Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN PROSEDUR PELATIHAN PEGAWAI

SESUAI REQUIREMENT ISO 9001:2015 KLAUSUL 7.2 DENGAN RISK


BASED THINKING MENGGUNAKAN METODE BUSINESS PROCESS
IMPROVEMENT (STUDI KASUS: UNIVERSITAS XYZ)
Radea Kartika Putri1, Wiyono Sutari2, Heriyono Lalu3
1, 2, 3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
Jl. Telekomunikasi Terusan Buah Batu, Bandung 40257
Email: radeakp96@gmail.com1, wiyono@telkomuniversity.ac.id2, heriyonolalu@telkomuniversity.ac.id3

ABSTRAK

Dengan adanya penyempurnaan versi terbaru ISO 9001 yaitu ISO 9001:2008 menjadi ISO 9001:2015,
mengharuskan setiap organisasi memperbaharui dokumen mutunya. Salah satu bentuk dokumen mutu yang
diterapkan oleh salah satu organisasi di bidang pendidikan yaitu Standard Operating Procedure (SOP).
Beberapa perubahan yang juga terjadi di organisasi tersebut menyebabkan fungsi bisnis di dalamnya juga
mengalami perubahan, salah satunya pada proses pelatihan untuk pegawai tenaga penunjang akademik (TPA).
Proses pelatihan telah didokumentasikan dalam bentuk SOP berdasarkan ISO 9001:2008 serta perlunya
dilakukan perbaikan proses dengan menggunakan metode Business Process Improvement (BPI). Pada penelitian
ini dilakukan analisis gap antara requirement ISO 9001:2015 klausul 7.2 dan tahapan pelatihan, membuat risk
register sebagai risk based thinking, serta analisis perbaikan proses menggunakan salah satu tahapan dalam
metode BPI yaitu Apply Improvement Technique. Tersedia enam tools teknik perbaikan yang dapat disesuaikan
dengan kondisi aktivitas dari proses pelatihan aktual. Hasil dari penelitian ini yaitu rancangan SOP Pelatihan
usulan yang terdiri dari 4 prosedur yaitu prosedur analisis kebutuhan pelatihan, prosedur perancangan pelatihan,
prosedur pelaksanaan pelatihan dan prosedur evaluasi pelatihan. Rancangan usulan tersebut telah
mempertimbangkan requirement ISO 9001:2015 dalam merancang proses, tentang kompetensi, dan
pertimbangan risiko, telah mempertimbangkan tahapan pelatihan serta telah dilakukan improvement proses.

Kata kunci: ISO 9001:2015, Standard Operating Procedure, Pelatihan, Risk Based Thinking, Business Process
Improvement

ABSTRACT

With the refinement of the latest version of ISO 9001 ISO 9001: 2008 to ISO 9001: 2015, requires every
organization to update the quality documents. One form of quality documents applied by one organization in the
field of education is Standard Operating Procedure (SOP). Some changes that also occur in the organization
cause business functions in it also experienced a change, one of them on the training process for academic
support personnel (TPA). The training process has been documented in the form of SOPs based on ISO 9001:
2008 and the need for process improvement using Business Process Improvement (BPI) method. In this
research, gap analysis between requirements requirement of ISO 9001: 2015 clause 7.2 and stage of training,
making risk register as risk based thinking, and analysis of process improvement using one of the stages in BPI
method is Apply Improvement Technique. There are six technical improvement tools that can be adapted to the
activity conditions of the actual training process. The result of this research is SOP Design proposal training
consisting of 4 procedure that is requirement analysis procedure of training, training design procedure, training
implementation procedure and training evaluation procedure. The draft of the proposal has considered the
requirements of ISO 9001: 2015 in designing processes, on competence, and risk considerations, has considered
the stage of the training and has been improved process.

