Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mery indahsari

Nim : 1821107

Mata Kuliah : Audit Kecurangan

FRAUD TREE

. Occupational Fraud Tree ini mempunyai 3 cabang utama yaitu corruption, asset,
misappropriation, dan fraudulent statements. Masing masing cabang beseta ranting dan anak,
rantingnya akan dibahas dibawah.
Corruption / Korupsi

Cabang dan ranting yang menggambarkan fraud yang di beri label “corruption”
dapat di lihat di sisi kiri dari ”fraud tree” istilah “corruption” di sini serupa tetapi tidak
sama dengan istilah korupsi dalam ketentuan perundang – undangan Nomor 13 Tahun
1999 meliputi 30 tindak pidana korupsi , dan bukan bentuk seperti yang di gambarkan
dalam ranting – ranting conflictsof interest bribery, illegal gratuities, economic,
extortion.

Conflicts of interest atau benturan kepentingan sering kita jumpai dalam berbagai
bentuk, di antaranya bisnis pelat merah atau bisnis pejabat (penguasa) dan keluarga serta
kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan di lembaga – lembaga pemerintah dan
di dunia bisnis sekalipun.

Konsep conflicts of interest di gunakan dalam konversi PBB mengenai


pemberantasan korupsi (united nations convertion against ccorruption). Indonesia
meratifikasi konversi ini “Pengertian definisi atau konsep conflict of inters dapat
memperkaya wawasan kita mengenai makna korupsi kalau di cantumkan dalam undang –
undang pemberantasan tindak pidana korupsi.

Korupsi disini merupakan penyalahgunaan wewenang. Maka dari itu pelaku


korupsi ini biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kedudukan dalam suatu
instansi maupun organisasi. Contohnya bisa kita lihat sendiri pada banyak kasus yang
terjadi di Indonesia. Biasanya koruptor tersebut merupakan pejabat negara atau instansi
yang memiliki kewenangan tertentu. Terjadinya korupsi bisa terjadi karena beberapa hal,
antara lain:
1.      Konflik Kepentingan. Hal ini sering kita jumpai dalam berbagai bentuk, di antaranya
bisnis pelat merah atau bisnis pejabat dan keluarga beserta kroni mereka yang menjadi
pemasok atau rekanan di lembaga-lembaga pemerintah dan di dunia bisnis sekalipun.
2.      Penyuapan. Praktek-praktek penyuapan sesungguhnya banyak terjadi dalam dunia bisnis
di sekitar kita. Penyuapan biasanya dilakukan agar dapat menghindari prosedur atau
birokrasi yang terkesan berbelit-belit.
Penyuapan ada berbagai macam bentuknya. Kickback meruapkan salah satu bentuk
penyuapan dimana penjual menyerahkan sebagian dari hasil penjualannya. Prosentase
yang diserahkan itu bisa diatur dimuka atau diserahkan sepenuhnya kepada penjual.
Dalam hal terakhir, apabila penerima kickback mengganggap kickback yang diterimanya
terlalu kecil maka dia akan mengalihkan bisnisnya ke rekanann yang mampu memberi
kickback yang lebih tinggi.
3.      Illegal Gratuities adalah pemberian arau hadiah yang merupakan dalam bentuk
terselubung atau sering disebut juga sebagai gratifikasi.

Aset Misappropriation
Aset misappropriation atau ”Pengambilan” aset secara illegal dalam bahasa sehari
– hari di sebut mencuri. Namun dalam istilah hukum, “mengambil” aset secara illegal
(tidak sah , atau melawan hukum) yang di lakukan oleh seseorang yang di beri wewenang
untuk mengelola atau mengawasi aset tersebut, di sebut menggelapkan. Istilah
penggelapan dalam bahasa inggrisnya adalah embezzlement. Dalam fraud tree ACF,
kelihatannya istilah larceny di pergunakan sebagai sinonim dari embezzlement.
Aset misappropriation dalam bentuk penjarahan cash atau cash misappropriation
di lakukan dalam bentuk tidak bentuk : skimming, larceny, dan fraudulent disbursements.
Klasifikasi penjarahan kas dalam tiga bentuk di sesuaikan dengan arus kas masuk.
 Skimming
“Uang di jarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke perusahaan
 Larceny
"Peluang untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan
lemahnya sistem pengendalian inten, khususnya yang berkenaan dengan
perlindungan keselamatan aset (safeguarding of assets).
 fraudulent disbursements
pelaku melakukan trik agar perusahaan melakukan pengeluaran secara tidak
benar. Contoh yang umum adalah pelaku memasukkan faktur palsu atau kartu
absen yang tidak benar. Jenis-jenis Fraudulent Disbursements adalah:

a.     Billing schemes
b.     Payroll schemes

c.      Expense reimbursment schemes

d.     Check tampering

e.      Register disbursements schemes

Fraudulent Statement 
yakni fraud yang berkenaan dengan penyajian laporan keuangan. Ada beberapa cara yang
dapar dilakukan antara lain menyajikan asset atau pendapatan lebih tinggi dari yang
sebenarnya dan juga menyajikan asset atau pendapatan lebih rendah dari yang
sebenarnya.

MANFAAT FRAUD TREE

Fraud tree yang di buat ACFE sangat bermanfaat. Fraus tree memetakan fraud dalam
lingkungan kerja. Peta ini membantu akuntan forensik mengenali dan mendiagonsis fraud yang
terjadi. Ada gejala gejala penyakit fraud yang dalam auditing dikenal sebagai red flags. Akuntan
forensic sebaiknya membuat sendiri fraud tree atau peta dari tindak pidana yang diperiksanya.

Ia dapat membuat pohon atau skema yang komprehensif untuk semua jenis pajak atau pohon
tindak pidana perpajakan yang khusus unntuk suatu jenis perpajakan tertentu, transaksi tertentu,
atau tindak pidana perpajakan dalam industry tertentu. Pohon tindak pidana yang koperhensif
yang melipiti ke-30 jenis tindak pidana korupsi akan sangat rumit penyajiannya. Lebih mudah
dan bermanfaat menyusun pohon tindak pidana korupsi yang parsial, misalnya berdasarkan tujuh
kelompok tindak pidana korupsi.

Akuntansi forensik sebaiknya membuat sendiri fraud tree atau peta dari tindak pidana
yang di periksa. Seorang penyidik tindak pidana perpajakan. Misalnya, perlu membuat pohon
tindak pidana perpajakan. Ia dapat membuat pohon atau skema yang komprehensif untuk semua
jenis pajak atau pohon tindak pidana perpajakan yang khusus untuk suatu jenis pajak tertentu
(Misalnya Pajak Pertambahan Nilai), untuk jenis transaksi tertentu (misalnya restitusi pajak),
atau tindak pidana perpajakan dalam industry tertentu misalnya, pertambangan, production
sharing contactors (PCS) dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai