Anda di halaman 1dari 59

BERITA ACARA LANJUTAN

NOMOR REGISTER PERKARA :23/Pid.B/2018/PN.Jkt.Utr

Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memeriksa dan


mengadili Perkara Tindak Pidana Lingkungan Hidup, pada
hari Senin, tanggal 3 September 2018 pukul 09.00 WIB
(Waktu Indonesia Bagian Barat). Dalam perkaranya atas
nama Terdakwa:-------------------------------------------

PT JAYA LINTAS SAMUDERA yang diwakili oleh Richardus


Mulyo, S.T., M.T. selaku Direktur Utama

Susunan Persidangan adalah sebagai berikut :-------------


Sdr. Berliandista, S.H., M.H. sebagai Ketua Majelis;-----
Sdr. Almaas Isfadhilah, S.H., M.H. sebagai Hakim
Anggota;-------------------------------------------------
Sdr. Elok Fauzia, S.H., M.H. sebagai Hakim Anggota;------
Sdr. Cahya Agmelya, S.H., sebagai Panitera Pengganti;----
Sdr. Syahril Gunawan, S.H., M.H., sebagai Penuntut Umum;-
Sdr. Riyanita, S.H., M.H., sebagai Penuntut Umum;--------

Ketua Majelis membuka kembali sidang lanjut Tindak Pidana


Lingkungan Hidup, tanggal 3 September 2018, Pengadilan
Negeri Jakarta Utara yang memeriksa dan mengadili perkara
Tindak Pidana Lingkungan Hidup pada tingkat pertama pada
acara biasa dengan nomor register perkara
23/Pid.B/2018/PN.Jkt.Utr atas nama Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera yang diwakili oleh Richardus Mulyo, S.T.,
M.T. Dengan mengetuk palu 1 (satu) kali sidang dinyatakan
dibuka dan terbuka untuk umum. Setelah sidang dibuka oleh
Ketua Majelis dan dinyatakan terbuka untuk umum, kemudian
berdasarkan pasal 154 ayat (1) KUHAP Ketua Majelis Hakim
memerintahkan untuk menghadirkan Terdakwa ke muka
persidangan dalam keadaan bebas.-------------------------

Setelah Terdakwa berada dalam ruang sidang, Ketua Majelis


menanyakan kepada Terdakwa apakah pada hari ini dalam
keadaan sehat dan tidak berada dibawah tekanan.----------

Terdakwa menyatakan bahwa ia pada hari ini dalam keadaan


sehat dan tidak ada dibawah tekanan.---------------------

Sesuai dengan berita acara persidangan sebelumnya, agenda


persidangan kali ini adalah pembacaan Putusan Sela oleh
Majelis Hakim sebagai berikut:---------------------------

1
PUTUSAN SELA
Nomor Register: 23/Pid.B/2018/PN.Jkt.Utr
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memeriksa dan


mengadili perkara Tindak Pidana, pada tingkat pertama
dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan
putusan sela terhadap
Terdakwa;----------------------------------
Nama : PT Jaya Lintas Samudera
Nomor dan Tanggal : Nomor 24. 10 November 2000
Akta Pendirian
Perseroan Terbatas
Tempat Kedudukan : Jalan Sunter Agung No. 18
Tanjung
Priok, Jakarta Utara
Kebangsaan : Indonesia
Jenis/ Bidang Usaha : Jasa angkutan di perairan
(limbah B3)
NPWP : 31.460.572.7-069.00

Yang diwakili dan bertindak untuk dan atas nama TERDAKWA


oleh pengurus perseroan terbatas, yaitu:
Nama Lengkap : RICHARDUS MULYO, S.T., M.T.
Tempat Lahir : Malang
Umur/Tanggal lahir : 45 Tahun/ 17 Juli 1973
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Cemara Indah Regency Blok F No.
7,RT/RW 022/020, Kelurahan Kalibaru
Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara
Agama : Kristen
Pekerjaan : Swasta (Direktur Utama PT Jaya
Lintas Samudera)
Pendidikan : Strata 2

Penahanan :

Tidak dilakukan Penahanan

Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum Yunia


Haloho, S.H., LL.M. dan Dafiq Nuansa, S.H., LL.M. Para
advokat dari kantor “Amidala And Partners” yang
beralamat Jalan Boulevard Raya No. 17 Kelapa Gading,
Jakarta Utara, an bermaterai cukup Nomor :

2
10/SK/III/2016tertanggal 5 Maret
2015;---------------------------------------------

Pengadilan Negeri Jakarta


Utara;-------------------------
Setelah
membaca :----------------------------------------
1. Berita Acara
Penyidik.------------------------------
2. Surat Pelimpahan
Perkara.---------------------------
3. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
Utara Nomor : 1699/PRIE/P.20.08/epo.I/8/2018 tanggal
20 Agustus 2018, tentang Penunjukan Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara
ini;-------------------
4. Surat Penetapan Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Utara Nomor : 1678/PRIE/p.23.08/epo.l/8/2018
tanggal 23 Agustus 2018,tentang Penetapan Hari
Sidang;-
5. Surat-surat lainnya dalam berkas
perkara;-----------

Pengadilan Negeri Jakarta Utara;


------------------------
Setelah mendengar :
-------------------------------------
1. Pembacaan surat dakwaan Penuntut
Umum;--------------
2. Pembacaan Keberatan (eksepsi) Penasehat Hukum
Terdakwa;
---------------------------------------------
3. Pembacaan tanggapan Penuntut Umum atas Keberatan
(eksepsi) Penasehat Hukum Terdakwa;
-------------------

Menimbang, bahwa para Terdakwa dihadapkan di muka


sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara oleh Penuntut
Umum dengan surat dakwaan yang disusun secara Tunggal
dan telah dibacakan pada Persidangan Perdana pada hari
Senin, 27 Agustus 2018,
yaitu :---------------------------------
DAKWAAN:

3
Bahwa ia Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera yang
diwakili oleh Richardus Mulyo, S.T., M.T. selaku
Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera berdasarkan
Surat Kuasa Khusus No. 29-12/III/2018 Tanggal 4 Januari
2018 yang ditandatangani oleh Sugeng Marzuki selaku
Komisaris Utama PT Jaya Lintas Samudera dan Richardus
Mulyo, S.T., M.T. selaku Direktur Utama PT Jaya Lintas
Samudera yang diangkat melalui Surat Keputusan
pengangkatan Direktur Utama Nomor 45,- tertanggal 7
Februari 2011 yang ditandatangani oleh Sugeng Marzuki
selaku Komisaris Utama PT Jaya Lintas Samudera secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan Sugeng Marzuki
selaku Komisaris Utama PT Jaya Lintas Samudera, Anita
Zahira, S.E., M.M., Melati Ayu, S.T., M.Eng., Marcelino
Owen, S.E., M.Si., dan Novita Dwi, S.H., M.M sebagai
dewan Direksi PT Jaya Lintas Samudera pada hari Kamis,
15 Desember 2016 atau setidak - tidaknya pada
pertengahan bulan desember 2016 bertempat di Laut Jawa
dengan titik koordinat 106.7894° BT , -5.674980° LS
nama PT Jaya Lintas Samudera yang bertempat di Jakarta
Utara, atau setidak – tidaknya pada suatu tempat yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jakarta Utara. Karena kelalaian mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambient, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup yang mana perbuatan tersebut
mengakibatkan orang luka berat atau mati. Yang
dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera didirikan
oleh Sugeng Marzuki dan Richardus Mulyo, S.T.,
M.T. pada tanggal 10 November 2000 berdasarkan:
- Akta Pendirian Nomor 24.- Tanggal 10 November
2000 Notaris Karin Novilda, S.H., M.Kn.
- Pembahruan Akta Pendirian Nomor 117,- Tanggal
21 Maret 2008 Notaris Alex Hamonangan, S.H.,
M.Kn.
Jalan Sunter Agung No. 18 Tanjung Priok

4
Jakarta Utara;

- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera memperoleh


status badan hukumnya berdasarkan Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No: AHU-
0026339.AH.01.04 pada tanggal 7 April 2008;
- Bahwa kegiatan usaha dari Terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera menyewakan kapal Tanker dengan sistem
kontrak sewa perjalanan jangka pendek, menengah,
maupun panjang (Time Charter), Kontrak sistem
perjalanan tunggal (Spot Charter), dan kontrak
yang berdasarkan jumlah volume yang diangkat dalam
priode waktu tertentu (COA) dengan susunan
pengurus berdasarkan Akta pendirian Nomor : 24,-
tahun 2000 sebagai berikut:
 Richardus Mulyo S.T., M.T. selaku Direktur
Utama;
 Sugeng Marzuki selaku Komisaris Utama.
- Bahwa dalam menjalankan kegiatannya, Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera telah memiliki izin yang
lengkap dari pemerintah terkait, antara lain:
 Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut;
 Surat Keterangan Domisili Perusahaan;
 Sertifikat Klasifikasi Lambung;
 Surat Laut;
 Sertifikat Keselamatan dan Keamanan Kapal;
 Izin Mendirikan Bangunan;
 Surat Ukur Internasional.
- Bahwa pada tanggal 15 Desember 2000 diadakan RUPS
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera dengan dua
agenda, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.
Dalam RUPS Luar Biasa dilakukan pemilihan pengurus
dan ditetapkan Richardus Mulyo, S.T., M.T. sebagai
Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera. Serta
dalam RUPS Tahunan dibahas pertanggungjawaban
Keuangan di Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
selama satu tahun:

Keputusan:
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera akan dijalankan
oleh jajaran Direktur yang sudah terpilih dengan
Richardus Mulyo, S.T., M.T. sebagai Direktur

5
Utama untuk 10 tahun ke depan.
Jam Penutupan : diakhiri pada 14.00 WIB

yang dihadiri oleh:

NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo S.T., Direktur Utama PT Jaya
M.T Lintas Samudera
Sugeng Marzuki Komisaris Utama dan
Pemegang Saham PT Jaya
Lintas Samudera
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT Jaya
M.M. Lintas Samudera
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi,S.H.,M.M. Direktur Personalia PT
Jaya Lintas Samudera
Ravina Pahlevi, SE., Komisaris
M.E.
M. Fauzan, S.E., M.M. Komisaris
Novia Salsabila, Komisaris
S.E., M.E.
Suhaimi Maulana, Komite Audit
S.E., M.M.
Glenda Nasution Selaku Pemegang Saham
Fatimah Dwi Selaku Pemegang Saham
Satria Eka Selaku Pemegang Saham

- Bahwa pada tanggal 20 April 2008, Terdakwa PT Jaya


Lintas Samudera melakukan pembelian Chemical
Tanker pada Capital Ship Zhanan Corporation di
China dengan nama kapal “Kapal Farisi Bahari II”
dengan spesifikasi kapal:
1. Panjang Kapal : 146.50 m;
2. Lebar Kapal : 33.9 m ;
3. Dalam Kapal : 9.32 m;
4. Bahan Luar Kapal : Baja;
5. Bahan Dalam Kapal : Stainlesssteel.
- Bahwa pada tanggal 7 Februari 2011 diadakan RUPS
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera dengan dua
agenda, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.
Dalam RUPS Luar Biasa dilakukan pemilihan pengurus

6
dan ditetapkan kembali Richardus Mulyo, S.T., M.T.
sebagai Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera.
Serta dalam RUPS Tahunan dibahas
pertanggungjawaban Keuangan di Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera selama satu tahun.
- Dengan notulensi sebagai berikut:

Keputusan:
Terpilihnya kembali Richardus Mulyo, S.T., M.T.
sebagai Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera.
Jam Penutupan : diakhiri pada 14.00 WIB

yang dihadiri oleh:

NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo S.T., Direktur Utama PT Jaya
M.T Lintas Samudera
Sugeng Marzuki Komisaris Utama dan
Pemegang Saham PT Jaya
Lintas Samudera
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT
M.M. Jaya Lintas Samudera
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi,S.H.,M.M. Direktur Personalia PT
Jaya Lintas Samudera
Ravina Pahlevi, SE., Komisaris
M.E.
M. Fauzan, S.E., M.M. Komisaris
Novia Salsabila, Komisaris
S.E., M.E.
Suhaimi Maulana, Komite Audit
S.E., M.M.
Glenda Nasution Selaku Pemegang Saham
Fatimah Dwi Selaku Pemegang saham
Satria Eka Selaku Pemegang Saham

