Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

"ANALISIS PERENCANAAN LUAS PRODUKSI DAN PRODUK


PERUSAHAAN AGRIBISNIS”

Kelompok 5:
1.Clarita Netta
nim: 1806511156
2. Ni Nyoman Ayu Chandra Ragapadmi
nim: 1806511119
3. Putu Tara Adyuta Warapsari
nim: 1806511126
4. Ni Kadek Ayu Melly Febriyanti
nim: 1806511133
5. Ida Bagus Ardi Baskara Wirama
nim: 1806511112

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat banyak perusahaan. Salah satu kegiatan perusahaan yaitu
menghasilkan produk andalannya. Dalam rangka memperoleh laba setinggi mungkin,
perusahaan harus mampu menentukan luas dan pola produksi dengan tepat. Penentuan
luas dan pola produksi yang tidak tepat dapat mengakibatkan hal yang cukup fatal
terhadap kelangsungan perusahaan. Penentuan luas dan pola produksi haruslah
dipertimbangkan dari segala aspek baik yang mempengaruhi pada penjualan produk
tersebut ataupun yang lainnya.
B. Tujuan
Dalam pembahasan makalah ini menyatakan bahwa luas dan pola produksi
merupakan hal yang penting untuk meningkatkan laba perusahaan yang akan di dapat.
Oleh sebab itu penulis menyusun makalah ini sebagai salah satu bentuk cara untuk
memahami lebih mendalam tentang ruang lingkup dalam materi luas dan pola produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dan Tujuan
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba setinggi
mungkin. Luas produksi merupakan jumlah atau volume hasil produksi yang
seharusnya diproduksikan oleh suatau perushaan dalam satu periode. Oleh karena itu
maka luas produksi ini juga harus direncanaakan atau ditentukan agar perusahaan dapat
memperoleh laba yang maksimal.
Luas produksi perlu direncanakan dan diperhitungkan dengan cermat karena tanpa
perencanaan dapat menimbulkan ketidaktepatan dalam menetukan jumlah yang harus
diproduksi oleh suatu perusahaan. Penentuan luas produksi yang terlalu besar berakibat
biaya yang terlalu besar, investasi yang besar pula. Selain adanya volume produksi yang
berlebihan dapat berakibat merosotnya harga jual. Walaupun barang dapat disimpan di
gudang akan tetapi kelebihan volume produksi menimbulkan tambahan biaya
pergudangan dan pemeliharaan – pemeliharaan barang tersebut. Bagi perusahaan yang
menghasilkan barang lebih dari satu macam maka terlalu besarnya volume produksi
dari satu jenis barang berarti berkurangnya kesempatan produk jenis lain. Namun
apabila luas produksi terlalu kecil atau volume produksi yang terlalu sedikit berakibat
tidak dapatnya perusahaan itu memenuhi permintaan konsumen di pasar, sehingga
kemungkinan besar para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi permintaannya tersebut
akan pindah dan menjadi langganan dari perusahaan lain yang merupakan saingan dari
perusahaan tersebut. Oleh sebab itu penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya
alokasi sumber produksi yang lebih efisien. Pada pokoknya perencanaan produksi
merupakan masalah mengenai apa dan berapa yang harus di produksi serta menentukan
bagaimana dan kapan produksi harus dilaksanakan.
Luas produksi adalah juga suatu ukuran akan berapa banyak barang- barang yang
di produksioleh suatu perusahaan. Jadi, luas produksi merupakan ukuran terhadap apa
dan berapa banyak barang-barang yang diprodukisioleh suatu perusahaan tertentu.
Semakin banyak barang yang diproduksi, baik jumlahnya maupun jenisnya, semkin
besar luas produksinya.
B. Faktor- faktor yang Menentukan Luas Produksi
Perusahaan memerlukan sumber daya yang akan dipergunakan untuk
memproduksi barang – barang. Tiap – tiap perusahaan tentu saja akan mempunyai
jumlah dan jenis sumber – sumber produksi yang berbda datu dengan yang lainnya
pengusaha akan berusaha agar dengan factor produksi yang ada dapat menghasilkan
barang – barang yang mendatangkan keuntungan yang besar. Oleh sebab itu kebijakan
pimpinan perusahaan dalam menentuan atau mengatur jenis dan jumlah barang yang
diproduksi sangatlah penting. Kurang tepatnya penentuan luas produksi akan
mengakibatkan semakin kecilnya keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.
Penentuan luas produksi yang tepat berarti pula suatu pengusahaan lebih efektif
memanfaatkan factor – faktor produksi yang tersedia bagi perusahaan yang
bersangkutan. Di samping factor – factor produksi yang tersedia, jumlah permintaan
akan menentukan luas produksi yang paling menguntungkan.
Berikut terdapat beberapa factor yang mempengaruhi atau membatasi luas produsi,
diantaranya adalah:
1. Tersedianya bahan dasar.
2. Tersedianya kapasitasmesin- mesin yang dimiliki.
3. Tersedianya tenaga kerja.
4. Betasan permintaan.
5. Tersedianya factor- factor produksi yang lain.
Tingkat pentingnya penentuan luas produksi untuk masing-masing perusahaan
berbeda – beda :
a. Bagi perusahaan yang memproduksi barang –barang yang bermacam- macam
jenisnya (hal ini adalah disebabkan karena sifat alat-alat produksi/mesin-,mesin yang
dimilikinya) harus diselenggarakan perencanaan yang teliti terhadap penentuan luas
produksi.
b. Bagi perusahaan yang karena alat-alat produksinya ( mesin-mesin digunakan)
mengakibatkan barang- barang yang diproduksinya itu tertentu/telah pasti dan tidak
mudah untuk di ubah-ubah dalam jangka pendek.
c. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang ntuk keperluan pasar,
penentuan luas produksi dalam perusahaan ini sangat penting, sebab dalam hal ini
perusahaan harus mengadakan ramalan-ramalan untuk masa-masa yang akan dating
terhadap jumlah serta jenis barang yang diminta oleh para pembelipotensial.
d. Perusahaan yang memproduksikan barang-barang untuk keperluan langganan
(pesanan) , tidaklah begitu sulit untuk merencanakan penentuan luas produksinya.

