1
PUTUSAN SELA
Nomor Register: 23/Pid.B/2018/PN.Jkt.Utr
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Penahanan :
2
10/SK/III/2016tertanggal 5 Maret
2015;---------------------------------------------
3
Bahwa ia Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera yang
diwakili oleh Richardus Mulyo, S.T., M.T. selaku
Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera berdasarkan
Surat Kuasa Khusus No. 29-12/III/2018 Tanggal 4 Januari
2018 yang ditandatangani oleh Sugeng Marzuki selaku
Komisaris Utama PT Jaya Lintas Samudera dan Richardus
Mulyo, S.T., M.T. selaku Direktur Utama PT Jaya Lintas
Samudera yang diangkat melalui Surat Keputusan
pengangkatan Direktur Utama Nomor 45,- tertanggal 7
Februari 2011 yang ditandatangani oleh Sugeng Marzuki
selaku Komisaris Utama PT Jaya Lintas Samudera secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan Sugeng Marzuki
selaku Komisaris Utama PT Jaya Lintas Samudera, Anita
Zahira, S.E., M.M., Melati Ayu, S.T., M.Eng., Marcelino
Owen, S.E., M.Si., dan Novita Dwi, S.H., M.M sebagai
dewan Direksi PT Jaya Lintas Samudera pada hari Kamis,
15 Desember 2016 atau setidak - tidaknya pada
pertengahan bulan desember 2016 bertempat di Laut Jawa
dengan titik koordinat 106.7894° BT , -5.674980° LS
nama PT Jaya Lintas Samudera yang bertempat di Jakarta
Utara, atau setidak – tidaknya pada suatu tempat yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jakarta Utara. Karena kelalaian mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambient, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup yang mana perbuatan tersebut
mengakibatkan orang luka berat atau mati. Yang
dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera didirikan
oleh Sugeng Marzuki dan Richardus Mulyo, S.T.,
M.T. pada tanggal 10 November 2000 berdasarkan:
- Akta Pendirian Nomor 24.- Tanggal 10 November
2000 Notaris Karin Novilda, S.H., M.Kn.
- Pembahruan Akta Pendirian Nomor 117,- Tanggal
21 Maret 2008 Notaris Alex Hamonangan, S.H.,
M.Kn.
Jalan Sunter Agung No. 18 Tanjung Priok
4
Jakarta Utara;
Keputusan:
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera akan dijalankan
oleh jajaran Direktur yang sudah terpilih dengan
Richardus Mulyo, S.T., M.T. sebagai Direktur
5
Utama untuk 10 tahun ke depan.
Jam Penutupan : diakhiri pada 14.00 WIB
NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo S.T., Direktur Utama PT Jaya
M.T Lintas Samudera
Sugeng Marzuki Komisaris Utama dan
Pemegang Saham PT Jaya
Lintas Samudera
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT Jaya
M.M. Lintas Samudera
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi,S.H.,M.M. Direktur Personalia PT
Jaya Lintas Samudera
Ravina Pahlevi, SE., Komisaris
M.E.
M. Fauzan, S.E., M.M. Komisaris
Novia Salsabila, Komisaris
S.E., M.E.
Suhaimi Maulana, Komite Audit
S.E., M.M.
Glenda Nasution Selaku Pemegang Saham
Fatimah Dwi Selaku Pemegang Saham
Satria Eka Selaku Pemegang Saham
6
dan ditetapkan kembali Richardus Mulyo, S.T., M.T.
sebagai Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera.
Serta dalam RUPS Tahunan dibahas
pertanggungjawaban Keuangan di Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera selama satu tahun.
- Dengan notulensi sebagai berikut:
Keputusan:
Terpilihnya kembali Richardus Mulyo, S.T., M.T.
sebagai Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera.
Jam Penutupan : diakhiri pada 14.00 WIB
NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo S.T., Direktur Utama PT Jaya
M.T Lintas Samudera
Sugeng Marzuki Komisaris Utama dan
Pemegang Saham PT Jaya
Lintas Samudera
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT
M.M. Jaya Lintas Samudera
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi,S.H.,M.M. Direktur Personalia PT
Jaya Lintas Samudera
Ravina Pahlevi, SE., Komisaris
M.E.
M. Fauzan, S.E., M.M. Komisaris
Novia Salsabila, Komisaris
S.E., M.E.
Suhaimi Maulana, Komite Audit
S.E., M.M.
