Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. HASIL
GEJALA &
LOKASI
TANDA TIPE
NAMA TEMUAN, PENGENDAL
SERANGGA ORDO ALAT
SERANGGA KARAKTER IAN
,KOMODIT MULUT
ISTIK
AS
Komoditas :
Wereng Padi
Mengigit Menggunakan
batang coklat Gejala &
Hemiptera Sawah dan musuh
(Nilaparvata Tanda : daun
Menghisap alaminya
lugens) padi menjadi
kuning
Ulat grayak Komoditas : Lepidoptera Kebun Menggigit 1. Memasang
(Spodoptera Bawang dan perangkap
litura) Merah menghisap ngengat sex
feromonoid
Gejala & 2. Penggunaa
Tanda : agensia hay
merusak daun ati dapat dil
& menyerang akukan den
secara gan
serentak berk memanfaat
elompok. den kan musuh 
gan meningg alami.
alkan sisa"sis 3. Penyemprot
aepidermis ba an
gian atas, tran insektisida 
sparan dan ti berbahan ak
nggal tulang- tif profenof
os,
klorpirifos, 
tulang daun sipermetrin, 
saja. betasiflutrin 
atau lamdas
ihalortrin.
Komoditas :
Padi, Jagung

Gejala &
Belalang Mengigit
Tanda : daun Area
(Oxya Orthopera dan insektisida
muda persawahan
chinensis) mengunyah
menjadi
rebah,daun
berlubang
bekas gigitan
Komoditas :
belimbing

Lalat Buah Gejala & Menusuk Dengan


Perkebunan
(Bactrocera Tanda : buah Diptera dan perangkap atau
buah
dorsalis) terdapat mengisap yellowtrap
bercak hitam
dan buah
membusuk
Kepik hijau Komoditas : Hemiptera Perkebunan Menusuk Menggunakan
(Nezara Polong Menghisap musuh
viridula) alaminya
Gejala &
Tanda : biji
menjadi men
gempis,polon
g gugur,biji
menjadi
busuk,hingga
berwarna
hitam. Kulit
biji menjadi
keriput dan
adanya
bercak coklat
pada kulit
biji.
Komoditas :
Tomat,
terong

4. Pengambilan
Gejala &
larva den
Tanda :
imago
Larva dan
kemudian
Kumbang kumbang
Menusuk dimusnahkan.
Kubah E.Sparsa Areal
Coleoptera dan 5. Penyemprotan
(Epilachna memakan persawahan
menghisap insektisida
sparsa) permukaan
sistemik bila
alas & bawah
sudah
daun kentang
ditemukan
sehingga
gejala serangan
tinggal
epidermis &
tulang daun
(karancang)
Walang Komoditas : Hemiptera areal Menusuk Insektisida
sangit Gejala & perwahan Menghisap untuk
Tanda :
(Leptocorisa tanaman jadi pembasmian
acuta) mengunig telurnnya

4.2. PEMBAHASAN GAMBAR HASIL PENGAMATAN


4.3. KARAKTERISTIK HAMA
4.3.1. Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens)
a) Ordo : Hemiptera
b) Siklus hidup : Siklus hidup wereng termasuk singkat dan cepat
berkembang biak karena dari satu pasang hama wereng coklat
dalam 90 hari mampu berkembang biak menjadi 10.000 ekor
wereng coklat betina. Satu betina wereng coklat mampu
bertelur 100 hingga 500 butir telur. Telur ini akan diletakan
tidak pada satu lokasi melainkan berkelompok dengan masing
masing kelompok antara 3 sampai 21 butir. Dalam 710 hari
telur akan menetas dan membentuk nimfa atau kepompong.
Setelah 2 minggu nimfa akan berubah menjadi wereng coklat
dewasa.
c) Bagian-bagian tubuh : wereng coklat terdapat dua tipe yaitu
wereng bersayap panjang dan wereng bersayap pendek
Mempunyai tipe mulut pencucuk penghisap, wereng
meletakkan telur pada pangkal pelepah daun, tempat ini pula
yang menjadi tempat hidup nimfa wereng coklat. Habitat
wereng ini musiman dan berpindah pindah, Dapat hidup pada
rerumputan atau gulma sebagai inang
d) Gejala dan tanda hama : Kerdil hampa (tampak ujung daun
melipat) kerdil tanaman, tanaman jadi kerdi
e) Tipe mulut : pencucuk penghisap
f) Pengendalian : penanaman varietas padi yang tahan terhadap
WBC adalah penting untuk mencegah terjadinya ledakan
hama. Salah satu contohnya adalah varietas Inpari-13.
Penanaman Serempak. WBC hanya dapat hidup dengan baik
pada tanaman padi. Jadi untuk memutuskan siklus hidupnya
dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, minimal menanam
satu kali tanaman non-padi.
4.3.2. Ulat grayak (Spodoptera litura)
a) Ordo : Lepidoptera
b) Siklus hidup : Siklus hidup Spodoptera sp. berlangsung dalam
empat stadium, yaitu stadium telur, larva, pupa, dan imago
atau ngengat. Ngengat betina meletakkan telurnya di
permukaan daun tanaman dengan jumlah telur antara 2000-
3000 butir. Setelah 3-5 hari, telur akan menetas menjadi larva
dan hidup secara berkelompok dalam jumlah sagat banyak.
Fase ini terdiri atas lima instar, dan pada instar terakhir, ulat
sangat rakus dan bisa menghabisi daun tanaman dalam waktu
satu malam. Pada siang hari, larva akan bersembunyi di dalam
tanah, dan malam harinya sangat aktif untuk memakan daun-
daun tanaman. Fase larva berlangsung kurang lebih selama 20
hari, kemudian akan berubah menjadi pupa. Stadium pupa
akan berlangsung selama kurang lebih 8 hari, kemudian akan
keluar ngengat dewasa. Pada umur 2-6 hari, ngengat dewasa
sudah kembali bertelur untuk menurunkan generasi baru.
c) Bagian-bagian tubuh : Serangga dewasa jenis Spodoptera
litura, memiliki ukuran panjang badan 20 - 25 mm, berumur 5
- 10 hari dan untuk seekor serangga betina jenis ini dapat
bertelur 1.500 butir dalam kelompok-kelompok 300 butir
d) Gejala dan tanda hama : Ulat grayak aktif makan pada malam
hari, meninggalkan epidermis atas dan tulang daun sehingga
daun yang terserang dari jauh terlihat berwarna putih
(Balitbang, 2006). Larva yang masih kecil merusak daun dan
menyerang secara serentak berkelompok. dengan
meninggalkan sisa-sisa bagian atas epidermis daun, transparan
dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di
permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim
kemarau.
e) Tipe mulut : mengigit dan mengunyah
f) Pengendalian : Terdapat beberapa musuh alami ulat grayak
baik dari jenis predator, parasitoid, maupun patogen. Beberapa
jenis predator yang bisa dimanfaatkan untuk menekan populasi
ulat grayak antara lain Lycosa
pseudoannnulata (Araceae), Paederus fuscipes (Coleoptera),
Euburellia stali (Dermaptera), dan Eocantheocona furcellata
(Hemiptera). Sementara itu, jenis parasitoid yang dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan ulat grayak
adalah Apanteles sp. (Hymenoptera), dan Telenomus
sp. (Hymenoptera). Sedangkan patogen yang dapat
dimanfaatkan untuk mengendalikan ulat grayak adalah SlNPV
danBeauveria bassiana. ( Kurnianti,2013)
4.3.3. Belalang (Oxya chinensis)
a) Ordo : Orthoptera
b) Siklus hidup : Belalang adalah hewan yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna
adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur,
nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara
nimfa dan imago tidak jauh berbeda
c) Bagian-bagian tubuh : Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian
utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen).
Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap,
dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk
melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk
berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat
mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan
tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum
berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari
beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau
getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang
telinga manusia. Belalang bernafas dengan trakea.Belalang
punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang
termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar
(exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah
kepiting dan lobster. Belalang betina dewasa berukuran lebih
besar daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm
sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh
sekitar 2-3 gram.
d) Gejala dan tanda hama : Hama ini menyerang terutama di
bagian daun, daun terlihat rusak karena serangan dari belalang
tersebut, jika populasinya banyak serta belalang sedang dalam
keadaan kelaparan, hama ini bisa menghabiskan tanaman
jagung sekaligus sampai tulang–tulang daunnya.
e) Tipe mulut : mengigit dan mengunyah
f) Pengendalian : pada budidaya jagung secara kimiawi bisa
dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos,
klorpirifos, sipermetrin, betasiflutrin atau lamdasihalortrin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
4.3.4. Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
a) Ordo : Diptera
b) Siklus hidup: Dengan ovipositornya, lalat buah betina menusuk
kulit buah atau sayur untuk meletakkan telurnya. Jumlah telur
sekitar 50-100 butir. Setelah 2-5 hari, telur akan menetas dan
menjadi larva. Larva tersebut akan membuat terowongan di
dalam buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 4-7
hari. Larva yang telah dewasa meninggalkan buah dan jatuh di
atas tanah, kemudian membuat terowongan sedalam 2-5 cm
dan berubah menjadi pupa. Lama masa pupa 3-5 hari. Lalat
dewasa keluar dari dalam pupa, dan kurang dari satu menit
langsung bisa terbang. Total daur hidupnya antara 23-34 hari,
tergantung cuaca. Dalam waktu satu tahun lalat ini
diperkirakan menghasilkan 8-10 generasi. Lalat buah sering
menyerang dan menghancurkan tanaman saat musim
penghujan karena kelembapan memicu pupa untuk keluar
menjadi lalat dewasa.
c) Bagian-bagian tubuh : Lalat buah berukuran 1-6 mm,
berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya sangat
bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau
kombinasinya dan bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada
bercak-bercak coklat kekuningan. Pada abdomennya terdapat
pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya terdapat bercak-
bercak kekuningan. Disebut Tephtridae-berarti bor-karena
terdapat ovipositor pada lalat betina. Bagian tubuh itu berguna
memasukkan telur ke dalam buah. Ovipositornya terdiri dari
tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang keras.
d) Gejala dan tanda hama : Hama ini menyerang pada fase larva.
Batang menjadi bisul. buah yang terserang kecil dan warnanya
kuning. Serangan berat buah menjadi busuk.Gejala awal pada
permukaan kulit buah ditandai dengan adanya noda/titik bekas
tusukan ovipositor (alat peletak telur) lalat betina saat
meletakkan telurnya ke dalam buah. Selanjutnya akibat
gangguan larva yang menetas dari telur di dalam buah, maka
noda-noda tersebut berkembang menjadi bercak coklat di
sekitar titik tersebut. Larva memakan daging buah, dan
akhirnya buah menjadi busuk dan gugur sebelum matang.
e) Tipe mulut : menusuk dan menghisap
f) Pengendalian : membuat perangkap dari botol bekas air
mineral yang di dalamnya diberi umpan berupa Atraktan Lalat
Buah (ATLABU) keluaran Balai Penelitian Obat dan
Aromatik. Selain itu dapat juga digunakan perangkap kuning
seperti yang dilakukan pada hama thrips. Karena umumnya
serangga-serangga tersebut sangat menyukai warna-warna
mencolok.
4.3.5. Kepik hijau (Nezara viridula)
a) Ordo : Coleoptera
b) Siklus hidup : Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan
daun, berkelompok. Setelah  6 haritelur menetas menjadi nimfa
(kepik muda), yang berwarna hitam bitnik putih. Pagi hari
berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke
polong,memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur
hingga dewasa antara  1 sampai 6 bulan (Pracaya, 2007).