Keywords: ISO 9001: 2015, Standard Operating Procedure, Training, Risk Based Thinking, Business Process
Improvement
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

1. PENDAHULUAN pranata teknik informasi, dan lain-lain. Oleh


karena prosedur yang akan dirancang
Kumpulan alur pekerjaan untuk masing-
mengenai pelatihan pegawai dan berkaitan
masing fungsi bisnis perusahaan yang saling
dengan peningkatan kompetensi pegawai,
berkaitan dapat berbentuk suatu prosedur. Jika
maka klausul yang akan digunakan dari ISO
pegawai melakukan pekerjaannya sesuai prosedur
9001:2015 yaitu subklausul 7.2 mengenai
tentunya akan mendukung perusahaan dalam
kompetensi.
mencapai tujuannya sehingga menghasilkan mutu
Pengembangan SDM berbasis kompetensi
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Namun
dilakukan agar dapat memberikan hasil yang
untuk mendapatkan mutu sesuai dengan yang
sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi
diinginkan tidaklah mudah. 80% masalah mutu
dengan standar kinerja yang telah ditetapkan
disebabkan oleh manajemennya [10]. Oleh karena
[7]. Dalam merancang prosedur berdasarkan
itu, dibutuhkannya standar yang membantu
ISO 9001:2015 disyaratkan untuk melakukan
manajemen perusahaan dalam mengelola mutu
analisis risiko terhadap prosesnya sebagaimana
tersebut seperti ISO (International Organization for
yang telah disebutkan dalam klausul 6 yaitu
Standardization). Salah satu standar yang mengatur
tindakan yang ditujukan pada peluang dan
sistem manajemen mutu yaitu ISO 9001. Dewasa
risiko. Perbaikan proses juga menjadi salah
ini sudah banyak perusahaan atau organisasi yang
satu persyaratan dalam ISO 9001:2015.
menerapkan ISO 9001, tak terkecuali organisasi di
Metode yang digunakan dalam perbaikan
bidang pendidikan.
proses yaitu Business Process Improvement
Salah satu organisasi di bidang pendidikan
(BPI) karena metode tersebut melakukan
perguruan tinggi (Universitas ABC) di kota
penyederhanaan untuk menghasilkan keluaran
Bandung, telah memiliki prosedur yang berbentuk
proses yang lebih baik. Oleh karena itu,
SOP (Standar Operasional Prosedur). Prosedur
penelitian ini akan menindaklanjuti prosedur
tersebut telah mengacu pada ISO 9001:2008.
pelatihan yang mengalami perubahan standar
Dengan adanya penyempurnaan versi terbaru ISO
dari ISO 9001:2008 ke ISO 9001:2015
9001:2015, maka seluruh organisasi yang telah
menyesuaikan dengan klausul 7.2 tentang
menerapkan ISO 9001:2008 diharuskan
kompetensi dengan pertimbangan Risk Based
memperbaharui dokumen mutunya berdasarkan
Thinking menggunakan metode BPI.
ISO 9001:2015.
Pada akhir tahun 2016, Struktur Organisasi dan
2. STUDI LITERATUR
Tata Kelola (SOTK) universitas tersebut
mengalami perubahan dengan beberapa revisi di Sistem Manajemen Mutu dibahas di ISO
dalamnya. Organisasi masih perlu 9001:2015 dalam konteks organisasi pada
mengembangkan pegawainya agar memiliki klausul 4.4 tentang Sistem Manajemen Mutu
sumber daya manusia yang berkualitas dalam arti dan Prosesnya. Salah satu hal baru yang
memenuhi persyaratan kompetensi untuk di terdapat dalam versi terbaru ISO 9001:2015
dayagunakan dalam usaha merealisasi visi dan yaitu Pendekatan Manajemen Risiko yang
mencapai tujuan organisasi [9]. Untuk mendapat terdapat pada klausul 6.1 yaitu Tindakan
sumber daya manusia yang berkualitas, terdapat ditujukan pada Peluang dan Risiko. Tahapan
beberapa program yang dapat dilakukan untuk penerapan risk based thinking yaitu dimulai
pengembangan SDM salah satunya yaitu dari risk identification, risk analysis, risk
mengadakan pelatihan. Berdasarkan hasil evaluation, risk treatment. Klausul yang sesuai
wawancara, pelatihan yang dilaksanakan untuk dari ISO 9001:2015 dan berkaitan dengan
pegawai sudah dilakukan namun belum sesuai pelatihan yaitu klausul 7.2 tentang
dengan kebutuhan pelatihannya dan tidak Kompetensi.
terorganisir dengan baik. Kompetensi adalah suatu karakteristik
Pada penelitian ini, prosedur yang akan yang mendasari individu berkaitan dengan
dirancang difokuskan pada satu proses yaitu proses standar kriteria kinerja yang efektif dan/atau
pelatihan pegawai non dosen. Pegawai non dosen unggul di tempat kerja pada situasi tertentu [8].
yang dimaksud adalah unsur teknis organisasi Pelatihan merupakan proses untuk membentuk
yang berfungsi membantu terlaksananya dan membekali karyawan dengan menambah
kegiatan akademik dan non akademik dengan keahlian, kemampuan, pengetahuan dan
baik terdiri dari tenaga administrasi, laboran, perilakunya [4]. Sebuah organisasi yang ingin
instruktur, pustakawan, tenaga marketing, mengadakan pelatihan, perlu