Glenda Nasution Selaku Pemegang Saham
Fatimah Dwi Selaku Pemegang saham
Satria Eka Selaku Pemegang Saham
7
dengan sistem Time Charter;
- Bahwa pada tanggal 22 januari 2014 Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera mengadakan rapat direksi
guna membahas klausula perjanjian dengan PT Bumi
Indah Perkasa (Vide Barng Bukti Nomor
14/Epl.2/V/2018);
- Bahwa pada tanggal 28 Januari 2014 Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera yang diwakili Richardus
Mulyo, S.T., M.T. bersama dengan Melati Ayu, S.T.,
M.Eng. mengadakan perjanjian dengan PT Bumi Indah
Perkasa yang diwakili oleh Sharon Clarins;
- Bahwa dalam perjanjian No. 29/MIM/VII/2014
disepakati bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
menyepakati penyewaan Kapal Tanker dengan metode
Time Charter;
- Bahwa dalam perjanjian tersebut PT Bumi Indah
Perkasa menyewa kapal kepada Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera dengan sistem kontrak sewa
perjalanan jangka pendek, menengah, maupun panjang
(time charter) Kapal yang disewa adalah “Kapal
Farisi Bahari II” yang berbendera Indonesia dan
dibentuk tahun 2008, dengan nakhoda Remigius
Alexandro dalam jangka waktu 5 tahun dan akan
diperbaharui setiap 5 tahun;
- Bahwa PT Bumi Indah Perkasa menyewa “Kapal Farisi
Bahari II” untuk mengirimkan limbah kepada Mei
Fung Corporation di Singapura. Limbah tersebut
adalah merkuri dan klomorium fluorin yang
dihasilkan oleh PT Arga Perak Lestari dari hasil
olahan berbagai jenis peralatan elektronik. Limbah
Klomirium Fluorin adalah limbah yang tidak
terdaftar di Indonesia, namun ditemukan bahwa
limbah tersebut mengandung senyawa Hidrogen
Fluorida. Merkuri dan Hidrogen Fluorida merupakan
Limbah B3 kategori 1. Dimana hal ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun. Sesuai dengan perjanjian
No. 34/VII/089 antara PT Bumi Indah Perkasa dan
8
Mei Fung Corporation bahwa limbah yang diolah oleh
PT Bumi Indah Perkasa hanya bisa sampai presentase
70% sehingga 30% unsur yang masih mencemari
lingkungan diolah oleh Mei Fung Corporation;
- Bahwa dalam perjanjian tersebut disepakati
klausula sebagai berikut:
PASAL 1
PASAL 2
HARGA SEWA
PASAL 3
BEBAN BIAYA PIHAK PERTAMA
9
PASAL 4
BEBAN PIHAK KEDUA
1. Air Tawar;
2. Call Fee;
3. Biaya Pelabuhan Pemuatan/Bongkar;
4. Premi Nakhoda / ABK;
5. Asuransi Muatan;
6. Biaya Pengurusan dokumen Keluar / Masuk
Pelabuhan dan Muatan.
PASAL 5
KONDISI SEWA
PASAL 6
PASAL 7
10
HIRE. Apabila dikehendaki maka akan diadakan
perpanjangan kontrak sesuai kesepakatan kedua
PIHAK yang akan dituangkan dalam suatu
kontrak tersendiri.
PASAL 8
PASAL 9
JENIS MUATAN
PASAL 10
PEMBAYARAN
11
2. Pada akhir kontrak bila terjadi lebih atau
kurang tepat atas pemakaian KAPAL akan
diperhitungkan dengan sewa bulanan di bagi 30
(tiga puluh) hari atau sama dengan Rp
20.000.000,-(dua puluh juta rupiah)/hari.
3. Semua pembayaran dilakukan secara transfer ke
rekening PIHAK PERTAMA:
A/N : PT Jaya Lintas Samudera
Bank BCA Cab : Kelapa Gading Raya
Bank Mandiri Cab : Kelapa Gading Raya
PASAL 11
FORCE MAJEURE
12
PASAL 13
PENUTUP
Segala sesuatu yang tidak diatur dalam
perjanjian ini,dapat diatur dikemudian hari
atas kesepakatan kedua belah pihak dan dengan
didasari niat baik kedua pihak untuk
melaksanakannya, maka perjanjian ini
ditandatangani.
- Bahwa Pada tanggal 22 Juli 2014 merupakan hari
pertama Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
mengirimkan limbah PT Bumi Indah Perkasa kepada
Mei Fung Corporation;
- Bahwa berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada
tahun 2015 Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
mengalami penurunan pendapatan sebesar 10.60%,
senilai Rp. 82.488.000.000 dengan rincian sebagai
berikut:
13
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 9.500.150.000. Total Beban 1.416.000.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
Kapal Spot alat-alat
Charter Perusahaan
3. Total 8.670.090.000. Total Beban 21.801.000.000
Penyewaan 000 Perawatan .000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 750.250.000.
Beban Lain- 000
Lain
perusahaan
AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 186.730.000.00 Kewajiban 640.700.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 289.900.000.00 Hutang 40.100.000.000
Tidak 0 Hubungan
Lancar Istimewa
Lain-Lain
Jumlah -
Penyusutan 204.800.000.00
Aktiva 0
14
Tidak
Lancar
Jumlah 777.929.000.00
Akhir 0
Aktiva –
Pasiva
15
Kewajiban 1.765.000.000.
Beban Lain- 000
Lain
perusahaan
AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 170.802.000.00 Kewajiban 680.700.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 335.410.000.00 Hutang 28.000.000.000
Tidak 0 Hubungan
Lancar Istimewa
Lain-Lain
Jumlah -
Penyusutan 202.488.000.00
Aktiva 0
Tidak
Lancar
Jumlah 695.441.000.00
Akhir 0
Aktiva –
Pasiva
16
yang semakin besar yaitu 95.62% dengan rincian
sebagai berikut:
17
Aktiva .000 Kewajiban .000
Lancar Lancar
AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 185.750.000.00 Kewajiban 550.500.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 328.760.000.00 Hutang 26.000.000.000
Tidak 0 Hubungan
Lancar Istimewa
Lain-Lain
Jumlah -
Penyusutan 61.990.000.000
Aktiva
Tidak
Lancar
Jumlah 30.399.000.000
Akhir
Aktiva –
Pasiva
Keputusan:
Membahas bagaimana mengatasi penurunan
pendapatan Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera.