C. Luas Produksi dan Luas Perusahaan


Luas perusahaan memiliki arti yang berbeda dengan luas produksi. Luas
perusahaan itu mungkin saja ditentukan oleh luas produksinya (barang- barang yang
dihasilkannya). Oleh sebab itu untuk menentukan luas perusahaan, maka luas produksi
bukanlah merupakan satu-satunya ukuran, sehingga belum tentu luas produksi
merupakan pula luas perusahaan.
Luas perusahaa dapat diukur berdasarkan:
1. Bahan dasar yang dipergunakan.
2. Barang yang dihasilkan.
3. Peralatan ( mesin- mesin ) yang dipergunakan.
4. jumlah pegawai ( tenaga kerja ) yang dipergunakan. Jadi jelaslah bahwa hanya
dalam keadaan tertentu suatu perusahaan mempunyai luas perusahaan yang ditentukan
/ diukur dari luas produksinya.
Dalam hal ini luas produksi menjadi penentu dan menjadi sama dengan luas
perusahaan. Sedangkan dalam hal lain luas perusahaan akan berbeda dengan luas
produksinya. Selain itu luas perusahaan ditentukan untuk jangka panjang sedangkan
luas produksi ditentukan untuk jangka pendek.
Luas produksi dapat berubah – ubah pada setiap saat (periode) sedangkan luas
perusahaan tidak.

D. Hubungan Luas Produksi dengan Biaya


Dalam hubungannya denagn pengertian dan analisa luas produksi ini, yang penting
diketahui adalah pembagian biaya produksi ke dalam biaya tetap dan variabel.
Pembagian ini didasarkan pada hubungannya antara besarnya biaya dengan banyaknya
barang yang dihasilkan di dalam jangka waktu yang pendek. Dikatakan biaya tetap
karena baiaya tersebut tidak dipengaruhi oleh perusahaan dalam volume barang yang
dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan, gaji direksi biaya administrasi, distribusi,
bunga, pemeliharaan gedung dan lain- lain.
. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung pada perubahan
volume produksi. Pola Biaya Tetap dapat dilihat seperti gambar berikut
Biaya variabel ada 3 macam yaitu :
a. biaya variabel yang progresif
b. biaya variabel proporsional
c. biaya variabel yang degresif
Ketika macam biaya variable itu dapat dilihat pada gambar berikut:
Biaya variable yang progresif dan degresif termasuk biaya “semivariabel” atau
“semifixed”. Bentuk lain biaya “semivariabel” seperti terlihat pada gambar di bawah
ini :