- Bahwa pada tanggal 21 Januari 2014 PT Bumi Indah


Perkasa mengajukan permintaan menyewa Kapal Tanker
kepada Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera untuk
mengirim limbah ke Mei Fung Corporation Singapura

7
dengan sistem Time Charter;
- Bahwa pada tanggal 22 januari 2014 Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera mengadakan rapat direksi
guna membahas klausula perjanjian dengan PT Bumi
Indah Perkasa (Vide Barng Bukti Nomor
14/Epl.2/V/2018);
- Bahwa pada tanggal 28 Januari 2014 Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera yang diwakili Richardus
Mulyo, S.T., M.T. bersama dengan Melati Ayu, S.T.,
M.Eng. mengadakan perjanjian dengan PT Bumi Indah
Perkasa yang diwakili oleh Sharon Clarins;
- Bahwa dalam perjanjian No. 29/MIM/VII/2014
disepakati bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
menyepakati penyewaan Kapal Tanker dengan metode
Time Charter;
- Bahwa dalam perjanjian tersebut PT Bumi Indah
Perkasa menyewa kapal kepada Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera dengan sistem kontrak sewa
perjalanan jangka pendek, menengah, maupun panjang
(time charter) Kapal yang disewa adalah “Kapal
Farisi Bahari II” yang berbendera Indonesia dan
dibentuk tahun 2008, dengan nakhoda Remigius
Alexandro dalam jangka waktu 5 tahun dan akan
diperbaharui setiap 5 tahun;
- Bahwa PT Bumi Indah Perkasa menyewa “Kapal Farisi
Bahari II” untuk mengirimkan limbah kepada Mei
Fung Corporation di Singapura. Limbah tersebut
adalah merkuri dan klomorium fluorin yang
dihasilkan oleh PT Arga Perak Lestari dari hasil
olahan berbagai jenis peralatan elektronik. Limbah
Klomirium Fluorin adalah limbah yang tidak
terdaftar di Indonesia, namun ditemukan bahwa
limbah tersebut mengandung senyawa Hidrogen
Fluorida. Merkuri dan Hidrogen Fluorida merupakan
Limbah B3 kategori 1. Dimana hal ini diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun. Sesuai dengan perjanjian
No. 34/VII/089 antara PT Bumi Indah Perkasa dan

8
Mei Fung Corporation bahwa limbah yang diolah oleh
PT Bumi Indah Perkasa hanya bisa sampai presentase
70% sehingga 30% unsur yang masih mencemari
lingkungan diolah oleh Mei Fung Corporation;
- Bahwa dalam perjanjian tersebut disepakati
klausula sebagai berikut:

PASAL 1

OBJEK YANG DISEWAKAN

Jenis KAPAL : Chemical Tanker


Nama KAPAL : Farisi Bahari II
Mesin : Makita Diesel Type LN42
Tahun : 2008
Class : BKI
Bendera : Indonesia
Untuk selanjutnya Chemical Tanker disebut
KAPAL.

PASAL 2

HARGA SEWA

Harga sewa KAPAL adalah Rp 600.000.000,-.


(terbilang enam ratus juta rupiah)
perbulan/30 (tiga puluh) hari, belum termasuk
pajak-pajak PPN dan PPH (Pajak ditanggung
Penyewa) serta beban biaya PIHAK KEDUA
sebagaimana tercantum dalam poin berikut
dibawah ini :

PASAL 3
BEBAN BIAYA PIHAK PERTAMA

1. Gaji Nakhoda dan Anak Buah KAPAL (ABK);


2. Uang Makan Anak Buah KAPAL (ABK);
3. Oli untuk mesin induk dan mesin bantu;
4. Perlengkapan standar keperluan KAPAL;
5. Docking menurut ketentuan yang berlaku;
6. Asuransi KAPAL;
7. Perlengkapan KAPAL yang digunakan untuk
menggandeng KAPAL;
8. Pengurusan Perpanjangan Surat-surat KAPAL
yang habis masa berlakunya;
9. Bahan bakar KAPAL.

9
PASAL 4
BEBAN PIHAK KEDUA

1. Air Tawar;
2. Call Fee;
3. Biaya Pelabuhan Pemuatan/Bongkar;
4. Premi Nakhoda / ABK;
5. Asuransi Muatan;
6. Biaya Pengurusan dokumen Keluar / Masuk
Pelabuhan dan Muatan.

PASAL 5

KONDISI SEWA

1. PIHAK KEDUA menyewa KAPAL dengan sistem Time


Charter. Dimana KAPAL tersebut hanya boleh
digunakan oleh PIHAK KEDUA hingga berakhir
masa sewa;
2. KAPAL tidak boleh digunakan oleh pihak lain
yang tidak diatur dalam perjanjian ini.

PASAL 6

TEMPAT DAN WAKTU ON/OFF HIRE

1. PIHAK PERTAMA akan menunjukkan KAPAL, di


Pelabuhan Tanjung Priok pada tanggal dan
waktu tersebut (Senin,28 Januari 2014 atau
sesuai berita acara On Hire) akan dinyatakan
sebagai On Hire. Untuk hal tersebut akan
dibuatkan suatu berita acara On Hire di
Jakarta Utara.
2. Pada saat PIHAK KEDUA tidak lagi
memperpanjang kontrak, maka PIHAK KEDUA akan
mengembalikan Chemical Tanker. Untuk hal
tersebut akan dibuatkan suatu berita
acara OFF HIRE di Jakarta Utara.

PASAL 7

JANGKA WAKTU SEWA

Jangka waktu sewa yang disepakati oleh kedua


belah pihak adalah 5 (lima) tahun sejak
tanggal ditanganinya suatu berita acara ON

10
HIRE. Apabila dikehendaki maka akan diadakan
perpanjangan kontrak sesuai kesepakatan kedua
PIHAK yang akan dituangkan dalam suatu
kontrak tersendiri.

PASAL 8

TEMPAT PENGOPERASIAN KAPAL

1. Tempat pengoperasian adalah perairan


Kalimantan, Sumatra, Jawa,Singapura dan
sekitarnya. Nakhoda / ABK berhak menolak
untuk mengoperasikan KAPAL. Apabila daerah
pengoperasian tidak memungkinkan dan atau
membahayakan keselamatan KAPAL dan melaporkan
hal tersebut kepada pemilik / Operator KAPAL.
2. Untuk daerah terlarang sebagaimana tersebut
diatas, maka PIHAK KEDUA harus mendapatkan
izin tertulis dari PIHAK PERTAMA, dalam hal
ini PIHAK PERTAMA mempunyai pilihan untuk
menolak dan atau membatalkan perjanjian.

PASAL 9

JENIS MUATAN

Muatan yang diangkut oleh KAPAL Farisi Bahari


II adalah Limbah B3.

PASAL 10

PEMBAYARAN

1. Pada saat tanda tangan kontrak pada tanggal


Senin tanggal 28 Januari 2014,dilakukan
pembayaran cash 1 (satu) bulan di muka
sebesar Rp 600.000.000,-(enam ratus juta
rupiah). Dan pada saat On Hire akan dibukakan
cek mundur 20 (dua puluh) hari untuk sewa
bulan kedua, dan pembayaran berikutnya akan
dilakukan 10 (sepuluh) hari sebelum jatuh
tempo bulan ke tiga, demikian seterusnya akan
dibayar untuk bulan berikutnya.

11
2. Pada akhir kontrak bila terjadi lebih atau
kurang tepat atas pemakaian KAPAL akan
diperhitungkan dengan sewa bulanan di bagi 30
(tiga puluh) hari atau sama dengan Rp
20.000.000,-(dua puluh juta rupiah)/hari.
3. Semua pembayaran dilakukan secara transfer ke
rekening PIHAK PERTAMA:
A/N : PT Jaya Lintas Samudera
Bank BCA Cab : Kelapa Gading Raya
Bank Mandiri Cab : Kelapa Gading Raya

PASAL 11

FORCE MAJEURE

1. Apabila salah satu pihak dalam perjanjian ini


terhalang atau terlambat melakukan kewajiban
akibat FORCE MAJEURE, maka pihak yang
terlambat tersebut tidak dianggap telah
melakukan pelanggaran selama dalam masa
keadaan FORCE MAJEURE tersebut. Dari kejadian
tersebut timbul suatu biaya atau klaim dari
pihak ketiga atau pihak lainnya, maka biaya
tersebut akan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab PIHAK KEDUA.
2. Hal – hal lain yang belum tercantum dalam
perjanjian ini akan dimusyawarahkan untuk
kemudian dituangkan dalam suatu addendum
tersendiri yang merupakan suatu bagian yang
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani
kedua belah pihak dalam rangkap 2 (dua) yang
masing-masing dibubuhi materai secukupnya
sehingga mengikat secara hukum
dimana masing-masing copy aslinya dipegang
oleh kedua pihak serta mempunyai kekuatan
hukum yang sama.
PASAL 12
TANGGUNGJAWAB
PIHAK KEDUA tidak bertanggungjawab atas
limbah yang telah diserahkan kepada pihak
pertama.

12
PASAL 13
PENUTUP
Segala sesuatu yang tidak diatur dalam
perjanjian ini,dapat diatur dikemudian hari
atas kesepakatan kedua belah pihak dan dengan
didasari niat baik kedua pihak untuk
melaksanakannya, maka perjanjian ini
ditandatangani.
- Bahwa Pada tanggal 22 Juli 2014 merupakan hari
pertama Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
mengirimkan limbah PT Bumi Indah Perkasa kepada
Mei Fung Corporation;
- Bahwa berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada
tahun 2015 Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
mengalami penurunan pendapatan sebesar 10.60%,
senilai Rp. 82.488.000.000 dengan rincian sebagai
berikut:

PT JAYA LINTAS SAMUDERA


Neraca Keuangan Tahunan
Per 31 Desember 2014
(Dalam Juta Rupiah)
2004 2004
AKTIVA KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
AKTIVA KEWAJIBAN
LANCAR LANCAR
Sisa Kas 1.628.059.000. Pajak 2.238.000.000.
Setelah 1 000 Penyewaan 000
Tahun dan
Pengiriman
Piutang 188.700.000.00 Hutang 504.120.000.00
Usaha 0 Usaha 0
Dari Penyewaan : Beban 360.000.000.00
Pembelian 0
Kapal Baru
1. Total 10.605.100.000 Total Beban 2.540.000.000.
Penyewaan .000 Upah 000
Kapal Time Dibayar
Charter Dalam

13
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 9.500.150.000. Total Beban 1.416.000.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
Kapal Spot alat-alat
Charter Perusahaan
3. Total 8.670.090.000. Total Beban 21.801.000.000
Penyewaan 000 Perawatan .000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 750.250.000.
Beban Lain- 000
Lain
perusahaan

Jumlah 30.592.099.000 Jumlah 29.609.370.000


Aktiva .000 Kewajiban .000
Lancar Lancar

AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 186.730.000.00 Kewajiban 640.700.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 289.900.000.00 Hutang 40.100.000.000
Tidak 0 Hubungan
Lancar Istimewa
Lain-Lain

Jumlah 476.000.000.00 Jumlah 680.800.000.00


Aktiva 0 Kewajiban 0
Tidak Tidak
Lancar Lancar

Jumlah -
Penyusutan 204.800.000.00
Aktiva 0

14
Tidak
Lancar

Jumlah 777.929.000.00
Akhir 0
Aktiva –
Pasiva

PT JAYA LINTAS SAMUDERA


Neraca Keuangan Tahunan
Per 31 Desember 2015
(Dalam Juta Rupiah)
2005 2005
AKTIVA KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
AKTIVA KEWAJIBAN
LANCAR LANCAR
Sisa Kas 777.929.000.00 Pajak 2.253.000.000.
Setelah 1 0 Penyewaan 000
Tahun dan
Pengiriman
Piutang 463.200.000.00 Hutang 285.100.000.00
Usaha 0 Usaha 0
Dari Penjualan Hasil Beban 560.000.000.00
Produksi : Pembelian 0
Kapal Baru
1. Total 9.647.370.000. Total Beban 2.590.200.000.
Penyewaan 000 Upah 000
Kapal Time Dibayar
Charter Dalam
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 9.970.870.000. Total Beban 1.432.000.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
Kapal Spot alat-alat
Charter Perusahaan
3. Total 10.939.110.000 Total Beban 22.015.250.000
Penyewaan .000 Perawatan .000
COA Kapal
Perusahaan