Jam Penutupan : diakhiri pada 14.00 WIB
18
- yang dihadiri oleh :
NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo S.T., Direktur Utama PT Jaya
M.T Lintas Samudera
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT
M.M. Jaya Lintas Samudera
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi,S.H.,M.M. Direktur Personalia PT
Jaya Lintas Samudera
19
Charter Dalam
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 3.557.183.000. Total Beban 558.900.000.00
Penyewaan 000 Perawatan 0
Kapal Spot alat-alat
Charter Perusahaan
3. Total 3.929.709.000. Total Beban 7.978.600.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 830.800.000.00
Beban Lain- 0
Lain
perusahaan
AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 35.750.000.000 Kewajiban 150.500.000.00
Jangka Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 100.760.000.00 Hutang 103.000.000.00
Tidak 0 Hubungan 0
Lancar Istimewa
Lain-Lain
Jumlah -
Penyusutan 116.990.000.00
20
Aktiva 0
Tidak
Lancar
Jumlah 146.384.000.00
Akhir 0
Aktiva –
Pasiva
21
Charter Perusahaan
3. Total 2.219.709.000. Total Beban 2.340.600.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 990.738.000.00
Beban Lain- 0
Lain
perusahaan
AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 580.750.000.00 Kewajiban 650.500.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 100.760.000.00 Hutang 243.760.000.00
Tidak 0 Hubungan 0
Lancar Istimewa
Lain-Lain
Jumlah -
Penyusutan 212.750.000.00
Aktiva 0
Tidak
Lancar
Jumlah 75.671.000.000
Akhir
Aktiva –
Pasiva
22
- Bahwa berdasarkan laporan keuangan pada bulan Juni
2017 Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera mengalami
penurunan pendapatan sebesar 44.41%, senilai Rp.
33.604.000.000 dengan rincian sebagai berikut:
23
Lain
perusahaan
AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 379.670.000.00 Kewajiban 428.000.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 109.760.000.00 Hutang 143.760.000.00
Tidak 0 Hubungan 0
Lancar Istimewa
Lain-Lain
Jumlah -
Penyusutan 82.330.000.000
Aktiva
Tidak
Lancar
Jumlah 42.067.000.000
Akhir
Aktiva –
Pasiva
24
PT JAYA LINTAS SAMUDERA
Jadwal Pengiriman
PT Bumi Indah Perkasa kepada Mei Fung
Corporation
Pengiriman Tanggal Keterangan
Pertama 22 Juli 2014 100 ton Limbah (75
ton Klomorium
Fluorin dan 25 ton
Merkuri)
Kedua 24 Januari 2015 200 ton Limbah
(150 ton Klomorium
Fluorin dan 50 ton
Merkuri)
Ketiga 21 Desember 400 ton Limbah
2015 (300 ton Klomorium
Fluorin dan 100
ton Merkuri)
Keempat 30 Agustus 2015 400 ton Limbah
(300 ton Klomorium
Fluorin dan 100
ton Merkuri)
Kelima 2 Mei 2016 500 ton Limbah
(375 ton Klomorium
Fluorin dan 125
ton Merkuri)
Keenam 11 Januari 2017 500 ton Limbah
(375 ton Klomorium
Fluorin dan 125
ton Merkuri)
Ketujuh 15 Desember 650 ton Limbah
2017 (487.5 ton
Klomorium Fluorin
dan 162.5 ton
Merkuri)
25
SAMUDERA tidak melakukan perawatan yang sesuai
dengan SOP BKI mengenai annual checking, yaitu
pengecekan kondisi kapal setiap satu tahun sekali
secara menyeluruh terutama bagian dalam lambung
kapal yang terbuat dari bahan stainless steel yang
dapat mengalami penipisan akibat korosi dengan
limbah B3 yang diangkut walaupun diketahui kondisi
Kapal Farisi Bahari II sudah tidak dalam kondisi
prima yakni adanya penipisan lambung kapal yang
seharusnya 350 mm menjadi 218 mm (Vide Barang
Bukti Nomor 24/Epl.2/V/2018) dan pada akhir tahun
2017 diketahui indonesia sedang dilanda musim
badai;
- Bahwa pada tanggal 14 Desember 2017 diadakan rapat
direksi Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera yang
dihadiri oleh Richardus Mulyo, S.T., M.T. selaku
Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera, Melati
Ayu, S.T., M.Eng. selaku Direktur Operasional PT
Jaya Lintas Samudera, Anita Zahira, S.E., M.M.
selaku Direktur Keuangan PT Jaya Lintas Samudera,
bertempat di kantor PT Jaya Lintas Samudera yang
beralamat di Jalan Sunter Agung Nomor 18,
Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok,
DKI Jakarta. Rapat direksi ini diadakan dengan
agenda pembahasan pengantaran limbah B3 milik PT
Bumi Indah Perkasa yang diangkut dengan kapal
Farisi Bahari II, dan kemudian akan diantarkan ke
Mei Fung Corporation di Singapura;
- Bahwa dalam rapat Direksi pada tanggal 14 Desember
2017 Sebagai berikut:
Keputusan:
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera akan tetap
memberangkatkan kapal Farisi Bahari II pada
tanggal 15 Desember 2017 dalam keadaan apapun
termasuk badai.
Jam Penutupan : diakhiri pada 16.00 WIB
26
NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo, Direktur Utama PT Jaya
S.T., M.T. Lintas Samudera.
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera.
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT JAYA
M.M. LINTAS SAMUDERA.
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi, S.H., Direktur Personalia PT
M.M. Jaya Lintas Samudera
27
menyebabkan tergoresnya lambung bagian luar kapal
Farisi Bahari II dan kapal tetap melanjutkan
perjalanan (Vide Barang Bukti Nomor
18/Epl.2/V/2018);
- Bahwa setidak-tidaknya 3 jam setelah menempuh
perjalanan dari Tanjung Priok, pada titik
koordinat 106.7894° BT , -5.674980° LS terjadi
badai yang menyebabkan kapal Farisi Bahari II
terguncang dan mengakibatkan beberapa kebocoran
lubang pada lambung kapal sebanyak tiga lubang
dengan panjang masing-masing 2 meter yang pertama
kali diketahui oleh Elo Mardiarso Anggoro selaku
Anak Buah Kapal (Vide Barang Bukti
23/Epl.2/V/2018);
- Bahwa Elo Mardiarso Anggoro melaporkan adanya
kebocoran pada lambung kapal kepada Nakhoda
Remigius Alexandro. Nakhoda Remigius Alexandro
memberitahukan perihal kebocoran Kapal Farisi
Bahari II kepada Direktur Utama PT Jaya Lintas
Samudera, Richardus Mulyo yang kemudian Richardus
Mulyo merekomendasikan kapal Farisi Bahari II
untuk kembali ke Tanjung Priok dalam kondisi kapal
yang bocor karena kondisi kapal Farisi Bahari II
yang tidak memungkinkan untuk mengangkut limbah ke
Singapura. Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera dan
Nakhoda tidak memberi kabar kepada pihak
Syahbandar atas kejadian tersebut;
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2017 pada pukul
00.01 WIB, Remigius Alexandro, S.ST. menakhodai
kapal Farisi Bahari II kembali menuju Tanjung
Priok dan di dalam kapal tidak terdapat alat untuk
mengatasi kebocoran kapal tersebut yang
menyebabkan tumpahnya limbah;
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2017 pihak Terdakwa
PT Jaya Lintas Samudera melalui Richardus Mulyo,
S.T., M.T. menghubungi PT Bumi Indah Perkasa untuk
memberitahukan kebocoran limbah milik PT Bumi
Indah Perkasa dengan memberikan keterangan berupa
28
titik koordinat yang tidak sesuai dengan titik
koordinat tempat terjadinya kebocoran yakni
107.0179711° BT , -5.4832725° LS dimana yang
sebenarnya terletak di titik koordinat 106.7894°
BT , -5.674980° LS;
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2017 pihak PT Bumi
Indah Perkasa melaporkan ke pihak Dinas Lingkungan
Hidup mengenai kebocoran sesuai dengan koordinat
yang diberitahukan Direktur Utama PT Jaya Lintas
Samudera, Richardus Mulyo, S.T., M.T.;
- Bahwa dalam hal pengembalian limbah kepada PT Bumi
Indah Perkasa, PT Bumi Indah Perkasa tidak
menerima pengembalian limbah dari Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera yang diangkut oleh kapal Farisi
Bahari II sesuai dalam perjanjian No.
29/MIM/VII/2014 antara PT Bumi Indah Perkasa dan
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera;
- Bahwa pada tanggal 18 Desember 2017 Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mulai
melakukan penanggulangan terhadap lokasi yang
dilaporkan oleh Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
kepada PT Bumi Indah Perkasa;
- Ditemukan fakta bahwa adanya laporan kembali dari
masyarakat terjadi kerusakan biota laut yang masif
di Laut Jawa Sepanjang garis pantai utara pulau
jawa dan terdapat 100 orang yang meninggal dunia
karena keracunan yang berasal dari laut yang
tercemari oleh limbah klomirium fluorin dan
merkuri, diantaranya :
29
otak
10 Rizki Wijayanto (L/1) Kerusakan saraf pada
. otak
11 Kurniawan (L/15) Kerusakan saraf pada
. otak
12 Adji Rahmat (L/50) Jantung
.
13 Baktiar Adi (L/22) Gagal Ginjal
.
14 Cahaya Ratna (P/42) Diare
.
15 Ari Junianto (L/33) Gagal Ginjal
.
16 Maringga Ramadhan (L/44) Diare
.
17 Irsyadul (L/5) Kerusakan saraf pada
. otak
18 Muhammad Fitra (L/52) Gagal Ginjal
.
19 Haris Vardan (L/2) Kerusakan saraf pada
. otak
20 Nagita Slavina (P/37) Gagal Ginjal
.
21 Raffi Ahmad (L/60) Jantung
.
22 Raden Jayananda (L/55) Jantung
.
23 Henricko Dwi (L/40) Diare
.
24 Heri Jayadi (L/56) Jantung
.
25 Sanjaya Ahmad (L/41) Gagal Ginjal
.
26 Zakaria Anshori (L/70) Jantung
.
27 Muntahir (L/66) Jantung
.
28 Henriyansyah (L/55) Gagal Ginjal
.
29 Anang Handoyo (L/76) Jantung
.
30 Asmirandah (P/55) Jantung
.
31 Kevin Gilbert (L/33) Gagal Ginjal
30
.
32 Christine Bella (P/43) Diare
.
33 Sandra Dewi (P/46) Jantung
.
34 Isabella (P/2) Kerusakan saraf pada
. otak
35 Larasati Indah (P/3) Kerusakan saraf pada
. otak
36 Bangun Samudra (L/39) Diare
.
37 Roy Gilang (L/44) Gagal Ginjal
.
38 Ginan Kurniawan (L/55) Jantung
.
39 Ahmad Alana (L/2) Kerusakan saraf pada
. otak
40 Sany Wiyantoro (L/62) Jantung
.
41 Tegar Muharom (L/67) Jantung
.
42 Setya Rusmanto (L/55) Jantung
.
43 Aisyah (P/45) Gagal Ginjal
.
44 Maulidya (P/40) Gagal Ginjal
.
45 Sari Desinta (P/48) Gagal Ginjal
.
46 Sri Wiyanti (P/33) Gagal Ginjal
.
47 Sudjiwono (L/56) Jantung
.
48 Jumali (L/66) Jantung
.
49 Noer Azhar (L/12) Kerusakan saraf pada
. otak
50 Vicky Putra (L/55) Jantung
.
51 Ardiansyah (L/30) Gagal Ginjal
.
52 Aris Prasetya (L/40) Gagal Ginjal
.
53 Regina Yuni (P/47) Gagal Ginjal
31
.
54 Adella Miranda (P/44) Gagal Ginjal
.
55 Dwi Oktaviani (P/39) Gagal Ginjal
.
56 Eka Martha (P/50) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
57 Sri Yuniarti (P/55) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
58 Supiyatun (P/60) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
59 Hendrawan (P/62) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
60 Joko Kuswono (L/23) Sesak Nafas
.
61 Suryanto (L/63) Sesak Nafas
.