28
Radea Kartika Putri, Wiyono Sutari, Heriyono Lalu : Perancangan Prosedur Pelatihan Pegawai Sesuai Requirement Iso 9001:2015
Klausul 7.2 Dengan Risk Based Thinking Menggunakan Metode Business Process Improvement (Studi Kasus: Universitas XYZ)
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (1) pp 27-36 © 2018

mempertimbangkan hal-hal untuk Prosedur Pelatihan


mendapatkan hasil yang maksimal. Pegawai berdasarkan
ISO 9001:2008
Dalam melaksanakan program pelatihan
yang efektif, pihak SDM ada baiknya Requirement Rancangan SOP
ISO 9001:2015 Aspek-aspek Perbaikan Pelatihan
melakukan beberapa tahap agar pelatihan yang Klausul 7.2 Kompetensi Usulan
dilaksanakan dapat memberikan nilai lebih,
baik bagi individu, unit, maupun Teori Pelatihan
organisasinya, seperti menurut model the Business Process
Improvement (BPI)
systematic design of instruction [6]. Tahapan
Risk Register
pelatihan sebagai berikut: 1. Analisis
Kebutuhan Pelatihan, 2. Desain Pelatihan, 3. Gambar 2. Model Konseptual
Pelaksanaan Pelatihan, 4. Evaluasi Pelatihan.
Key Performance Indicator (KPI) adalah Dalam merancang prosedur dari proses
metrik finansial ataupun non-finansial yang pelatihan, perlu dilakukan evaluasi terlebih
digunakan untuk membantu suatu organisasi dahulu terhadap proses pelatihan yang biasa
menentukan dan mengukur kemajuan terhadap dilakukan di Universitas ABC. Kemudian
sasaran organisasi [3]. KPI akan mengukur menentukan requirement ISO 9001:2015
sejauh mana output/outcome yang dihasilkan klausul 7.2 tentang kompetensi, memahami
dari suatu proses dalam rangka untuk teori pelatihan yang baik dan mengolah risk
mencapai tujuan organisasi. Indikator dalam register.
KPI harus menunjukan ukuran yang jelas, Beberapa tahap yang akan dilakukan
dapat terukur dan mudah dicapai. selanjutnya yaitu tahap pengumpulan data
Perancangan proses adalah suatu tujuan, dimana dilakukan identifikasi kebutuhan data
penyampaian, dan aktivitas dari organisasi terlebih dahulu. Lalu ketika data sudah
serta aturan yang diperlukan untuk terkumpul, masuk ke tahap pengolahan data
menghasilkan suatu produk, layanan, atau yaitu analisis gap berdasarkan requirement
outcome [1]. Proses pelatihan yang akan ISO 9001:2015, analisis gap berdasarkan teori
dirancang perlu dilakukan perbaikan. Salah tahapan pelatihan, risk assessment serta
satu metode perbaikan proses yaitu Business perbaikan proses. Selanjutnya tahap
Process Improvement (BPI). BPI adalah perancangan dan analisis yaitu mengumpulkan
sebuah kerangka kerja sistematis yang usulan perbaikan dari pengolahan data
dikembangkan untuk membantu organisasi sebelumnya kemudian perancangan prosedur
dalam membuat kemajuan yang signifikan saat usulan, analisis kesesuian, dan tahap terakhir
melakukan proses bisnisnya [2]. Business yaitu tahap kesimpulan dan saran berupa
Process Improvement merupakan sebuah rekomendasi.
metode untuk melakukan perbaikan-perbaikan
proses bisnis suatu organisasi yang bertujuan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menyesuaikan proses dengan keadaan
saat ini serta meningkatkan efektifitas dan 4.1 Prosedur Pelatihan Aktual
efisiensi proses. Perbaikan proses dilakukan Prosedur pelatihan pegawai Universitas ABC
menggunakan enam tools dari improvement memiliki kegunaan untuk memberikan jaminan
technique wheel [5]. Enam tools tersebut yaitu bahwa penugasan pelatihan/seminar/workshop
bureaucracy, value added, duplication, terlaksana sesuai dengan prosedur dan kebutuhan
simplification, cycle time, dan automation. Unit/Fakultas atau linier dengan kompetensi yang
dibutuhkan. Dokumen SOP Pelaksanaan Pelatihan
3. METODOLOGI PENELITIAN Pegawai mulai efektif dilakukan pada Juni 2014.
Prosedur pelatihan pegawai aktual dapat dilihat
Terdapat beberapa pertimbangan dalam pada Gambar 3.
merancang prosedur dari proses pelatihan yang
tergambar dalam model konseptual pada Gambar 2.

