Anda di halaman 1dari 3

FLAVIO GIANCARLO DE SAVIOLA 202001020129 KELOMPOK PK 21

Unggul. Sebuah kata yang memiliki banyak arti. Kata yang dapat di artikan dari ribuan
perspektif dan pemahaman. Secara etimologi, kata unggul berarti lebih tinggi daripada yang lain
atau melebihi yang lain. Kata unggul pun menjadi salah satu nilai yang menjadi fondasi berdirinya
Unika Atma Jaya. KUPP. Kristiani, Unggul, Profesional, dan Peduli. Namun, nilai Unggul yang
diemban oleh Unika Atma Jaya memiliki arti yang lebih luas. Nilai unggul tidak harus selalu berarti
lebih tinggi dari orang lain, tetapi bisa bermakna melampaui diri sendiri. Nilai ini menyuarakan
pentingnya menjadi pribadi yang transformatif, pribadi yang selalu memanfaatkan segala peluang
dan belajar agar terus berkembang menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri dengan menemukan
kelebihan/keunggulannya.

Pernakah saya unggul? Hidup dan berproses selama 18 tahun, saya sudah mengalami ribuan
hal. Banyak orang berkata, “Life is like a roller coaster”. Namun, analogi tersebut tidak dapat
mewakilkan perjalanan yang sudah dan sedang saya lalui. Jika ingin dianalogikan, hidup saya dapat
digambarkan dengan grafik saham yang tidak stabil. Mengapa demikian? Hanya terdapat dua
kondisi dalam hidup saya, ketika saya berada di atas dan merasa unggul, dan ketika saya berada di
bawah dan merasa sangat miserable.

Sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar, saya bukan seorang individu yang
cemerlang. Cemerlang yang saya maksud adalah memiliki banyak talenta dan terdepan secara
akademik. Namun, saya memiliki hobi yang cukup unik di antara peer group saya, yaitu b-boying.
Walaupun demikian, hobi ini tidak dapat menjadi batu loncatan bagi saya untuk menjadi individu
yang cemerlang. Hal tersebut dikarenakan saya tidak maksimal dalam menjalankan hobi saya. Secara
sederhana, saya tidak transformatif. Saya tidak memberikan usaha yang maksimal untuk
mengembangkan kemampuan saya dalam menjalankan hobi yang saya miliki. Selain itu, saya juga
tidak memanfaatkan peluang dan kesempatan yang muncul di depan mata. Saya juga tidak
berusaha untuk mencari di mana atau di bagian apa kelebihan saya terletak. Dengan demikian,
saya menghabiskan waktu di bangku sekolah dasar dengan sangat biasa-biasa saja. Bahkan, tidak
jarang saya diremehkan oleh keluarga dan lingkungan saya. Tidak pernah berprestasi di bidang
akademik dan di bidang kesenian menjadi alasan utama saya diremehkan.

Ketika saya memasuki kelas 6 di bangku sekolah dasar, saya menemukan apa yang menjadi
target saya. Saya ingin masuk ke sekolah menengah pertama yang berkurikulum internasional. Pada
umumnya, sekolah yang berkurikulum internasional menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
utama yang digunakan dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu, saya harus mengembangkan
kemampuan bahasa Inggris saya. Ketika saya amati di kalangan peer group saya, tidak ada satu pun
teman saya yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang terdepan. Hal tersebut sangat
memotivasi saya untuk menjadi selangkah lebih transormatif. Sejak saat itu, saya mulai berusaha
untuk reinventing myself, dan memulai perjalanan saya untuk menjadi pribadi yang unggul.
Kebanyakan orang pasti berpikir bahwa untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya, saya
akan mengikuti bimbel. Sayangnya, hal tersebut sangat salah. Saya tumbuh dan berkembang dalam
keluarga dengan kondisi finansial yang tidak berlebih. Hal tersebut tentunya menjadi hambatan bagi
saya untuk mengikuti bimbel atau yang lainnya. Namun, hal tersebut tidak menghentikan saya
untuk menjadi diri saya yang lebih baik lagi. Sejak saat saya bertekad untuk menjadi pribadi yang
transformatif, saya mulai memanfaatkan segala peluang atau kesempatan yang saya miliki. Karena
dulu saya sangat suka bermain video games, saya memanfaatkan hal tersebut. Kebanyakan video
games yang saya mainkan dikemas dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, hampir setiap kata atau
FLAVIO GIANCARLO DE SAVIOLA 202001020129 KELOMPOK PK 21

