan hasil usaha unit-unit pelaksana teknis IPKKI atau usaha lain yang
dilakukan organisasi IPKKI, dan Donatur dari lembaga atau perorangan yang bersifat tidak
mengikat.
2. Pengalokasian penggunaan keuangan yang diperoleh dari hasil usaha IPKKI ditetapkan
sebagai berikut :
a. Pengurus Pusat sebanyak 10%
b. Pengurus Propinsi sebanyak 10%
c. Pengurus Kabupaten dan penyelenggara sebanyak 80%
3. Pembagian uang hasil usaha yang mengatasnamakan IPKKI adalah :
Fee organisasi sebanyak 15% dari biaya penyelenggaraan, yang akan didistribusikan
pada : IPKKI Pusat, Propinsi, dan Kabupaten masing-masing 5%
4. Pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi wajib didokumentasikan sesuai
dengan sistem yang brerlaku di organisasi
5. Tata cara pemasukan dan pengeluaran keuangan akan ditentukan dalam peraturan
tersendiri
6. Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi keuangan akan dipertanggungjawabkan
dalam Konggres, Musyawarah Daerah dan Rapat Anggota
11
BAB VII
LAMBANG dan LAGU IPKKI
Pasal 23
Lambang, Lagu, panji-panji dan atribut organisasi lainnya diatur dan ditetapkan dalam
Konggres.
BAB VIII
KOMUNIKASI ORGANISASI
Pasal 24
Pasal 25
Teknis komunikasi organisasi ditentukan dalam peraturan tersendiri
BAB IX
PENYEMPURNAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 26
Penyempurnaan dan perubahan ART Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia hanya
dapat dilakukan oleh Konggres.
BAB X
PENUTUP
Pasal 27
1. Hal- hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan
tersendiri yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
2. Setiap anggota IPKKI harus mentaati dan mematuhi AD/ART ini dan barang siapa
melanggarnya akan dikenakan sanksi-sanksi organisasi yang diatur dalam ketentuan
tersendiri.
12