BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor
pemerintah maupun swasta, mau tidak mau semua pihak dituntut untuk
mempersiapkan diri untuk mampu bertahan dalam menghadapi kondisi tersebut.
Seiring dengan globalisasi ini, standardisasi manajemen telah menjadi isu utama
lebih khusus lagi standardisasi tentang sistem manajemen mutu. Oleh karena itu,
suatu lembaga baik pemerintah maupun swasta perlu menyiapkan kerangka sistem
mutu lembaganya ke arah yang diinginkan sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir
yang ditetapkan oleh lembaga tersebut, dalam pengertian bahwa tujuan atau sasaran
mutu dari suatu lembaga mampu mencapai kesesuaian dengan keinginan yang
diharapkan dari pelanggan atau mitra kerja lembaga tersebut, menanggapi isu
tersebut diatas, salah satu standar sistem manajemen mutuyang telah berkembang
di negara maju dan bahkan di negara-negara berkembang adalah ISO 9001: 2015
yang merupakan revisi dari 9001:2008 .
Standar ini merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan mutu dalam
menerapkan kualitas control yang diharapkan mampu menjawab perkembangan
globalisasi dimana tujuan akhirnya adalah mencapai efektifitas dan efisiensi suatu
organisasi. Standar ini merupakan salah satu standar yang diakui secara
internasional,yang selanjutnya sudah diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI ISO
9001: 2015. Standar sistem manajemen mutu ISO 9001 merupakan suatu hal yang
dianggap masih relative baru di Indonesia. Namun karena tuntutan masyarakat
serta kondisi yang ada, nampak perkembangan penerapan standar ini pada
organisasi-organisasi di Indonesia menunjukan angka yang cukup signifikan, hal
ini menunjukan bahwa standar ini sudah mulai akrab dan diakui manfaatnya bagi
suatu organisasi.
Pengertian tentang mutu atau kualitas ini pada awalnya bersifat netral dan
setara perlahan bergerak kearah yang lebih positif, diyakini bahwa upaya untuk
meningkatkan mutu akan menyibukkan berbagai pihak selama beberapa dasawarsa
mendatang agar suatu organisasi mampu bertahan. Ada anggapan bahwa untuk
dapat mencapai produk yang bermutu tidak terlepas dengan meningkatnya biaya
1
2
produksi, namun dapat dibuktikan bahwa menghasilkan produk yang bermutu atau
jasa yang memuaskan pelanggan akan mendatangkan manfaat yang lebih bagi
organisasi. manfaat secara umum yang dirasakan langsung setidaknya adalah
keuntungan peningkatan pangsa pasar sebagai dampak positif dari kepuasan
konsumenn.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah
1. Bagaimana pengertian ISO 9001:2015?
2. Bagaimana Sejarah ISO 9001: 2015?
3. Bagaimana siklus PDCA pada ISO 9001:2015?
4. Bagaimana Prinsip ISO 9001: 2015?
5. Apa manfaat ISO 9001: 2015?
6. Bagaimana isi Klausul pada ISO 9001;2015?
C. TUJUAN
Dengan dirumuskan masalah diatas maka dapat diperoleh tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian ISO 9001:2015
2. Untuk mengetahui sejarah ISO 9001;2015
3. Untuk mengetahui siklus PDCA pada ISO 9001:2015
4. Untuk mengetahui prinsip pada ISO 9001:2015
5. Untuk mengetahui manfaat ISO 9001:2015
6. Untuk mengetahui isi klausul pada ISO 9001:2015
D. BATASAN MASALAH
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan pokok masalah agar karya ilmiah tersebut lebih terarah. Adapun
batasan masalah pada pembahasan ini mengenai :
1. Pengertian ISO 9001:2015
2. Sejarah ISO 9001;2015
3. Siklus PDCA Pada ISO 9001:2015
4. Prinsip Pada ISO 9001:2015
5. Manfaat ISO 9001:2015
6. Isi Klausul Pada ISO 9001:2015
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Internasional standart for Organization (ISO), 2008, SNI ISO 9001:2008. Online.
http://www.iso.org/iso/catalog_detail,. [Accessed 17 desember 2020]
2
Sutarna, Agus, DKK.2020. Implementasi ISO 9001: 2015 di Institusi Pendidikan.