c) Bagian-bagian tubuh : Hama kepik hijau ini pada stadia imago
berwarna hijau polos, kepala berwarna hijau serna
pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan, kuning
kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos.
Telur diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada
permukaan bawah daun. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal
hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar.
Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong
(Pracaya, 2007).
d) Gejala dan tanda hama : Kepik (Nezara viridula), ini sering
merusak tanaman padi, tetapi juga sering menyerang jagung,
cantel dan rumput-rumputan.  Pada siang hari, kepik dewasa
bersembunyi di tengah-tengah tanaman padi atau di dalam
lumpur dekat akar tanaman.  Tujuannya untuk menghindari
cahaya matahari.  Pada waktu senja, kepik naik ke daun-
daun tanaman dan menghisap cairan tanaman padi. 
Akibatnya adalah warna di tempat sekitar isapan menjadi
coklat dan tepinya coklat tua.  Jika serangan menghebat,
ujung atau tepi daun dan bagian tengahnya atau seluruh
tanaman menjadi kering.  Ada kemungkinan juga bagian
tengah dari daun menggulung membujur (Pracaya, 2007).
e) Tipe mulut : mengigit dan menguyah
f) Pengendalian : Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10
hari. Pergiliran tanaman bukan inang. Pengumpulan kepik
dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan. Menjaga
kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.
Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui
batas ambang kendali.
4.3.6. Kumbang Kubah (Epilachna sparsa)
a) Ordo : Coleoptera
b) Siklus hidup
c) Bagian-bagian tubuh : hama seranggainiterdiri dari tiga bagian
tubuh yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Kumbang
jugamemiliki sayap. Selain memiliki sayap kumbang juga meil
iki elytra. Elytramerupakan pelindung sayap (wing cover)
bagian ini memiliki sifat yang keras.Selain itu elytra juga
memiliki warna yang indah
d) Gejala dan tanda hama : Larva dan kumbang E. Sparsa
memakan permukaan alas dan bawah daun kentangsehingga
tinggal epidermis dan tulang daunnya (karancang). Tanaman
inang E.sparse adalah terung, tomat, jagung, padi, dan kacang
tanah.
e) Tipe mulut :
f) Pengendalian : Pengendalian E. Sparse dapat dilakukan
denganPengambilan larva den imago kemudian
dimusnahkandan penyemprotan insektisida sistemik bila sudah
ditemukan gejala serangan(Kuntohartono, 1980)
4.3.7. Walang sangit (Leptocorisa acuta)
a) Ordo : Hemiptera
b) Siklus hidup : Daur Hidup dari ordo hemiptera (Leptocorisa
acuta) ini melewati masa perkembangan dengan tipe
paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan
kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali
melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya
di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara
berkesinambungan. Ciri khas utama serangga anggota
hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti
jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk
menusuk ringanja dari makannya dan kemudian menghisap
cairan di dalamnya
c) Bagian-bagian tubuh : Imago walang sangit yang hidup pada
tanaman padi, bagian ventral abdomennya berwarna coklat
kekuning-kuningan dan yang hidup pada rerumputan bagian
ventral abdomennya berwarna hijau keputihan. Bertelur
pada permukaan daun bagian atas padi dan rumput-rumputan
lainnya secara kelompok dalam satu sampai dua baris
(Laksamana, 2013).
d) Gejala dan tanda hama : Nimfa dan imago mengisap bulir
padi pada fase masak susu, selain itu dapat juga mengisap
cairan batang padi.  Malai yang dihisap menjadi hampa dan
berwarna coklat kehitaman.  Walang sangit mengisap cairan
bilir padi dengan cara menusukkan styletnya.  Nimfa lebih
aktif daripada imago, tapi imago dapat merusak lebih
banyak karena hidupnya lebih lama (Pracaya, 2007).
e) Tipe mulut : menusuk dan menghisap
f) Pengendalian : Pengendalian kimiawi dilakukan pada padi setelah
berbunga sampai masak susu, ambang kendali untuk walang sangit
adalah enam ekor /m2. Banyak insektisida yang cukup efektif
terutama yang berbentuk cair atau tepung sedangkan yang berbentuk
granula tidak dapat dianjurkan untuk mengendalikan walang sangit.
Insektida anjuran untuk tanaman padi yang cukup efektif terhadap
walang sangit adalah yang berbahan aktif fipronil, metolkarb,
propoksur, BPMC dan MIPC. (Feriadi,2010)

Anda mungkin juga menyukai