62 Elinda Sinta (L/25) Sesak Nafas
.
63 Siti Badriyah (P/33) Sesak Nafas
.
64 Lucinta Luna (P/58) Sesak Nafas
.
65 Wulansari (P/34) Sesak Nafas
.
66 Alvian Rizky (L/70) Gagal Ginjal
.
67 Dharma Aji (L/69) Gagal Ginjal
.
68 Waskito (L/67) Gagal Ginjal
.
69 Willy Saputra (L/68) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
70 Dimas Anggara (L/60) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
71 Taufiq Lingga (L/10) Keracunan
.
32
72 Arizal Hanif (L/8) Keracunan
.
73 Brian Pratama (L/9) Keracunan
.
74 Annas Riyansyah (P/45) Gagal Ginjal
.
75 Iqbal Muhammad (L/48) Gagal Ginjal
.
76 Fitri Ananda (P/65) Gagal Ginjal
.
77 Shinta Amanda (P/47) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
78 Tara Budiman (L/60) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
79 Edward Akbar (L/69) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
80 Dwi Andhika (L/71) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
81 Marwoto (L/11) Keracunan
.
82 Maruli Sitompul (L/10) Keracunan
.
83 Remy Wijaya (L/12) Keracunan
.
84 Christian Sugiono (L/9) Kerusakan saraf pada
. otak
85 Titi Kamal (P/13) Sesak Nafas
.
86 Anwar Besari (L/15) Sesak Nafas
.
87 Dina Mariana (P/12) Sesak Nafas
.
88 Donita (P/17) Sesak Nafas
.
89 Junita Arcan (P/19) Sesak Nafas
.
90 Suwandi Utomo (L/8) Kerusakan saraf pada
. otak
91 Koesnandi (L/9) Kerusakan saraf pada
33
. otak
92 Maya Wulan (P/8) Kerusakan saraf pada
. otak
93 Marissa Anita (P/10) Kerusakan saraf pada
. otak
94 Hedra Wijaya (L/75) Gagal Ginjal
.
95 Siti Sumarni (P/72) Gagal Ginjal
.
96 Melody Prima (P/65) Gagal Ginjal
.
97 Muhammad Karim (L/70) Gagal Ginjal
.
98 Adi Kusmanto (L/73) Gagal Ginjal
.
99 Rendy Bowo (L/16) Sesak Nafas
.
10 Salma Paramitha (P/18) Sesak Nafas
0.
Grafik :
34
- Bahwa Dinas Lingkungan Hidup telah mengambil
sampel sebagai berikut yang kemudian disita dan
terlampir menjadi barang bukti berdasar B-
324/Ambil.Sampel/V/2018/DITRESKRIMSUS tertanggal 7
Mei 2018. Berdasarkan surat laporan hasil uji baku
mutu air laut dan uji sampel ikan No.
P.125/V/IK/2017 pada tanggal 22 Desember 2017
diketahui;
PARAMETER
No. Klomorium Mercury
KODE SAMPEL
Urut Florin (Hg)
(Cl/HF)
mg/L
1. Air Laut A >0,12 >0,025
2. Air Laut B >0,050 >0,90
DL >0,019 >0,050
Parameter Metoda/Alat
Klomorium Florin APHA, ed 20, 1998,
4500 Cl-HF/ Spektro
Mercury APHA, ed
20,1998,3500-Hg/
Spektro
PARAMETER
35
No. KODE SAMPEL Klomorium Mercury
Urut Florin (Hg)
(Cl/HF)
mg/L
1. Daging Ikan Tuna 0,011 0,22
A
2. Daging Ikan Tuna 0,012 0,32
B
3. Hati Ikan Tuna A 0,011 0,80
4. Hati Ikan Tuna B 0,019 0,89
5. Daging Ikan 0,009 0,30
Kakap A
6. Daging Ikan 0,010 0,59
Kakap B
7. Hati Ikan Kakap 0,022 0,60
A
8. Hati Ikan Kakak 0,018 0,90
B
9. Daging Ikan 0,004 0,45
Tengiri A
10. Daging Ikan 0,003 0.23
Tengiri B
11. Hati Ikan 0,006 0,50
Tenggiri A
12. Hati Ikan 0,005 0,40
Tenggiri B
13. Kerang Hijau A 0,050 50
14. Kerang Hijau B 0,030 80
DL 0,009 0,50
Parameter Metoda/Alat
Klomorium Florin APHA, ed 20, 1998,
36
bagian utara dan mengakibatkan terlampauinya baku
mutu air laut, serta menyebabkan meninggalnya 100
orang karena keracunan;
- Bahwa pada tanggal 3 Januari 2018, Roedi Soegiono,
S.Ap., M.Ap. selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup
melaporkan atas kerusakan lingkungan yang terjadi
di Laut Jawa kepada Direktorat Reserse Kriminal
Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya;
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera tidak
melakukan perawatan sesuai dengan SOP BKI terhadap
Kapal Farisi Bahari II mengenai annual checking
pada tahun 2017, yaitu pengecekan kondisi kapal
setiap satu tahun sekali secara menyeluruh
terutama bagian dalam lambung kapal yang terbuat
dari bahan stainless steel yang dapat mengalami
penipisan akibat korosi dengan limbah B3 yang
diangkut. PT Jaya Lintas Samudera hanya melakukan
pengecekan bagian luar kapal dan mesin kapal yang
patut diketahui kondisi Kapal Farisi Bahari II
sudah tidak dalam kondisi prima yakni adanya
penipisan lambung kapal yang seharusnya 350 mm
menjadi 218 mm yang menyebabkan menipisnya lambung
kapal;
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera tetap
memberangkatkan Kapal Farisi Bahari II dalam
kondisi tidak prima dan cuaca badai;
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera tidak
memiliki alat ketika lambung Kapal Farisi Bahari
II bocor dan tidak memberitahukan kepada pihak
syahbandar sesuai dengan SOP yang berlaku;
- Bahwa selanjutnya sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 2 huruf f yang menjelaskan asas dalam
Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup adalah prinsip kehati-hatian
(precautionary principle) yaitu prinsip ke 15
dalam Deklarasi Rio dimana dalam penjelasannya
menyebutkan yang dimaksud dengan “asas kehati-
37
hatian” adalah bahwa ketidak pastian mengenai
dampak suatu usaha dan/atau kegiatan karena
keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan merupakan alasan untuk
menunda langkah-langkah meminimalisasi atau
menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup;
38
Surat Dakwaan harus diberi tanggal dan
ditandatangani oleh Penuntut Umum;Surat Dakwaan
harus menyebut identitas lengkap
Terdakwa/Tersangka;
b. Syarat Materiil (vide: Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP)
Surat Dakwaan harus memuat uraian secara cermat,
jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat
tindak pidana itu dilakukan.
