Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pengkajian

a. Identitas Umum
1) Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. M Pekerjaan : Petani
Umur : 68 tahun Alamat : Banjarnegara
Agama : Islam
Suku : Jawa No. Telepon :-
Pendidikan : SD Kesehatan :-
2) Daftar Anggota Keluarga

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga

No Nama L/P Hub. Umur Pendidikan Imunisasi KB Kesehatan


Dg KK
1 Ny. P Istri 65 SD - - Memiliki
M tahun penyakit
diabetes
melitus
tipe 2
2 Tn. A L Menantu 38 SMA Lengkap - Baik
tahun
3 Ny. T P Anak 38 SMA Lengkap Pil Baik
tahun KB
4 An. A L Anak 24 D1 Lengkap - Baik
tahun
5 An. G P Anak 13 SMP Lengkap - Baik
tahun

35
36

b. Genogram

1 2 3 4

:
5 6

Gambar 1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Klien
: Tinggal dalam satu rumah
Dalam keluarga Ny. M terdapat 6 orang yang sudah meninggal dan
masing-masing telah diberi penomoran. Tn 1, Ny. 2, Tn. 3 dan Ny. 4
tidak diketahui penyebab kematiannya, keluarga hanya mengatakan
mereka maninggal karena sakit tua. Keluarga mengatakan Tn. 5
meninggal dikarenakan serangan jantung sedangkan Tn. 6 meninggal
karena kecelakaan mobil.
c. Type Keluarga
1) Jenis type Keluarga:
Extended family (Keluarga besar)
2) Masalah yang terjadi dilihat dari type Keluarga:
Tidak terdapat masalah menurut tipe keluarga
d. Suku bangsa (etnis)
1) Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota
keluarga Semua anggota keluarga berasal dari suku
Jawa
2) Tempat tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang
secara etnis bersifat homogen)
Lingkungan tempat tinggal berupa perkampungan yang cukup padat
penduduk dan disamping kanan kiri terdapat rumah yang berjarak
sangat dekat (±5 meter)
3) Kegiatan keagamaan, social, budaya
Klien mengatakan sering mengikuti kegiatan keagamaan dan social
budaya, kegiatan keagamaan yang sering diikuti adalah jamaah di
masjid terdekat, pengajian rutin setiap satu bulan sekali dan kegiatan
social budaya seperti mendatangi acara perayaan pernikahan, lahiran
bayi dan mengunjungi orang sakit di RS
4) Kebiasaan berbusana sehari-hari
Klien mengatakan berbusana sehari-hari menggunakan pakaian
sederhana yang penting terasa nyaman
5) Struktur kekuasaan keluarga
Klien mengatakan sebagaian besar keputusan didiskusikan bersama
tetapi tetap dipimpin oleh kepala keluarga
6) Bahasa yang digunakan di rumah
Klien mengatakan bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa
7) Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
Klien mengatakan setiap satu bulan sekali rutin mengecek
kesehatannya di puskesmas terdekat.
e. Agama dan Kepercayaan
1) Agama yang dianut keluarga
Klien mengatakan agama yang dianut seluruh anggota keluarga
adalah Islam
2) Apakah antara anggota keluarga ada yang berbeda keyakinan
keagamaan mereka?
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang beragama non
Islam
3) Seberapa aktif keluarga terlibat dalam kegiatan keagamaan atau
organisasi keagamaan?
Klien mengatakan cukup aktif mengikuti kegiatan keagamaan seperti
solat berjamaah dan pengajian rutin setiap bulan.
4) Adakah kepercayaan dan nilai kegamaan yang berpengaruh terhadap
kesehatan keluarga?
Klien mengatakan mengikuti keyakinan agama Islam yang
sewajarnya dan tidak mengalami masalah kesehatan yang serius.
f. Status social ekonomi keluarga
1) Berapa penghasilan keluarga per bulan?
Klien mengatakan perhasilan keluarga perbulan ± Rp 5.000.000,-
yang berasal dari Tn. M sebagai petani sebesar Rp 2.500.000,-, Tn.
A sebagai pegawai desa sebesar Rp 2.000.000,- dan An. A sebagai
guru honorer sebesar Rp 500.000,-
2) Apakah keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dengan penghasilan saat ini?
Klien mengatakan cukup karena pemasukan yang didapatkan
sebanding dengan pengeluaran yang diluarkan untuk makan, biaya
pendidikan cucunya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3) Apakah keluarga memiliki tabungan untuk keperluan yang akan
datang (misalnya anak melanjutkan sekolah, dll)
Klien mengatakan memiliki tabungan tetapi masih dalam jumlah
yang sedikit karena disaat tertentu apabila ada keperluan klien
menggunakan tabungan tersebut.
4) Apakah keluarga memiliki tunjangan kesehatan (asuransi, dll)?
Klien mengatakan memiliki tunjangan kesehatan yaitu BPJS.
5) Bagaimana aktifitas rekreasi keluarga?
Klien mengatakan jarang melakukan aktifitas rekreasi keluarga,
hanya 2 kali dalam setahun yaitu libur hari raya dan tahun baru.
g. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak
dewasa
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga sudah terpenuhi dengan baik dan
tidak ada tugas yang belum terpenuhi.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
1) Riwayat kesehatan keluarga masa lalu
Klien mengatakan pada bulan april 2019 klien merasa lemas dan
pandangan kabur kemudian diperiksakan ke puskesmas dan
diketahui kadar glukosa darahnya 265 mg/dl sehingga didiagnosa
diabetes melitus tipe 2 serta tekanan darahnya 160/90 mmhg.
Beberapa tahun sebelumnya, saat berusia 35 sampai 50 tahun klien
mengatakan sering mengkonsumsi makanan manis seperti teh manis,
cemilan manis dan porsi gula dalam lauk pauk juga banyak selain itu
Ny. M juga jarang berolahraga. Klien mengatakan dalam
keluarganya tidak ada yang menderita diabetes dan hipertensi
sebelumnya.
2) Riwayat kesehatan keluarga saat ini (masing-masing anggota
keluarga)
Ny. M mengatakan mudah merasa lelah, merasa haus, minum ± 10
gelas air putih, 1 gelas kopi, 1 gelas teh manis perhari, makan 2x
sehari dan mengonsumsi makanan yang rendah gula serta gatal-gatal
di area jari tangannya selama 1 tahun terakhir. Kelima anggota
keluarga lain dalam status kesehatan yang baik dan tidak memiliki
masalah kesehatan apapun.
3) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan keluarga
Klien mengatakan selalu cek kesehatanya di pukesmas setiap satu
bulan sekali dan untuk anggota keluarga lain apabila merasa sakit
terkadang periksa di rumah praktek dokter terdekat.
i. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah Tinggal
a) Gambaran tipe rumah
Rumah yang dihuni Ny. M adalah warisan orang tuanya yang
telah direnovasi sedemikian rupa. Berukuran 10x10m2 yang
terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi dan dapur. Lantai terbuat dari keramik, berdinding tembok,
dan beratap genteng. Sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan,
pintu belakang dan jendela. Sampah diletakkan ditempat sampah
terbuka. Kebersihan rumah cukup baik, air minum diperoleh dari
air yang dimasak sendiri, air mandi dan mencuci berasal dari
PDAM. Kondisi got lancar dan tidak berbau.
b) Denah Rumah
10 m
U
1
Keterangan:
3 2 1 : Teras
2 : Ruang tamu
10 m 3 : Kamar utama
4 : Ruang keluarga
5 : Dapur
7 4 6 : Kamar mandi
7 : Kamar tidur
8 : Kamar tidur
8 6 5

