Anda di halaman 1dari 3

POLA PENYERANGAN DAN PERTAHANAN PERMAINAN SEPAK BOLA

a. Pola Penyerangan Sepak Bola


Di dalam permainan sepak bola terdapat teknik dan pola pertahanan maupun
penyerangan yang menjadi inti dari permainan sepak bola tersebut. Penyerangan
dalam sepak bola adalah susunan-susunan pemain yang ditugaskan untuk melakukan
serangan agar dapat memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Serangan dapat
dilakukan secara individual maupun secara tim. Masing-masing tim sepak bola
memiliki pola penyerangan tersendiri dalam pertandingan sepak bola.
Pola penyarangan yang digunakan harus direncanakan dengan matang serta
kombinasi serang yang bevariasi dapat membuat pihak lawan mendapat tekanan.
Ada beberapa pola penyerangan dalam permainan sepak bola, antara lain:
1. Melakukan gerakan tersusun
Pengertian gerakan tersusun adalah gerakan yang disusun berdasarkan posisi,
jadi pemain tersebut tidak mencoba bermain keluar dari posisinya yg disebut “Free
Role Play”. Misalnya seorang gelandang tengah yang sudah diinstruksikan berada di
daerah lingkaran besar (tempat kick off) akan terus berada di wilayah itu.
Dia tidak akan mencoba bermain lebih ke belakang maupun ke depan atau ke samping
dll.. Begitu juga dengan yang lainnya misalnya: bek, striker, winger juga tetap
menjaga posisi masing-masing.
Gerakan tersusun ini harus dipelajari dan dipersiapkan secara matang oleh suatu tim,
jika ingin dapat menerobos pertahanan lawan dan menciptakan gol. Gerakan-gerakan
itu misalnya dari tendangan pertama, tendangan bebas, tendangan penjuru, dan
lemparan ke dalam.
2. Pola bermain menghadapi pertahanan yang rapat
Teknik yang cocok untuk diterapkan dalam menghadapi pertahanan lawan yang rapat
adalah dengan operan langsung (wall pass).
3. Pola mencari ruang kosong
Seorang pemain harus pandai dalam mencari ruang kosong atau melepaskan diri dari
penjagaan lawan. Hal ini bertujuan agar dapat melakukan operan-operan terobosan
untuk melancarkan penyerangan.
Penyerangan bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-
banyaknya. Pola penyerangan dapat dijalankan oleh suatu kesebelasan apabila mereka
sedang mengendalikan permainan di lapangan. Tajamnya serangan dapat menentukan
keberhasilan kesebelasan tersebut, baik secara individu maupun kerjasama tim. Selain
itu, yang diperlukan dalam meyusun pola penyerangan adalah sebagai berikut:
1. Adanya pemain yang bertugas sebagai pengatur serangan.
2. Adanya pemain yang bertugas sebagai pembantu serangan.
3. Adanya pemain yang bertugas sebagai penembak utama untuk mencetak gol (gol
getter).
4. Adanya pemain yang bertugas sebagai pemancing lawan bertahan, agar teman
satu tim dapat menerobos ke daerah lawan.
Supaya pihak lawan mendapat tekanan, maka pola penyerangan yang digunakan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat serangan kombinasi serangan yang
bervariasi. Selain itu, penyerang harus mencari titik-titik terlemah dari lawan.
Contoh formasi penyerangan 4-3-3

Formasi yang terdiri dari 4 orang bek, 3 orang pemain tengah, dan 3 orang penyerang
ini memungkinkan bagi tim yang menggunakannya untuk mendapatkan penguasaan
bola yang baik di daerah lawan.
Formasi ini juga termasuk salah satu formasi yang populer sampai saat ini dan
digunakan oleh klub-klub hebat dari berbagai penjuru dunia. Salah satu tim papan atas
liga Spanyol yang menggunakan formasi ini adalah Barcelona.
Bagi tim yang memiliki para pemain berkemampuan operan yang luar biasa, formasi
4-3-3 ini sangat menguntungkan. Hal ini membantu pola permainan yang mereka
gunakan agar bisa lebih optimal.
Pada intinya, formasi ini memang cocok digunakan ketika tim memprioritaskan
aliran-aliran bola yang cerdas dalam menciptakan peluang untuk mencetak gol.
b. Pola Pertahanan Sepak Bola
Pola pertahanan adalah susunan pemain yang disusun sedemikian rupa dengan
tujuan untuk merampas bola dan mempertahankan wilayah sehingga tidak dimasuki
oleh pemain penyerang lawan yang akhirnya tidak terjadi gol. Pertahanan dapat
dijalankan ketika sedang mendapatkan tekanan dari lawan (pressing).
Berdasarkan cara melakukannya, pola pertahanan dapat dibedakan menjadi:
1. Pola pertahanan dengan “Man to Man”
Man to man artinya pertahanan satu lawan satu yang dilakukan di daerah pertahanan.
Setiap pemain menjaga satu pemain lawan baik pada saat membawa bola maupun
tidak membawa bola. Setiap lawan dijaga dan harus dikawal dengan ketat kemanapun
dia bergerak di dalam daerah yang harus dipertahankan. Jika pemain penyerang keluar
dari daerah yang dijaganya, maka menjaga bukan tugasnya lagi. Akan tetapi penjaga
tersebut harus selalu siap dan waspada terhadap kemungkinan adanya pemain lain
yang masuk kedaerah yang dijaganya.
2. Pola pertahanan daerah (Zone Marking)
Pola pertahanan (Zone Marking) adalah bertahan di daerahnya sendiri dengan cara
membentuk formasi. Prinsip pertahanan zone marking adalah sebagai berikut:
1. Dibutuhkan kerjasama tim yang baik.
2. Dapat menghambat gerakan pemain penyerang.
3. Mengamankan daerah pertahanan dari tekanan serangan lawan.
4. Pola pertahanan harus berlapis sehingga sulit ditembus penyerang lawan.
5. Pola penyerangan harus membentuk formasi yang kokoh.
6. Pertahanan harus dapat mendorong pemain lawan untuk kembali ke daerah
sendiri.
3. Pola pertahanan kombinasi “Man to Man & Zone Marking”
Pola pertahanan ini adalah pola pertahanan yang paling kompleks. Artinya setiap
pemain menjaga lawannya dan dengan tiba-tiba berpindah tempat.dan kemudian
tugasnya diserahkan kepada temannya yang lebih dekat. Pertahanan ini
membutuhkan koordinasi yang baik antar pemain dan ada tanggung jawab pemain
perlini akan daerahnya masing-masing.

Contoh formasi pertahanan 5-3-2

Pola permainan ini terdiri atas 2 pemain depan, 3 pemain tengah dan 5 pemain
belakang. 2 pemain depan terdiri atas penyerang kanan dan penyerang kiri. 3 pemain
tengah penghubung terdiri atas gelandang kanan, gelandang tengah dan gelandang
kiri. 5 pemain belakang terdiri atas stopper, bek kanan luar, bek kanan dalam, bek kiri
luar dan bek kiri dalam.

Anda mungkin juga menyukai