E. Metode Programasi Linear ( Linear Program )


Metode programasi linear itu adalah Apabila perusahaan menghasilkan lebih dari
satu macam produk maka metode perencanaan berapa barang yang akan diproduksikan
oleh perusahaan agar keuntungan yang diperoleh maksimal. Didalam penerapan
metode ini digambarkan suatu situasi produksi perusahaan dengan segala factor yang
mempengaruhi atau membatasi luas produksi.
Faktor – faktor yang membatasi luas produksi yaitu:
1. Faktor kapasitas mesin
Kapasitas mesin merupakan batasan di dalam memproduksi sesuatu barang. Suatu
perusahaan tidak akan dapat memproduksi barang dengan jumlah yang melebihi
kemampuan mesin – mesin yang dimilikinya. Setiap satuan barang memerlukan waktu
pengerjaan mesin – mesin (jam mesin) secara sendiri.
2. Faktor bahan dasar
Salah satu yang menjadi batasan dalam penentuan luas produksi yaitu jumlah
bahan dasar yang tersedia. Produksi tidak akan dapat dilaksanaakn melebihi jumlah
kemampuan bahan dasar yang tersedia. Setiap satuan pokok memerlukan sejumlah
bahan dasar tertentu dan berbeda dengan keperluan untuk satuan produk lain. Batasan
ini dapat digambarkan dengan fungsi linear sebagai berikut :

T = fX + gY

Keterangan:
T = banyaknya bahan dasa yang tersedia
f = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan
produk X.
g = jumlah bahan dasar yang diperlukan untuk memproduksi satuan – satuan
produk Y.

3. Faktor uang kas yang tersedia


Sumber pembiayaan segala keperluan perusahaan yaitu kas. Uang kas yang
tersedia membatasi kemampuan perusahaan dalam berproduksi. Sumber pembiyaan
dapat ditambah dengan pinjaman / kredit dari bank. Berikut batasan uang kas yang
dapat dilihat dalam persamaan :
T = hX + iY

Keterangan :
T = uang kas dan kredit bank yang tersedia di perusahaan
h = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang
i = jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk memproduksi barang Y

4. Faktor permintaan
Untuk menentukan besarnya permintaan barangdiperlukan ramalan / forecasting,
terutama ramalan penjualan (sales forecast). Ramalan ini menentukan berapa banyak
masing – masing jenis barang dapat terjual pada tingkat harga tertentu. Memproduksi
barang harus memperhatikan jumlah pesanan atau sertan prospek perkembangaan
ekonomi dan masyarakat.
F. Penentuan Luas Produksi
Dalam menentukan luas produksi ada dua metode, yaitu :
a. Metode grafik menggunakan programasi linear – menggunakan model
matematis untuk menggambarkan masalah yang hendak dianalisis. Pada dasarnya
program linear dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi batasan (kendala)
Contoh : suatu perusahaan dengan dua batasan faktor produksi dan batasa permintaan,
memproduksi dua macam produk X dan Y. batasan faktor produksinya adalah :
- Batasan bahan dasar yang dapat diformulasikan menjadi persamaan garis : 1.000 =
4X + 5Y
- Batasan kapasitas mesin yang diformulasikan dalam bentuk persamaan garis: 4.000 =
25X + 8Y
Sedangkan batasan permintaannya dapat diformulasikan sebagai :
- Batasan permintaan produk X ; X = 200
- Batasan permintaan produk Y; Y = 180
Disamping empat batasan tersebut di atas diketahui pula bahwa sumbangan pada
laba per unit produk X adalah Rp. 15.000,00 dan produk Y sebesar Rp. 12.000,00.
Untuk menggambarkan garis-garis batasan bahan dasar maka kita dapat tentukan
dulu dua titik ekstrimnya yaitu bila bahan dasar hanya digunakan unutk memproduksi
produk X saja dan ekstrim yang lain bila hanya digunakan untuk memproduksi produk
Y saja.
- Dari persamaan I : 1.000 = 4X + 5Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,200) &
(250,0)
- Dari persamaan II : 4.000 = 25X + 8Y dapat diperhitungkan titik ekstrimnya (0,500)
& (160,0)
Dari persamaan III : X = 200 dan persamaan IV : Y = 180
Hasil dari grafik batasan-batasan produksi dan feasibel terlihat dalam gambar di
bawah ini :