Gambar 2. Denah rumah


c) Gambaran kondisi rumah
 Ruang tamu
Pada ruang tamu terdapat dua set tempat duduk dan satu lemari
cukup bersih dan minimalis
 Kamar tidur
Pada kamar tidur terdapat 1 kasur besar dengan 1 buah almari
dan desain minimalis
 Ruang keluarga
Pada ruang keluarga terdapat satu set tempat duduk, 1 almari
kecil, 1 televisi dan ruangan cukup bersih.
 Dapur
Pada dapur terdapat 1 buah meja, 1 buah almari, 1 buah kulkas,
1 buah kompor gas, terdapat perabotan yang diletakan kurang
rapi tetapi kebersihan dapur sudah terjaga.
 Kamar mandi
Kebersihan kamar mandi cukup bersih, air mengalir dengan
lancar yang berasal dari PDAM dan berwarna bening.
d) Pola pembersihan rumah dan lingkungan rumah
Secara garis besar kebersihan rumah cukup bersih hanya terdapat
tempat yang kurang rapi yaitu dapur.
e) Perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tempat tinggal
keluarganya
Klien merasa puas dengan keadaan rumah yang mereka miliki
sekarang.
f) Tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga
Klien mengatakan mengumpulkan sampah rumah tangga dan
dipisah, untuk sampah basah dibuang dikebun belakang dan untuk
sampah kering dijual ke pemungut sampah.
g) Karakteristik tetangga dan lingkungan rumah
Beberapa tetangga memiliki struktur keluarga nuclear family dan
extended family dengan tahap perkembangan keluarga dengan
anak dewasa dan usia pertengahan. Sebagian besar tetangga
memiliki sifat ramah dan sederhana, lingkungan rumah bersih dan
banyak pepohonan.
h) Mobilitas geografis keluarga
Klien mengatakan selama berkeluarga sampai sekarang tetap
tinggal dirumah tersebut yang dulunya merupakan rumah dari
orang tua Ny. M yang setelah meninggal diwariskan kepada Ny.
M.
i) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Klien mengatakan sering berkumpul dengan keluarganya
dirumah, mengikuti acara perayaan pernikahan, lahiran dan
sebagaiannya.
j) Sistem pendukung keluarga
Klien mengatakan apabila mendapatkan masalah keluarga
beberapa saudara dari pihak Tn. M dan Ny. M yang akan
membantu baik dukungan sosial maupun finansial.
j. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga ini yaitu demokratis yang mana
dalam pengambilan keputusan penting dilakukan secara bersama dan
mengikut sertakan anak apabila berdampak kepada mereka.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mengandalikan dan
mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah yang
positif didominasi oleh sosok Ibu yang lebih banyak berinteraksi dan
memahami perasaan sang anak.
3) Struktur peran
Peran anggota keluarga:
a) Tn. M sangat berperan sebagai kepala keluarga, yang mengurus
lahan pertanian dan mampu menafkahi seluruh anggota keluarga
serta mengingatkan Ny. M untuk meninum obat dengan teratur.
b) Ny. M sangat berperan sebagai ibu, yang mengurus kebutuhan
rumah tangga dengan baik seperti memasak, membersihkan
rumah, merawat cucu dan sebagainya.
c) Tn. A sangat berperan sebagai menantu, yang bekerja sebagai
pegawai desa dan ikut serta menafkahi keluarga.
d) Ny. T sangat berperan sebagai ibu, yang membantu mengurus
kebutuhan rumah tangga dengan baik seperti memasak,
membersihkan rumah, merawat keluarga, termasuk mengingatkan
Ny. M untuk rutin meminum obat dan memasak makanan yang
rendah gula.
e) An. A sangat berperan sebagai anak, yang ikut bekerja sebagai
guru honorer di sebuah SD dan menghormati keluarganya.
f) An. G sudah berperan sebagai anak yang giat belajar dan
menghormati segenap keluarganya.
4) Nilai atau norma keluarga
Nilai yang diterapkan dalam keluarga yaitu nilai agama Islam yang
saling menyayangi dan menghormati sebagai anggota keluarga.
k. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Anggota keluarga sudah melakukan fungsi afektif dengan baik
terbukti dengan keluarga terbiasa menghabiskan waktu bersama
untuk bercerita.
2) Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi juga terrealisasi dengan baik karena tinggal di
daerah perkampungan yang jiwa sosialnya tinggi sehingga akrab
dengan tetangga sekitar.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga sudah mengenal masalah kesehatan yang dialami klien
terbukti dengan mampu menyebutkan pengertian, tanda gejala dan
penyebab diabetes militus, keluarga juga sudah mampu memelihara
kesehatan lingkungan terbukti dengan kebersihan rumah yang cukup
terjaga, tidak adanya benda di rumah yang memungkinkan terjadinya
risiko cidera, keluarga juga sudah mampu mengambil keputusan dan
mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan
melakukan pemeriksaan rutin di pukesmas setiap satu bulan sekali,
tetapi keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit
karena keluarga mengatakan infomasi yang diberikan dari pukesmas
hanya sebatas mengurangi makanan yang mengandung gula, rutin
meminum obat dan perintah untuk rajin berolahraga sedangkan
penatalaksanaan olagraga yang dianjurkan disini tidak dijelaskan
dengan jelas.
4) Fungsi reproduksi
Klien memiliki tiga orang anak yang sehat dan sudah berrumah
tangga sendiri serta sudah berencana untuk tidak memiliki keturunan
lagi.
5) Fungsi ekonomi
Klien mengatakan sudah merasa cukup dengan finansial yang
dimiliki.
l. Stress dan Koping Keluarga
1) Stress
a) Stres jangka pendek
Ny. M mengatakan khawatir karena sudah 1 tahun semenjak
terdiagnosa diabetes melitus jari di kedua tangannya terasa gatal
dan kering.
b) Stres jangka panjang
Klien mengatakan tidak memiliki stress jangka panjang.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadan stressor
Untuk menghadapi stressor jangka pendek, Ny. M memeriksakannya
ke puskesmas terdekat setiap 1 bualn sekali.
3) Strategi koping yang digunakan
Klien tetap sabar dan berusaha memeriksakan dan merawat gatal
pada tangannya.
m. Pemeriksaan Fisik
1) Keluhan utama/ riwayat penyakit masa ini
Ny. M mengatakan mudah merasa lelah, merasa haus dan minum ±
12 gelas perhari serta gatal-gatal di area jari tangannya selama 1
tahun terakhir.
2) Riwayat penyakit sebelumnya
Klien mengatakan sudah terdiagnosa diabetes melitus tipe 2 sejak
bulan April 2019 saat memeriksakan keadaannya di pukesmas
terdekat.
3) Pemeriksaan Fisik

