Anda di halaman 1dari 7

PUTUS AN SELA

No.02/Pid.Sus/2012/PN.J KT.PST.

"DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Pengadilan Negeri Jakala Pusat, yang memeriksa dan mengadili perkara


pidana dalam acara biasa, menjatuhkan putusan sela sebagai berikut dalam
perkara Terdakwa :
Nama : MIRANDA SWARAY GOELTOM
Tempat lahir : Jakarta
Umur/Tgl Lahir : 62 tahun / 19 Juni 1949

Jenis kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jl. Jenggala No. 7 Kelurahan
Selong Kec. Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : PNS Departemen Pendidikan
Nasional sebagai Profesor
(Dosen) Universitas Indonesia /
Mantan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia periode 2004-
2009
Pendidikan : S-3 Ilmu Ekonomi Bisnis di
Boston University, USA

- Terdakwa ditahan oleh Penyidik sejak tanggal 01 Juni 2012 sampai


dengan 20 Juni 2012 dan diperpanjang oleh Penuntut Umum sejak
21 Juni 2012 sampai dengan 10 Juli 2012 ; -----------------------------------------
- Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukumnya Dodi S Abdulkadir, S.H.,
Andi F Simangunsong, S.H. berdasar surat kuasa khusus
tertanggal 25 Mei 2012 ; ---------------------------------------------------------------------

PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI tersebut ; ----—----—----------—--


Setelah membaca berkas perkara ;---------—----—----------—-----------------------------
Setelah mendengar pembacaan surat dakwaan ;----—----—----------—--------------
Setelah mendengar pembacaan keberatan/eksepsi ; -----—------ -------------
PERTAMA : Bahwa Terdakwa MIRANDA SWARAY GOELTOM pada bulan
Mei 2004 sampai dengan bulan Juni 2004 atau setidak-tidaknya pada suatu
waktu dalam tahun 2004 bertempat di Cipete Raya 39C, Jakarta Selatan, coffe
shop Hotel Mulia, Hotel Dharmawangsa, Gedung Bank Niaga Sudirman
Jakarta, Cafe and Resto D'Lou, PT Wahana di Menteng, Restoran Bebek Bali
Senayan, Hotel Atlet Century Park atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada
Pengadilan Negeri Jakarta yang berwenang memeriksa dan mengadilinya,
telah melakukan beberapa perbuatan yang ada hubungannya sedemikian
rupa sehingga harus dipandang sebagai perbuatan berlanjut, memberi
atau menjanjikan sesuatu yaitu memberi sesuatu berupa Travellers Cheque
(TC) kepada Anggota DPR-RI periode 1999-2004, karena atau berhubungan
dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau
tidak dilakukan dalam jabatannya yaitu berhubungan dengan pemilihan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang bertentangan
dengan kewajiban Anggota DPR-RI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
angka 4 dan 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

- Pada akhir bulan Mei 2004, Terdakwa meminta tolong kepada Direktur PT
Wahana Esa Sembada NUNUN NURBAETIE, agar diperkenalkan dengan
kolega istri bekas Wakil Kepala Polri ADANG DARADJATUN di Komisi
Keuangan DPR. Permohonan itu disanggupi NUNUN NURBAETIE, dengan
memfasilitasi Terdakwa bertemu dengan tiga orang anggota dewan di
kediaman NUNUN NURBAETIE, Cipete Raya 39C, Jakarta Selatan. Ketiganya
adalah ENDIN J. SOEFIHARA dari partai Persatuan Pembangunan, serta
HAMKA YANDHU dan PASKAH SUZETTA dari Partai Golongan Karya. Sesaat
sebelum pertemuan ditutup, ada kalimat "ini bukan proyek thank you lho, ya"
yang diucapkan oleh salah seorang anggota dewan ;---------—----—----------—-

- Beberapa hari setelah pertemuan itu, Terdakwa kembali bertemu dengan


NUNUN NURBAETIE, ENDIN J. SOEFIHARA, HAMKA YANDHU, PASKAH
SUZETTA dan ASEP RUCHIMAT SUDJANA dalam acara silaturahmi warga
Sunda di coffe shop Hotel Mulia. Pada kesempatan itu, Terdakwa meminta
dukungan para anggota dewan pada pertemuan itu dalam seleksi Direktur
Gubernur Senior Bank Indonesia.

