Pertumbuhan penduduk yang besar pada satu sisi merupakan penanda

perputaran perekonomian yang tinggi namun di sisi lain memberikan

tantangan tersendiri dalam menghadapi ancaman bencana yang mungkin
terjadi. Berbagai bencana kerap terjadi bersamaan dengan pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi. Tingkat urbanisasi yang semakin tinggi
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan, wilayah-wilayah yang rawan
bencana menjadi pilihan tempat tinggal bagi sebagian masyarakat, sehingga
risiko bencana semakin besar. Kejadian bencana juga semakin sering terjadi
dengan jumlah korban yang relatif lebih banyak. Hal ini terjadi karena
adanya penurunan daya dukung dan daya tampung kawasan perkotaan.
Perubahan guna lahan karena urbanisasi yang cepat memberikan dampak
negatif pada proses hidrologi,
Dapat dijabarkan bahwa efek urbanisasi pada daerah perkotaan untuk
kaitannya dengan hidrologi adalah
 Daerah resapan semakin berkurang.
 Peningkatan pembangunan kawasan hunian, kawasan industri dan
pembangunan infrastruktur di daerah rawan banjir telah mempersempit
aliran air pada saat hujan turun.

Lain halnya dengan rural area yang stabil akibat urbanisasi dari desa ke kota.
Bila melihat grafiknya . dapat dijelaskan bahwa besarnya debit terhadap
waktu pada rural area lebih stabil dibandingkan pada daerah perkotaan yang
mana besar Debitnya memuncak dalam waku yang singkat sehingga tidak
memungkinkan limpasan permukaan yang terjadi untuk turun dan terserap
kedalam tanah dikarenakan oleh sedikitnya daerah resapan yang pada
akhirnya mengakibatkan Banjir.
Semakin Landai grafik tersebut, maka semakin bagus kualitas resapan
daerah tersebut begitu juga dengan tata kelolanya.
Memang Urbanisasi adalah hal yang tidak dapat terhindarkan,namun
alangkah baiknya agar menemukan cara untuk meminimalisir resiko daripada
minimnya daerah resapan dengan membuat sumur resapan salah satunya dan
juga membantu merawat lingkungan salah satunya seperti tidak membuang
sampah ke daerah yang mengalir agar tidak menumpuk dan mengakibatkan
banjir.