Tabel 2. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Tn. M Ny. M Tn. A Ny. T An. A An. G


Fisik
Tanda TD : 130/80 TD : 130/75 TD : 120/70 TD : 110/70 TD : 100/70 RR : 18x/mnt
Tanda Vital mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg HR : 85x/mnt
RR : 20x/mnt RR : 18x/mnt RR : 18x/mnt RR: 16x/mnt RR : 16x/mnt T : 36,5 C
HR : 75x/mnt HR : 78x/mnt HR : 75x/mnt HR: 74x/mnt HR : 74x/mnt BB : 40 kg
T : 36,5 C T : 36,5 C T : 36,4 C T : 36,4 C T : 36,5 C TB : 140 cm
BB : 70 kg BB : 46 kg BB : 68 kg BB : 65 kg BB : 58 kg
TB : 165 cm TB : 145 cm TB : 160 cm TB : 146 cm TB : 160 cm

Pemeriksaan
Head to Toe
1. Kepala Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal Mesochepal
2. Rambut Hitam beruban Hitam beruban Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih Hitam bersih
3. Kulit Berwarna sawo Berwarna sawo Berwarna Berwarna Berwarna Berwarna sawo
matang, matang, sawo matang, sawo matang, sawo matang, matang,
turgor 1 detik turgor 1 detik. turgor 1 detik turgor 1 detik turgor 1 detik turgor 1 detik
Pada kedua jari
tangan kulit
terlihat kering
dan
mengelupas.
4. Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
sclera tidak sclera tidak sclera tidak sclera tidak sclera tidak sclera tidak
ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik, ikterik,
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
jelas. jelas. jelas. jelas. jelas. jelas.
5. Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik penghidu baik
6. Mulut dan Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
tenggorokan berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi berbau, gigi
bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak bersih, tidak
ada nyeri telan ada nyeri telan ada nyeri telan ada nyeri telan ada nyeri telan ada nyeri telan
7. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik baik baik baik baik baik
8. Thoraks I : Ictus cordis I : Ictus cordis I : Ictus cordis I : Ictus cordis I : Ictus cordis I : Ictus cordis
Jantung tidak tampak tidak tampak tidak tampak tidak tampak tidak tampak tidak tampak
Pal : Ictus Pal : Ictus Pal : Ictus Pal : Ictus Pal : Ictus Pal : Ictus
cordis teraba di cordis teraba di cordis teraba di cordis teraba di cordis teraba di cordis teraba di
intercosta ke 5 intercosta ke 5 intercosta ke 5 intercosta ke 5 intercosta ke 5 intercosta ke 5
midclavikula midclavikula midclavikula midclavikula midclavikula midclavikula
sinistra sinistra sinistra sinistra sinistra sinistra
Per : Suara Per : Suara Per : Suara Per : Suara Per : Suara Per : Suara
redup redup redup redup redup redup
A : Terdengar A : Terdengar A : Terdengar A : Terdengar A : Terdengar A : Terdengar
bunyi jantung I bunyi jantung I bunyi jantung I bunyi jantung I bunyi jantung I bunyi jantung I
dan II regular dan II regular dan II regular dan II regular dan II regular dan II regular
Paru I : Dada I : Dada I : Dada I : Dada I : Dada I : Dada
simetris antara simetris antara simetris antara simetris antara simetris antara simetris antara
kanan dan kiri kanan dan kiri kanan dan kiri kanan dan kiri kanan dan kiri kanan dan kiri
Pal : Tidak Pal : Tidak Pal : Tidak Pal : Tidak Pal : Tidak Pal : Tidak
terdapat nyeri terdapat nyeri terdapat nyeri terdapat nyeri terdapat nyeri terdapat nyeri
tekan tekan tekan tekan tekan tekan
Per : Sonor Per : Sonor Per : Sonor Per : Sonor Per : Sonor Per : Sonor
A : Tidak A : Tidak A : A : A : Tidak A : Tidak
terdengar suara terdengar suara Tidak Tidak terdengar suara terdengar suara
wheezing dan wheezing dan terdengar suara terdengar suara wheezing dan wheezing dan
ronchi, suara ronchi, suara wheezing dan wheezing dan ronchi, suara ronchi, suara
nafas vesikuler nafas vesikuler ronchi, suara ronchi, suara nafas vesikuler nafas vesikuler
9. Abdomen I : Tidak I : Tidak nafas vesikuler nafas vesikuler I : Tidak I : Tidak
tampak asites tampak asites I : Tidak I : Tidak tampak asites tampak asites
A : Peristaltik A : Peristaltik tampak asites tampak asites A : Peristaltik A : Peristaltik
usus 18x/mnt usus 16x/mnt A : Peristaltik A : Peristaltik usus 18x/mnt usus 18x/mnt
Per: thymphani Per: thymphani usus 20x/mnt usus 20x/mnt Per: thymphani Per: thymphani
Pal : Tidak Pal : Tidak Per: thymphani Per: thymphani Pal : Tidak Pal : Tidak
terdapat nyeri terdapat nyeri Pal : Tidak Pal : Tidak terdapat nyeri terdapat nyeri
tekan tekan terdapat nyeri terdapat nyeri tekan tekan
10.10. Dapat Dapat tekan tekan Dapat Dapat
Ekstermitas menggerakkan menggerakkan Dapat Dapat menggerakkan menggerakkan
ekstremitas ekstremitas menggerakkan menggerakkan ekstremitas ekstremitas
atas dan bawah atas dan bawah ekstremitas ekstremitas atas dan bawah atas dan bawah
dengan baik, dengan baik, atas dan bawah atas dan bawah dengan baik, dengan baik,
dengan baik, dengan baik,
pada keempat pada keempat pada keempat pada keempat pada keempat pada keempat
ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat
edema. edema. edema. edema. edema. edema.
Kekuatan otot: Kekuatan otot: Kekuatan otot: Kekuatan otot: Kekuatan otot: Kekuatan otot:
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

11. Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


Genetalia terpasang terpasang terpasang terpasang terpasang terpasang
kateter, kateter, BAB 1 kateter, kateter, kateter, kateter,
mampu BAB kali dalam mampu BAB mampu BAB mampu BAB mampu BAB
dan BAK sehari dan dan BAK dan BAK dan BAK dan BAK
dengan teratur BAK 7 kali dengan teratur dengan teratur dengan teratur dengan teratur
sehari.

n. Pemeriksaan Penunjang
1) Tn. M
a) GDS : 120 mg/dl
b) Kolesterol : 195 mg/dl
2) Ny. M
a) GDS : 184 mg/dl
b) Kolesterol : 215 mg/dl
3) Tn. A
a) GDS : 100 mg/dl
b) Kolesterol : 185 mg/dl
4) Ny. T
a) GDS : 95 mg/dl
b) Kolesterol : 168 mg/dl
o. Terapi
Terapi yang didapatkan oleh Ny. M yaitu :
1) Metformin HCL 500mg secara oral 2xsehari
2) Amlodipine besylate 5mg secara oral 2xsehari
3) Hydrocortosone acetate 5gram secara topical 2xsehari
p. Harapan Keluarga
1) Apa harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi
Klien mengatakan semoga diberikan umur panjang dan kesehatan
kepada segenap keluarga.
2) Apa harapan keluarga terhadap petugas kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki harapan khusus untuk petugas
kesehatan.

2. Diagnosa Keperawatan

Tabel 3. Diagnosa keperawatan

No Tanggal Data Fokus Diagnosa Ttd


/ Jam Keperawatan Perawat
1 1 April DS : Ny. M mengatakan Ketidakstabilan
2020 / mudah merasa lelah, kadar glukosa darah
16.00 merasa haus dan minum b.d.
WIB ± 12 gelas perhari serta ketidakmampuan
BAK 7 kali sehari. Ny. keluarga merawat
M juga mengatakan anggota keluarga
sudah terdiagnosa yang sakit
diabetes melitus tipe 2
sejak bulan April 2019
saat memeriksakan
keadaannya di
pukesmas terdekat.
DO :
GDS : 184 mg/dl

2 1 April DS : Ny. M mengatakan Kerusakan integritas


2020 / khawatir karena sudah 1 kulit b.d.
16.00 tahun semenjak ketidakmampuan
WIB terdiagnosa diabetes keluarga merawat
melitus jari di kedua anggota keluarga
tangannya terasa gatal yang sakit.
dan kering.
DO : Pada kedua jari
tangan, kulit terlihat
kering dan mengelupas.
3. Prioritas Masalah

a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d. ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga yang sakit

Tabel 4. Prioritas masalah diagnosa 1

No. Kriteria Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah Masalah ini adalah
Skala : Tidak atau kurang sehat x1 = 1 actual sehingga
dikategorikan tidak
atau kurang sehat
2. Kemungkinan masalah dapat Masalah ini dapat
dirubah dengan mudah
Skala : Dengan mudah dirubah karena
klien dan keluarga
sadar akan
x2=2 pentingnya
kesehatan dan
memiliki semangat
untuk mematuhi
manajemen
pengobatan
3. Potensial masalah dapat dicegah Masalah lebih
Skala : Cukup lanjut dapat
x1= dicegah dengan
0,6 patuh terhadap
manajemen
pengobatan
4. Menonjolnya masalah Keluarga
Skala : Masalah berat, dapat menganggap
segera ditangani x1=1 penyakit DM
merupakan
penyakit yang
mengancam jiwa.
Total skor : 4,6

b. Kerusakan integritas kulit b.d. ketidakmampuan keluarga merawat


anggota keluarga yang sakit
Tabel 5. Prioritas masalah diagnosa 2

No. Kriteria Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah Masalah ini adalah
Skala : Tidak atau kurang sehat x1 = 1 aktual sehingga
dikategorikan tidak
atau kurang sehat
2. Kemungkinan masalah dapat Masalah ini hanya
dirubah sebagian dapat
Skala : Hanya sebagian dirubah karena
x2=1 memerlukan
kepatuhan
manajemen dengan
baik baru dapat
terselesaikan
3. Potensial masalah dapat dicegah Masalah lebih
Skala : Cukup lanjut dapat
x1= dicegah dengan
0,6 patuh terhadap
manajemen
pengobatan
4. Menonjolnya masalah Keluarga
Skala : Ada masalah, tapi tidak x1= menganggap
perlu segera ditangani kerusakan
0,5 integritas kulit
bukanlah suatu
masalah yang berat
Total skor : 3,1

Berdasarkan tabel skala prioritas masalah, maka diagnosa


keperawatan yang diprioritaskan yaitu :
a. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d. ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit dengan skor sebesar 4,6
b. Kerusakan integritas kulit b.d. ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit sebesar 3,1.
4. Intervensi Keperawatan