15
Kewajiban 1.765.000.000.
Beban Lain- 000
Lain
perusahaan

Jumlah 31.798.479.000 Jumlah 30.900.550.000


Aktiva .000 Kewajiban .000
Lancar Lancar

AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 170.802.000.00 Kewajiban 680.700.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 335.410.000.00 Hutang 28.000.000.000
Tidak 0 Hubungan
Lancar Istimewa
Lain-Lain

Jumlah 506.212.000.00 Jumlah 708.700.000.00


Aktiva 0 Kewajiban 0
Tidak Tidak
Lancar Lancar

Jumlah -
Penyusutan 202.488.000.00
Aktiva 0
Tidak
Lancar

Jumlah 695.441.000.00
Akhir 0
Aktiva –
Pasiva

- Bahwa laporan keuangan perusahaan pada tahun 2016


Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera mencatat
penurunan pendapatan senilai Rp. 665.042.000.000

16
yang semakin besar yaitu 95.62% dengan rincian
sebagai berikut:

PT JAYA LINTAS SAMUDERA


Neraca Keuangan Tahunan
Per 31 Desember 2016
(Dalam Juta Rupiah)
2006 2006
AKTIVA KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
AKTIVA KEWAJIBAN
LANCAR LANCAR
Sisa Kas 695.441.000.00 Pajak 2.301.000.000.
Setelah 1 0 Penyewaan 000
Tahun dan
Pengiriman
Piutang 482.000.000.00 Hutang 270.000.000.00
Usaha 0 Usaha 0
Dari Penjualan Hasil Beban -
Produksi : Pembelian
Kapal Baru
1. Total 9.638.083.000. Total Beban 2.620.700.000.
Penyewaan 000 Upah 000
Kapal Time Dibayar
Charter Dalam
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 9.557.183.000. Total Beban 1.458.900.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
Kapal Spot alat-alat
Charter Perusahaan
3. Total 9.929.709.000. Total Beban 21.978.600.000
Penyewaan 000 Perawatan .000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 1.580.800.000.
Beban Lain- 000
Lain
perusahaan

Jumlah 30.302.416.000 Jumlah 30.210.000.000

17
Aktiva .000 Kewajiban .000
Lancar Lancar

AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 185.750.000.00 Kewajiban 550.500.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 328.760.000.00 Hutang 26.000.000.000
Tidak 0 Hubungan
Lancar Istimewa
Lain-Lain

Jumlah 514.510.000.00 Jumlah 576.500.000.00


Aktiva 0 Kewajiban 0
Tidak Tidak
Lancar Lancar

Jumlah -
Penyusutan 61.990.000.000
Aktiva
Tidak
Lancar

Jumlah 30.399.000.000
Akhir
Aktiva –
Pasiva

- Bahwa diadakan rapat direksi tertanggal 10


November 2016 guna membahas masalah penurunan
pendapatan Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera;
- Dengan Notulensi sebagai berikut :

Keputusan:
Membahas bagaimana mengatasi penurunan
pendapatan Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera.
Jam Penutupan : diakhiri pada 14.00 WIB

18
- yang dihadiri oleh :

NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo S.T., Direktur Utama PT Jaya
M.T Lintas Samudera
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT
M.M. Jaya Lintas Samudera
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi,S.H.,M.M. Direktur Personalia PT
Jaya Lintas Samudera

- Bahwa pada tahun 2017 Terdakwa PT Jaya Lintas


Samudera kembali mengalami penurunan pendapatan
yang signifikan setiap 3 bulan Per 31 Maret 2017,
Per 30 juni 2017 dan Per 30 September 2017
terhitung dari bulan Januari 2017, dengan rincian
laporan keuangan sebagai berikut:

PT JAYA LINTAS SAMUDERA


Neraca Keuangan Triwulan
Per 31 Maret 2017
(Dalam Juta Rupiah)
2006 2006
AKTIVA KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
AKTIVA KEWAJIBAN
LANCAR LANCAR
Sisa Kas 30.399.000.000 Pajak 801.000.000.00
Setelah 1 Penyewaan 0
Tahun dan
Pengiriman
Piutang 168.000.000.00 Hutang 170.000.000.00
Usaha 0 Usaha 0
Dari Penjualan Hasil Beban -
Produksi : Pembelian
Kapal Baru
1. Total 3.638.083.000. Total Beban 720.700.000.00
Penyewaan 000 Upah 0
Kapal Time Dibayar

19
Charter Dalam
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 3.557.183.000. Total Beban 558.900.000.00
Penyewaan 000 Perawatan 0
Kapal Spot alat-alat
Charter Perusahaan
3. Total 3.929.709.000. Total Beban 7.978.600.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 830.800.000.00
Beban Lain- 0
Lain
perusahaan

Jumlah 11.323.374.000 Jumlah 11.060.000.000


Aktiva .000 Kewajiban .000
Lancar Lancar

AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 35.750.000.000 Kewajiban 150.500.000.00
Jangka Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 100.760.000.00 Hutang 103.000.000.00
Tidak 0 Hubungan 0
Lancar Istimewa
Lain-Lain

Jumlah 136.510.000.00 Jumlah 253.500.000.00


Aktiva 0 Kewajiban 0
Tidak Tidak
Lancar Lancar

Jumlah -
Penyusutan 116.990.000.00

20
Aktiva 0
Tidak
Lancar

Jumlah 146.384.000.00
Akhir 0
Aktiva –
Pasiva

- Bahwa berdasarkan laporan keuangan pada bulan Juni


2017 Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera mengalami
penurunan revenue sebesar 48.30%, senilai Rp.
70.713.000.000 dengan rincian sebagai berikut:

PT JAYA LINTAS SAMUDERA


Neraca Keuangan Triwulan
Per 30 Juni 2017
(Dalam Juta Rupiah)
2006 2006
AKTIVA KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
AKTIVA KEWAJIBAN
LANCAR LANCAR
Sisa Kas 146.384.000.00 Pajak 791.000.000.00
Setelah 1 0 Penyewaan 0
Tahun dan
Pengiriman
Piutang 29.000.000.000 Hutang 290.000.000.00
Usaha Usaha 0
Dari Penjualan Hasil Beban -
Produksi : Pembelian
Kapal Baru
1. Total 1.838.083.000. Total Beban 720.700.000.00
Penyewaan 000 Upah 0
Kapal Time Dibayar
Charter Dalam
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 1.747.183.000. Total Beban 558.900.000.00
Penyewaan 000 Perawatan 0
Kapal Spot alat-alat

21
Charter Perusahaan
3. Total 2.219.709.000. Total Beban 2.340.600.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 990.738.000.00
Beban Lain- 0
Lain
perusahaan

Jumlah 5.980.359.000. Jumlah 5.691.938.000.


Aktiva 000 Kewajiban 000
Lancar Lancar

AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 580.750.000.00 Kewajiban 650.500.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 100.760.000.00 Hutang 243.760.000.00
Tidak 0 Hubungan 0
Lancar Istimewa
Lain-Lain

Jumlah 681.510.000.00 Jumlah 894.260.000.00


Aktiva 0 Kewajiban 0
Tidak Tidak
Lancar Lancar

Jumlah -
Penyusutan 212.750.000.00
Aktiva 0
Tidak
Lancar

Jumlah 75.671.000.000
Akhir
Aktiva –
Pasiva

22
- Bahwa berdasarkan laporan keuangan pada bulan Juni
2017 Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera mengalami
penurunan pendapatan sebesar 44.41%, senilai Rp.
33.604.000.000 dengan rincian sebagai berikut:

PT JAYA LINTAS SAMUDERA


Neraca Keuangan Triwulan
Per 30 September 2017
(Dalam Juta Rupiah)
2006 2006
AKTIVA KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
AKTIVA KEWAJIBAN
LANCAR LANCAR
Sisa Kas 75.671.000.000 Pajak 750.000.000.00
Setelah 1 Penyewaan 0
Tahun dan
Pengiriman
Piutang 31.250.000.000 Hutang 307.000.000.00
Usaha Usaha 0
Dari Penjualan Hasil Beban -
Produksi : Pembelian
Kapal Baru
1. Total 2.018.700.000. Total Beban 1.190.000.000.
Penyewaan 000 Upah 000
Kapal Time Dibayar
Charter Dalam
Setahun
Kerja
kantor
2. Total 1.970.234.000. Total Beban 679.800.000.00
Penyewaan 000 Perawatan 0
Kapal Spot alat-alat
Charter Perusahaan
3. Total 1.819.600.000. Total Beban 1.973.520.000.
Penyewaan 000 Perawatan 000
COA Kapal
Perusahaan
Kewajiban 890.738.000.00
Beban Lain- 0

23
Lain
perusahaan

Jumlah 5.915.455.000. Jumlah 5.791.058.000.


Aktiva 000 Kewajiban 000
Lancar Lancar

AKTIVA KEWAJIBAN
TIDAK TIDAK
LANCAR LANCAR
Investasi 379.670.000.00 Kewajiban 428.000.000.00
Jangka 0 Imbalan 0
Panjang Pekerja
Part – Time
/ Panggilan
Aktiva 109.760.000.00 Hutang 143.760.000.00
Tidak 0 Hubungan 0
Lancar Istimewa
Lain-Lain

Jumlah 489.430.000.00 Jumlah 571.760.000.00


Aktiva 0 Kewajiban 0
Tidak Tidak
Lancar Lancar

Jumlah -
Penyusutan 82.330.000.000
Aktiva
Tidak
Lancar

Jumlah 42.067.000.000
Akhir
Aktiva –
Pasiva

- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera melakukan


pengiriman limbah dari PT Bumi Indah Perkasa
kepada Mei Fung Corporation sesuai dengan jadwal
berikut:

24
PT JAYA LINTAS SAMUDERA
Jadwal Pengiriman
PT Bumi Indah Perkasa kepada Mei Fung
Corporation
Pengiriman Tanggal Keterangan
Pertama 22 Juli 2014 100 ton Limbah (75
ton Klomorium
Fluorin dan 25 ton
Merkuri)
Kedua 24 Januari 2015 200 ton Limbah
(150 ton Klomorium
Fluorin dan 50 ton
Merkuri)
Ketiga 21 Desember 400 ton Limbah
2015 (300 ton Klomorium
Fluorin dan 100
ton Merkuri)
Keempat 30 Agustus 2015 400 ton Limbah
(300 ton Klomorium
Fluorin dan 100
ton Merkuri)
Kelima 2 Mei 2016 500 ton Limbah
(375 ton Klomorium
Fluorin dan 125
ton Merkuri)
Keenam 11 Januari 2017 500 ton Limbah
(375 ton Klomorium
Fluorin dan 125
ton Merkuri)
Ketujuh 15 Desember 650 ton Limbah
2017 (487.5 ton
Klomorium Fluorin
dan 162.5 ton
Merkuri)

- Bahwa diketahui pada akhir tahun 2017 Indonesia


sedang dilanda badai yang bertiupnya angin timur
ke barat sesuai dengan laporan BMKG tertanggal 14
Desember 2017;
- Bahwa pada tahun 2017 Terdakwa PT JAYA LINTAS
SAMUDERA pada tahun 2007 TERDAKWA PT JAYA LINTAS