- Pada Pertemuan yang diadakan setelah pertemuan tersebut, Terdakwa juga


mentraktir politikus PDIP di Hotel Dharmawangsa dengan tujuan fraksi itu
memilihnya dalam ujian di Senayan. Pertemuan tersebut dihadiri DUDHIE
MAKMUN MUROD, EMIR MOEIS dan AGUS TJONDRO ;-------------—----—-----

- Terdakwa juga mengadakan pertemuan dengan anggota Fraksi TNI/Polri di


Gedung Bank Niaga Sudirman, Jakarta, dengan maksud agar fraksi tersebut
tidak mencecarnya soal masalah keluarga dalam uji kepatutan dan kelayakan
;---------—----

- Sepekan sebelum uji kepatutan dan kelayakan Direktur Gubernur Senior


Bank Indonesia digelar, NUNUN NURBAETIE mengadakan pertemuan dengan
PASKAH SUZETTA dan HAMKA YANDHU di Cafe and Resto D'Lou milik putri
NUNUN NURBAETIE, RATNA FARIDA, untuk menindak lanjuti pertemuan
Cipete dan Hotel Mulia. Pada pertemuan itu dibahas persiapan pemenangan
Terdakwa ;-------------—----

- Pada 7 Juni 2004, NUNUN NURBAETIE berkoordinasi soal Travellers


Cheque (TC) Direktur Gubernur Senior Bank Indonesia dengan Diretur Utama
PT Wahana Esa Sejati ARIE MALANGJUDO di kantor PT Wahana di Menteng.
Diketahui bahwa HAMKA YANDHU yang akan mengatur soal pembagian TC
ke sejumlah anggota dewan dan oleh HAMKA YANDHU sudah diatur dengan
memberikan kode warna merah, kuning, hijau, dan putihl pada tas belanja
berisi LC yang akan dibagikan. Dana LC senilai Rp 24 miliar yang dibagikan ke
anggota DPR-RI periode 1999-2004 tersebut ;-------------—----
—------------------------------------------—---------------------------------

- Usai selesksi Direktur gubernur Senior Bank Indonesia di Senayan, ARIE


MALANGJUDO membagikan LC DUDHIE di Restoran Bebek Bali Senayan,
dan LC ENDIN J. SOEFIHARA di Hotel Atlet Century Park, kemudian UDJU
dan HAMKA YANDHU mengambil LC di kantor ARIE MALANGJUDO;-------------
—----—---------------

- Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 5


ayat (1) huruf b dan angka 13 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 atau ke-2 atau Pasal 56
KUHP. -----------------------------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum tersebut Terdakwa dan


Penasihat Hukum Terdakwa tersebut diatas, telah menyampaikan

keberatan/eksepsi terhadap surat dakwaan Penuntut Umum. Bahwa :

1. EKSEPSI TERHADAP TIDAK DITERAPKANNYA HUKUM ACARA


SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

Bahwa Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menolak nota keberatan atau


eksepsi terdakwa suap cek pelawat saat pemilihan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia 2004 Miranda Swaray Goeltom.

Majelis Hakim menilai surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum sudah lengkap
dan jelas. Maka, nota keberatan dari terdakwa dan penasihat hukum terdakwa
tidak harus diterima,

Majelis Hakim menampik argumentasi terdakwa dan pengacaranya yang


menyebut dakwaan jaksa daluwarsa atau lewat waktu. Sebelumnya, karena
tindak pidana terjadi pada tahun 2004. Dan Terdakwa baru diajukan ke
persidangan tahun 2012. Sehingga, sudah lebih dari enam tahun sebagaimana
diatur dalam Pasal 78 KUHP.