Dari empat batasan tersebut di atas dapat digambarkan grafik batasan luas
produksi serta bidang “feasible set” yang ada. Dalam gambar yang diarsir tiap sudut
diberi nama titik-titik ABCD. Untuk penyelesaian persoalan luas poroduksi ini, harus
diketahui koordinat dari titik-titik ABCD.
- Titik A adalah titik batasan persamaan IV dengan koordinat (0,180)
- Titik B merupakan perpotongan antara persamaan I dan IV, dicari dengan cara :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y Persamaan (IV) : Y = 180 Dari dua persamaan
diperoleh koordinat titik B (25,180)
- Titik C merupakan perpotongan antara persamaan I dan II, dicari dengan cara :
Persamaan (I) : 1.000 = 4X + 5Y Persamaan (II) : 4.000 = 25X + 8Y Dari dua persamaan
diperoleh koordinat titik C (129,97)
- Titik D dengan koordinat (160,0) Setelah diketahui semua koordinat masing-
masing titik, selanjutnya menentukan luas produksi yang paling optimal. Luas produksi
yang dipilih dari titik-titik ABCD dengan menghitung satu persatu titik, yaitu:
Data perusahaan menunjukkan laba per satuan produk X adalah Rp. 15.000 dan Y
Rp. 12.000
A (0,180) = (0 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.160.000
B (25,180) = (25 x 15.000) + (180 x 12.000) = Rp. 2.535.000
C (129,97) = (129 x 15.000) + (97 x 12.000) = Rp.3.099.000
D (160,0) = (160 x 15.000) + (0 x 12.000) =Rp. 2.400.000
Titik C adalah titik yang menunjukkan produksi optimal
b. Metode Simplex Pedoman dalam penyelesaian metode simplex sebagai berikut :
- Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai
- Mengidentifikasi batasan-batasan dalam bentuk ketidak samaan
- Merubah ketidak samaan dari batasan yang ada menjadi bentuk persamaan, dengan
cara menambahkan unsur-unsur Slack Variabel (S) kedalamnya
- Memasukkan fungsi tujuan dan batasan yang ada dalam tabel simplex
- Menentukan kolom kunci, baris kunci dan angka kunci. Kolom kunci ditentukan
dengan cara memilih angka pada baris Cj – Zj yang positif terbesar. Dipilih positif
terbesar karena permasalahannya maksimisasi. Untuk menentukan baris kunci, terlebih
dahulu harus dicari angka- angka gantinya (Replacement). Replacement merupakan
angka-angka hasil bagi antara angka-angka pada kolom kuantitas (q) dengan angka-
angka pada kolom kunci. Selanjutnya menentukan baris kunci , yaitu baris yang
mempunyai angka ganti yang positif terkecil. Angka kunci yaitu angka yang terletak
pada perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci
- Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan angka-angka baru. Angka-angka
baru diperoleh dengan cara membagi semua angka-angka yang ada pada baris kunci
dengan angka kunci
- Menentukan angka-angka baru pada baris yang lain, dengan cara mengurangi angka-
angka lama pada baris yang bersangkutan dengan hasil kali antara angka-angka pada
baris kunci yang bersesuaian dengan
Fixed Ratio Fixed Ratio = angka pada kolom kunci : Angka kunci
- Masukkan/susun angka-angka baru tersebut ke dalam tabel simplex kedua. Jika pada
baris Cj – Zj masih ada angka yang positif, maka lakukan lagi langkah-langkah di atas
yang dimulai dari langkah kelima. Jika angka-angka pada baris Cj – Zj sudah tidak ada
yang positif, maka kombinasi yang dicari sudah optimum.

G. Pola Produksi
Setelah forecast penjualan ditentukan, maka persoalan yang muncul adalah pengaturan
produksi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang berfluktuasi. Di dalam
merencanakan pola produksi ini terdapat beberapa factor yang perlu dipertombangkan
yaitu:
a. Pola penjualan perusahaan dalam berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan.
Apabila suatu pola penjualan bergelombang dipenuhi dengan pola produksi konstan
akan terjadi masalah penyimpanan.
b. Pola biaya
Biaya terdiri dari :
- Biaya perputaran tenaga kerja
Merupakan biaya yang diperlukan untuk mencari, mendapatkan, menarik, melatih dan
mempertahankan tenaga kerja yang diperlukan selama satu periode produksi.
- Biaya simpan
Merupakan biaya penyimpanan barang hasil produksi yang tidak atau belum laku
terjual.
- Biaya lembur pada saat gelombang naik ada kemungkinan perlu diadakan kerja
lembur. Premi atau tambahan upah yang diberikan merupakan upah lembur (overtime
premium cost)
- Biaya subkontrak biaya yang diperlukan untuk memesan pada perusahaan lain yang
dapat memprodukso barang hasil perusahaan. Perusahaan perlu memesan kepada
perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan pelanggan.
c. Kapasitas Maksimum fasilitas produksi
Dari uraian di muka terdapat beberapa jenis pola produksi yaitu:
- Pola produksi konstan (horizontal) Yaitu pola produksi di mana jumlah yang
diproduksi selalu sama.
- Pola produksi bergelombang Merupakan pola produksi di mana jumlah yang
dihasilkan tidak selalu sama
- Pola produksi moderat Adalah pola produksi yang bergelombang hanya saja
diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga mendekati
konstan
Contoh : suatu perusahaan menghadapi pola penjualan bergelombang yang tergambar
pada tabel di bawah ini :