29
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Mulai Dalam merancang prosedur pelaksanaan


pelatihan, analisis gap kondisi aktual dengan
1. Pegawai
requirement ISO 9001:2015 saja belum cukup
2. Pejabat yang berwenang
Mengajukan usulan pelatihan Mengevaluasi dan
karena hanya membahas kompetensi karyawan
kepada fakultas/bagian/direktorat menyetujui saja. Oleh karena itu perlu dilakukan pula analisis
gap untuk proses pelaksanaan pelatihannya apakah
4. Bang. SDM 3. Universitas/Warek II
sudah sesuai dengan teori pelaksanaan pelatihan
yang baik atau belum yang dapat dilihat pada Tabel
Membuat surat tugas Mengevaluasi dan menyetujui
usulan pelatihan 2.

5. Pegawai 6. Bang. SDM


Tabel 2. Analisis Gap Berdasarkan Teori
Melaksanakan dan upload Mengupdate database dan Pelatihan Menurut Rozalena & Dewi (2016)
sertifikat ke laman iGracias laporan Aspek Analisis Usulan Perbaikan
Requirement Gap
Selesai - Adanya aktivitas analisis
kebutuhan pelatihan
Gambar 3. Prosedur Pelatihan Aktual (Data - Deskripsi dari aktivitas
Internal Universitas XYZ, 2014) analisis kebutuhan
pelatihan yaitu analisis
4.2 Usulan Hasil Analisis Gap Kondisi Aktual Pengecekan Tahapan gap kompetensi dengan
dengan Requirement ISO 9001:2015 gap belum mencocokan kompetensi
Klausul 7.2 kompetensi dilakukan eksisting pegawai dengan
Berdasarkan ISO 9001:2015, requirement AnJab
yang harus dipenuhi untuk merancang SOP - Keluaran dari analisis
Pelatihan yaitu subklausul 7.2 tentang kebutuhan pelatihan yaitu
kompetensi dapat dilihat pada Tabel 1. berupa daftar kebutuhan
pelatihan
Tabel 1. Analisis Gap Berdasarkan - Adanya aktivitas
Requirement ISO 9001:2015 Klausul 7.2 perancangan pelatihan
Aspek Analisis Gap Usulan Perbaikan yang dilakukan dengan
Requirement cara menyusun rencana
Kebutuhan kompetensi pelatihan tahunan dengan
Penentuan Requirement posisi/jabatan menjadi data mempertimbangkan
kompetensi belum pendukung (masukan proses) Tahapan
Perencanaan daftar kebutuhan
posisi/jabatan terpenuhi untuk melakukan analisis belum
pelatihan pelatihan, FSDP tahunan
kebutuhan pelatihan dilakukan
dan Justifikasi Usulan
Kompetensi aktual pegawai Pelatihan
Pengumpulan
Requirement menjadi data pendukung - Merancang pelatihan
kompetensi
belum (masukan proses) untuk dilakukan dengan
aktual
terpenuhi melakukan analisis kebutuhan bekerjasama dengan
pegawai
penelitian vendor
- Menyusun daftar kebutuhan Tahapan
pelatihan sebagai pertimbangan Pelaksanaan Sudah terpenuhi
Pelaksanaan Requirement telah
dalam mengambil tindakan pelatihan
dan evaluasi belum dilakukan
untuk memperoleh kompetensi Terdapat aktivitas evaluasi
pelatihan terpenuhi
- Adanya aktivitas evaluasi keefektifan dari
pelatihan di prosedur usulan Tahapan
Evaluasi pelaksanaan pelatihan
Penyimpanan Requirement belum
pelatihan yang diikuti pegawai 3
bukti telah Sudah terpenuhi dilakukan
bulan setelahnya dengan
pelatihan terpenuhi metode action plan