Namun untuk selanjutnya yang dimaksud dengan
uraian atau rumusan Surat Dakwaan yang cermat, jelas,
dan lengkap, yang merupakan persyaratan materiil suatu
Surat Dakwaan tidak ditemukan dalam penjelasan dari
Pasal 143 KUHAP. Sehingga, untuk mendapatkan gambaran
yang lebih konkret tentang pengertian istilah tersebut
perlu ditelusuri secara gramatikal.
Jika ditinjau dari segi Bahasa dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka edisi II tahun
2005 halaman 211, halaman 456 dan 660; cermat berarti
seksama, teliti, dan berhati-hati; jelas berarti
terang, nyata, gamblang, tegas, dan tidak ragu-ragu
atau bimbang; lengkap berarti tidak ada kurangnya,
genap, setiap segala-galanya, sempurna atau tidak
kurang sedikit juga.
Mengenai pengertian cermat, jelas, dan lengkap
menurut Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia
Nomor: SE-004/ J.A/ 11/ 1993 tentang Pembuatan Surat
Dakwaan pada tanggal 16 November 1993, sesuai ketentuan
pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, syarat materiil
meliputi:
a. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap
mengenai Tindak Pidana yang didakwakan;
b. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap
mengenai waktu dan tempat Tindak Pidana itu
dilakukan.
Uraian secara cermat, berarti menuntut ketelitian
39
Penuntut Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan yang
akan diterapkan bagi Terdakwa. Dengan menempatkan kata
“cermat” paling depan dari rumusan Pasal 143 ayat (2)
huruf b KUHAP, pembuat undang-undang menghendaki agar
Penuntut Umum dalam membuat Surat Dakwaan selalu
bersikap korek dan teliti.
Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau
fakta kejadian yang jelas dalam Surat Dakwaan, sehingga
Terdakwa dengan mudah memahami yang didakwakan terhadap
dirinya dan dapat mempersiapkan pembelaan dengan
sebaik-baikya.
Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu
memuat semua unsur (elemen) Tindak Pidana yang
didakwakan. Unsur-unsur tersebut harus terlukis di
dalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam Surat
Dakwaan.
Secara materiil, suatu Surat Dakwaan dipandang
telah memenuhi syarat apabila Surat Dakwaan tersebut
telah memberi gambaran secara bulat dan utuh tentang:
1. Tindak Pidana yang dilakukan;
2. Siapa yang melakukan Tindak Pidana tersebut;
3. Dimana Tindak Pidana dilakukan;
4. Bilamana/kapan Tindak Pidana dilakukan;
5. Bagaimana Tindak Pidana tersebut dilakukan;
6. Akibat yang ditimbulkan Tindak Pidana tersebut
(delik materiil).
7. Apakah yang mendorong Terdakwa melakukan Tindak
Pidana tersebut (delik-delik tertentu);
8. Ketentuan-ketentuan pidana yang diterapkan.
Ketentuan mengenai pembuatan Surat Dakwaan yang
cermat, jelas, dan lengkap lebih lanjut diatur dengan
petunjuk teknis yang terdapat dalam Surat Edaran Jaksa
Agung Tindak Pidana Umum (JAM. PIDUM) Nomor:
B.607/E/11/1993, tanggal 22 November 1993, yang
merumuskan agar Surat Dakwaan:
a. Cermat, didasarkan pada ketentuan pidana terkait,
tanpa adanya kekurangan atau kekeliruan yang
40
menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum, atau
dapat dibatalkan, atau dinyatakan tidak dapat
diterima (niet onvankelijk verklaard). Dalam hal
ini, Penuntut Umum dituntut untuk bersikap teliti
terhadap keseluruhan materi Surat Dakwaan.
b. Jelas, didasarkan pada uraian yang jelas dan mudah
dimengerti dengan cara menyusun redaksi yang
mempertemukan fakta-fakta perbuatan Terdakwa dengan
unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, sehingga
Terdakwa yang mendengarkan atau membacanya akan
mengerti dan mendapat gambaran tentang siapa yang
melakukan tindak pidana, tindak pidana apa yang
dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana itu
dilakukan, apa akibat yang ditimbulkan dan mengapa
Terdakwa melakukan tindak pidana itu. Uraian tentang
komponen-komponen tersebut disusun sedemikian rupa
secara sistemik dan kronologis dengan bahasa yang
sederhana.
c. Lengkap, didasarkan pada uraian yang bulat dan utuh,
yang mampu menggambarkan unsur-unsur tindak pidana
yang didakwakan, beserta waktu dan tempat tindak
pidana itu dilakukan.
41
mengkritik ketidakcermatan Penuntut Umum dalam membuat
surat dakwaan. Bahwa yang dimaksud dengan cermat adalah
ketelitian Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat
dakwaan yang didasarkan kepada Undang-Undang yang
berlaku bagi Terdakwa, tidak terdapat kekurangan
dan/atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya
surat dakwaan atau dakwaan tidak dapat dibuktikan.
