Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS TENTANG APRESIASI SENI

BUDAYA LUKISAN RADEN SALEH


"KAPAL DILANDA BADAI "

NAMA : LAURA APRIYAN


KELAS : XII MIPA 2
PELAJARAN : SENI BUDAYA
A. KARAKTERISTIK
Judul lukisan : Kapal Dilanda Badai
Nama pelukis : Raden Saleh
Tahun : 1837
Media : Cat minyak pada kanvas
Ukuran : 97 x 74 cm
Aliran : Romantisme
B. DESKRIPSI
Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Kapal Dilanda Badai” (1837) ini merupakan ungkapan
khas karya yang beraliran Romantisisme. Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin
mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan
menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah- pecah. Dari
petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis,
emosional, misterus, dan imajiner. Namun demikian, para seniman Romantisisme sering juga
berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.

Dalam lukisan “Kapal Dilanda Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh
mengungkapkan perjuangan yang dramatis, yakni dua buah kapal dalam hempasan badai
dahsyat di tengah lautan. Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan
terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal. Dari sudut atas,
secercah sinar matahari yang memantul ke arah gulungan ombak, hal ini lebih memberi
tekanan suasana yang dramatis.
Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai Romantisisme, namun tema-tema karya
lukisannya bervariasi, dramatis, dan mempunyai elan vital yang tinggi. Karya-karya Raden
Saleh tidak hanya terbatas pada pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan
binatang yang bergulat dalam tragedi. Sebagai contoh, lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran
Hutan). “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di
Jawa). “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro). Meskipun demikian,
Raden Saleh belum sadar (sepenuhnya) berjuang menciptakan seni lukis Indonesia, tetapi
dorongan hidup yang diungkapkan tema-temanya sangat inspiratif bagi seluruh lapisan
masyarakat, lebih-lebih kaum terpelajar pribumi yang sedang bangkit nasionalismenya.
Noto Soeroto dalam tulisannya “Bij het 100ste Geboortejaar van Raden Saleh” (Peringatan
ke-100 tahun kelahiran Raden Saleh), tahun 1913, mengungkapkan bahwa dalam masa
kebangkitan nasional, orang Jawa didorong untuk mengerahkan kemampuannya sendiri. Akan
tetapi, titik terang dalam bidang kebudayaan (kesenian) tidak banyak dijumpai. Untuk itu,
kebersihan Raden Saleh diharapkan dapat membangkitkan perhatian orang Jawa pada
kesenian nasional.
C. ANALISIS

Unsur – unsur :

a. Garis
Jenis garis yang terdapat pada subject yaitu (a) garis lengkung tak beraturan pada ombak, (b)
garis lurus pada garis karang dan bongkahan kapal yang hancur serta kapal yang sedang
berlayar, (c) garis lancip pada bagian ujung dan beberapa tepian karang serta pada bagian
ujung kapal, (d) garis lengkung beraturan pada bagian backgraund berupa perbatasan antara
awan hitam dengan awan biru cerah.

b. Bentuk
Bentuk yang ditampilkan pada lukisan mengambil bentuk figuratif yaitu dua kapal yang
terombang-ambing di lautan yang sedang mengalami badai dan ada satu kapal yang di terjang
ombak lalu menabrak karang.

c. Tekstur
Tekstur pada lukisan adalah tekstur maya, yaitu tekstur lembut pada awan dan tekstur
kasar yang terlihat pada kapal, ombak dan tebing.

d. Gelap terang
Cahaya pada lukisan tersebut muncul atau berasal dari arah kiri bagian atas yang muncul dari
balik awan gelap, dan cahaya tersebut mengenai ombak dan kapal yang hancur.

e. Warna
Terdapat warna biru muda di balik awan hitam yang menandakan cuaca yang mulai
cerah setelah datangnya badai besar, dan warna putih sebagai cahaya. Warna-warna yang
digunakan juga sangat tepat dengan suasana yang digambarkan.

Prinsip :

a. Keseimbangan
Pada lukisan ini juga sangat di perhitungkan antara penempatan objek satu dengan
yang lain, yaitu penempatan darimana datangnya cahaya dan keberadaan tebing yang curam,
juga letak kapal-kapal.

b. Kesatuan
Unsur- unsur pada lukisan tersebut yang telah dijelaskan di atas saling berpadu satu sama lain
sehingga saling menunjang dalam membangun satu kesatuan yang mana setiap unsur
unsurnya tidak berdiri sendiri sendiri. Sehingga tampak menarik dan indah.

c. Keselarasan atau harmoni


Kapal, lautan, awan dan karang walaupun memiliki bentuk dan warna yang berbeda tetapi
tetap membentuk suatu keselarasan sehingga tidak terpaku pada satu bentuk.

d. Irama
Bentuk dari gelombang lautan yang bervariasi menghasilkan suatu gerak melengkung
sehingga gelombang terlihat bergerak seperti aslinya

e. Dominan
Dalam lukisan perhatian dipusatkan pada dua kapal yang sedang terombang-ambing di laut
saat terjadi badai.
.

f. Proporsi
Kesesuaian ukuran kapal dan karang pada lukisan tersebut sudah bagus yang mana ukuran
karang memang lebih besar dari kapal seperti pada aslinya sehingga bentuknya pas dan tidak
janggal.

g. Komposisi
Susunan antar unsur dalam lukisan tersebut sudah teratur sehingga menciptakan suatu bentuk
yang indah.

h. Gradasi
Penyusunan tingkat warna yang membentuk perpaduan berbagai warna secara berangsur
angsur seperti pada ombak yaitu dari hitam,biru kehitaman, biru tua, putih warna ombak
menjadi menarik dan tidak monoton

Makna simbolik pada unsur, objek, atau tema :

Tema dalam lukisan berjudul badai adalah kekacauan jiwa manusia. Makna dalam lukisan
tersebut adalah perasaan gejolak jiwa manusia hidup di dunia yang penuh dengan tantangan.

Anda mungkin juga menyukai