NIM :5193121020
MATKUL : PENGENDALIAN MUTU (PTM-B)
TR-6
ISO The International Organization for Standarization didirikan pada tahun 1946 di
Genewa, Swiss. Karena ketidakseragaman standar mutu diseluruh dunia maka diperlukan
suatu standar mutu yang berlaku secara internasional untuk memudahkan perdagangan
global ISO, 2001. ISO bertujuan untuk meningkatkan standar barang dan jasa
internasional dan meningkatkan kerjasama di bidang intelektual, pengetahuan, teknologi
dan aktivitas ekonomi serta untuk memudahkan perdagangan internasional dengan
menyediakan suatu kumpulan standar agar masyarakat dunia mengakuinya Suardi, 2000.
Perdagangan bebas internasional Worldwide Progress in trade liberalization , penetrasi ke
berbagai sektor Interpenetration of sectors, sistem komunikasi yang mendunia Worldwide
Comminication System, standar dunia bagi teknologi baru Global Standard for emerging
technologies, dan negara berkembang Developing Countries merupakan alasan utama
diberlakukannya ISO 9000. Oleh karena itu ISO menerbitkan standar yang memuat sistem
manajemen mutu organisasi dalam mencapai standar mutu produk dan jasa yang diakui
dunia Nee, 1996.
2.3 GAMBARAN UMUM ISO 9000
Sistem akreditasi dan sertifikasi ISO 9001 merupakan pengakuan atas konsistensi standar
sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. ISO 9001:2008 berisiakan persyaratan standar
yang digunakan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan
pelanggan dan peraturan yang sesuai ISO, 2001. Tanggung jawab dan wewenang
pemberian akreditasi dan sertifikasi secara internasional dilakukan oleh suatu badan
dunia, yaitu International Accreditation Forrum IAF Suardi, 2001.
Dokumentasi dalam implementasi ISO 9001 selalu penting karena dokumen merupakan
acuan kerja, bukti penerapan, serta bagian dari persyaratan ISO 9001. Dokumentasi
seharusnya memberikan nilai tambah bagi kemajuan organisasi. Misalnya, dengan
adanya prosedur dan manual kebijakan organisasi, setiap personil/karyawan bisa
mendapatkan panduan yang jelas tentang apa yang wajib dilakukan, apa yang dilarang,
bagaimana, di mana, dan kapan suatu aktivitas dilakukan.
Sehingga fungsi-fungsi setiap personil dan departemen dalam sistem organisasi dapat
berjalan sesuai perencanaan untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Bahkan
karyawan baru pun akan lebih cepat menyesuaikan ritme kerja dengan adanya panduan
yang terdokumentasi dan jelas.
Dokumentasi juga bisa menjadi alat bukti bagaimana sebuah aktivitas-aktivitas berjalan di
sebuah organisasi. Dokumentasi yang berfungsi sebagai bukti pelaksanaan aktivitas,
dalam konsep ISO 9000, diistilahkan sebagai Rekaman (record) atau biasa disebut
Catatan Mutu. Dokumentasi semacam ini akan memungkinkan adanya evaluasi maupun
perencanaan-perencanaan baru bagi proses kegiatan di masa yang akan datang.
Konsep plan-do-check-action mensyaratkan adanya dokumentasi yang baik dalam setiap
aktivitas organisasi.
Namun dokumentasi ISO 9001 yang kurang tepat dapat membuat banyak waktu, biaya,
dan tenaga yang terbuang percuma. Hal ini bisa jadi karena dokumentasi sistem
manajemen yang diterapkan kurang mempertimbangkan ukuran, kerumitan proses,
budaya, sumberdaya, dan karakteristik organisasi. Misalnya, organisasi terlalu banyak
membuat formulir dan prosedur yang harus diisi dan dipatuhi, padahal kemampuan dan
jumlah sumberdaya yang dimiliki sangat terbatas.
Bukannya sistem menjadi efektif, bisa jadi personil makin sibuk dan boros dalam urusan
dokumentasi, serta kurang fokus pada fungsi pokoknya. Pada akhirnya terjadi patah
semangat bareng, stress bareng, dan implementasi ISO 9001 berhenti di tengah
perjalanan.