Bahwa dalam hal ini uraian dakwaan penuntut umum
menjadi tidak jelas, cermat dan lengkap karena alasan
sebagai berikut:
A. KETIDAKJELASAN RUMUSAN PERBUATAN DAN WAKTU
TERJADINYA TINDAK PIDANA DALAM SURAT DAKWAAN
B. PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS DALAM MENGURAIKAN PERAN
TERDAKWA
Dalam Surat Dakwaan oleh Penuntut Umum diuraikan
sebagai berikut:
A. KETIDAKJELASAN RUMUSAN PERBUATAN DAN WAKTU
TERJADINYA TINDAK PIDANA DALAM SURAT DAKWAAN
42
Penuntut Umum terkesan ragu dalam menentukan locus
serta tempus delicti dengan tidak meyebutkan kapan dan
dimana tepatnya dugaan terjadinya tindak pidana yang di
dakwakan kepada Terdakwa. Jelas bahwa dalam menyusun
Dakwaannya Penuntut Umum tidak dapat menentukan dengan
jelas dan pasti kapan atau waktu terjadinya tindak
pidana (tempus delicti) dan juga tempat terjadinya
tindak pidana (locus delicti) yang didakwakan kepada
Terdakwa. Sehingga penuntut umum tidak jelas dalam
menjelaskan dimana terjadinya tindak pidana (tempus
delicti) dan juga tempat terjadinya tindak pidana
(locus delicti).
43
Pada dalil dakwaan diatas tidak dijelaskan siapa
yang memberikan perintah atas tindakan yang dilakukan.
Perseroan Terbatas merupakan subjek hukum yang memiliki
organ untuk menjalankan kegiatannya karena Perseroan
Terbatas sendiri merupakan sesuatu yang abstrak. Setiap
tindakan yang dilakukan dalam suatu Perseroan Terbatas
adalah tindakan yang dilakukan oleh organnya, sehingga
harus disebutkan siapa yang memberi perintah dalam
setiap tindakan Perseroan Terbatas. Karena setiap organ
dalam Perseroan Terbatas memiliki tugas dan wewenang
yang berbeda dan tidak setiap tindakan dalam Perseroan
Terbatas merupakan tindakan perseroan itu sendiri,
karena bisa saja tindakan dalam perseroan bukan
merupakan tindakan perseroan dan merupakan tindakan
organ di luar tugas dan wewenangnya dan bertentangan
dengan AD/ART perseroan sehingga organ Perseroan
Terbatas tersebut harus bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas akibat dari tindakannya sendiri
tanpa melibatkan Perseroan Terbatas.
Pembedaan tindakan dalam perseroan sangat krusial
karena berkaitan dengan tanggungjawab dan tanggunggugat
dari tindakan itu sendiri, tindakan dalam perseroan
dapat diketahui dari siapa yang memberi perintah untuk
melakukan perintah tersebut dan bagaimana ia menerima
wewenang untuk memberikan perintah untuk melakukan
tindakan tersebut.
Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor: 42 K/ Sip/ 1982 tanggal 19 Mei 1982
menyatakan yang pada intinya adalah apabila Surat
Dakwaan tidak diuraikan secara tegas peran Terdakwa,
maka Dakwaan tersebut harus dinyatakan batal demi hukum
dan Pasal 143 Ayat (3) KUHAP menyatakan surat dakwaan
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2 huruf b(Syarat materiil surat dakwaan,
Cermat, Jelas, dan Lengkap) batal demi hukum.
44
Umum adalah batal demi hukum
45
yang diberikan lebih jahat dari pada penyakit”.
Selain itu, PT JAYA LINTAS SAMUDERA sebagai
Terdakwa dalam perkara ini menyatakan belum pernah
menerima sanksi administratif dalam bentuk apapun
dari dinas lingkungan terkait di daerah Kota Jakarta
Utara. Terdakwa juga masih memiliki itikad baik untuk
menyelesaikan perkara pencemaran laut akibat
kebocoran kapal pengangkut limbah B3 tersebut melalui
upaya hukum perdata.
46
3. Surat Dakwaan harus dibatalkan.
47
atau manfaat dari tindak pidana korporasi,
berdasarkan hasil penyidikan diketahui fakta-fakta
sebagai berikut :
48
DKI Jakarta. Rapat direksi ini diadakan dengan
agenda pembahasan pengantaran limbah B3 milik PT.
Bumi Indah Perkasa yang diangkut dengan kapal
Farisi Bahari II, dan kemudian akan diantarkan ke
Mei Fung Corporation di Singapura.
- Bahwa dalam Rapat Direksi tertanggal 13 Desember
2017 disepakati keputusan Terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera akan tetap memberangkatkan kapal Farisi
Bahari II pada tanggal 15 Desember 2018 dalam
keadaan apapun termasuk badai.
Sehingga patut diduga bahwa terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera berusaha menekan angka pengeluaran perusahaan
dengan tidak melakukan perawatan yang intens selama
tahun 2017 padahal diketahui kondisi Kapal Farisi
Bahari II sudah tidak dalam kondisi prima yakni adanya
penipisan lambung kapal yang seharusnya 350 mm menjadi
218 mm (Vide Barang Bukti Nomor 24/Epl.2/V/2018) dan
pada akhir tahun 2017 diketahui indonesia sedang
dilanda musim badai. Bahwa terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera tetap memutuskan untuk memberangkatkan kapal
Farisi Bahari II meskipun patut diketahui akan terjadi
badai menurut laporan BMKG No. ME.301/PO/M3/BMKG-2017
tertanggal 5 Desember 2017 demi mengejar target
pengiriman dan mendapatkan keuntungan dari pengiriman
limbah melalui pemberangkatan kapal Farisi Bahari II
tertanggal 15 Desember 2017.