Tabel 6. Intervensi Keperawatan

Tujuan Evaluasi
No Diagnosa
Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakstabil Setelah Setelah dilakukan 1. Kadar glukosa 1. Nilai normal gula 1. Monitor
an kadar dilakukan tindakan selama darah sewaktu darah sewaktu kadar
glukosa darah tindakan 4x24 jam (GDS) dalam (GDS) yaitu 70- glukosa
b.d. keperawatan diharapkan batas normal 200 mg/dl darah
ketidakmamp selama 4x24 keluarga mampu 2. Keluarga 2. Latihan jasmani 2. Beri
uan keluarga jam merawat anggota dapat sangat penting pendidikan
merawat diharapkan keluarga yang menyebutkan untuk kesehatan
anggota keluarga sakit dengan mengapa menstabilkan tentang
keluarga mampu kriteria hasil: latihan kadar glukosa penatalaksa
yang sakit merawat 1. Kadar glukosa jasmani itu darah karena saat naan latihan
anggota darah dalam penting untuk melakukan jasmani
keluarga batas normal menstabilkan latihan jasmani, pada
yang sakit (70-200 kadar glukosa otot akan penderita
mg/dl) darah selain menggunakan diabetes
2. Peningkatan terapi nutrisi glukosa yang melitus tipe
pengetahuan dan obat tersimpan 2
tentang 3. Keluarga sehingga kadar 2. Lakukan
aktifitas yang dapat glukosa akan latihan
disarankan menyebutkan berkurang. jasmani
3. Perilaku patuh bagaimana 3. Latihan jasmani 3. Dukung
terhadap penatalaksana yang dianjurkan untuk
aktifitas yang an latihan yaitu jalan cepat, mengubah
disarankan jasmani yang bersepeda santai kebiasaan
4. Adanya disarankan dan berenang 4. Fasilitasi
keterlibatan 4) Ny. M dapat yang dilakukan keterlibatan
keluarga mematuhi secara teratur keluarga
dalam aktifitas yang sebanyak 3-5 kali dalam
merawat Ny. disarankan perminggu proses
M 5) Adanya selama 30-45 modifikasi
keterlibatan menit dengan perilaku
keluarga jeda antar latihan
dalam tidak lebih dari 2
merawat Ny. hari berturut-
M turut.
4. Ny. M
mengatakan
bahwa dengan
melakukan jalan
cepat dapat
menurunkan
kadar glukosa
jadi saya akan
melakukannnya
secara rutin
untuk
menstabilkan
kadar glukosa.
5. Keluarga
mengatakan akan
berusaha
memberi
semangat dan
mengingatkan
Ny. M untuk
mematuhi
penatalaksanaan
diabetes melitus.
2. Kerusakan Setelah Setelah dilakukan 1. Klien dapat 1. Klien 1. Monitor
integritas dilakukan tindakan selama menjaga mengatakan saya kulit
kulit b.d. tindakan 4x24 jam keseimbangan akan mematuhi 2. Beri
ketidakmamp keperawatan diharapkan cairan dengan penatalaksanaan motivasi
uan keluarga selama 4x24 keluarga dapat mempertahank diabetes melitus pada klien
merawat jam merawat masalah an kestabilan untuk untuk
anggota diharapkan kerusakan kadar glukosa menstabilkan mematuhi
keluarga keluarga integritas kulit darah kadar glukosa manajemen
yang sakit dapat pada Ny. M 2. Klien dapat sehingga kulit pengobatan
merawat dengan kriteria menjaga tangan saya tidak 3. Fasilitasi
masalah hasil: kelembaban kering dan tidak keterlibatan
kerusakan 1. Adanya kulit gatal. keluarga
integritas keseimbangan 3. Adanya 2. Klien dalam
kulit pada cairan dengan keterlibatan mengatakan akan proses
Ny. M mempertahank keluarga rutin perawatan
an kestabilan dalam mengoleskan klien
kadar glukosa merawat Ny. obat topical dan
darah M lotion untuk
2. Terjaganya membantu
kelembaban mempertahankan
kulit kelembaban kulit
3. Adanya 3. Keluarga
keterlibatan mengatakan akan
keluarga berusaha
dalam memberi
merawat Ny. semangat dan
M mengingatkan
Ny. M untuk
mematuhi
penatalaksanaan
diabetes melitus.

5. Implementasi

Tabel 7. Implementasi

Diagnosa Waktu Implementasi Respon Paraf


Keperawatan
Ketidakstabilan 01 April Memberi pendidikan kesehatan S : “ Jadi latihan jasmani ini sangat
kadar glukosa 2020 pukul tentang penatalaksanaan latihan penting untuk menstabilkan
darah b.d. 16.30 WIB jasmani pada penderita diabetes kadar glukosa darah karena
ketidakmampuan melitus tipe 2 dapat menurunkan kadar
keluarga merawat glukosa. Untuk latihan jasmani
anggota keluarga yang dianjurkan yaitu jalan
yang sakit cepat, bersepeda dan berenang
yang dilakukan secara teratur
sebanyak 3-5 kali perminggu
selama 30-45 menit dengan jeda
antar latihan tidak lebih dari 2
hari berturut-turut.”
O : Ekspresi klien tampak serius dan
berusaha mengingat jawaban.
Kerusakan 01 April Memberi motivasi pada klien S : “ Iya mba, saya akan mematuhi
integritas kulit b.d. 2020 pukul untuk mematuhi manajemen penatalaksanaan diabetes
ketidakmampuan 16.45 WIB pengobatan melitus tadi dengan menjaga
keluarga merawat pola makan, teratur meminum
anggota keluarga obat dan rutin melakukan latihan
yang sakit jasmani untuk menstabilkan
kadar glukosa sehingga dapat
membantu kulit tangan saya
agar tidak kering dan tidak gatal
lagi, selain itu saya akan rutin
mengoleskan salep dan lotion
untuk membantu
mempertahankan kelembaban
kulit.”
O : Ekspresi klien tampak serius dan
meyakinkan dirinya untuk
mematuhi manajemen diabetes.
Ketidakstabilan 02 April 1. Memonitor kadar glukosa S : “Saya senang mba, semoga
kadar glukosa 2020 pukul darah setelah jalan pagi ini kadar
darah b.d. 05.30 WIB 2. Melakukan latihan jasmani glukosa saya berkurang ya.”
ketidakmampuan O : GDS sebelum latihan jasmani :
keluarga merawat 156 mg/dl
anggota keluarga GDS setelah latihan jasmani :
yang sakit 134 mg/dl
Ketidakstabilan 03 April 1. Memonitor kadar glukosa S :” Keluarga mengatakan “Iya mba,
kadar glukosa 2020 pukul darah kami akan berusaha
darah b.d. 05.30 WIB 2. Melakukan latihan jasmani mengingatkan dan memberi
ketidakmampuan 3. Memfasilitasi keterlibatan semangat pada Ny. M untuk
keluarga merawat keluarga dalam proses mematuhi penatalaksanaan
anggota keluarga modifikasi perilaku diabetes melitus.”
yang sakit O : GDS sebelum latihan jasmani :
162 mg/dl
GDS setelah latihan jasmani :
144 mg/dl
Kerusakan 03 April Memfasilitasi keterlibatan S : “Iya mba, kami akan berusaha
integritas kulit b.d. 2020 pukul keluarga dalam proses perawatan mengingatkan dan mmemberi
ketidakmampuan 06.15 WIB klien. semangat pada Ny. M untuk
keluarga merawat mematuhi penatalaksanaan
anggota keluarga diabetes melitus.”
yang sakit O : Tersenyum.
Ketidakstabilan 04 April 1. Memonitor kadar glukosa S : “Sudah 3 kali setelah melakukan
kadar glukosa 2020 pukul darah jalan pagi ini kadar glukosa saya
darah b.d. 05.40 WIB 2. Melakukan latihan jasmani turun jadi insyaalloh saya akan
ketidakmampuan 3. Mendukung klien untuk melakukannnya secara rutin.”
keluarga merawat mengubah kebiasaan O : GDS sebelum latihan jasmani :
anggota keluarga 158 mg/dl
yang sakit GDS setelah latihan jasmani :
136 mg/dl
Kerusakan 04 April Monitor kulit S : “Sudah mendingan mba, rasa
integritas kulit b.d. 2020 pukul gatal sudah mendingan dan kulit
ketidakmampuan 06.15 WIB juga tidak terlalu kering.”
keluarga merawat O : Kulit pada kedua jari tangan
anggota keluarga sudah agak lembab dan kulit
yang sakit yang mengelupas sudah
berkurang.
6. Evaluasi