4.4 Risk Assessment


4.3 Usulan Hasil Analisis Gap Kondisi Aktual Tahapan risk assessment dimulai dari
dengan Teori Pelatihan identifikasi risiko. Identifikasi risiko dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan process

30
Radea Kartika Putri, Wiyono Sutari, Heriyono Lalu : Perancangan Prosedur Pelatihan Pegawai Sesuai Requirement Iso 9001:2015
Klausul 7.2 Dengan Risk Based Thinking Menggunakan Metode Business Process Improvement (Studi Kasus: Universitas XYZ)
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (1) pp 27-36 © 2018

owner mengenai kondisi aktual yang terjadi di


Universitas XYZ khususnya pada proses pelatihan Tabel 4. Kategori Tingkatan Severity
sehingga dapat ditentukan risiko yang mungkin Kategori Tingkatan Organizational Impact
akan terjadi pada proses pelatihan. Selanjutnya Tidak mempengaruhi
dilakukan analisis risiko dimana akan ditentukan A Insignificant
program kerja organisasi/unit
tingkatan seberapa sering risiko yang telah Program kerja organisasi/unit
diidentifikasi memiliki kemungkinan terjadi dan B Minor terhambat namun masih dapat
beraoa besar dampak yang ditimbulkannya yang berjalan
diperoleh dari hasil wawancara karena kondisi di Program kerja organisasi/unit
setiap organisasi pasti berbeda-beda. Tingkatan C Moderate terganggu dan butuh untuk
likelihood dan severity dapat dilihat pada Tabel 3 ditangani
dan 4. Program kerja organisasi/unit
Tabel 3. Kategori Tingkatan Likelihood sangat terganggu sehingga
Kategori Tingkatan Keterangan D Major
dibutuhkan penanganan
(dalam 1 tahun) segera
Almost Sangat sering terjadi dengan Program kerja organisasi/unit
A E Catastrophic
Certain frekuensi > 15 kali kejadian tidak berjalan
Sering terjadi dengan
B Likely
frekuensi 11-15 kali kejadian Selanjutnya dilakukan evaluasi risiko yaitu
Kadang-kadang terjadi penentuan tingkatan likelihood dan severity untuk
C Possible dengan frekuensi 6-10 kali dilakukan pemetaan tingkatan risiko (risk mapping)
kejadian yang juga didapat dari hasil wawancara. Risk
Jarang terjadi dengan mapping dapat dilihat pada Gambar 4.
D Unlikely
frekuensi 2-5 kali kejadian
Rare/Almost Sangat jarang terjadi dengan
E
Never frekuensi < 2 kali kejadian
Severity
1 2 3 4 5

A RP-03 Keterangan:

B High Risk

Likelihood C
Medium Risk

D RP-02

Low Risk
E RP-01

Gambar 4. Risk Mapping

Lalu dilakukan risk treatment yaitu


Kode Risiko

Penanganan
Risk Rating
Likelihood
Statement

Tindakan

bagaimana tindakan penanganan untuk risiko


Severity
Rating

Rating
Risk

yang terpilih. Terakhir, informasi yang didapat


sebelumnya secara keseluruhan dapat
disatukan menjadi risk register. Risk register
merupakan hasil dari risk assessment yang
dimulai dari risiko yang telah ditentukan
sebelumnya hingga tindakan penanganannya
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Risk Register

31
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Pelatihan Merancang Sebelum merancang proses, perlu


tidak pelatihan diketahui cakupan dari proses pelatihan

(Almost Certain)
terorganisir dengan sehingga proses yang akan dirancang dapat

2 (Minor)
dengan baik menyusun terfokus hanya pada proses tersebut.
Medium
Berdasarkan Gambar 6, prosedur yang akan

A
sehingga RP-03 rencana
Risk
pelatihan pelatihan dirancangan hanya terbatas pada kotak proses
tidak sesuai berdasarkan pelatihan yaitu terdapat 4 prosedur.
dengan kebutuhan
rencana pelatihan Penentuan
PROSES PELATIHAN

Kompetensi
Analisa Kemitraan
Perancangan
Kebutuhan Vendor
4.5 Usulan Perbaikan Proses Employee
Pelatihan
Pelatihan
Pelatihan