Selain itu, mengenai Korporasi membiarkan terjadinya
tindak pidana, ditemukan fakta-fakta dari penyidikan
sebagai berikut:
- Bahwa Elo Mardiarso Anggoro melaporkan adanya
kebocoran pada lambung kapal kepada Nakhoda
Remigius Alexandro. Nakhoda Remigius Alexandro
memberitahukan via telepon perihal kebocoran kapal
Farisi Bahari II kepada Direktur Utama PT Jaya
Lintas Samudera, Richardus Mulyo yang kemudian
Richardus Mulyo merekomendasikan kapal Farisi
Bahari II untuk kembali ke Tanjung Priok dalam
kondisi kapal yang bocor karena kondisi kapal
Farisi Bahari II yang tidak memungkinkan untuk
49
mengangkut limbah ke Singapura.
Sehingga patut diduga bahwa terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera melakukan pembiaran tindak pidana karena
secara sepihak merekomendasikan kapal Farisi Bahari II
untuk kembali ke Tanjung Priok dalam keadaan lambung
kapal yang bocor tanpa adanya koordinasi dengan pihak
Syahbandar.
Mengenai korporasi tidak melakukan langkah-langkah
yang diperlukan untuk melakukan pencegahan, mencegah
dampak yang lebih besar dan memastikan kepatuhan
terhadap ketentuan hukum yang berlaku guna menghindari
terjadinya tindak pidana dapat diketahui berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan dalam proses penyidikan
sebagai berikut :
- Bahwa pada tahun 2017 Terdakwa PT. Jaya Lintas
Samudera tidak melakukan perawatan yang intens
yang dapat diketahui dari Annual Report (Vide
Barang Bukti Nomor 24/Epl.2/V/2018) walaupun
diketahui kondisi Kapal Farisi Bahari II sudah
tidak dalam kondisi prima yang dapat dirincikan
sebagai berikut : adanya penipisan lambung kapal
yang seharusnya 350 mm menjadi 218 mm.
- Bahwa pada akhir tahun 2017 diketahui indonesia
sedang dilanda musim badai yang diketahui dari
laporan BMKG No. ME.301/PO/M3/BMKG-2017 tertanggal
5 Desember 2017.
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2018 pada pukul
00.01 WIB, Remigius Alexandro, S.ST. menakhodai
kapal Farisi Bahari II kembali menuju Tanjung
Priok dan di dalam kapal tidak terdapat alat untuk
mengatasi kebocoran kapal tersebut yang
menyebabkan tumpahnya limbah;
50
Dikaitkan pula dengan pasal 92 Undang-Undang Nomor
40 tahun 2007, Direksi menjalankan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan. Berdasarkan fakta – fakta
penyidikan, tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa
PT Jaya Lintas Samudera berdasarkan rapat direksi
tertanggal 13 Desember 2017 yang menghasilkan keputusan
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera akan tetap
memberangkatkan kapal Farisi Bahari II pada tanggal 15
Desember 2017 dalam keadaan apapun mengingat adanya
kesepakatan antara Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
dengan PT Bumi Indah Perkasa yaitu limbah dalam 3 hari
setelah diolah oleh PT Bumi Indah Perkasa harus segera
dikirimkan oleh Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera kepada
Mei Fung Corporation. Sehingga jelas bahwa terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera bertanggung jawab dalam perkara
ini.
51
gangguan sebagaimana diatur dalam Pasal 100 UU
PPLH. Dengan demikian, untuk tindak pidana lainnya
(selain dalam Pasal 100) tidak berlaku asas
Ultimum Remedium.
52
didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian
perbuatan materiil yang dilakukan terdakwa dalam
surat dakwaan. Lengkap adalah uraian dakwaan yang
mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan secara
lengkap. Dari uraian tersebut diatas penuntut umum
meyakini bahwa uraian dakwaan sudah Cermat, Jelas,
dan Lengkap.
KESIMPULAN
53
hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memeriksa
dan mengadili perkara ini memutuskan atau menetapkan:
54
mengenai unsur-unsur dari Tindak Pidana yang
didakwakan, mengenai waktu dan tempat Tindak Pidana
(Tempus Delicti dan Locus Delicti) yang dilakukan serta
menguraikan bagaimana cara-cara Tindak Pidana tersebut
dilakukan oleh Terdakwa (Modus Operandi);--------------
55
pertanggungjawabannya tersebut terbatas sepanjang
perbuatan yang dilakukan oleh pekerja atau
bawahannya tersebut masih dalam ruang lingkup
pekerjaan atau kewenangannya serta dapat
dibuktikan pertanggungjawabannya;-----------------
4. Teori Pelaku Fungsional. Korporasi dapat dianggap
sebagai subjek hukum pidana. Hal ini didasarkan
pada korporasi dapat melakukan tindak pidana dalam
bentuk perbuatan fungsional. Selain itu terhadap
korporasi juga dapat diadakan kesalahan atas dasar
kesengajaan atau kelalaian yang dilakukan oleh
alat-alat korporasi melalui suatu rangkaian
perbuatan dalam lingkup korporasi.----------------
56
eksepsinya;--------------------------------------------
57
sistem hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang jelas, tegas, dan menyeluruh guna menjamin
kepastian hukum sebagai landasan bagi perlindungan dan
pengelolaan sumber daya alam serta kegiatan pembangunan
lain;--------------------------------------------------
MENGADILI
1. Menolak keberatan dari Penasehat Hukum Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera untuk seluruhnya;---------------
58
pemeriksaan atas diri Terdakwa tersebut di
persidangan umum Pengadilan Negeri Jakarta Utara;----
Panitera Pengganti
59