Tabel 8. Evaluasi

Diagnosa Tanggal / Evaluasi Paraf


Keperawatan Jam
Ketidakstabilan 04 April S : Klien mengatakan bahwa latihan
kadar glukosa darah 2020 jasmani sangat penting untuk
b.d. pukul menstabilkan kadar glukosa
ketidakmampuan 06.15 darah karena dapat menurunkan
keluarga merawat WIB kadar glukosa. Latihan jasmani
anggota keluarga yang dianjurkan yaitu jalan
yang sakit cepat, bersepeda santai dan
berenang yang dilakukan secara
teratur sebanyak 3-5 kali
perminggu selama 30-45 menit
dengan jeda antar latihan tidak
lebih dari 2 hari berturut-turut.
Klien juga mengatakan bahwa
setelah 3 kali melakukan jalan
pagi dapat menurunkan kadar
glukosa jadi klien akan
melakukannnya secara rutin
untuk menstabilkan kadar
glukosa. Keluarga mengatakan
akan berusaha memberi
semangat dan mengingatkan Ny.
M untuk mematuhi
penatalaksanaan diabetes
melitus.
O : Kadar GDS terakhir pada
tanggal 04 April 2020 setelah
melakukan latihan jasmani : 136
mg/dl
A : Masalah ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
Kerusakan integritas 04 April S : Klien mengatakan bahwa akan
kulit b.d. 2020 mematuhi penatalaksanaan
ketidakmampuan pukul diabetes melitus untuk
keluarga merawat 06.15 menstabilkan kadar glukosa
anggota keluarga WIB sehingga kulit tangan saya tidak
yang sakit kering dan tidak gatal dan akan
rutin mengoleskan obat topical
dan lotion untuk membantu
mempertahankan kelembaban
kulit. Keluarga mengatakan akan
berusaha memberi semangat dan
mengingatkan Ny. M untuk
mematuhi penatalaksanaan
diabetes melitus. Klien juga
mengatakan rasa gatal sudah
berkurang.
O : Kulit pada kedua jari tangan
sudah agak lembab dan kulit
yang mengelupas sudah
berkurang.
A : Masalah kerusakan integritas
kulit teratasi
P : Hentikan intervensi.

B. Pembahasan

1. Pengkajian

Type keluarga Ny. M adalah Extended family, yang terdiri dari 6


anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yaitu Ny. M sebagai
nenek, Tn. M sebagai kakek, Ny. T sebagai ibu, Tn. A sebagai bapak serta
An. A dan An. G sebagai anak. Hal ini sejalan dengan pengertian type
keluarga Extended family menurut Harmoko (2012) yaitu keluarga yang
terdiri dari nuclear family ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan dan sebagainya.
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak
dewasa. Hal ini sesuai dengan pengertian tahap dan perkembangan
keluarga dengan anak dewasa menurut Duvall, Millis & Miller (1985)
yaitu dimulai pada saat anak pertama sampai anak terakhir
meninggalkan rumah, lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak
dalam keluarga. Tugas perkembangan keluarga Ny. M sudah terpenuhi
dengan baik dan tidak ada tugas yang belum terpenuhi, diantaranya:
a. Dapat memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Dapat mempertahankan keintiman pasangan
c. Dapat mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anak
d. Dapat menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh
bagi anak-anaknya.
Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga masa lalu, klien
mengatakan pada bulan april 2019 klien terdiagnosa menderita diabetes
melitus tipe 2 oleh dokter di pukesmas terdekat dengan tanda gejala yang
dirasakan klien yaitu lemas, pandangan kabur, kadar glukosa darahnya 265
mg/dl. Klien juga mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
menderita diabetes sebelumnya. Pada riwayat kesehatan keluarga saat ini,
Ny. M mengatakan mudah merasa lelah, merasa haus dan minum ± 12
gelas perhari, BAK 7 kali sehari serta gatal-gatal di area jari tangannya
selama 1 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit pada
kedua jari tangan Ny. M terlihat kering dan mengelupas. Pada pemeriksaan
penunjang pada Ny. M tanggal 01 April 2020 pukul 16.00 WIB didapatkan
hasil GDS : 184 mg/dl. Ny. M terdiagnosa menderita diabetes melitus tipe
2 dimana hal ini sejalan dengan pengertian diabetes melitus tipe 2
menurut PERKENI (2015) yaitu penyakit metabolik dengan peningkatan
kadar glukosa darah karena resistensi insulin atau insulin dalam jumlah
yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal sehingga
menyebabkan kadar glukosa dalam darah tinggi dan memungkinkan
terjadinya defisiensi insulin relatif ataupun absolut. Dengan tanda gejala
menurut Fatimah (2015) yaitu polidipsia (banyak minum), poliuria (sering
kencing), mudah lelah, rasa panas dan gatal di kulit.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian kemudian dilakukan perumusan masalah