Menurut Majelis Hakim, dakwaan Jaksa tidak daluwarsa karena penyidikan


perkara suap cek pelawat ini sudah dilakukan sejak tahun 2009 atas nama H
Dhudie Makmun Murod. Di mana, ketika itu disangkakan dengan pasal turut
serta atau bersama-sama, yaitu Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Untuk itu, dengan dasar pertimbangan tidak daluwarsa tersebut, maka masa
perkaranya belum lewat enam tahun dari kejadian perkara, yaitu bulan Juni
2004, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 78 ayat 1 dan 2 KUHP.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut di atas, maka :


1. Menyata’kan tindakan Penyidik yang mengajukan dakwaan dianggap
sah dan oleh karenanya surat dakwaan surat Penuntut Umum No. Reg.
Perk : 02/Pid.Sud/2012/PN.JKT.PST. Tanggal 01 Juni 2012 tidak
batal demi hukum ; ---
—-----------------------------------------------------------

2. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk melakukan tugasnya


atas perkara ini ;------—-------------------
—------------------------------------------------

Menimbang, bahwa tentang uraian Putusan Sela ini selengkapnya adalah


sebagaimana tercatat/terlampir dalam Berita Acara Persidangan ; -—------------

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan eksepsi sangat jelas untuk


membatlkan atau menyatakan dakwaan daluwarsa dan tidak mengikuti aturan
hukum yang berlaku ;----------------------------------------------------------------------------

Menimbang, bawha dalam mempertimbangkan eksepsi yang diajukan oleh


Penasihat Hukum Terdakwa tersebut, ternyata dalam alasan eksepsi dan
dalam petitumnya, Penasihat Hukum Terdakwa telah menyampaikan bahwa
"surat dakwaan batal demi hukum" ;---------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa tentang pembuatan surat dakwaan, sebagaimana di dalam


KUHAP, Jaksa sebagai Penuntut Umum telah dipertegas kedudukannya
sebagai pihak yang paling berwenang melakukan penuntutan, hal mana
sebagai ketentuan pasal 1 butir 7, dan pasak 137 serta pasal 140 ayat (1)
KUHAP ;---------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sehubungan dengan hal tersebut, Jaksa sebagai Penuntut
Umum diberi wewenang sepenuhnya untuk menyusun surat dakwaan yang
dianggap tepat dan sempurna, ketentuan undang-undang tidak mengaturnya
secara jelas dan rinci tentang hal tersebut, KUHAP hanya menentukan
penyusunan surat dakwaan harus memenuhi ketentuan pasal 143 ayat (2)
dengan resiko bila disimpangi ketentuan tersebut dakwaan akan batal demi
hukum sebagaimana ketentuan pasal 143 ayat
(3) ;-----------------------------------------------------------------

Menimbang, bahwa sehubungan dengan eksepsi “surat dakwaan batal demi


hukum” tersebut, maka menurut Pengadilan hal tersebut berhubungan dengan
pembuatan surat dakwaan oleh Penuntut Umum sebagaimana diatur dalam
pasal 143 ayat (2) KUHAP ,

Menimbang, bahwa“ tentang pembuatan surat dakwaan, sebagaimana di


dalam ketentuan KUHAP, Jaksa sebagai Penuntut Umum telah
dipertegas ;--------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan undang-undang sebagaimana


tersebut di atas, maka jelas dakwaan bukan daluwarsa atau lewat waktu
sidang. Oleh karena itu Majelis memutuskan :

1. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum tidak daluwarsa ;-------------------

2. Dakwaan sah demi hukum ;----------------------------------------------------------

3. Memerintahkan agar pemeriksaan perkara


No.02/Pid.Sus/2012/PN.JKT.PST. atas nama Terdakwa dilanjutkan ;----

4. Membebankan biaya perkara pada Negara ;-----------------------------------


Demikian diputuskan, pada hari Rabu, tanggal 15 Juni 2012, oleh Gusrizal,
S.H.,M.H., Hakim Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, putusan mana diucapkan
dan persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga, dengan dihadiri oleh
Sumii, S.H. sebagai Panitera Pengganti, kemudian Idodo Simangunsong,S.H., Rini
Triningsih, S.H., Titik Utami, S.H. sebagai Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa dan
Penasihat Hukum Terdakwa, orang tua Terdakwa, serta Petugas Bapas.

Anda mungkin juga menyukai