Purwokerto: CV. Pena Persada
3
4
3
Witara, K. (2018). Cara singkat memahami sistem manajemen mutu iso 9001: 2015 dan
implementasinya. CV Jejak (Jejak Publisher).
4
Tangradi, E. C., & Rahardjo, J. (2018). Perancangan Implementasi ISO 9001: 2015 di PT.
Wellgan Gemilang. Jurnal Titra, 6(2), 349-356.
6
organisasi yang sudah tersertifikat ISO 9001: 2008 harus beralih ke standar ISO
9001 yang terbaru. Atas kondisi tersebut, ISO memberi kesempatan kepada setiap
organisasi untuk menyesuaikan dengan persyaratan standar terbaru selama tiga
tahun kedepan sejak standar ISO 9001: 2015 ditetapkan. Setelah tiga tahun, semua
organisasi yang ingin mendapatkan atau mempertahankan sertifikat internasional
sistem manajemen mutu ISO 9001 wajib memenuhi semua persyaratan yang ada
pada standar ISO 9001: 2015.
Salah satu perubahan yang mendasar pada ISO 9001: 2015 adalah mengenai
prinsip-prinsip dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu.
Sebelumnya, ISO 9001: 2008 mengacu pada 8 (delapan) prinsip manajemen mutu.
Sekarang, ISO 9001: 2015 menetapkan hanya 7 (tujuh) prinsip dalam menjalankan
sistem manajemen mutu.5
5
Sutarna, Agus, DKK. Implementasi ISO 9001: 2015 di Institusi Pendidikan. (Purwokerto:
CV. Pena Persada) 2020.hal 11-21
8
menjalankan proses bisnisnya. Dengan kata lain, tidak ada pegawai yang
pekerjaannya dianggap tidak penting oleh organisasi.6
Bahkan, seorang office boy yang pekerjaannya hanya membersihkan
kantor harus dianggap penting oleh organisasi. Prinsip keterlibatan orang
menekankan pada pentingnya aspek kompetensi, pemberdayaan dan
keterlibatan seluruh pegawai, karena keseluruhan aspek tersebut dapat
meningkatkan kemampuan organisasi untuk menciptakan nilai.
Kaitannya dengan prinsip keterlibatan orang, organisasi perlu
melakukan usaha agar setiap pegawai berkomitmen untuk selalu berusaha
mencapai tujuan organisasi berdasarkan nilai-nilai yang diyakini organisasi,
dan agar setiap pegawai selalu termotivasi untuk memberikan kontribusinya
dalam mencapai keberhasilan organisasi. Lebih lanjut, dengan menerapkan
prinsip keterlibatan pegawai, maka setiap pegawai akan memiliki persepsi
yang lebih baik dengan perkerjaannya; mereka akan lebih memikirkan
Tindakan perbaikan terhadap pekerjaannya; akan terjadi umpan-balik yang
positif antara pegawai dengan supervisor; kualitas hubungan kerja antara
pegawai menjadi lebih baik; dan komunikasi antara pegawai menjadi
efektif.
Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien, penting untuk
melibatkan semua orang di semua tingkatan dan menghormati mereka
sebagai individu. Pengakuan, pemberdayaan dan peningkatan keterampilan
dan pengetahuan serta memfasilitasi keterlibatan orang dalam mencapai
tujuan organisasi.
4. Pendekatan proses
Prinsip keempat dalam penerapan manajemen mutu adalah pendekatan
proses. Prinsip ini termasuk prinsip yang tidak berubah dari prinsip
manajemen mutu dalam ISO 9001: 2008. Hanya saja, pada ISO 9001: 2008,
prinsip ini disebut sebagai prinsip pendekatan sistem (system approach).