Perbaikan proses dilakukan untuk prosedur Assessment

pelaksanaan pelatihan aktual seperti pada


Tabel 6. Evaluasi
Pelaksanaan
Pelatihan
Tabel 6. Improvement Techniques
Improvement Usulan Perbaikan
Aktivitas Techniques Performance Evaluasi
Appraisal vendor
- Aktivitas pengajuan
usulan pelatihan menjadi Gambar 6. Business Process Mapping
pertimbangan dalam
menyusun rencana Tujuan proses pelatihan yang diusulkan
- Identifikasi yaitu untuk memenuhi dan meningkatkan
pelatihan tahunan
value added: kompetensi yang disyaratkan sesuai dengan
1 - Pengajuan usulan
BVA posisi/jabatan dan bidang kerjanya serta
pelatihan dapat dilakukan
- Automation pelatihan terlaksana dengan efektif dan efisien
melalui situs web Gracias
dengan penambahan serta sesuai dengan rencana pelatihan tahunan.
menu agar lebih efektif Tujuan tersebut didapat berdasarkan kebutuhan
dan efisien dari stakeholder yang terkait dengan proses
- Identifikasi Aktivitas ke-2 dapat pelatihan.
value added: dihilangkan Input (masukan) dari proses pelatihan
2 usulan yaitu kebutuhan kompetensi untuk
NVA
- Simplification setiap posisi/jabatan dan kompetensi aktual
Aktivitas ini tetap, namun yang dimiliki pegawai untuk kemudian
- Identifikasi dilakukan pengecekan gap kompetensi.
yang di evaluasi dan di
3 value added: Sedangkan output (keluaran) dari proses
setujui yaitu rencana
BVA pelatihan usulan yaitu peningkatan kompetensi
pelatihan tahunan
- Membuat surat tugas dan kinerja pegawai. Outcome dari proses
tidak dilakukan secara pelatihan usulan yaitu peningkatan kinerja
manual berupa kertas, organisasi dan kebutuhan organisasi terpenuhi.
- Identifikasi Bentuk dari output dan outcome dapat terlihat
namun dapat diterbitkan
value added: pada laporan hasil evaluasi program pelatihan
4 secara langsung di situs
NVA tahunan serta data pelatihan dan kompetensi
web iGracias
- Automation yang telah diperbaharui.
- Membuat Berita Acara
Pelaksanaan Pelatihan Perancangan prosedur usulan dilakukan
untuk vendor berdasarkan hasil usulan dari pengolahan data
Identifikasi Aktivitas 5 sudah baik sebelumnya yaitu analisis gap kondisi aktual
5 value added: dengan ISO 9001:2015 klausul 7.2, analisis
RVA gap kondisi aktual dengan teori pelaksanaan
Identifikasi Aktivitas 6 sudah baik pelatihan, pertimbangan risiko dan analisis
6 value added: perbaikan proses. Hasil rancangan SOP
BVA pelatihan yang terdiri dari prosedur analisa
kebutuhan pelatihan, prosedur perancangan
4.6 Hasil Rancangan SOP Pelatihan Usulan pelatihan, prosedur pelaksanaan pelatihan serta
prosedur evaluasi pelatihan dapat dilihat pada

32
Radea Kartika Putri, Wiyono Sutari, Heriyono Lalu : Perancangan Prosedur Pelatihan Pegawai Sesuai Requirement Iso 9001:2015
Klausul 7.2 Dengan Risk Based Thinking Menggunakan Metode Business Process Improvement (Studi Kasus: Universitas XYZ)
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (1) pp 27-36 © 2018

lampiran. KPI untuk proses pelatihan usulan dapat dilihat pada Tabel 7

Tabel 7. KPI Proses Pelatihan Usulan


Indikator
Tujuan Pengukuran KPI Satuan Frekuensi Pengukuran
Kinerja
Memenuhi dan Keterpenuhan (∑ Kompetensi Pegawai /
meningkatkan kompetensi ∑ Kompetensi yang dibutuhkan
Dilakukan pada saat analisis
kompetensi yang pegawai Unit) x 100%
% gap kompetensi dan setelah
disyaratkan sesuai terhadap
kompetensi diperbaharui
dengan posisi/jabatan kebutuhan
dan bidang kerjanya kompetensi unit
(∑ Pegawai upload tepat waktu /
∑ Pegawai yang mengikuti
Ketepatan waktu
pelatihan) x 100%
pegawai Dilakukan setiap setelah
melakukan Hari mengikuti pelatihan dan
Kriteria: Pegawai melakukan
Pelatihan terlaksana upload bukti mendapatkan evidence.
upload bukti pelatihan ke situs web
dengan efektif dan pelatihan
iGracias maksimal 2 hari setelah
efisien serta sesuai
mendapatkan bukti pelatihan
dengan rencana
Kesesuaian
pelatihan tahunan
pelaksanaan (∑ Pelatihan yang terlaksana /
Dilakukan setiap 1 tahun
pelatihan dengan ∑ Pelatihan dalam Rencana % sekali saat evaluasi program
rencana Pelatihan Tahunan) x 100%
pelatihan tahunan
pelatihan
tahunan