25
SAMUDERA tidak melakukan perawatan yang sesuai
dengan SOP BKI mengenai annual checking, yaitu
pengecekan kondisi kapal setiap satu tahun sekali
secara menyeluruh terutama bagian dalam lambung
kapal yang terbuat dari bahan stainless steel yang
dapat mengalami penipisan akibat korosi dengan
limbah B3 yang diangkut walaupun diketahui kondisi
Kapal Farisi Bahari II sudah tidak dalam kondisi
prima yakni adanya penipisan lambung kapal yang
seharusnya 350 mm menjadi 218 mm (Vide Barang
Bukti Nomor 24/Epl.2/V/2018) dan pada akhir tahun
2017 diketahui indonesia sedang dilanda musim
badai;
- Bahwa pada tanggal 14 Desember 2017 diadakan rapat
direksi Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera yang
dihadiri oleh Richardus Mulyo, S.T., M.T. selaku
Direktur Utama PT Jaya Lintas Samudera, Melati
Ayu, S.T., M.Eng. selaku Direktur Operasional PT
Jaya Lintas Samudera, Anita Zahira, S.E., M.M.
selaku Direktur Keuangan PT Jaya Lintas Samudera,
bertempat di kantor PT Jaya Lintas Samudera yang
beralamat di Jalan Sunter Agung Nomor 18,
Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok,
DKI Jakarta. Rapat direksi ini diadakan dengan
agenda pembahasan pengantaran limbah B3 milik PT
Bumi Indah Perkasa yang diangkut dengan kapal
Farisi Bahari II, dan kemudian akan diantarkan ke
Mei Fung Corporation di Singapura;
- Bahwa dalam rapat Direksi pada tanggal 14 Desember
2017 Sebagai berikut:

Keputusan:
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera akan tetap
memberangkatkan kapal Farisi Bahari II pada
tanggal 15 Desember 2017 dalam keadaan apapun
termasuk badai.
Jam Penutupan : diakhiri pada 16.00 WIB

yang dihadiri oleh:

26
NAMA KETERANGAN
Richardus Mulyo, Direktur Utama PT Jaya
S.T., M.T. Lintas Samudera.
Melati Ayu, S.T., Direktur Operasional PT
M.Eng. Jaya Lintas Samudera.
Anita Zahira, S.E., Direktur Keuangan PT JAYA
M.M. LINTAS SAMUDERA.
Marcelino Owen, S.E., Direktur Komersial PT
M.Si. Jaya Lintas Samudera
Novita Dwi, S.H., Direktur Personalia PT
M.M. Jaya Lintas Samudera

- Bahwa pada tanggal 15 Desember 2018 pada pukul


11.00 WIB kapal Farisi Bahari II milik Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera berangkat menuju pelabuhan
milik PT Bumi Indah Perkasa untuk mengambil limbah
B3 milik PT Bumi Indah Perkasa yang kemudian akan
diantarkan menuju Mei Fung Corporation yang
berlokasi di Singapura untuk kemudian diolah
menjadi limbah ramah lingkungan;
- Bahwa pada tanggal 15 Desember 2017 pada pukul
20.00 WIB kapal Farisi Bahari II berangkat menuju
Singapura setelah Nakhoda kapal Farisi Bahari II
Remigius Alexandro, S.ST menandatangani surat
pernyataan kesanggupan berlayar dalam kondisi
badai yang diperintahkan oleh Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera;
- Bahwa berdasarkan keterangan Capt. Ibadillah
Muzakkir, M.M. selaku Kepala Syahbandar Tanjung
Priok dalam berita acara pemeriksaannya
menjelaskan bahwa Nakhoda kapal Farisi Bahari II
bertanggung jawab mutlak atas risiko yang akan
terjadi saat berlayar sebagai konsekuensi telah
ditandatanganinya surat pernyataan kesanggupan
berlayar dalam kondisi badai oleh Nakhoda kapal
Farisi Bahari II atas perintah Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera;
- Bahwa diketahui saat keberangkatan, pada titik
koordinat 106.8813401° BT , -5.8607556° LS kapal
farisi Bahari II menabrak karang tumbuh yang

27
menyebabkan tergoresnya lambung bagian luar kapal
Farisi Bahari II dan kapal tetap melanjutkan
perjalanan (Vide Barang Bukti Nomor
18/Epl.2/V/2018);
- Bahwa setidak-tidaknya 3 jam setelah menempuh
perjalanan dari Tanjung Priok, pada titik
koordinat 106.7894° BT , -5.674980° LS terjadi
badai yang menyebabkan kapal Farisi Bahari II
terguncang dan mengakibatkan beberapa kebocoran
lubang pada lambung kapal sebanyak tiga lubang
dengan panjang masing-masing 2 meter yang pertama
kali diketahui oleh Elo Mardiarso Anggoro selaku
Anak Buah Kapal (Vide Barang Bukti
23/Epl.2/V/2018);
- Bahwa Elo Mardiarso Anggoro melaporkan adanya
kebocoran pada lambung kapal kepada Nakhoda
Remigius Alexandro. Nakhoda Remigius Alexandro
memberitahukan perihal kebocoran Kapal Farisi
Bahari II kepada Direktur Utama PT Jaya Lintas
Samudera, Richardus Mulyo yang kemudian Richardus
Mulyo merekomendasikan kapal Farisi Bahari II
untuk kembali ke Tanjung Priok dalam kondisi kapal
yang bocor karena kondisi kapal Farisi Bahari II
yang tidak memungkinkan untuk mengangkut limbah ke
Singapura. Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera dan
Nakhoda tidak memberi kabar kepada pihak
Syahbandar atas kejadian tersebut;
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2017 pada pukul
00.01 WIB, Remigius Alexandro, S.ST. menakhodai
kapal Farisi Bahari II kembali menuju Tanjung
Priok dan di dalam kapal tidak terdapat alat untuk
mengatasi kebocoran kapal tersebut yang
menyebabkan tumpahnya limbah;
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2017 pihak Terdakwa
PT Jaya Lintas Samudera melalui Richardus Mulyo,
S.T., M.T. menghubungi PT Bumi Indah Perkasa untuk
memberitahukan kebocoran limbah milik PT Bumi
Indah Perkasa dengan memberikan keterangan berupa

28
titik koordinat yang tidak sesuai dengan titik
koordinat tempat terjadinya kebocoran yakni
107.0179711° BT , -5.4832725° LS dimana yang
sebenarnya terletak di titik koordinat 106.7894°
BT , -5.674980° LS;
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2017 pihak PT Bumi
Indah Perkasa melaporkan ke pihak Dinas Lingkungan
Hidup mengenai kebocoran sesuai dengan koordinat
yang diberitahukan Direktur Utama PT Jaya Lintas
Samudera, Richardus Mulyo, S.T., M.T.;
- Bahwa dalam hal pengembalian limbah kepada PT Bumi
Indah Perkasa, PT Bumi Indah Perkasa tidak
menerima pengembalian limbah dari Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera yang diangkut oleh kapal Farisi
Bahari II sesuai dalam perjanjian No.
29/MIM/VII/2014 antara PT Bumi Indah Perkasa dan
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera;
- Bahwa pada tanggal 18 Desember 2017 Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta mulai
melakukan penanggulangan terhadap lokasi yang
dilaporkan oleh Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
kepada PT Bumi Indah Perkasa;
- Ditemukan fakta bahwa adanya laporan kembali dari
masyarakat terjadi kerusakan biota laut yang masif
di Laut Jawa Sepanjang garis pantai utara pulau
jawa dan terdapat 100 orang yang meninggal dunia
karena keracunan yang berasal dari laut yang
tercemari oleh limbah klomirium fluorin dan
merkuri, diantaranya :

No Nama (Jenis Kelamin/Umur) Penyebab Kematian


.
1. Ahmad Badarudin (L/40) Gagal Ginjal
2. Marcelina Yani (P/44) Gagal Ginjal
3. Yuniarti (P/25) Gagal Ginjal
4. Tyas Ayudita (P/40) Jantung
5. Sunarno (L/55) Jantung
6. Kunto Wiryo (L/39) Diare
7. Krisnadean (L/29) Diare
8. Bima Aji (L/3) Kerusakan saraf pada
otak
9. Indra Giri (L/4) Kerusakan saraf pada

29
otak
10 Rizki Wijayanto (L/1) Kerusakan saraf pada
. otak
11 Kurniawan (L/15) Kerusakan saraf pada
. otak
12 Adji Rahmat (L/50) Jantung
.
13 Baktiar Adi (L/22) Gagal Ginjal
.
14 Cahaya Ratna (P/42) Diare
.
15 Ari Junianto (L/33) Gagal Ginjal
.
16 Maringga Ramadhan (L/44) Diare
.
17 Irsyadul (L/5) Kerusakan saraf pada
. otak
18 Muhammad Fitra (L/52) Gagal Ginjal
.
19 Haris Vardan (L/2) Kerusakan saraf pada
. otak
20 Nagita Slavina (P/37) Gagal Ginjal
.
21 Raffi Ahmad (L/60) Jantung
.
22 Raden Jayananda (L/55) Jantung
.
23 Henricko Dwi (L/40) Diare
.
24 Heri Jayadi (L/56) Jantung
.
25 Sanjaya Ahmad (L/41) Gagal Ginjal
.
26 Zakaria Anshori (L/70) Jantung
.
27 Muntahir (L/66) Jantung
.
28 Henriyansyah (L/55) Gagal Ginjal
.
29 Anang Handoyo (L/76) Jantung
.
30 Asmirandah (P/55) Jantung
.
31 Kevin Gilbert (L/33) Gagal Ginjal

30
.
32 Christine Bella (P/43) Diare
.
33 Sandra Dewi (P/46) Jantung
.
34 Isabella (P/2) Kerusakan saraf pada
. otak
35 Larasati Indah (P/3) Kerusakan saraf pada
. otak
36 Bangun Samudra (L/39) Diare
.
37 Roy Gilang (L/44) Gagal Ginjal
.
38 Ginan Kurniawan (L/55) Jantung
.
39 Ahmad Alana (L/2) Kerusakan saraf pada
. otak
40 Sany Wiyantoro (L/62) Jantung
.
41 Tegar Muharom (L/67) Jantung
.
42 Setya Rusmanto (L/55) Jantung
.
43 Aisyah (P/45) Gagal Ginjal
.
44 Maulidya (P/40) Gagal Ginjal
.
45 Sari Desinta (P/48) Gagal Ginjal
.
46 Sri Wiyanti (P/33) Gagal Ginjal
.
47 Sudjiwono (L/56) Jantung
.
48 Jumali (L/66) Jantung
.
49 Noer Azhar (L/12) Kerusakan saraf pada
. otak
50 Vicky Putra (L/55) Jantung
.
51 Ardiansyah (L/30) Gagal Ginjal
.
52 Aris Prasetya (L/40) Gagal Ginjal
.
53 Regina Yuni (P/47) Gagal Ginjal

31
.
54 Adella Miranda (P/44) Gagal Ginjal
.
55 Dwi Oktaviani (P/39) Gagal Ginjal
.
56 Eka Martha (P/50) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
57 Sri Yuniarti (P/55) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
58 Supiyatun (P/60) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
59 Hendrawan (P/62) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
60 Joko Kuswono (L/23) Sesak Nafas
.
61 Suryanto (L/63) Sesak Nafas
.
62 Elinda Sinta (L/25) Sesak Nafas
.
63 Siti Badriyah (P/33) Sesak Nafas
.
64 Lucinta Luna (P/58) Sesak Nafas
.
65 Wulansari (P/34) Sesak Nafas
.
66 Alvian Rizky (L/70) Gagal Ginjal
.
67 Dharma Aji (L/69) Gagal Ginjal
.
68 Waskito (L/67) Gagal Ginjal
.
69 Willy Saputra (L/68) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
70 Dimas Anggara (L/60) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
71 Taufiq Lingga (L/10) Keracunan
.

