Anda di halaman 1dari 19

Heat Effects # 1

Dr. Endarto Wardhono


 Perpindahan panas (heat transfer) adalah salah satu
dari berbagai operasi yang lazim dalam industri kimia.

contoh  Pembuatan Etylene Glycol, EG sebagai antifreeze agent

• C2H4 + O2  C2H4O Reaksi oksidasi katalitik, 250oC

ethylene EO

• C2H4O + H2O  OH-CH2-CH2-OH Reaksi hidrasi

EO EG

proses oksidasi etilen menjadi etilen oksida dan dilanjutkan


dengan hidrasi menjadi etilen glikol.
• Reaksi oksidasi katalitik efektif terjadi pada suhu  250oC

• Reaktan (C2H4 & udara)  preheating sebelum diumpankan ke dalam reaktor.

• Untuk merancang preheater  harus diketahui berapa banyak panas yang perlu
dipindahkan.

• Reaksi pembakaran etilen oleh oksigen dilakukan pada


unggun katalis (catalyst bed) di dalam reaktor cendrung
mengakibatkan kenaikan temperature  heat of reaction

• Temperatur yang lebih tinggi  terbentuk CO2 (unwanted


product)

• Perancangan reaktor memerlukan pengetahuan tentang


heat transfer  tergantung pada seberapa besar panas yang
menyertai terjadinya reaksi kimia
catalyst bed reactor
• Produk etilen oksida dihidrasi untuk membentuk ethylen glikol, dengan dengan
cara mengontakkannya dengan air (absorption).

• Proses ini melepaskan panas (Q)  tidak hanya oleh perubahan fasa dan
pengenceran, tetapi juga disebabkan oleh reaksi hidrasi antara etilen oksida yang
terlarut dan air.

• Akhirnya, glikol yang terbentuk dipisahkan dari air dengan cara distilasi.

• Distilasi adalah suatu proses yang terdiri dari penguapan dan kondensasi yang
menghasilkan pemisahan komponen-komponen dari larutan.
• Dari seluruh rangkaian reaksi diatas, ada banyak proses perpindahan panas (heat
transfer) yang menyertai:

- Heat of sensible

- Heat of reaction

- Panas perubahan fase (latent heat);

- panas pembentukan

- Panas pelarutan, dll

• Tema bab 4  aplikasi thermodinamika dalam mengevaluasi panas yang


menyertai proses perubahan fisika dan kimia
4.1 Heat of sensible

Perpindahan panas ke suatu sistem yang menyebabkan perubahan temperatur


dan tidak terjadi perubahan fasa, reaksi kimia, atau perubahan komposisi.
Neraca energy pada aliran Steady flow process
Ws

Input (1) Output (1)


m1, v1, T1 m2, v2, T2
sistem

Boundary (batas sistem)

Surrounding (lingkungan)
Q
ss v1= v2 Dz = 0 Tidak ada kerja, Ws = 0
T2
DH   CP dT (4.2)
T1

T2
Q  DH   CP dT (4.3)
T1

CP CP
   T  T 2 and  a  bT  cT 2
R R

 ,  and  and a, b, c  konstanta tergantung dari jenis zat atau materialnya

Dimensionless (tidak bersatuan) or Is = 0


CP/R = A + BT + CT2 + DT-2 (4.4)

nilai Cp tergantung pada nilai R


Pengaruh T terhadap CPig pada
gas Ar, N2, H2O and CO2
• nilai konstanta  in Table C.1 pg. 635: Heat capacity, Cp untuk gas ideal
CVig CPig (4.5)
The 2 ideal-gas heat capacity:  1
Are related R R

• Nilai CPig/R & CVig/R adalah fungsi T  bila T berubah nilai CP & CV juga berubah

• CPig/R & CVig/R diperoleh dari experiments

• Apabila data experiment tidak ada, nilai CPig/R & CVig/R bisa diprediksi
menggunakan metoda Reid, Prausnitz and Poling.

• Untuk gas ideal berlaku pada tekanan rendah, P < 5 bar


A C •Untuk campuran gas Cp dinyatakan dengan persamaan:
B
C A • CPmiixig = Jumlah dari masing2 zat
B (4.6)
CP mixtureig = yACPAig + yBCPBig + ycCPCig

• Heat capacity untuk solid dan liquid diperoleh dari data experiment.

• CP (T)  solids and liquids in Tables C.2 and C.3 of App. C.

• Correlations for the C of many solids and liquids are given by PERRY and
GREEN and by DAUBERT et al.
Perhitungan Integrasi panas sensible, DH

 Nilai entalphy, DH tergantung dari T & P

Tekanan operasi constant, dP = 0


𝑄 = ∆𝐻 =

𝐶𝑝 𝐻
𝑄 = ∆𝐻 = 𝑅. . 𝑇 − 𝑇0 𝑄=
𝑅
Contoh soal

Anda mungkin juga menyukai