5. KESIMPULAN e. Rancangan prosedur pelatihan usulan telah


dilakukan perbaikan proses dengan
Kesimpulan yang di dapat dari penelitian
menerapkan teknik value added,
ini yaitu:
simplification, dan automation.
a. Rancangan prosedur pelatihan usulan
terdiri dari 4 prosedur yaitu prosedur
6. DAFTAR PUSTAKA
analisa kebutuhan pelatihan, prosedur
perancangan pelatihan, prosedur ABPMP. (2013). BPM CBOK Version 3.0.
pelaksanaan pelatihan, dan prosedur Aji, W. P. (2015). Perancangan Dokumen SOP
evaluasi pelatihan. Berbasis ISO 9001:2015 Klausul 8.5
b. Rancangan prosedur pelatihan usulan telah pada Kegiatan Produksi dan
memenuhi requirement dari ISO Penyediaan Jasa dengan
9001:2015 klausul 7.2 berdasarkan analisis Mempertimbangkan Risk Based
gap antara requirement ISO 9001:2015 Thinking dengan Menggunakan
klausul 7.2, kondisi aktual, dan Metode Business Process Improvement
implementasinya. di CV. XYZ. Bandung: Universitas
c. Rancangan prosedur pelatihan usulan telah Telkom.
memenuhi requirement dari teori pelatihan Ariyanti, S. D. (2015). Analisis Perbaikan
berdasarkan analisis gap antara tahapan Proses Bisnis dan Perancangan SOP
pelatihan, kondisi aktual, dan Pelaksanaan Pelatihan Untuk
implementasinya. Memenuhi Requirement ISO
d. Rancangan prosedur pelatihan usulan telah 9001:2008 Klausul 6.2. Bandung:
memenuhi risk based thinking berdasarkan Universitas Telkom.
hasil risk register. Dari hasil risk register Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya
terpilih satu risiko yang memiliki risk Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta:
rating tertinggi diantara risiko lainnya PT RajaGrafindo Persada.
yaitu berada pada tingkatan medium risk.

33
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Page, S. (2010). The Power of Business www.publik.brawijaya.ac.id pada 26


Process Improvement: 10 Simple Steps Juni 2017.
to Increase Effectiveness, Efficiency, Spencer, L. M., & Spencer, S. M. (2008).
adn Adaptability. United States of Competence at Work Models for
America: AMACOM. Superior Performance. New York:
Rozalena, A., & Dewi, S. K. (2016). Panduan John Wiley & Sons.
Praktis Menyusun Pengembangan Sutrisno, E. (2013). Manajemen Sumber Daya
Karier dan Pelatihan Karyawan. Manusia. Jakarta: Kencana Prenada
Jakarta: Raih Asa Sukses. Media Group.
Setyowati, E. (2016). Pengembangan SDM Usman, H. (2013). Manajemen Teori, Praktik
Berbasis Kompetensi: Solusi Untuk & Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta
Meningkatkan Kinerja Organisasi. Timur: PT Bumi Aksara.
Diakses melalui

34
Radea Kartika Putri, Wiyono Sutari, Heriyono Lalu : Perancangan Prosedur Pelatihan Pegawai Sesuai Requirement Iso 9001:2015
Klausul 7.2 Dengan Risk Based Thinking Menggunakan Metode Business Process Improvement (Studi Kasus: Universitas XYZ)
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (1) pp 27-36 © 2018

7. LAMPIRAN

Prosedur Analisa Kebutuhan Pelatihan Pegawai


Flow Proses Deskripsi Proses Rekaman

Mulai

1. PB-SDM 1. Daftar
1. PB-SDM menentukan kompetensi yang dibutuhkan
kompetensi yang
Menentukan kompetensi yang untuk setiap posisi/jabatan berdasarkan model kompetensi
disyaratkan
dibutuhkan pegawai dan analisis jabatan