32
72 Arizal Hanif (L/8) Keracunan
.
73 Brian Pratama (L/9) Keracunan
.
74 Annas Riyansyah (P/45) Gagal Ginjal
.
75 Iqbal Muhammad (L/48) Gagal Ginjal
.
76 Fitri Ananda (P/65) Gagal Ginjal
.
77 Shinta Amanda (P/47) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
78 Tara Budiman (L/60) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
79 Edward Akbar (L/69) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
80 Dwi Andhika (L/71) Kardiomiopati
. (kelainan pada otot
jantung)
81 Marwoto (L/11) Keracunan
.
82 Maruli Sitompul (L/10) Keracunan
.
83 Remy Wijaya (L/12) Keracunan
.
84 Christian Sugiono (L/9) Kerusakan saraf pada
. otak
85 Titi Kamal (P/13) Sesak Nafas
.
86 Anwar Besari (L/15) Sesak Nafas
.
87 Dina Mariana (P/12) Sesak Nafas
.
88 Donita (P/17) Sesak Nafas
.
89 Junita Arcan (P/19) Sesak Nafas
.
90 Suwandi Utomo (L/8) Kerusakan saraf pada
. otak
91 Koesnandi (L/9) Kerusakan saraf pada

33
. otak
92 Maya Wulan (P/8) Kerusakan saraf pada
. otak
93 Marissa Anita (P/10) Kerusakan saraf pada
. otak
94 Hedra Wijaya (L/75) Gagal Ginjal
.
95 Siti Sumarni (P/72) Gagal Ginjal
.
96 Melody Prima (P/65) Gagal Ginjal
.
97 Muhammad Karim (L/70) Gagal Ginjal
.
98 Adi Kusmanto (L/73) Gagal Ginjal
.
99 Rendy Bowo (L/16) Sesak Nafas
.
10 Salma Paramitha (P/18) Sesak Nafas
0.

Grafik :

34
- Bahwa Dinas Lingkungan Hidup telah mengambil
sampel sebagai berikut yang kemudian disita dan
terlampir menjadi barang bukti berdasar B-
324/Ambil.Sampel/V/2018/DITRESKRIMSUS tertanggal 7
Mei 2018. Berdasarkan surat laporan hasil uji baku
mutu air laut dan uji sampel ikan No.
P.125/V/IK/2017 pada tanggal 22 Desember 2017
diketahui;

PARAMETER
No. Klomorium Mercury
KODE SAMPEL
Urut Florin (Hg)
(Cl/HF)
mg/L
1. Air Laut A >0,12 >0,025
2. Air Laut B >0,050 >0,90
DL >0,019 >0,050

DL= Detection Limit

Parameter Metoda/Alat
Klomorium Florin APHA, ed 20, 1998,
4500 Cl-HF/ Spektro
Mercury APHA, ed
20,1998,3500-Hg/
Spektro

PARAMETER

35
No. KODE SAMPEL Klomorium Mercury
Urut Florin (Hg)
(Cl/HF)
mg/L
1. Daging Ikan Tuna 0,011 0,22
A
2. Daging Ikan Tuna 0,012 0,32
B
3. Hati Ikan Tuna A 0,011 0,80
4. Hati Ikan Tuna B 0,019 0,89
5. Daging Ikan 0,009 0,30
Kakap A
6. Daging Ikan 0,010 0,59
Kakap B
7. Hati Ikan Kakap 0,022 0,60
A
8. Hati Ikan Kakak 0,018 0,90
B
9. Daging Ikan 0,004 0,45
Tengiri A
10. Daging Ikan 0,003 0.23
Tengiri B
11. Hati Ikan 0,006 0,50
Tenggiri A
12. Hati Ikan 0,005 0,40
Tenggiri B
13. Kerang Hijau A 0,050 50
14. Kerang Hijau B 0,030 80
DL 0,009 0,50

Parameter Metoda/Alat
Klomorium Florin APHA, ed 20, 1998,

- 4500 Cl-HF/ Spektro Maka


Mercury APHA, ed
20,1998,3500-Hg/
Spektro

tampak jelas bahwa pencemaran yang terjadi di laut


Jawa bagian utara pada titik koordinat 106.7894°
BT , -5.674980° LS yang disebabkan oleh bocornya
lambung Kapal Farisi Bahari II milik Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera bukanlah pencemaran yang
biasa namun pencemaran limbah B3 yang menyebabkan
kerusakan biota laut yang masif di laut Jawa

36
bagian utara dan mengakibatkan terlampauinya baku
mutu air laut, serta menyebabkan meninggalnya 100
orang karena keracunan;
- Bahwa pada tanggal 3 Januari 2018, Roedi Soegiono,
S.Ap., M.Ap. selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup
melaporkan atas kerusakan lingkungan yang terjadi
di Laut Jawa kepada Direktorat Reserse Kriminal
Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya;
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera tidak
melakukan perawatan sesuai dengan SOP BKI terhadap
Kapal Farisi Bahari II mengenai annual checking
pada tahun 2017, yaitu pengecekan kondisi kapal
setiap satu tahun sekali secara menyeluruh
terutama bagian dalam lambung kapal yang terbuat
dari bahan stainless steel yang dapat mengalami
penipisan akibat korosi dengan limbah B3 yang
diangkut. PT Jaya Lintas Samudera hanya melakukan
pengecekan bagian luar kapal dan mesin kapal yang
patut diketahui kondisi Kapal Farisi Bahari II
sudah tidak dalam kondisi prima yakni adanya
penipisan lambung kapal yang seharusnya 350 mm
menjadi 218 mm yang menyebabkan menipisnya lambung
kapal;
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera tetap
memberangkatkan Kapal Farisi Bahari II dalam
kondisi tidak prima dan cuaca badai;
- Bahwa Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera tidak
memiliki alat ketika lambung Kapal Farisi Bahari
II bocor dan tidak memberitahukan kepada pihak
syahbandar sesuai dengan SOP yang berlaku;
- Bahwa selanjutnya sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 2 huruf f yang menjelaskan asas dalam
Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan hidup adalah prinsip kehati-hatian
(precautionary principle) yaitu prinsip ke 15
dalam Deklarasi Rio dimana dalam penjelasannya
menyebutkan yang dimaksud dengan “asas kehati-

37
hatian” adalah bahwa ketidak pastian mengenai
dampak suatu usaha dan/atau kegiatan karena
keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan merupakan alasan untuk
menunda langkah-langkah meminimalisasi atau
menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup;

--------------- Pasal 99 ayat (3) jo. Pasal 116


ayat (1) huruf a jo. Pasal 119 Undang-undang Nomor
32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup ----------------------------------

Menimbang, bahwa setelah Surat Dakwaan yang


disusun oleh Penuntut teresebut dibacakan di
persidangan, Terdakwa menyatakan pada pokoknya telah
mengerti keseluruhan isi dan maksud surat dakwaan
tersebut;----------------------------------------------

Menimbang, bahwa sesudah pembacaan Surat Dakwaan


tersebut, Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya memilih
untuk terlebih dahulu menggunakan hak yang dimilikinya
sesuai dengan yang diatur dalam pasal 156 ayat (1)
KUHAP untuk mengajukan Keberatan atau Eksepsi; --------

Menimbang, bahwa Penasehat Hukum Terdakwa telah


mengajukan Surat Keberatan tertanggal 24 Agustus 2018
yang juga telah dibacakan pada Persidangan perdana di
hari Senin tanggal 27 Agustus 2018, atas Dakwaan yang
disusun oleh Penuntut Umum yang pada garis besarnya; --

1. DAKWAAN PENUNTUT UMUM OBSCUUR LIBELS OLEH


KARENANYA TIDAK MEMENUHI SYARAT MATERIIL SURAT
DAKWAAN

Sebagaimana diatur pada Pasal 143 ayat (2) KUHAP


menentukan bahwa suatu Surat Dakwaan harus memenuhi 2
(dua) syarat, yaitu:
a. Syarat Formil (vide: Pasal 143 ayat (2) huruf a
KUHAP)

38
Surat Dakwaan harus diberi tanggal dan
ditandatangani oleh Penuntut Umum;Surat Dakwaan
harus menyebut identitas lengkap
Terdakwa/Tersangka;
b. Syarat Materiil (vide: Pasal 143 ayat (2) huruf b
KUHAP)
Surat Dakwaan harus memuat uraian secara cermat,
jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat
tindak pidana itu dilakukan.
Namun untuk selanjutnya yang dimaksud dengan
uraian atau rumusan Surat Dakwaan yang cermat, jelas,
dan lengkap, yang merupakan persyaratan materiil suatu
Surat Dakwaan tidak ditemukan dalam penjelasan dari
Pasal 143 KUHAP. Sehingga, untuk mendapatkan gambaran
yang lebih konkret tentang pengertian istilah tersebut
perlu ditelusuri secara gramatikal.
Jika ditinjau dari segi Bahasa dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka edisi II tahun
2005 halaman 211, halaman 456 dan 660; cermat berarti
seksama, teliti, dan berhati-hati; jelas berarti
terang, nyata, gamblang, tegas, dan tidak ragu-ragu
atau bimbang; lengkap berarti tidak ada kurangnya,
genap, setiap segala-galanya, sempurna atau tidak
kurang sedikit juga.
Mengenai pengertian cermat, jelas, dan lengkap
menurut Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia
Nomor: SE-004/ J.A/ 11/ 1993 tentang Pembuatan Surat
Dakwaan pada tanggal 16 November 1993, sesuai ketentuan
pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, syarat materiil
meliputi:
a. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap
mengenai Tindak Pidana yang didakwakan;
b. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap
mengenai waktu dan tempat Tindak Pidana itu
dilakukan.
Uraian secara cermat, berarti menuntut ketelitian

39
Penuntut Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan yang
akan diterapkan bagi Terdakwa. Dengan menempatkan kata
“cermat” paling depan dari rumusan Pasal 143 ayat (2)
huruf b KUHAP, pembuat undang-undang menghendaki agar
Penuntut Umum dalam membuat Surat Dakwaan selalu
bersikap korek dan teliti.
Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau
fakta kejadian yang jelas dalam Surat Dakwaan, sehingga
Terdakwa dengan mudah memahami yang didakwakan terhadap
dirinya dan dapat mempersiapkan pembelaan dengan
sebaik-baikya.
Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu
memuat semua unsur (elemen) Tindak Pidana yang
didakwakan. Unsur-unsur tersebut harus terlukis di
dalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam Surat
Dakwaan.
Secara materiil, suatu Surat Dakwaan dipandang
telah memenuhi syarat apabila Surat Dakwaan tersebut
telah memberi gambaran secara bulat dan utuh tentang:
1. Tindak Pidana yang dilakukan;
2. Siapa yang melakukan Tindak Pidana tersebut;
3. Dimana Tindak Pidana dilakukan;
4. Bilamana/kapan Tindak Pidana dilakukan;
5. Bagaimana Tindak Pidana tersebut dilakukan;
6. Akibat yang ditimbulkan Tindak Pidana tersebut
(delik materiil).
7. Apakah yang mendorong Terdakwa melakukan Tindak
Pidana tersebut (delik-delik tertentu);
8. Ketentuan-ketentuan pidana yang diterapkan.
Ketentuan mengenai pembuatan Surat Dakwaan yang
cermat, jelas, dan lengkap lebih lanjut diatur dengan
petunjuk teknis yang terdapat dalam Surat Edaran Jaksa
Agung Tindak Pidana Umum (JAM. PIDUM) Nomor:
B.607/E/11/1993, tanggal 22 November 1993, yang
merumuskan agar Surat Dakwaan:
a. Cermat, didasarkan pada ketentuan pidana terkait,
tanpa adanya kekurangan atau kekeliruan yang

40
menyebabkan Surat Dakwaan batal demi hukum, atau
dapat dibatalkan, atau dinyatakan tidak dapat
diterima (niet onvankelijk verklaard). Dalam hal
ini, Penuntut Umum dituntut untuk bersikap teliti
terhadap keseluruhan materi Surat Dakwaan.
b. Jelas, didasarkan pada uraian yang jelas dan mudah
dimengerti dengan cara menyusun redaksi yang
mempertemukan fakta-fakta perbuatan Terdakwa dengan
unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, sehingga
Terdakwa yang mendengarkan atau membacanya akan
mengerti dan mendapat gambaran tentang siapa yang
melakukan tindak pidana, tindak pidana apa yang
dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana itu
dilakukan, apa akibat yang ditimbulkan dan mengapa
Terdakwa melakukan tindak pidana itu. Uraian tentang
komponen-komponen tersebut disusun sedemikian rupa
secara sistemik dan kronologis dengan bahasa yang
sederhana.
c. Lengkap, didasarkan pada uraian yang bulat dan utuh,
yang mampu menggambarkan unsur-unsur tindak pidana
yang didakwakan, beserta waktu dan tempat tindak
pidana itu dilakukan.