dan analisa data. Setelah dianalisa ditemukan lebih dari satu masalah.
Masalah keperawatan keluarga diprioritaskan dengan skoring untuk
menentukan masalah yang mana harus ditangani segera. Proses skoring
dilakukan dengan menetukan kriteria yang telah dibuat, skor yang sudah
didapatkan dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot,
kemudian jumlahkan skor untuk semua kriteria (Harmoko, 2012).
Pada kasus ini ditemukan dua diagnosa keperawatan. Diagnosa yang
pertama yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d. ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Penggunaan diagnosa ini
didukung dengan kadar glukosa darah Ny. M yaitu 184 mg/dl dengan
pemberian obat Metformin HCL 500mg secara oral 2xsehari secara rutin,
sedangkan menurut NANDA (2015) ketidakstabilan kadar glukosa darah
adalah terjadinya kerentanan terhadap variasi kadar glukosa darah dari
rentang normal yang dapat mengganggu kesehatan. Menurut PERKENI
(2015) rentang kadar gula darah normal berdasarkan pemeriksaan glukosa
plasma sewaktu yaitu ≥70 dan ≤200 mg/dl. Pada diagnosa ini, faktor yang
berhubungan yaitu ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit terbukti pada pengkajian fungsi perawatan kesehatan
didapatkan keluarga sudah mengenal masalah kesehatan yang dialami
klien, keluarga juga sudah mampu menjaga kesehatan lingkungan,
keluarga sudah mampu mengambil keputusan dan mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi keluarga belum mampu merawat
anggota keluarga yang sakit karena keluarga mengatakan infomasi yang
diberikan dari pukesmas hanya sebatas mengurangi makanan yang
mengandung gula, rutin meminum obat dan perintah untuk rajin
berolahraga sedangkan penatalaksanaan olagraga yang dianjurkan disini
tidak dijelaskan dengan jelas.
Diagnosa yang kedua yaitu kerusakan integritas kulit b.d.
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Penggunaan diagnosa ini didukung dengan pernyataan Ny. M yang
mengatakan bahwa kulitnya terasa kering dan gatal selama 1 tahun
terakhir serta pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit pada kedua jari
tangan terlihat kering dan mengelupas.
3. Intervensi

Intervensi keperawatan dibutuhkan sebagai acuan dalam melakukan


implementasi sesuai dengan diagnosa yang muncul. Pada diagnosa
pertama yaitu, ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d. ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit memiliki tujuan setelah
dilakukan tindakan selama 4x24 jam diharapkan keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit dengan kriteria hasil:
a. Kadar glukosa darah sewaktu (GDS) dalam batas normal (70-200
mg/dl)
b. Peningkatan pengetahuan tentang aktifitas yang disarankan
c. Perilaku patuh terhadap aktifitas yang disarankan
d. Adanya keterlibatan keluarga dalam merawat Ny.
M Dan intervensi yang akan dilakukan :
a. Monitor kadar glukosa darah
b. Beri pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan latihan jasmani
pada penderita diabetes melitus tipe 2
c. Lakukan latihan jasmani
d. Dukung untuk mengubah kebiasaan
e. Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi perilaku
Menurut PERKENI (2015) prinsip penatalaksanaan DM secara umum
ada lima yaitu edukasi, terapi nutrisi medis, jasmani, terapi farmakologi
dan monitoring. Banyak penderita DM yang memiliki risiko
ketidakseimbangan kadar glukosa darah dikarenakan kurangnya
pemahaman terhadap manajemen diabetes dan hanya melaksanakan terapi
farmakologis serta terapi nutrisi medis tanpa melakukan aktivitas fisik.
Kegiatan jasmani yang rendah dan cenderung melakukan aktivitas
sedentari seperti bermalas-malasan dan berlama-lama duduk di depan
televisi menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap
tingginya kadar glukosa darah seseorang (Nurayati & Adriani, 2017).
Melakukan latihan jasmani sangatlah penting karena saat melakukan
latihan jasmani dibutuhkan energi yang besar, maka otot akan
menggunakan glukosa, sehingga glukosa yang tersimpan akan berkurang
dan dapat meningkatkan kontrol glukosa darah (Barnes, 2011). Latihan
jasmani yang dianjurkan yaitu jalan cepat, bersepeda santai dan berenang
yang dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama 30-45
menit dengan jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut
(PERKENI, 2015). Selain itu, keterlibatan keluarga sangatlah berarti
dalam perawatan penderita DM karena dapat meningkatkan semangat
untuk mematuhi manajemen DM dan meningkatkan kualitas hidup
penderita DM.
Diagnosa kedua yaitu kerusakan integritas kulit b.d. ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit yang bertujuan setelah
dilakukan tindakan selama 4x24 jam diharapkan keluarga dapat merawat
masalah kerusakan integritas kulit pada Ny. M dengan kriteria hasil:
a. Adanya keseimbangan cairan dengan mempertahankan kestabilan
kadar glukosa darah
b. Terjaganya kelembaban kulit
c. Adanya keterlibatan keluarga dalam merawat Ny.
M Dengan intervensi yang akan dilakukan yaitu:
a. Monitor kulit
b. Beri motivasi pada klien untuk mematuhi manajemen pengobatan
c. Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses perawatan klien
Menurut Fatimah (2015), salah satu gejala DM yaitu kulit terasa panas
dan gatal, hal ini disebabkan ketika kadar glukosa darah dalam tubuh
berlebih maka glukosa akan dikeluarkan lewat urin, sifat gula yang
menarik air akan membuat penderita DM sering kencing atau mengalami
poliuria sehingga tubuh kekurangan cairan dan menyebabkan kulit kering,
kulit kering inilah yang menyebabkan rasa gatal. Untuk mengatasi hal
tersebut menjaga kestabilan kadar glukosa darah sangatlah penting dengan
mematuhi 5 prinsip penatalaksanaan DM dan menjaga kelembaban kulit
dengan mengoleskan obat topikal ataupun lotion.
4. Implementasi

