Anda di halaman 1dari 3

-1-

Yth.
1. Pelaku usaha produksi dan distribusi obat serta sarana pelayanan kefarmasian
2. Pelaku usaha produksi dan distribusi obat tradisional
3. Pelaku usaha produksi dan distribusi suplemen kesehatan
4. Pelaku usaha produksi dan distribusi produk perawatan kesehatan (health care)
5. Pelaku usaha produksi dan distribusi pangan olahan
Di Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR: HK.02.02.1.2.04.20.12 TAHUN 2020
TENTANG
UPAYA MENJAGA KETERSEDIAAN OBAT DAN MAKANAN BERKUALITAS PADA
MASA STATUS KEADAAN TERTENTU DARURAT BENCANA WABAH CORONA
VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI INDONESIA

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan kondisi dan dampak terkini pada status keadaan tertentu darurat
bencana wabah COVID-19 di Indonesia serta sejalan dengan kedudukan Badan
Pengawas Obat dan Makanan sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang Pengawasan Obat dan
Makanan, dipandang perlu menerbitkan Surat Edaran dalam rangka menjaga
ketersediaan Obat dan Makanan yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Mendukung pelaku usaha Obat dan Makanan untuk memastikan rantai


produksi dan distribusi Obat dan Makanan berkualitas secara konsisten
termasuk pada masa status keadaan tertentu darurat bencana wabah COVID-
19 di Indonesia;
2. Memastikan pelaksanaan tugas dan fungsi layanan publik serta pengawasan
Badan Pengawas Obat dan Makanan kepada pelaku usaha dalam rangka
mewujudkan obat dan makanan aman, bermutu, dan berdaya saing tetap
berjalan maksimal selama masa status keadaan tertentu darurat bencana wabah
COVID-19 di Indonesia.

C. RUANG LINGKUP

Surat Edaran ini memuat himbauan bagi pelaku usaha Obat dan Makanan untuk
memastikan rantai produksi dan distribusi obat dan makanan tetap beroperasi
secara baik selama masa status keadaan tertentu darurat bencana wabah COVID-
19 di Indonesia dalam rangka menjaga ketersediaan obat dan makanan berkualitas
bagi masyarakat Indonesia.

D. DASAR

1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
-2-
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial
Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19);
5. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
6. Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
7. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
8. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
9. Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13A tahun
2020 tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah
Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia;

E. ISI

1. Sarana produksi obat, obat tradisional, suplemen kesehatan, personal care, dan
pangan olahan agar tetap melaksanakan praktik produksi guna memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan senantiasa menerapkan Cara Pembuatan
Produk yang Baik (Good Manufacturing Practices);
2. Sarana distribusi obat dan sarana pelayanan kefarmasian, sarana distribusi
dan ritel obat tradisional, suplemen kesehatan, produk perawatan kesehatan
(health care) dan pangan olahan agar tetap melaksanakan praktik distribusi
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan praktik distribusi senantiasa
sesuai Cara yang Baik (Good Distribution Practices, Good Retailing Practices)
serta sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian dan Pedoman Pengelolaan Obat;
3. Pelaku usaha produksi, distribusi obat dan sarana pelayanan kefarmasian,
distribusi dan ritel obat tradisional, suplemen kesehatan, produk perawatan
kesehatan (health care) dan pangan olahan, agar memastikan keamanan dan
mutu bahan baku, produk, dan kemasan di sepanjang rantai pasok (supply
chain) dari risiko terkontaminasi virus Corona;
4. Dalam melaksanakan praktik produksi dan distribusi obat dan sarana
pelayanan kefarmasian, distribusi dan ritel obat tradisional, suplemen
kesehatan, produk perawatan kesehatan (health care) dan pangan olahan, agar
memiliki protokol pencegahan penyebaran COVID-19 dan memastikan
penerapan sesuai dengan protokol yang diterbitkan oleh Pemerintah;
5. Pelayanan publik perizinan dan pengawasan Obat dan Makanan yang menjadi
kewenangan Badan Pengawas Obat dan Makanan dilaksanakan secara online
-3-
sehingga dapat diakses oleh pelaku usaha di manapun berada selama masa
status keadaan tertentu darurat bencana wabah COVID-19 di Indonesia.

F. PENUTUP

1. Surat Edaran ini dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kebijakan


Pemerintah yang lain serta sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2. Surat Edaran ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan dicabutnya
masa status keadaan darurat bencana wabah penyakit akibat Viru Corona di
Indonesia oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Demikian Surat Edaran ini dibuat untuk menjadi pedoman dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 3 April 2020

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PENNY K.LUKITO

Anda mungkin juga menyukai