Hal di atas selaras dengan yurisprudensi Mahkamah


Agung RI Nomor 492 K/Kr/1981 tanggal 8 Januari 1983 jo.
Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin tanggal 20 April
1981 Nomor 1881/Pid.S/PT/Bjm, syarat materiil Surat
Dakwaan adalah adanya rumusan secara lengkap, jelas,
dan tepat, mengenai perbuatan-perbuatan yang didakwakan
kepada Terdakwa, sesuai dengan rumusan delik yang
mengancam perbuatan-perbuatan itu dengan hukuman
pidana. Dengan demikian maka dalam surat dakwaan tidak
boleh tidak, harus memuat uraian atau rumusan yang
cermat, jelas, dan lengkap mengenai perbuatan yang
dilakukan oleh Terdakwa, yang keseluruhannya dapat
mengisi secara tepat dan benar, semua unsur dari semua
delik yang ditentukan undang-undang yang didakwakan
terhadap Terdakwa.
Dalam Nota Keberatan (Eksepsi) ini, kami

41
mengkritik ketidakcermatan Penuntut Umum dalam membuat
surat dakwaan. Bahwa yang dimaksud dengan cermat adalah
ketelitian Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat
dakwaan yang didasarkan kepada Undang-Undang yang
berlaku bagi Terdakwa, tidak terdapat kekurangan
dan/atau kekeliruan yang dapat mengakibatkan batalnya
surat dakwaan atau dakwaan tidak dapat dibuktikan.
Bahwa dalam hal ini uraian dakwaan penuntut umum
menjadi tidak jelas, cermat dan lengkap karena alasan
sebagai berikut:
A. KETIDAKJELASAN RUMUSAN PERBUATAN DAN WAKTU
TERJADINYA TINDAK PIDANA DALAM SURAT DAKWAAN
B. PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS DALAM MENGURAIKAN PERAN
TERDAKWA
Dalam Surat Dakwaan oleh Penuntut Umum diuraikan
sebagai berikut:
A. KETIDAKJELASAN RUMUSAN PERBUATAN DAN WAKTU
TERJADINYA TINDAK PIDANA DALAM SURAT DAKWAAN

Paragraf Pembukaan Dakwaan

Bahwa ia Terdakwa PT JAYA LINTAS SAMUDERA yang diwakili


oleh Melati Ayu,S.T.,M.Eng. berdasar Surat Kuasa Khusus
Nomor : 29-12/III/2017 tanggal 22 Desember 2017 yang
ditandatangani oleh Richardus Mulyo, S.T., M.T. selaku
Direktur Utama PT JAYA LINTAS SAMUDERA pada hari Kamis,
14 Desember 2017 dan Jumat, 15 Desember 2017 atau
setidak-tidaknya pada bulan Desember 2017 bertempat di
Gedung Perkantoran PT JAYA LINTAS SAMUDERA Jalan Sunter
Agung,Tanjung Priok dan wilayah perairan Tanjung
Priok,atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jakarta Utara, karena kelalaiannya mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup, yang mengakibatkan orang luka berat
atau mati.
Melihat dari paragraf pembuka Dakwaan tersebut,

42
Penuntut Umum terkesan ragu dalam menentukan locus
serta tempus delicti dengan tidak meyebutkan kapan dan
dimana tepatnya dugaan terjadinya tindak pidana yang di
dakwakan kepada Terdakwa. Jelas bahwa dalam menyusun
Dakwaannya Penuntut Umum tidak dapat menentukan dengan
jelas dan pasti kapan atau waktu terjadinya tindak
pidana (tempus delicti) dan juga tempat terjadinya
tindak pidana (locus delicti) yang didakwakan kepada
Terdakwa. Sehingga penuntut umum tidak jelas dalam
menjelaskan dimana terjadinya tindak pidana (tempus
delicti) dan juga tempat terjadinya tindak pidana
(locus delicti).

B. PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS DALAM MENGURAIKAN PERAN


TERDAKWA

Uraian Surat Dakwaan Penuntut Umum yang berkaitan


mengenai peran Terdakwa sebagai pelaku tindak pidana
tidak jelas atau kabur. Kekaburan Penuntut Umum dalam
menguraikan peran Terdakwa dapat dicermati pada uraian
dakwaan berikut:
- Bahwa pada tanggal 15 Desember 2018 pada pukul
20.00 WIB kapal Farisi Bahari II berangkat menuju
Singapura setelah Nakhoda kapal Farisi Bahari II
Remigius Alexandro, S.ST menandatangani surat
pernyataan kesanggupan berlayar dalam kondisi
badai yang diperintahkan oleh Terdakwa PT Jaya
Lintas Samudera;
- Bahwa berdasarkan keterangan Capt. Ibadillah
Muzakkir, M.M. selaku Kepala Syahbandar Tanjung
Priok dalam berita acara pemeriksaannya
menjelaskan bahwa Nakhoda kapal Farisi Bahari II
bertanggung jawab mutlak atas risiko yang akan
terjadi saat berlayar sebagai konsekuensi telah
ditandatanganinya surat pernyataan kesanggupan
berlayar dalam kondisi badai oleh Nakhoda kapal
Farisi Bahari II atas perintah Terdakwa PT JAYA
LINTAS SAMUDERA;

43
Pada dalil dakwaan diatas tidak dijelaskan siapa
yang memberikan perintah atas tindakan yang dilakukan.
Perseroan Terbatas merupakan subjek hukum yang memiliki
organ untuk menjalankan kegiatannya karena Perseroan
Terbatas sendiri merupakan sesuatu yang abstrak. Setiap
tindakan yang dilakukan dalam suatu Perseroan Terbatas
adalah tindakan yang dilakukan oleh organnya, sehingga
harus disebutkan siapa yang memberi perintah dalam
setiap tindakan Perseroan Terbatas. Karena setiap organ
dalam Perseroan Terbatas memiliki tugas dan wewenang
yang berbeda dan tidak setiap tindakan dalam Perseroan
Terbatas merupakan tindakan perseroan itu sendiri,
karena bisa saja tindakan dalam perseroan bukan
merupakan tindakan perseroan dan merupakan tindakan
organ di luar tugas dan wewenangnya dan bertentangan
dengan AD/ART perseroan sehingga organ Perseroan
Terbatas tersebut harus bertanggung jawab dan
bertanggung gugat atas akibat dari tindakannya sendiri
tanpa melibatkan Perseroan Terbatas.
Pembedaan tindakan dalam perseroan sangat krusial
karena berkaitan dengan tanggungjawab dan tanggunggugat
dari tindakan itu sendiri, tindakan dalam perseroan
dapat diketahui dari siapa yang memberi perintah untuk
melakukan perintah tersebut dan bagaimana ia menerima
wewenang untuk memberikan perintah untuk melakukan
tindakan tersebut.
Berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor: 42 K/ Sip/ 1982 tanggal 19 Mei 1982
menyatakan yang pada intinya adalah apabila Surat
Dakwaan tidak diuraikan secara tegas peran Terdakwa,
maka Dakwaan tersebut harus dinyatakan batal demi hukum
dan Pasal 143 Ayat (3) KUHAP menyatakan surat dakwaan
yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat 2 huruf b(Syarat materiil surat dakwaan,
Cermat, Jelas, dan Lengkap) batal demi hukum.

 Maka dapat dikatakan bahwa Surat Dakwaan Penuntut

44
Umum adalah batal demi hukum

2. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM PREMATUR

Bahwa dalam hal ini, Penuntut Umum terlalu


terburu-buru dalam mendakwakan Surat Dakwaannya
kepada Terdakwa. Penuntut Umum terlalu terburu-buru
untuk menempuh upaya hukum pidana yang seharusnya
diberlakukan secara ultimum remedium dan masih dapat
menempuh upaya hukum lainnya.
Mengenai pengertian ultimum remedium, Sudikno
Mertokusumo dalam bukunya mengartikan bahwa ultimum
remedium adalah sebagai alat terakhir. Lebih lanjut
Wirjono mengatakan bahwa sifat sanksi pidana sebagai
senjata pamungkas atau ultimum remedium jika
dibandingkan dengan sanksi perdata atau sanksi
administrasi. Sifat ini sudah menimbulkan
kecenderungan untuk menghemat dalam mengadakan sanksi
pidana.
Istilah ultimum remedium digunakan oleh Menteri
Kehakiman Belanda dalam rangka pembahasan rancangan
KUHP (Kitab Undang – Undang Hukum Pidana), yang
antara lain menyatakan bahwa:
“Asas tersebut ialah bahwa yang boleh dipidana
yaitu mereka yang menciptakan “onregt” (perbuatan
melawan hukum). Hal ini merupakan condito sine qua
non. Kedua, ialah bahwa syarat yang harus ditambahkan
ialah bahwa perbuatan melawan hukum itu menurut
pengalaman tidaklah dapat ditekan dengan cara lain.
Pidana itu haruslah tetap merupakan upaya yang
terakhir. Pada dasarnya terhadap setiap ancaman
pidana terdapat keberatan-keberatan. Setiap manusia
yang berakal dapat juga memahaminya sekalipun tanpa
penjelasan. Hal itu tidak berarti bahwa pemidanaan
harus ditinggalkan, tetapi orang harus membuat
penilaian tentang keuntungan dan kerugiannya pidana
itu, dan harus menjaga jangan sampai terjadi obat

45
yang diberikan lebih jahat dari pada penyakit”.
Selain itu, PT JAYA LINTAS SAMUDERA sebagai
Terdakwa dalam perkara ini menyatakan belum pernah
menerima sanksi administratif dalam bentuk apapun
dari dinas lingkungan terkait di daerah Kota Jakarta
Utara. Terdakwa juga masih memiliki itikad baik untuk
menyelesaikan perkara pencemaran laut akibat
kebocoran kapal pengangkut limbah B3 tersebut melalui
upaya hukum perdata.

Sehingga dalam perkara ini, Penuntut Umum terlalu


cepat menempuh upaya hukum pidana karena upaya hukum
administrasi dan hukum perdata belum ditempuh oleh
Terdakwa. Seharusnya terkait kasus ini, harus
diselesaikan dengan upaya hukum administrasi dan
upaya hukum perdata terlebih dahulu.

 Maka jelas bahwa Penuntut Umum terlalu cepat dalam


rangka menempuh upaya hukum pidana terhadap kasus ini
sebagaimana yang didakwakan. ~

Menimbang, bahwa atas keberatan Penasehat Hukum


Terdakwa tersebut, Penuntut Umum juga telah menyusun
surat tanggapannya tertanggal 27 Agustus 2018, yang
telah dibacakan secara lisan pada persidangan pertama
hari Senin tanggal 27 Agustus 2018 yang pada pokoknya
menolak keseluruhan dari isi keberatan Penasehat Hukum
Terdakwa dengan alasan yang pada garis besarnya sebagai
berikut:-----------------------------------------------

A. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 156 ayat (1)


KUHAP maka ruang lingkup keberatan (eksepsi) yang
dapat diajukan oleh terdakwa atau Penasehat Hukum,
telah ditentukan secara limitatif yaitu :

1. Bahwa Pengadilan tidak berwenang mengadili


perkaranya.

2. Dakwaan tidak dapat diterima.

46
3. Surat Dakwaan harus dibatalkan.

B.Bahwa mengenai Penuntut Umum tidak meyebutkan


kapan dan dimana tepatnya dugaan terjadinya tindak
pidana yang di dakwakan kepada Terdakwa, sehingga
jelas Penuntut Umum tidak dapat menentukan dengan
jelas dan pasti kapan atau waktu terjadinya tindak
pidana (tempus delicti) dan juga tempat terjadinya
tindak pidana (locus delicti) yang didakwakan
kepada Terdakwa. Penuntut umum terkesan ragu dalam
menentukan locus serta tempus delicti.

Penuntut Umum tidak menjabarkan dengan pasti


mengenai apa yang telah dilakukan oleh Terdakwa
secara cermat, jelas dan lengkap.