2. PB-SDM
2. PB-SDM merekap hasil preassessment dan assessment 2. Daftar
Merekap hasil preassessment menjadi daftar kompetensi aktual pegawai kompetensi aktual
dan assessment pegawai

3. PB-SDM
Mengecek kesenjangan 3. PB-SDM mengecek kesenjangan kompetensi sehingga 3. Daftar kebutuhan
kompetensi dan menyusun mendapatkan daftar kebutuhan pelatihan pelatihan
daftar kebutuhan pelatihan

Selesai

Prosedur Perancangan Pelatihan Pegawai


Flow Proses Deskripsi Proses Rekaman

Mulai

1. PB-SDM 1. PB-SDM mengumpulkan usulan pelatihan dari: 1. Form FSRDP


Mengumpulkan usulan - FSRDP Tahunan 2. Form Justifikasi
pelatihan - Justifikasi Usulan Pelatihan Usulan Pelatihan

2. PB-SDM menyusun daftar pelatihan tahunan dengan


2. PB-SDM 2. Daftar pelatihan
mempertimbangkan:
tahunan
Menyusun daftar pelatihan - Daftar kebutuhan pelatihan
tahunan - FSRDP tahunan
- Justifikasi Usulan Pelatihan

3. PB-SDM 3.a. PB-SDM memilih vendor


3.b. PB-SDM bekerja sama dengan vendor untuk 3. Rencana
Merancang dan menyusun pelatihan tahunan
mendiskusikan pelaksanaan pelatihan
rencana pelatihan tahunan
3.c. PB-SDM menyusun rencana pelatihan tahunan

4. Warek II Sumber Daya 4. Warek II Sumber Daya mengevaluasi dan menyetujui


4. Nota Disposisi
program pelatihan tahunan dan selanjutnya
Mengevaluasi dan menyutujui mendisposisikan ke bagian Perencanaan &
rencana pelatihan tahunan Pengembangan SDM

Selesai

35
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Prosedur Pelaksanaan Pelatihan Pegawai


Flow Proses Deskripsi Proses Rekaman

Mulai

1. PB-SDM
1. PB-SDM menerbitkan surat tugas untuk pegawai yang
Menerbitkan surat tugas 1. Surat tugas
terpilih menjadi peserta pelatihan di iGracias

2. PB-SDM
2. PB-SDM mengirim BAP Pelatihan untuk diisi vendor
2. BAP Pelatihan
Mengirim BAP dan Daftar dan Daftar Hadir untuk diisi pegawai pada saat
3. Daftar hadir
Hadir Pelatihan ke vendor pelaksanaan pelatihan berlangsung

3. Pegawai TPA 3.a. Pegawai TPA mengikuti pelatihan yang telah


Mengikuti pelatihan dan dijadwalkan 4. Sertifikat/Surat
mengupload bukti pelatihan ke 3.b. Pegawai TPA mengupload bukti pelatihan ke Keterangan/dsb.
iGracias iGracias

Selesai

Prosedur Evaluasi Pelatihan Pegawai


Flow Proses Deskripsi Proses Rekaman

Mulai

1. PB-SDM 1. PB-SDM meminta kembali BAP Pelatihan dan Daftar


Meminta kembali BAP Hadir Pegawai setelah pelatihan selesai dilaksanakan
Pelatihan dan Daftar Hadir sebagai bukti pelatihan

2. PB-SDM
Merekap hasil pretest dan post 2. PB-SDM mengumpulkan data berikut dari vendor:
test pegawai serta hasil - hasil pretest dan post test pegawai
evaluasi yang dilakukan - hasil evaluasi kepuasan pegawai yang menjadi peserta
vendor tentang kepuasan pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan
peserta pelatihan

3. PB-SDM 3. PB-SDM mengumpulkan hasil performance appraisal


yang dilakukan 3 bulan setelah pelatihan selesai diikuti
Merekap hasil performance pegawai
appraisal

4.a. PB-SDM mengevaluasi dan menyusun laporan


4. PB-SDM berdasarkan:
- hasil pretest dan post test pegawai 1. Laporan Evaluasi
Mengevaluasi, menyusun Pelatihan
laporan evaluasi dan update - hasil evaluasi kepuasan pegawai terhadap pelatihan
database - hasil performance appraisal pegawai yang mengikuti
pelatihan
4.b. PB-SDM memperbaharui data pelatihan dan
Selesai kompetensi pegawai TPA

36

Anda mungkin juga menyukai