Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sabrina Elvin Marshella

NIM : 4101418114

 Teori Pragmatisme
Teori pragmatisme (the pragmatic theory of truth) menganggap suatu pernyataan,
teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila memiliki kegunaan dan manfaat bagi
kehidupan manusia.Salah satu contoh teori ini dalam matematika adalah pada
trigonometri pengukuran sudut berguna untuk menentukan arah, kemiringan bidang atau
mendesain dan membuat suatu bangun ruang. Kaum pragmatis menggunakan kriteria
kebenarannya dengan kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability) dan akibat yang
memuaskan (satisfactor consequence). Oleh karena itu, tidak ada kebenaran yang mutlak/
tetap, kebenarannya tergantung pada manfaat dan akibatnya.

 Contoh Kebenaran Matematika bertumpu pada kesepakatan yaitu dalam Geometri.


Geometri Euclides menyatakan Jumlah besar sudut dalam suatu segitiga adalah sama
dengan 180. Geometri Lobachevky menyatakan Jumlah sudut setiap segitiga lebih kecil
dari 180. Geometri Riemann menyatakanJumlah besar sudut dalam suatu segitiga lebih
besar dari 180.Geometri Netral menyatakanJumlah besar sudut suatu segitiga lebih kecil
atau sama dengan 180.Walaupun perbedaan aksioma ini menimbulkan kontradiksi antar
sistem matematika namun dalam interpretasinya dalam dunia nyata tidak menimbulkan
kontradiksi karena setiap sistem memiliki penerapan yang berbeda.Geometri Euclides
untuk pengukuran yang berkaitan dengan tanah di bumi yang luasnya relatif terbatas.
Geometri Riemann berkaitan dengan seluruh bumi. Geometri Hiperbolikdigunakan oleh
Einstein dalam Teori Relatifitas sebagai aplikasi sistem matematika alternatif dengan
aturan grammar tertentu untuk mendeskripsikan gejala-gejala.

 Matematika Dalam Filsafat Kebenaran Tentang Angka Nol


*Bergerak, tetapi diam
Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan
desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa
menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut
atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja.Tetapi, ide ini ternyata
sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol
maka berarti nol adalah bilangan terkecil. .
Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang
kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada
bilangan ke tiga.Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan
syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, Bisa saja
angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada
bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih
dekat... yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, ..., 0,000001. demikian seterusnya, sehingga
pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang
demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol
alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2.

Anda mungkin juga menyukai