Berdasarkan teori identifikasi yaitu teori yang


digunakan untuk memberikan pembenaran pertanggung
jawaban pidana korporasi, dimana korporasi dapat
melakukan tindak pidana secara langsung melalui
orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan
korporasi. Menurut Pasal 4 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 13 tahun
2016, Korporasi dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana sesuai dengan ketentuan
pidana Korporasi dalam undang-undang yang mengatur
tentang Korporasi serta dalam Pasal 4 ayat (2)
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 juga
menyebutkan bahwa suatu korporasi dapat dinilai
kesalahannya apabila : a). Korporasi dapat
memperoleh keuntungan atau manfaat dari tindak
pidana tersebut atau tindak pidana tersebut
dilakukan untuk kepentingan Korporasi; b).
Korporasi membiarkan terjadinya tindak pidana;
atau c). Korporasi tidak melakukan langkah-langkah
yang diperlukan untuk melakukan pencegahan,
mencegah dampak yang lebih besar dan memastikan
kepatuhan terhadap ketentuan hukum yang berlaku
guna menghindari terjadinya tindak pidana.
Mengenai korporasi dapat memperoleh keuntungan

47
atau manfaat dari tindak pidana korporasi,
berdasarkan hasil penyidikan diketahui fakta-fakta
sebagai berikut :

- Bahwa pada tahun 2017 Terdakwa PT. Jaya Lintas


Samudera kembali mengalami penurunan revenue yang
signifikan setiap 3 bulan Per 31 Maret 2017, Per
30 juni 2017 dan Per 30 September 2017 terhitung
dari bulan Januari 2017.
- Bahwa berdasarkan laporan keuangan pada bulan Juni
2017 Terdakwa PT. Jaya Lintas Samudera mengalami
penurunan revenue sebesar 48.30%, senilai Rp.
70.713.000.000.
- Bahwa berdasarkan laporan keuangan pada bulan Juni
2017 Terdakwa PT. Jaya Lintas Samudera mengalami
penurunan revenue sebesar 44.41%, senilai Rp.
33.604.000.000.
- Bahwa diketahui pada akhir tahun 2017 Indonesia
sedang dilanda badai yang bertiupnya angina timur
ke barat sesuai dengan laporan BMKG No.
ME.301/PO/M3/BMKG-2017 tertanggal 5 Desember 2017.
- Bahwa pada tahun 2017 Terdakwa PT. Jaya Lintas
Samudera tidak melakukan perawatan yang intens
walaupun diketahui kondisi Kapal Farisi Bahari II
sudah tidak dalam kondisi prima yakni adanya
penipisan lambung kapal yang seharusnya 350 mm
menjadi 218 mm (Vide Barang Bukti Nomor
24/Epl.2/V/2018 dan pada akhir tahun 2017
diketahui indonesia sedang dilanda musim badai;
- Bahwa pada tanggal 13 Desember 2017 diadakan rapat
direksi Terdakwa PT. Jaya Lintas Samudera yang
dihadiri oleh Richardus Mulyo, S.E., M.M. selaku
Direktur Utama PT. Jaya Lintas Samudera, Melati
Ayu, S.T., M.Eng. selaku Direktur Operasional PT.
Jaya Lintas Samudera, Anita Zahira, S.E., M.M.
selaku Direktur Keuangan PT. Jaya Lintas Samudera,
bertempat di kantor PT. Jaya Lintas Samudera yang
beralamat di Jalan Sunter Agung Nomor 18,
Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok,

48
DKI Jakarta. Rapat direksi ini diadakan dengan
agenda pembahasan pengantaran limbah B3 milik PT.
Bumi Indah Perkasa yang diangkut dengan kapal
Farisi Bahari II, dan kemudian akan diantarkan ke
Mei Fung Corporation di Singapura.
- Bahwa dalam Rapat Direksi tertanggal 13 Desember
2017 disepakati keputusan Terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera akan tetap memberangkatkan kapal Farisi
Bahari II pada tanggal 15 Desember 2018 dalam
keadaan apapun termasuk badai.
Sehingga patut diduga bahwa terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera berusaha menekan angka pengeluaran perusahaan
dengan tidak melakukan perawatan yang intens selama
tahun 2017 padahal diketahui kondisi Kapal Farisi
Bahari II sudah tidak dalam kondisi prima yakni adanya
penipisan lambung kapal yang seharusnya 350 mm menjadi
218 mm (Vide Barang Bukti Nomor 24/Epl.2/V/2018) dan
pada akhir tahun 2017 diketahui indonesia sedang
dilanda musim badai. Bahwa terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera tetap memutuskan untuk memberangkatkan kapal
Farisi Bahari II meskipun patut diketahui akan terjadi
badai menurut laporan BMKG No. ME.301/PO/M3/BMKG-2017
tertanggal 5 Desember 2017 demi mengejar target
pengiriman dan mendapatkan keuntungan dari pengiriman
limbah melalui pemberangkatan kapal Farisi Bahari II
tertanggal 15 Desember 2017.
Selain itu, mengenai Korporasi membiarkan terjadinya
tindak pidana, ditemukan fakta-fakta dari penyidikan
sebagai berikut:
- Bahwa Elo Mardiarso Anggoro melaporkan adanya
kebocoran pada lambung kapal kepada Nakhoda
Remigius Alexandro. Nakhoda Remigius Alexandro
memberitahukan via telepon perihal kebocoran kapal
Farisi Bahari II kepada Direktur Utama PT Jaya
Lintas Samudera, Richardus Mulyo yang kemudian
Richardus Mulyo merekomendasikan kapal Farisi
Bahari II untuk kembali ke Tanjung Priok dalam
kondisi kapal yang bocor karena kondisi kapal
Farisi Bahari II yang tidak memungkinkan untuk

49
mengangkut limbah ke Singapura.
Sehingga patut diduga bahwa terdakwa PT Jaya Lintas
Samudera melakukan pembiaran tindak pidana karena
secara sepihak merekomendasikan kapal Farisi Bahari II
untuk kembali ke Tanjung Priok dalam keadaan lambung
kapal yang bocor tanpa adanya koordinasi dengan pihak
Syahbandar.
Mengenai korporasi tidak melakukan langkah-langkah
yang diperlukan untuk melakukan pencegahan, mencegah
dampak yang lebih besar dan memastikan kepatuhan
terhadap ketentuan hukum yang berlaku guna menghindari
terjadinya tindak pidana dapat diketahui berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan dalam proses penyidikan
sebagai berikut :
- Bahwa pada tahun 2017 Terdakwa PT. Jaya Lintas
Samudera tidak melakukan perawatan yang intens
yang dapat diketahui dari Annual Report (Vide
Barang Bukti Nomor 24/Epl.2/V/2018) walaupun
diketahui kondisi Kapal Farisi Bahari II sudah
tidak dalam kondisi prima yang dapat dirincikan
sebagai berikut : adanya penipisan lambung kapal
yang seharusnya 350 mm menjadi 218 mm.
- Bahwa pada akhir tahun 2017 diketahui indonesia
sedang dilanda musim badai yang diketahui dari
laporan BMKG No. ME.301/PO/M3/BMKG-2017 tertanggal
5 Desember 2017.
- Bahwa pada tanggal 16 Desember 2018 pada pukul
00.01 WIB, Remigius Alexandro, S.ST. menakhodai
kapal Farisi Bahari II kembali menuju Tanjung
Priok dan di dalam kapal tidak terdapat alat untuk
mengatasi kebocoran kapal tersebut yang
menyebabkan tumpahnya limbah;

Sehingga patut diduga bahwa terdakwa PT Jaya Lintas


Samudera tidak melakukan langkah-langkah yang
diperlukan untuk melakukan pencegahan berupa tidak
melakukan perawatan yang intens pada kapal Farisi
Bahari II. Selain itu, pada kapal Farisi Bahari II
tidak terdapat alat untuk mengurangi kebocoran pada
kapal.

50
Dikaitkan pula dengan pasal 92 Undang-Undang Nomor
40 tahun 2007, Direksi menjalankan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud
dan tujuan Perseroan. Berdasarkan fakta – fakta
penyidikan, tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa
PT Jaya Lintas Samudera berdasarkan rapat direksi
tertanggal 13 Desember 2017 yang menghasilkan keputusan
Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera akan tetap
memberangkatkan kapal Farisi Bahari II pada tanggal 15
Desember 2017 dalam keadaan apapun mengingat adanya
kesepakatan antara Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera
dengan PT Bumi Indah Perkasa yaitu limbah dalam 3 hari
setelah diolah oleh PT Bumi Indah Perkasa harus segera
dikirimkan oleh Terdakwa PT Jaya Lintas Samudera kepada
Mei Fung Corporation. Sehingga jelas bahwa terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera bertanggung jawab dalam perkara
ini.

Bahwa berdasarkan uraian di atas, patut diduga


perbuatan diatas merupakan actus reus dari
terdakwa PT Jaya Lintas Samudera yang dapat
diketahui dari rapat direksi tertanggal 13
Desember 2018 sehingga menghasilkan keputusan
untuk tetap memberangkatkan Kapal Farisi Bahari II
pada tanggal 15 Desember 2017.

C. Bahwa dalam hal ini, Penuntut Umum terlalu


terburu-buru dalam mendakwakan Surat Dakwaannya
kepada Terdakwa. Penuntut Umum terlalu terburu-
buru untuk menempuh upaya hukum pidana yang
seharusnya diberlakukan secara ultimum remedium
dan masih dapat menempuh upaya hukum lainnya.

Berdasarkan penjelasan umum angka 6 Undang-undang


Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, bahwa mengenai
penerapan asas Ultimum Remidium berlaku hanya bagi
tindak pidana formil tertentu. Tindak pidana
formil tertentu ini adalah pemidanaan terhadap
pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan

51
gangguan sebagaimana diatur dalam Pasal 100 UU
PPLH. Dengan demikian, untuk tindak pidana lainnya
(selain dalam Pasal 100) tidak berlaku asas
Ultimum Remedium.

Dalam hal pencemaran kerusakan lingkungan hidup


sudah terjadi perlu dilakukan upaya represif
berupa penegakkan hukum yang efektif, konsekuen
dan konsisten terhadap pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup yang sudah terjadi. Dalam hal ini
upaya represif yang dilakukan adalah penegakkan
hukum pidana.

Tindak pidana yang diperbuat oleh Terdakwa PT Jaya


Lintas Samudera tidak tergolong dalam tindak
pidana formil sehingga Tidak Berlaku Asas Ultimum
Remedium.

D. Bahwa kesimpulan dari materi keberatan (eksepsi)


Penasehat Hukum yang pada pokoknya menyatakan
Surat Dakwaan batal demi hukum, tidak dapat
diterima, karena penyusunan dan uraian materi
surat dakwaan telah dibuat secara cermat, jelas,
dan lengkap mengenai keberadaan terdakwa dalam
tindak pidana yang didakwakan terhadap terdakwa
dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana
itu dilakukan sesuai ketentuan pasal 143 ayat (2)
huruf b KUHAP. Disini harus dijelaskan apa yang
dimaksud dengan cermat, jelas, dan lengkap.
Berdasarkan surat edaran kejaksaan agung Republik
Indonesia No. SE-004/J.A/11/1993 tertanggal 16
Nopember 1993 bahwa pengertian cermat adalah
ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan
surat dakwaan yang didasarkan pada undang-undang
yang berlaku bagi terdakwa, tidak terdapat
kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat
mengakibatkan batalnya suraat dakwaan atau dakwaan
tidak dapat dibuktikan. Jelas yaitu Penuntut umum
harus mampu merumuskan unsur-unsur delik yang

52
didakwakan sekaligus memadukan dengan uraian
perbuatan materiil yang dilakukan terdakwa dalam
surat dakwaan. Lengkap adalah uraian dakwaan yang
mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan secara
lengkap. Dari uraian tersebut diatas penuntut umum
meyakini bahwa uraian dakwaan sudah Cermat, Jelas,
dan Lengkap.