Prinsip pendekatan sistem (system approach) dianggap memiliki kesamaan
6
Tim Penyusun. Penerapan ISO 9001:2015 bagi Pendidikan (Jakarta: Worldwide Quality
Assurance, 2017),
12
7
Legowo, M. B., & Indiarto, B. (2017). Model Sistem Penjaminan Mutu Berbasis Integrasi
Standar Akreditasi BAN-PT dan ISO 9001: 2008. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem dan Teknologi
Informasi), 1(2), 90-98.
13
5. Perbaikan
Prinsip manajemen mutu yang kelima adalah perbaikan. Sebelumnya,
prinsip ini dikenal dengan perbaikan berkelanjutan (continual
improvement). Prinsip perbaikan menjelaskan bahwa untuk mencapai
kesuksesan, organisasi harus memiliki fokus perbaikan yang berkelanjutan.
Hal ini dikarenakan tindakan perbaikan dapat mempertahankan tingkat
kinerja organisasi dan dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi baik
dalam kondisi internal dan eksternal organisasi, serta dapat menciptakan
peluang baru. Lebih lanjut, dalam manajemen mutu, tindakan perbaikan
dapat dilakukan dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas organisasi.
Lebih spesifik, prinsip perbaikan dalam manajemen mutu menekankan
pentingnya organisasi untuk memberikan pelatihan kepada pegawainya
terkait dengan metode dan alat perbaikan dalam organisasi; dan membuat
peningkatan produk, proses, dan sistem yang objektif untuk setiap individu
dalam organisasi. Perbaikan adalah penting bagi suatu organisasi untuk
mempertahankan tingkat kinerja yang bereaksi terhadap perubahan kondisi
internal dan eksternal dan menciptakan peluang baru.
Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan dari proses-proses
yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi
pada efektivitas dan efesiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Hal ini mengingatkan pentingnya peran masing- masing subsistem yang
saling terkait dalam proses untuk mendapatkan hasil terbaik.
6. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti
Prinsip yang keenam adalah pengambilan keputusan berdasarkan bukti.
Prinsip ini menggantikan prinsip sebelumnya yaitu prinsip pendekatan
faktual untuk mengambil keputusan (factual approach to decision making).
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap organisasi dalam mengambil
keputusan harus berdasarkan hasil dari analisis dan evaluasi data dan
informasi. Hal ini dikarenakan kadangkala organisasi sering menghadapi
14
8
Gasperz Vincent, 2002. ISO 9001: 2000 and Contunial Quality Improvement (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 34
15
9
Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hal. 203
10
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 115.
11
Nanang Fatah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 3
17
12
C. Rudy Prihantoro, Konsep Pengendalian Mutu, (Bandung: remaja Rosdakarya, 2012),
hal. 70.
18
13
Ibrohim, L., & Gunastara, P. T. (2015). ISO-9001: 2015 FDIS, Penjelasan Klausul-Klausul.
PT. Gunastara.
19
Skope atau Lingkup Sertifikasi harus tertulis jelas apa jenis usaha.