dialog yang muncul dalam game tersebut, saya mencatat dan menanyakan arti dari kata atau kalimat
tersebut kepada kakak saya. Bukan hanya itu saja, saya juga menyaksikan acara anak di televisi yang
mengajarkan bahasa Inggris. Karena pada saat itu saya belum memiliki telepon genggam dan gadget
lainya, saya tidak dapat memanfaatkan platform lain dalam pembelajaran saya. Sejak saat itu pun,
usaha-usaha saya mulai terbayar dan menunjukkan hasil. Nilai bahasa Inggris saya meningkat,
begitupun pengakuan dari keluarga dan lingkungan saya mengenai kemampuan bahasa Inggris saya.
Merasa puas? Tentu saja. Namun, kepuasan semata tidak menghentikan saya untuk tetap reinvent
myself dan memanfaatkan segala peluang untuk berkembang dan mencari letak keunggulan saya,
serta senantiasa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Pada akhirnya, saya berhasil memasuki sekolah menengah pertama yang saya inginkan.
Namun, perjalanan saya tidak berhenti sampai di situ saja. Masuk ke dalam sekolah dengan muatan
kurikulum yang 180 derajat berbeda, tentunya menjadi tembok penghalang yang sangat besar bagi
saya. Jika tidak bisa menjadi transformatif dan beradaptasi dengan kondisi tersebut, tentunya saya
tidak mungkin bisa survive. Tetapi, seperti yang saya sendiri sadari, saya tidak pernah memiliki
keunggulan dalam bidang akademik. Sekali lagi, hal tersebut tidak menghentikan saya untuk
menjadi pribadi yang unggul. Sejak saya menyadari hal tersebut, saya langsung memulai perjalanan
saya untuk menjadi lebih terdepan dalam bidang akademik. Saya memanfaatkan segala
kesempatan, peluang, dan fasilitas yang saya miliki untuk mengembangkan kemampuan akademik
saya. Saya mulai melakukan research di YouTube¸ mengenai metode belajar yang efektif dan juga
berbagai macam materi yang dipelajari di sekolah saya. Saya juga mulai memperluas social circle
saya agar dapat melakukan semacam sharing dan melakukan kegiatan belajar bersama. Selain itu,
saya juga mengikuti semua pelajaran tambahan yang diberikan oleh guru saya. Di samping itu, saya
juga mulai melakukan time management dalam mengatur waktu saya belajar dan melakukan
aktivitas lainnya. Hal tersebut pun tetap berlanjut hingga sekarang. Saya selalu mengatur waktu
saya dalam belajar. Saya selalu menyisihkan waktu untuk menyicil materi atau pelajaran yang ada.
Namun, bukan berarti saya hanya terfokus dalam bidang akademik saja. Menjadi unggul tidak harus
dalam bidang akademik saja, tetapi juga bisa dalam bidang personality dan soft skills. Oleh karena
itu, sejak saya menduduki bangku sekolah menengah pertama, saya selalu mengikuti seluruh
kegiatan organisasi baik yang bersifat internal maupun eksternal. Saya selalu memiliki pemikiran
bahwa, “Ketika saya bisa meng-‘equip’ diri saya dengan lebih banyak skills, mengapa tidak?”
Dengan demikian, setiap ada event, baik itu di bidang akademik ataupun kesenian dan olahraga, saya
selalu mengikutinya.

Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, nilai Unggul yang diemban oleh Unika Atma Jaya
memiliki arti menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Nilai ini menyuarakan pentingnya menjadi
pribadi yang transformatif dan selalu memanfaatkan segala peluang dan kesempatan yang ada
untuk mengembangkan diri dan menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri dengan menemukan letak
keunggulan kita. Sesuai dengan pengertian unggul di nilai KUPP Unika Atma Jaya, pengalaman
peristiwa/moment yang saya ceritakan di atas sangat menggambarkan proses menjadi pribadi yang
unggul. Ketika di awal saya masih belum menyadari pentingnya untuk menjadi unggul, hingga ke
masa saya berani memulai dan keluar dari zona nyaman, kemudian bertekad untuk menjadi
transformatif dan memulai untuk selalu reinvent myself. Sejak saat itu, saya memulai
memanfaatkan semua dan seluruh peluang yang ada untuk selalu belajar dan mengembangkan
diri saya menjadi versi yang terbaik dari diri saya, baik itu dalam bidang akademik, personality,
FLAVIO GIANCARLO DE SAVIOLA 202001020129 KELOMPOK PK 21

dan juga soft skills. Dari pengalaman saya tersebut, saya telah mengamali pengalaman menjadi
unggul.

Anda mungkin juga menyukai