Implementasi yaitu tindakan nyata yang dilakukan sesuai dengan


intervensi yang telah dibuat (Setiawati & Dermawan, 2008). Untuk
mengatasi masalah ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d.
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
implementasi yang dilakukan yaitu :
a. Memonitor kadar glukosa darah
Memonitor kadar glukosa darah dilakukan untuk membuktikan apakah
dengan melakukan latihan jasmani dapat secara efektif menurunkan
kadar glukosa darah. Implementasi ini dilakukan saat sebelum dan
sesudah melakukan latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100
mg/dL pasien harus mengkonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila
>250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan jasmani (PERKENI,
2015).
b. Memberi pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan latihan jasmani
pada penderita diabetes melitus tipe 2
Pendidikan kesehatan dilakukan agar keluarga mengetahui bagaimana
penatalaksanaan latihan jasmani yang benar dan diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran klien tentang pentingnya penatalaksanaan
latihan jasmani untuk menstabilkan kadar glukosa darah. Metode yang
digunakan dalam pendidikan kesehatan yaitu ceramah dan tanya jawab
serta media yang digunakan berupa leaflet untuk mempermudah
pemahaman klien.
c. Melakukan latihan jasmani
Latihan jasmani merupakan tindakan dalam menstabilkan kadar glukosa
darah selain dengan manajemen edukasi, nutrisi, obat dan monitoring
diabetes melitus. Latihan jasmani yang dilakukan klien berupa jalan
pagi selama 30 menit secara berturut-turut satu hari sekali selama 4
hari.
d. Mendukung klien untuk mengubah kebiasaan
Kebiasaan klien yang diubah yaitu kebiasaan jarang melakukan
olahraga diganti dengan latihan jasmani secara rutin untuk menstabilkan
kadar glukosa darah. Setelah melakukan pendidikan kesehatan dan
klien mengetahui pentingnya melakukan latihan jasmani, hal
selanjutnya yang diharapkan adalah terbentuknya suatu kebiasan untuk
melakukan latihan jasmani karena latihan jasmani memiliki banyak
manfaat pada penderita DM yaitu untuk menjaga kebugaran,
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin yang
dapat memperbaiki kendali glukosa darah (PERKENI, 2015).
Untuk mengatasi masalah kerusakan integritas kulit b.d.
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
implementasi yang digunakan yaitu :
a. Memonitor kulit
Memonitor kulit dilakukan untuk mengetahui apakah manajemen yang
telah dilakukan berefek kepada kondisi kulit klien.
b. Memberi motivasi pada klien untuk mematuhi manajemen pengobatan
Motivasi diberikan untuk menambah kesadaran dan semangat pada
klien dalam mematuhi manajemen pengobatan. Motivasi diberikan
secara lisan agar klien secara rutin melaksanakan latihan jasmani dan 4
penatalaksnaan diabetes lainnya serta mengoleskan obat topical dan
lotion untuk membantu mempertahankan kelembaban kulit.
c. Memfasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi perilaku
Dukungan dari orang terdekat terutama keluarga sangat dibutuhkan
klien untuk membangun semangat dalam melaksanakan manajemen
pengobatan. Maka dengan memfasilitasi keluarga untuk terlibat dalam
proses modifikasi perilaku diharapkan dapat membantu klien dan
keluarga meningkatkan kesadaran untuk menstabilkan kadar glukosa
darah. Keterlibatan keluarga yang diharapkan yaitu keluarga mampu
memonitor, senantiasa mengingatkan dan memberi semangat pada klien
untuk melakukan manajemen pengobatan secara rutin.
Implementasi yang dilakukan dalam mengatasi kedua masalah
keperawatan tersebut sesuai dengan NIC (2013) yaitu monitor kadar
glukosa darah, dukung untuk mengubah kebiasaan yang tidak diinginkan
dengan kebiasaan yang diinginkan, fasilitasi keterlibatan keluarga dalam
proses modifikasi perilaku, nilai tingkat latihan pasien saat ini dan
pengetahuan mengenai latihan jasmani untuk pasien dengan DM tipe 2 dan
intruksikan melakukan latihan jasmani.

5. Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam


mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi yaitu
observasi langsung dan wawancara. Kedua tujuan dari masing-masing
diagnosa telah teratasi sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Dari diagnosa pertama yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d.
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dapat
dievaluasi bahwa kadar glukosa darah Ny. M setelah melakukan latihan
jasmani berada dalam batas normal yaitu 136 mg/dl pada tanggal 04 April
2020, klien dan keluarga dapat mengetahui pentingnnya melakukan latihan
jasmani dan penatalaksanaannya untuk menstabilkan kadar glukosa darah.
Klien juga mengatakan akan melakukan latihan jasmani secara rutin
karena sudah terbukti dengan melakukan latihan jasmani kadar glukosa
darahnya turun. Serta keluarga mengatakan akan terlibat aktif dalam
perawatan klien dengan memberi semangat dan mengingatkan klien
tentang manajemen DM. Hal ini sesuai dengan evaluasi pada diagnosa
ketidakstabilan kadar glukosa darah menurut NOC (2013) yaitu kadar
glukosa darah, pengetahuan: aktifitas yang disarankan dan perilaku patuh:
aktivitas yang disarankan.
Grafik penurunan kadar glukosa darah setelah melakukan implementasi
latihan jasmani :

GDS (mg/dl)

200

175

150

125
Implementasi
pada hari ke
1 2 3 4

Gambar 3. Penurunan Kadar GDS setelah melakukan implementasi


latihan jasmani
Pada diagnosa kedua yaitu kerusakan integritas kulit b.d.
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
didapatkan evaluasi kulit pada kedua jari tangan sudah agak lembab dan
kulit yang mengelupas sudah berkurang, klien mengatakan rasa gatal telah
berkurang dan akan mematuhi penatalaksanaan DM agar keadaan kulitnya
membaik. Keluarga mengatakan akan selalu terlibat aktif dalam
mendukung dan merawat klien. Hal ini sesuai dengan evaluasi pada
diagnosa kerusakan integritas kulit menurut NOC (2013) yaitu
keseimbangan cairan dan kelembaban kulit.

6. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu :

a. Tempat dan waktu pelaksanaan asuhan keperawatan yang sebelumnya


direncanakan di wilayah kerja Pukesmas Srondol kota Semarang pada
bulan Januari 2020 tidak dapat terlaksana dikarenakan perizinan dari
Dinas Kesehatan Kota Semarang yang melebihi batas waktu
perencanaan. Sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan
di Kabupaten Banjanjarnegara pada bulan April 2020.
b. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi, penulis
tidak mendapatkan dokumentasi karena adanya peraturan dari
pemerintah tentang pembatasan sosial berskala besar terkait
merebahnya virus covid 19 sehingga tidak memungkinkan untuk
mengambil data dari pukesmas terdekat.
c. Subjek penelitian yang direncanakan menggunakan dua keluarga hanya
menggunakan satu keluarga karena keterbatasan sampel dan tidak
mampunya penulis mencari data di pukesmas terdekat terkait
pembatasan sosial berskala besar ini.
d. Implementasi latihan jasmani yang diterapkan oleh klien berupa jalan
cepat tetapi berhubung usia klien yang tergolong lansia dan keadaan
klien yang mudah lelah apabila beraktivitas terlalu berat, maka dalam
pelaksanaan implementasi jalan cepat selama 30 menit diselingi dengan
jalan biasa baru dilanjutkan dengan jalan cepat kembali.

Anda mungkin juga menyukai