Bahwa penasehat hukum menyebutkan dakwaan penuntut


umum kabur adalah tidak benar karena pengertian
Dakwaan tidak terang yakni mengenai syarat
materiil Surat Dakwaan harus memuat dengan lengkap
unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan (Vide
Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP.
Tentang Penyidikan dan Penuntutan Edisi ke dua
oleh M. Yahya Harahap, S.H. Hal 392) dan dalam
dakwaan Penuntut Umum sudah disebutkan dan sudah
dijelaskan mengenai unsur-unsur tindak pidana yang
didakwakan baik itu dakwaan primair, subsidair
maupun lebih subsidair, dan perlu diingat pula
bahwa Surat Dakwaan harus jelas memuat semua unsur
tindak pidana yang didakwakan (Voldoende en
duidelijk opgave van het feit). (Vide Pembahasan
Permasalahan dan penerapan KUHAP. Tentang
Penyidikan dan Penuntutan Edisi ke dua oleh M.
Yahya Harahap, S.H. Hal 394). Jadi alasan yang
dikemukakan oleh Penasehat Hukum terdakwa adalah
mengada-ada dengan menyebut dakwaan tidak Cermat,
Jelas, dan Lengkap (Obscuur libels)

KESIMPULAN

Majelis Hakim Yang Mulia;

Panasehat Hukum Yang Terhormat;

Hadirin Sidang yang kami hormati.

Berdasarkan uraian kami tersebut diatas, kami Penuntut


Umum dalam perkara ini, dengan ini memohon agar Majelis

53
hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang memeriksa
dan mengadili perkara ini memutuskan atau menetapkan:

1.Menetapkan bahwa keberatan Penasehat Hukum para


terdakwa dinyatakan tidak dapat diterima atau
ditolak untuk seluruhnya.

2.Menyatakan bahwa surat dakwaan telah disusun


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan khususnya ketentuan pasal 143 ayat (2)
huruf a dan b KUHAP.

3.Menyatakan bahwa pemeriksaan perkara Terdakwa PT


Jaya Lintas Samudera yang diwakili oleh Richardus
Mulyo, S.T., M.T. tetap dilanjutkan.

4.Menangguhkan biaya perkara hingga dijatuhkannya


putusan akhir.

Demikian pendapat atau tanggapan atas keberatan


Penasehat Hukum para terdakwa ini kami susun dan mohon
kiranya dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim yang
terhormat.

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan


mempertimbangkan eksepsi dari Penasihat hukum terdakwa
tersebut sebagai berikut:------------------------------

Ad. 1. Surat Dakwaan Penuntut Umum Adalah Obscuur


Libels

Menimbang, bahwa tentang syarat-syarat sahnya


suatu Surat Dakwaan telah diatur dalam Pasal 143 ayat
(2) KUHAP, yaitu surat Dakwaan harus memenuhi syarat
formil dan materil. Syarat Formil sesuai dengan pasal
143 (2) huruf a KUHAP adalah dakwaan harus mencantumkan
tanggal dan tanda tangan jaksa penuntut umum, identitas
terdakwa meliputi nama lengkap, tempat lahir, jenis
kelamin, dan identitas lainnya. Sedangkan Syarat
Materiil sesuai dengan pasal 143 Ayat (2) huruf b
adalah menguraikan secara cermat, jelas, dan lengkap

54
mengenai unsur-unsur dari Tindak Pidana yang
didakwakan, mengenai waktu dan tempat Tindak Pidana
(Tempus Delicti dan Locus Delicti) yang dilakukan serta
menguraikan bagaimana cara-cara Tindak Pidana tersebut
dilakukan oleh Terdakwa (Modus Operandi);--------------

Menimbang, bahwa peran korporasi saat ini semakin


masif memasuki berbagai aspek kehidupan dalam
masyarakat dan jumlah tindak pidana korporasi juga
semakin meningkat;-------------------------------------

Menimbang, bahwa sesuai Perma No. 13 Tahun 2016


dan pasal-pasal dari Undang-Undang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengatur subjek
hukum rechtpersoon untuk dimintai pertanggungjawaban
pidana;------------------------------------------------

Menimbang, bahwa dalam pemidanaan korporasi,


terdapat beberapa teori yang dapat digunakan, yaitu:---
1. Teori Identifikasi. Merupakan teori tindak pidana
korporasi yang didasarkan dari perbuatan
pengurusnya sehingga korporasi dapat dimintai
pertanggungjawaban dan dipandang sebagai satu
subjek hukum tersendiri;--------------------------
2. Strict Liability. Teori ini merupakan teori yang
memandang kesalahan atau mens rea sebagai unsur
yang tidak relevan untuk dipertimbangkan atau
dengan kata lain mengesampingkan unsur kesalahan
dengan melihat akibat yang ditimbulkan. Sedangkan
terhadap korporasi, teori ini dapat diterapkan
untuk meminta pertanggungjawaban pada delik-delik
yang menyangkut perlindungan terhadap kepentingan
umum, seperti kesehatan lingkungan hidup;---------
3. Vicarious Liability. Teori dimana pemberi kerja
bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan
oleh pekerjanya. Sehingga apabila terjadi suatu
kesalahan yang dilakukan oleh pekerja sehingga
mengakibatkan kerugian salah satu pihak, maka
pihak tersebut dapat menggugat pemberi kerja atau
atasannya untuk bertanggungjawab. Akan tetapi

55
pertanggungjawabannya tersebut terbatas sepanjang
perbuatan yang dilakukan oleh pekerja atau
bawahannya tersebut masih dalam ruang lingkup
pekerjaan atau kewenangannya serta dapat
dibuktikan pertanggungjawabannya;-----------------
4. Teori Pelaku Fungsional. Korporasi dapat dianggap
sebagai subjek hukum pidana. Hal ini didasarkan
pada korporasi dapat melakukan tindak pidana dalam
bentuk perbuatan fungsional. Selain itu terhadap
korporasi juga dapat diadakan kesalahan atas dasar
kesengajaan atau kelalaian yang dilakukan oleh
alat-alat korporasi melalui suatu rangkaian
perbuatan dalam lingkup korporasi.----------------

Menimbang, untuk perkara yang menyebabkan dampak


besar dan penting bagi lingkungan yang menggunakan
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan/atau yang
menghasilkan B3 dapat dikenakan strict liability karena
menimbulkan dampak yang dapat merugikan masyarakat umum
sesuai dengan ketentuan Pasal 88 UU No. 32 tahun 2009
Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Bahwa dalam uraian surat dakwaan, telah terjadi
kerusakan baku mutu lingkungan dan baku mutu air laut
yang patut diduga akibat perbuatan Terdakwa;-----------

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari


dengan seksama Surat Dakwaan dari Penuntut Umum pada
Kejaksaan Negeri Jakarta Utara, Majelis Hakim mendapati
bahwa Surat Dakwaan tersebut secara Formil dinilai
telah terpenuhi sebab telah diberi tanggal dan diberi
tanda tangan Penuntut Umum serta memuat identitas
lengkap atas diri Terdakwa dan secara Materiil dinilai
juga telah terpenuhi sebab Penuntut Umum telah
menguraikan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai
tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu
dan tempat tindak pidana itu dilakukan. Sehingga
tidaklah dapat dinyatakan bahwa Penuntut Umum tidak
cermat, jelas dan lengkap dalam membuat surat dakwaan
sebagaimana ditekankan Penasehat Hukum Terdakwa dalam

56
eksepsinya;--------------------------------------------

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut


diatas Majelis Hakim berpendapat bahwa Surat Dakwaan
Penuntut Umum tersebut telah memenuhi ketentuan pasal
143 ayat (2) huruf a dan huruf b KUHAP tentang syarat
sahnya suatu Surat Dakwaan. Oleh karena itu, keberatan
Penasehat Hukum terdakwa harus dinyatakan tidak
beralasan menurut hukum dan haruslah ditolak untuk
seluruhnya;--------------------------------------------

Ad. 2. Surat Dakwaan Penuntut Umum Prematur

Menimbang, Penjelasan Umum atas UU No. 32 Tahun


2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UU PPLH) menyatakan bahwa penegakan hukum pidana
lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum remedium
yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana
sebagai upaya terakhir setelah penerapan penegakan
hukum administratif dianggap tidak berhasil. Namun,
asas ultimum remedium tersebut hanya berlaku bagi
tindak pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan
terhadap pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan
gangguan, sebagaimana diatur dalam Pasal 100 UU PPLH.
Dengan demikian, untuk tindak pidana lainnya (selain
dalam Pasal 100) tidak berlaku asas ultimum remedium.
Artinya, penegakan hukum terhadap tindak pidana selain
dalam Pasal 100 berlaku asas premium remedium
(mendahulukan penegakan hukum melalui sarana hukum
pidana);-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa upaya preventif dalam rangka
pengendalian dampak lingkungan hidup perlu dilaksanakan
dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen
pengawasan dan perizinan. Namun dalam hal pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup sudah terjadi, perlu
dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum yang
efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi.
Penjelasan UU No. 32 Tahun 2009 juga menyebutkan bahwa
terkait dengan hal tersebut, perlu dikembangkan satu

57
sistem hukum perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang jelas, tegas, dan menyeluruh guna menjamin
kepastian hukum sebagai landasan bagi perlindungan dan
pengelolaan sumber daya alam serta kegiatan pembangunan
lain;--------------------------------------------------

Menimbang, perbuatan pencemaran dan perusakan


lingkungan hidup merupakan perbuatan yang secara
langsung atau tidak langsung dapat membahayakan
kehidupan dan jiwa manusia. Hukum pidana pada dasarnya
bertujuan untuk melindungi jiwa dan kehormatan manusia
dan harta benda. Ketika pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup telah menimbulkan dampak negatif
terhadap kehidupan manusia, maka perbuatan tersebut
harus dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan
dengan moral dan layak untuk dikenakan sanksi pidana;--

Menimbang, bahwa dengan demikian surat dakwaan


Penuntut Umum harus dinyatakan sah dan dapat dijadikan
sebagai pedoman yang jelas bagi Majelis Hakim untuk
meneruskan pemeriksaan dan mengadili Terdakwa di depan
persidangan umum Pengadilan Negeri Jakarta Utara dan
karena itu perlu ditetapkan untuk melanjutkan
pemeriksaan atas diri Terdakwa di depan persidangan
umum Pengadilan Negeri Jakarta Utara serta menangguhkan
biaya perkara sampai pada dijatuhkannya Putusan akhir;
-------------------------------------------------------

Mengingat, akan ketentuan dalam Pasal 143 (2)


KUHAP Jo. Pasal 156 ayat (1) KUHAP dan pasal-pasal lain
dalam Undang-Undang yang berkaitan; -------------------

MENGADILI
1. Menolak keberatan dari Penasehat Hukum Terdakwa PT
Jaya Lintas Samudera untuk seluruhnya;---------------

2. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum No.


Register Perkara PDM-96/Epl.2/08/2018 atas nama PT
Jaya Lintas Samudera yang diwakili oleh Richardus
Mulyo, S.T., M.T. adalah sah menurut hukum;----------

3. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan

58
pemeriksaan atas diri Terdakwa tersebut di
persidangan umum Pengadilan Negeri Jakarta Utara;----

4. Menangguhkan biaya perkara hingga pada


dijatuhkannya Putusan Akhir;-------------------------

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan


Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada hari
ini: Kamis tanggal 30 Agustus 2018 oleh kami
Berliandista, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua, Almaas
Isfadhilah, S.H., M.H., dan Elok Fauzia, S.H., M.H.,
masing-masing selaku Hakim Anggota. Putusan mana
diucapkan dalam Persidangan yang terbuka untuk umum
pada hari Senin, 3 September 2018 oleh Hakim Ketua,
dengan dihadiri oleh Hakim Anggota dan oleh Cahya
Agmelya, S.H. selaku Panitera Pengganti serta dihadiri
pula oleh Syahril Gunawan, S.H., M.H. dan Riyanita,
S.H., M.H. selaku Penuntut Umum dan dihadiri pula oleh
Terdakwa beserta Penasehat Hukumnya.

Hakim – Hakim Anggota Hakim Ketua

1. ALMAAS ISFADHILAH, BERLIANDISTA, S.H., M.H.


S.H., M.H.

2. ELOK FAUZIA, S.H.,


M.H.

Panitera Pengganti

CAHYA AGMELYA, S.H.

59

Anda mungkin juga menyukai