Oleh sebab itu, ada baiknya organisasi menerapkan sistem manajemen ISO 9001 secara
bertahap namun “membumi” , bukan sekonyong-konyong, dan menerapkan dokumentasi
sesuai tingkat perkembangan dan karakteristik yang ada di organisasi. Tidak semua
prosedur harus didokumentasikan, dan tidak semua harus menggunakan formulir. Syukur
jika data-data bisa direcord dalam database format digital.
Lantas seperti apakah dokumentasi Sistem Manajemen Mutu sesuai standar ISO 9001?
Dalam sub klausul 4.2.1 standar ISO 9001 disebutkan bahwa dokumentasi sistem
manajemen mutu harus mencakup:
a) Kebijakan dan sasaran mutu
b) Manual/ Pedoman Mutu
c) Prosedur yang dipersyaratkan standar
d) Rekaman/ Catatan Mutu yang dipersyaratkan standar
e) Dokumen yang diperlukan organisasi untuk memastikan efektifitas perencanaan,
operasi, dan kendali prosesnya.
JAWAB :
Dokumentasi dalam implementasi ISO 9001 selalu penting karena dokumen merupakan
acuan kerja, bukti penerapan, serta bagian dari persyaratan ISO 9001. Dokumentasi
seharusnya memberikan nilai tambah bagi kemajuan organisasi. Misalnya, dengan
adanya prosedur dan manual kebijakan organisasi, setiap personil/karyawan bisa
mendapatkan panduan yang jelas tentang apa yang wajib dilakukan, apa yang dilarang,
bagaimana, di mana, dan kapan suatu aktivitas dilakukan.
Sehingga fungsi-fungsi setiap personil dan departemen dalam sistem organisasi dapat
berjalan sesuai perencanaan untuk bersama-sama mencapai tujuan organisasi. Bahkan
karyawan baru pun akan lebih cepat menyesuaikan ritme kerja dengan adanya panduan
yang terdokumentasi dan jelas.
Dokumentasi juga bisa menjadi alat bukti bagaimana sebuah aktivitas-aktivitas berjalan di
sebuah organisasi. Dokumentasi yang berfungsi sebagai bukti pelaksanaan aktivitas,
dalam konsep ISO 9000, diistilahkan sebagai Rekaman (record) atau biasa disebut
Catatan Mutu. Dokumentasi semacam ini akan memungkinkan adanya evaluasi maupun
perencanaan-perencanaan baru bagi proses kegiatan di masa yang akan datang.
Konsep plan-do-check-action mensyaratkan adanya dokumentasi yang baik dalam setiap
aktivitas organisasi.
Namun dokumentasi ISO 9001 yang kurang tepat dapat membuat banyak waktu, biaya,
dan tenaga yang terbuang percuma. Hal ini bisa jadi karena dokumentasi sistem
manajemen yang diterapkan kurang mempertimbangkan ukuran, kerumitan proses,
budaya, sumberdaya, dan karakteristik organisasi. Misalnya, organisasi terlalu banyak
membuat formulir dan prosedur yang harus diisi dan dipatuhi, padahal kemampuan dan
jumlah sumberdaya yang dimiliki sangat terbatas.
Bukannya sistem menjadi efektif, bisa jadi personil makin sibuk dan boros dalam urusan
dokumentasi, serta kurang fokus pada fungsi pokoknya. Pada akhirnya terjadi patah
semangat bareng, stress bareng, dan implementasi ISO 9001 berhenti di tengah
perjalanan.
Oleh sebab itu, ada baiknya organisasi menerapkan sistem manajemen ISO 9001 secara
bertahap namun “membumi” , bukan sekonyong-konyong, dan menerapkan dokumentasi
sesuai tingkat perkembangan dan karakteristik yang ada di organisasi. Tidak semua
prosedur harus didokumentasikan, dan tidak semua harus menggunakan formulir. Syukur
jika data-data bisa direcord dalam database format digital.
Lantas seperti apakah dokumentasi Sistem Manajemen Mutu sesuai standar ISO 9001?
Dalam sub klausul 4.2.1 standar ISO 9001 disebutkan bahwa dokumentasi sistem
manajemen mutu harus mencakup:
a) Kebijakan dan sasaran mutu
b) Manual/ Pedoman Mutu
c) Prosedur yang dipersyaratkan standar
d) Rekaman/ Catatan Mutu yang dipersyaratkan standar
e) Dokumen yang diperlukan organisasi untuk memastikan efektifitas perencanaan,
operasi, dan kendali prosesnya.