REPUBLIK INDONESIA
“Untuk Keadilan”
SURAT DAKWAAN
Nomor : 29/TUT.01.04/24/03/2018
A. IDENTITAS TERDAKWA :
B. PENAHANAN :
C. DAKWAAN :
- Pada tahun 2008 Terdakwa menjabat Bupati Nganjuk untuk periode 2008-
2013 yang kemudian pada tahun 2013 terpilih lagi untuk periode 2013-2018
dan untuk melanjutkan kepemimpinan di Nganjuk, Terdakwa berencana
mencalonkan istrinya mengikuti pencalonan Bupati Nganjuk untuk periode
2018-2023. Dalam rangka sosialisasi atas rencana tersebut, Terdakwa
meminta bantuan beberapa pegawai Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Nganjuk yang dianggap memiliki loyalitas terhadap dirinya diantaranya IBNU
HAJAR dan SUWANDI.
Dari uang “syukuran” yang terkumpul melalui SUWANDI dan IBNU HAJAR,
sebagian telah diserahkan kepada Terdakwa dan sebagian lagi masih
ditangan mereka, dimana pada tanggal 24 Oktober 2017 Terdakwa berada di
Jakarta dalam rangka melakukan pendekatan ke partai PDI-P atas rencana
pencalonan istrinya sebagai Bupati Nganjuk periode berikutnya, sehingga
Terdakwa kemudian melalui NURROSYID HUSSEIN HIDAYAT memerintahkan
SUWANDI dan IBNU HAJAR menyusul ke Jakarta guna menyerahkan “uang
syukuran” dimaksud. Atas perintah Terdakwa tersebut, SUWANDI dan IBNU
HAJAR masing-masing membawa uang sebesar Rp150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah) yang dimasukkan ke dalam tas rangsel hitam
berangkat ke Jakarta menemui Terdakwa di Hotel Borobudur Jl. Lapangan
Banteng Selatan Pasar Baru Jakarta Pusat untuk kemudian diserahkan
kepada Terdakwa. Sesaat setelah itu Terdakwa, IBNU HAJAR, dan SUWANDI
diamankan petugas KPK.
ATAU
KEDUA
- Pada tahun 2008 Terdakwa menjabat Bupati Nganjuk untuk periode 2008-
2013 yang kemudian pada tahun 2013 terpilih lagi untuk periode 2013-2018.
Pada masa jabatan periode 2013-2018, Terdakwa menerima “uang
syukuran” melalui IBNU HAJAR, SUWANDI, JONI TRI WAHYUDI, NURROSYID
HUSSEIN HIDAYAT dan BUDIONO dari beberapa pegawai yang telah
mendapat promosi/mutasi di Lingkungan Kabupaten Nganjuk, yakni
diantaranya :
1. Penerimaan uang dari HARJANTO, dengan rincian sebagai
berikut:
1.1. Sebesar Rp80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah).
- Pada akhir tahun 2016 Terdakwa mengangkat HARJANTO menjadi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nganjuk yang
sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli. Setelah pelantikan sekitar
bulan April 2017, bertempat di rumah HARJANTO Jalan DI
Panjaitan I No. 18 Kelurahan Payaman Kecamatan Nganjuk
Kabupaten Nganjuk, HARJANTO memberikan “uang syukuran”
kepada Terdakwa melalui IBNU HAJAR sebesar Rp80.000.000,00
(delapan puluh juta rupiah), selanjutnya uang tersebut oleh IBNU
HAJAR diserahkan kepada Terdakwa.
1.2. Sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
- Pada tanggal 24 Oktober 2017 Terdakwa menerima “uang
syukuran” melalui SUWANDI bertempat didepan SMP Negeri 2
Nganjuk Jalan Wilis Nomor 44 Kelurahan Kramat Nganjuk, yang
dikumpulkan oleh HARJANTO sebesar Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) yang berasal dari WISNU ANANG PRABOWO
sebesar Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah), SUMADI Kasi
Pengelolaan Sampah sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah), ARIF Rekanan Dinas Lingkungan Hidup sebesar
Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) dan OKTA Rekanan
Dinas Lingkungan Hidup sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah).
1.3. Sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
- Selain menerima uang melalui SUWANDI dan IBNU HAJAR, pada
bulan Mei 2017 Terdakwa juga menerima “uang syukuran” melalui
NURROSYID HUSSEIN HIDAYAT sebesar Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dari HARJANTO melalui WISNU ANANG
PRABOWO di sekitar RSUD Kertosono.
- Masih dibulan yang sama, Terdakwa juga menerima “uang