Produk atau jasanya termasuk juga dimana saja ISO 9001:2015 ini akan di
terapkan, Statement dari Scope ini dapat dimasukan dalam Manual Mutu
ISO 9001:2015
2. Acuan Normative
Acuan normative adalah dokumen yang dijadikan acuan dalam
menerapkan SMM ISO 9001:2015, dalam hal ini adalah ISO 9000:2015
Kosa Kata ISO 9001:2015
3. Istilah Dan Definisi
Terms dan defininition menjelaskan definisi beberapa istilah yang
sering digunakan dalam ISO 9001:2015
4. Konteks Organisasi
Memahami Organisasi & Konteksnya. Memahami produk dan jasa
organisasi, dan ruang lingkup sistem manajemen. Memahami masalah
internal dan eksternal yang menjadi perhatian Organisasi dan pihak
berkepentingan;
Memahami kebutuhan & harapan pihak berkepentinga. Organisasi
harus Mengidentifikasi “pihak yang berkepentingan” (stakeholders) yang
menerima Layanan Organisasi , atau yang mungkin terkena dampak oleh
mereka, atau pihak-pihak yang dinyatakan mungkin memiliki kepentingan
yang signifikan di perusahaan
Menentukan lingkup QMS. Skope atau Lingkup Sertifikasi harus
tertulis jelas apa jenis usaha , Produk atau jasanya termasuk juga dimana
saja ISO 9001:2015 ini akan di terapkan, Statement dari Scope ini dapat
dimasukan dalam Manual Mutu ISO 9001:2015
5. Kepemimpinan
Top Manjemen harus memberikan bukti kepemimpinan dan
komitmen untuk pengembangan dan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu
dan terus-menerus meningkatkan efektivitas dengan cara : Mengambil
akuntabilitas efektivitas sistem manajemen; Memastikan bahwa Kebijakan
Mutu dan sasaran mutu yang ditetapkan untuk sistem manajemen Mutu
kompatibel dengan arah strategis dan konteks organisasi; Memastikan
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. ISO 9001:2015 ialah standar internasional yang menetapkan
persyaratan untuk system manajemen mutu (SMM).
2. Sejak pertama kali diterbitkan pada tahun 1987,ISO 9001 telah
mengalami revisi tiga kali, yaitu ditahun 1994, 2000, dan 2008. Lalu ada
pertengahan tahun 2013 dibawahkomite teknis ISO, ISO/TC 176 untuk
Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu, telah menerbitkan draf trevisi
standar manajemen mutu untuk versi 2015.
3. ISO 9001:2015 menerapkan siklus sistem manajemen standar yang
diterapkan pada semua standar ISO, yaitu siklus PDCA (plan, do, check,
act) atau siklus Deming. Perencanaan (plan) mengawali SMM dengan
menetapkan dan merancang apa yang perlu dilakukan untuk
menghasilkan produk. Pelaksanaan (do) menjalankan rencana tersebut
untuk proses operasi penyediaan produk dan proses pendukung,
misalnya pengelolaan manusia dan infrastruktur. Pemeriksaan (check)
melihat apakah pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan
rencana. Penindaklanjutan (act) memperbaiki sistem manajemen
berdasarkan hasil pemeriksaan.
4. Prinsip pada ISO 9001:2015 ada 7 yakni: Fokus pelanggan,
kepemimpinan, keterlibatan orang, pendekatan proses, perbaikan,
pengambilan keputusan berdasarkan bukti, manajemen relasional.
5. Manfaat dikeluarkannya ISO adalah untuk membuat suatu aturan dan
ukuran yang lebih memiliki penilaian sesuai dengan standarnya pada
suatu produk dijual dipasar bebas. Sehingga dengan begitu tidak
sembarangan barang dapat dijual di pasar bebas, dengan begitu hanya
produk dengan yingkat kualitas yang bermutu yang boleh dipasarkan di
pasar bebas.
6. ISO 9001:2015 memiliki sebanyak 10 klausul yaitu: Skope, acuan
normative, istilah dan definisi, konteks organisasi , kepemimpinan,
23
24
B. Saran
Semestinya setelah membaca makalah ini akan menumbuhkan pemahaman
baru tentang Model Penjaminan mutu (ISO 9001:2015) . diharapkan selain
menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan juga dapat dikembangkan
menjadi karya dalam bentuk lain yang lebih baik.
25
DAFTAR RUJUKAN
Ibrohim, L., & Gunastara, P. T. (2015). ISO-9001: 2015 FDIS, Penjelasan Klausul-
Klausul. PT. Gunastara.
Internasional standart for Organization (ISO), 2008, SNI ISO 9001:2008. Online.
http://www.iso.org/iso/catalog_detail,. [Accessed 17 desember 2020]
Legowo, M. B., & Indiarto, B. (2017). Model Sistem Penjaminan Mutu Berbasis
Integrasi Standar Akreditasi BAN-PT dan ISO 9001: 2008. Jurnal RESTI
(Rekayasa Sistem dan Teknologi Informasi), 1(2), 90-98.
25