Triwulan Jumlah Penjualan


I 200 unit
II 450 unit
III 1.100 unit
IV 400 unit

Triwulan Jumlah Penjualan I II III IV 200 unit 450 unit 1.100 unit 400 unit Perusahaan
akan memenuhi penjualannya itu dengan salah satu dari 3 alternatif pola produksi yang
diajukan yaitu :
- Pola yang konstan, sebesar 500 unit tiap triwulan
- Pola yang bergelombang mengikuti dengan gelombang penjualaanya hanya saja
maksimum produksinya akan sebesar kapasitas maksimum yang dimiliki oleh fasilitas
produksinya yaitu sebesar 1.000 satuan per triwulan, lebih dari itu tidak dapat dicapai,
jadi harus ditutup dari persediaan dan atau dari subkontrak kepada perusahaan lain
- Pola produksi moderat yaitu 400 satuan tiap triwulan pada triwulan pertama dan
kedua, sedangkan pada triwulan ketiga dan keempat masing-masing sebesar 800 satuan

Dari data yang ada pada perusahaan menunjukkan keadaan bahwa :


- Biaya penyimpanan adalah Rp. 80,00 per satuan per triwulan
- Setiap kenaikan hasil produksi sebesar 200 satuan diperlukan biaya perputaran tenaga
kerja sebesar Rp. 4.000,00 sedangkan penurunan hasil produksi tidak perlu ada biaya
- Upah kerja lembur harus dibayarkan apabila hasil produksi lebih besar daripada 700
satuan dengan premi sebesar Rp. 100,00 per satuan triwulan
- Biaya subkontak kalau kita pesan pada perusahaan lain adalah sebesar Rp. 100,00 per
satuan Dari data di atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik yaitu
yang akan mendatangkan ongkos tambahan yang terendah
Dari data di atas dapatlah dipilih alternatif pola produksi yang paling baik yaitu
yang akan mendatangkan ongkos tambahan yang terendah. Apabila kita gambarkan
pola produksi dan pola-pola penjualannya dapat dilihat dari gambar berikut:

Dari gambar histogram itu dapat kita perhitungkan biaya tambah masing - masing
pola produksi seperti terlihat pada tabel berikut:
Biaya Pola Produksi Pola Produksi Pola Produksi
Konstan Moderat Bergelombang
1. B. Perputaran TK - Rp 8.000,00 Rp 16.000,00
2. B. Simpan Rp 60.000,00 Rp 60.000,00 -
3. B. Lembur - Rp 20.000,00 Rp 30.000,00
4. B.Subkontrak Rp 25.000,00 Rp 15.000,00 Rp 10.000,00
Total Rp 85.000,00 Rp 103.000,00 Rp 56.000,00
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba setinggi
mungkin. Untuk memperoleh laba yang tinggi, perusahaan harus mampu mengambil
keputusan yang tepat dalam memilih luas dan pola produksi dalam perusahaan tersebut.
Pengambilan keputusan dalam menentukan luas dan pola produksi haruslah
mempertimbangkan segala hal yang berhubungan dengan produk yang akan di produksi
mulai dari hal yang sifatnya berasal dari intern perusahaan dan hal yang sifatnya berasal
dari ekstern perusahaan. Ketepatan dalam mengambil keputusan atau menentukan luas dan
pola produksi akan membantu mewujudkan tujuan perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/luas-produksi 3.
2. http://kuliah-manajemen.blogspot.com/2009/12/luas-dan-pola-produksi.html
3. https://slideplayer.info/slide/13330487/
4. https://sites.google.com/site/operasiproduksi/luas-produksi
5.http://agribisnis.untan.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/MODUL-MANAJEMEN-
PRODUKSI-DAN-OPERASI-MPO-2017-untuk-Mahasiswa-S1FILEminimizer.pdf

Anda mungkin juga menyukai