Mengapa tangis itu begitu mengharukan? Karena tangis itu bukanlah tangis kita, tetapi
tangis kedahsyatan alam Indonesia yang sedang menjeritkan penderitaannya.
Maksud dari kalimat yang bercetak miring pada paragraf tersebut adalah ...
A.Kita hanya memikirkan kepentingan hidup kita sendiri tanpa peduli kepada nasib orang
lain.
B.Masyarakat tidak peduli terhadap nasib tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan
sekitarnya.
C.Sebagian penduduk Indonesia mengambil kesempatan mengeksploitasi hutan di
Kalimantan.
D.Masyarakat tertentu memiliki kepentingan secara pribadi akan kekayaan hutan Indonesia.
E.Kita tidak peduli dengan kerusakan alam luar biasa yang telah terjadi di bumi Indonesia.
B.Perangkat ponsel jauh lebih fleksibel dalam mengakses dunia maya mengakibatkan kita
mendapatkan informasi yang lebih luas.
C.Kecanggihan perangkat ponsel dalam mengakses dunia maya mengurangi intensitas
berkomunikasi dengan keluarga.
D.Perkembangan jejaring komunikasi yang semakin canggih mengakibatkan kita lebih sibuk
dengan media sosial.
E.Kecenderungan pemuda saat ini menghabiskan waktunya mengecek jejaring sosial bersama
teman-teman sebayanya.
Makna kata bercetak miring pada paragraf tersebut adalah perhitungan ....
A. tentang hal-hal yang belum terjadi
B. tentang hal-hal yang sudah terjadi
C. rata-rata yang terjadi
D. rata-rata setiap bulan
E. permintaan yang akan datang
”Bintang sedang apa di situ, mari masuk!!!” sambil menepuk pundak anak tersebut. ”aku
tak mau belajar.” dengan logat khas bataknya.
”Belajar itu untuk kau juga nantinya.. biar kelak kau bisa membaca, menghitung, jadi
jika kau kaya nanti tidak ditipu orang.”
(Jendela Cerita Menembus Mimpi, Via Lusinia)
Ubahan cerita tersebut menjadi teks drama adalah ....
Bu Aisah : ”Bintang! Sedang apa di situ? Mari masuk!”
Bintang : ”Aku tak mau belajar!”
Bu Aisah : ”Belajar itu untuk kau juga nantinya. Biar kelak kau bisa membaca,
menghitung, jadi jika kau kaya nanti tidak ditipu orang.”
Bu Aisah : “Bintang! Sedang apa di situ? Mari masuk! “
Bintang : “Aku tak mau belajar!”
Bu Aisah : “Belajar itu untuk kau juga nantinya. Biar kelak kau bisa membaca,
menghitung, jadi jika kau kaya nanti tidak ditipu orang.”
Bu Aisah : (sambil menepuk pundak Bintang)”Bintang! Sedang apa di situ? Mari
masuk!”
Bintang : (dengan logat bataknya)”Aku tak mau belajar!”
Bu Aisah : ”Belajar itu untuk kau juga nantinya. Biar kelak kau bisa membaca,
menghitung, jadi jika kau kaya nanti tidak ditipu orang.”
Bu Aisah : (sambil menepuk pundak Bintang)”Mari masuk!”
Bintang : ”Aku tak mau belajar!”
Bu Aisah : ”Mengapa kamu tidak mau?”
Bu Aisah : (memanggil dengan suara lantang)”Bintang!
Bintang : (dengan logat bataknya)”Aku tak mau belajar!”
Bu Aisah : ”Belajar itu untuk kau juga nantinya. Kau mau jadi orang kaya, kan?”
Ayah :”Belum! Akan ayah terima beban ini hingga tangan ayah tak bisa lagi meracik
bumbu”
D. Azrial :“Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di kampung
ini, bagaimana kalau tanggung jawab itu dibebankan kepada yang lebih muda? Mungkin
sudah saatnya Ayah berhenti.”
Makaji :”Belum! Akan saya pikul beban ini hingga tangan ayah tak lagi lincah
meracik bumbu.”
E. Azrial : (enam bulan lalu, ketika pulang kampung) ”Sudah saatnya Ayah berhenti
membantu kenduri di kampung ini.”
Makaji :”Belum! Akan ayah pikul beban ini hingga tangan ayah tak bisa lagi meracik
bumbu.
28. Bacalah penggalan karya ilmiah berikut ini!
Pengobatan tradisional menggunakan tanaman obat keluarga (toga) telah menjadi tradisi.
Penduduk Desa Sisir lebih memilih menggunakan toga daripada obat-obatan modern. Tidak
hanya untuk pengobatan, beberapa toga seperti daun kayu manis, daun dan umbi lengkuas
juga diolah sebagai sayur untuk dikonsumsi sehari-hari. Cara pengobatan dan pola makanan
yang banyak menggunakan toga ini menyebabkan tubuh lebih tahan terhadap penyakit.
Berdasarkan isi dan cara penyajiannya, penggalan karya ilmiah di atas termasuk ke dalam
bagian ...
A. latar belakang
B. tujuan pembahasan
C. metode penelitian
D. pembahasan
E. kesimpulan
A. perbandingan
B. pengklasifikasian
C. penyebaban
D. kronologis
E. keruangan
Somad tipe cowok murahan, itu kata temannya tanpa tedeng aling-aling. Habis, cowok itu
kerjanya nggak lain nggak bukan, cuka promosiin diri di depan gadis-gadis sekitarnya.
Promosi diri sendiri terus… ke mana-mana. Nggak cuma sama teman-teman sekolahnya, tapi
juga sama anak-anak cewek sekitar rumah, masjid, warteg… nggak pilih tempat, nggak
pandang bulu.
“Gue orangnya nggak som-som, lho….”
“?”
“Maksudnya nggak doyan somay kalo dikit! Hehe.”
Persamaan kedua cuplikan cerita di atas adalah ....
A. tokoh berwatak humoris
B. berlatar sekolah
C. bertema percintaan
D. sudut pandang orang pertama
E. berbahasa Indonesia yang baik dan benar
B. bertokohkan antagonis
C. menjadi unsur konflik utama
D. mengandung kelucuan
E. tidak beralur maju
Pernyataan yang tepat untuk menyatakan kesalahan kalimat tersebut yang disertai alasannya
adalah ...
A.Kalimat (1), penggunaan imbuhan me- pada kata membuat tidak tepat karena kata tersebut
melakukan perbuatan.
B.Kalimat (2), penggunaan kata berpengaruh sebagai predikat tidak tepat seharusnya
mempengaruhi karena dapat diikuti objek.
C.Kalimat (3), penggunaan kata mencurahkan pada kalimat tersebut tidak tepat karena kata
tersebut diikuti pelengkap.
D.Kalimat (4), penggunaan kata memiliki tidak tepat seharusnya dimiliki karena kalimat
tersebut kalimat pasif.
E.Kalimat (5), penggunaan kata dibagi pada kalimat tersebut tidak tepat seharusnya berbagi
karena kata tersebut diikuti pelengkap.