Anda di halaman 1dari 8

EPP.Vol.6 No.1.

2009 :36-43
36

ANALISIS FINANSIAL JERUK KEPROK


DI KABUPATEN KUTAI TIMUR

(Prospect of Keprok Orange in Kutai Timur Regency)

Dina Lesmana
Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda 75123

ABSTRACT
This study aimed at assessing financial feasibility of keprok orange in Kutai Timur. Data was
analyzed by income analysis, B-C Ratio and sensitivity analysis. The result of study showed that business
of keprok orange obtained was Rp. 606.890.880,00 which was accepted from 400 tree/ha. Benefit from
this business was Rp 337.207.425,00,-. Based on analysis of B/C ratio obtained value was 1,52. this
matter indicated that keprok orange development in Kutai Timur Regency was feasibility and
profitability.

Key words : finansial, keprok orange, feasibility, profitabilty.

PENDAHULUAN importir jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah


Malaysia (Agrimas Kapitalindo, 2007). Impor
Tanaman jeruk adalah tanaman buah
jeruk Indonesia pada tahun 2004 mencapai
tahunan yang berasal dari China. Jeruk yang
94.711.000 ton senilai US$50.516.000,
ada sekarang di Indonesia dipercaya merupakan
sedangkan ekspornya hanya sekitar 657.000 ton
peninggalan orang Belanda yang mendatangkan
senilai US$542.000 (Suyamto et al., 2005)
jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia
Provinsi Kalimantan Timur mempunyai
(Prihatman, 2000). Sekitar 70-80 % jeruk yang
10 kabupaten dan 4 kota. Sebagian besar dari
dikembangkan di Indonesia adalah jeruk siem,
Kabupaten mencanangkan program
dan sisanya adalah jeruk keprok unggulan
pengembangan pertanian sebagai arah
daerah dan jeruk lainnya (Suyamto et al., 2005).
pembangunannya sebagai antisipasi dari
Jeruk siem Pontianak, siem Garut, dan siem
menipisnya cadangan kekayaan alam berupa
Lumajang merupakan beberapa jenis jeruk siem
emas, batubara, minyak bumi, dan kayu. Salah
yang ditanam di Indonesia, sedang jeruk keprok
satu prioritas pengembangannya adalah
yang dikenal antara lain adalah keprok Garut
komoditas hortikultura unggulan asli asal
dari Jawa Barat, keprok Siompu dari Sulawesi
Kalimantan Timur. Beberapa komoditas
Tengara, keprok Tejakula dari Bali, keprok
hortikultura yang telah dilepas antara lain durian
Kacang dari Sumatera Barat, keprok Batu 55
dan salak. Pada tahun 2003 ditemukan
dari Batu, keprok Madura dari Jawa Timur, dan
komoditas hortikultura unggulan lain, yaitu
keprok So’e dari Nusa Tenggara Timur
jeruk keprok yang berasal dari kecamatan
(Prihatman, 2000).
Rantau Pulung, Kabupaten Kutai Timur.
Sampai saat ini, pasar di Indonesia masih
Kemudian pada tahun 2006 jeruk ini mulai
didominasi oleh jeruk siem karena produksinya
serius dikembangkan karena keunikannya
yang mencapai 70-80 % dari total produksi
sebagai jeruk keprok dataran rendah yang
jeruk nasional (Winarno, 2004). Seiring dengan
mempunyai warna kulit orange.
makin berkembangnya luasan tanaman jeruk
Pada tahun 2004 luasan produksi jeruk
keprok diharapkan dapat meningkatkan pasar
nasional mencapai 70.000 ha dengan produksi
untuk jenis jeruk ini, disamping juga melirik
sebesar 1.600.000 ton (produktivitas berkisar
peluang ekspor. Perkiraan konsumsi jeruk
antara 17-25 ton/ha). Angka ini menempatkan
dalam negeri tahun 2010 adalah 2.355.500 ton
Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk
atau meningkat 1,5 kali dibanding konsumsi
dunia ke-13 setelah Vietnam (Suyamto et al.,
pada tahun 2004 yaitu sebesar 1.570.333 ton
2005). Pada tahun yang sama, Kalimantan
(Suyamto et al., 2005). Terdapatnya
Timur hanya menyumbang produksi jeruk
kecenderungan kekurangan produksi
nasional sebesar 0,63 % (BPS Provinsi
dibandingkan konsumsi untuk jeruk di
Kaltim, 2007).
Indonesia merupakan peluang bagi pelaku
Kalimantan Timur belum dapat disebut
agribisnis untuk “bermain” di sektor ini.
sebagai sentra produksi jeruk karena masih
Apalagi selama ini Indonesia dikenal sebagai
diusahakan dalam usaha kecil. Pada tahun 2003
Analisis Finansial Jeruk Keprok di Kabupaten Kutai Timur (Dina Lesmana) 37

diketahui bahwa luas panen jeruk di Kalimantan bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial
Timur adalah 75 ha dengan produksi sebesar usahatani jeruk keprok di Kalimantan Timur
2.887 ton (Suyamto et al., 2005). Sampai khususnya di Kabupaten Kutai Timur.
sekarang, secara nasional perkebunan jeruk
masih diusahakan dalam skala kecil secara METODE PENELITIAN
terpisah dalam luasan 1-5 ha. Jeruk mulai
dilirik sebagai komoditas hortikultura yang Data dikumpulkan berupa data sekunder
potensial di Kalimantan Timur karena yang diperoleh dari hasil penelitian, dan
permintaannya terus meningkat. Jeruk yang laporan-laporan lembaga dan instansi
paling banyak dibudidayakan dan dipasarkan di pemerintah yang menangani komoditas
Kalimantan Timur adalah jeruk siem, sedangkan pertanian dan hortilkultura, yaitu Dinas
jeruk keprok baru sedikit sekali. Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Mulai tahun 2007 ini, petani jeruk di Badan Pusat Statistik (BPS), BAPPEDA, dan
Kalimantan Timur dikenalkan dengan varietas lembaga lain di Kabupaten Kutai Timur. Selain
baru jeruk keprok lokal yang dapat tumbuh dan itu secara khusus data juga diambil dari Balai
menghasilkan buah dengan warna orange pada Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
dataran rendah (± 50 m diatas permukaan laut), (Balitjestro) yang berada di Kota Malang.
tidak seperti biasanya jeruk keprok dataran Pengambilan data dilakukan dengan wawancara
rendah yang berwarna hijau. Daerah asal jeruk langsung dengan petani jeruk yang ada di
keprok, yang diberi nama Borneo Prima, Kecamatan Rantau Pulung. Data primer
tersebut adalah Kecamatan Rantau Pulung, diperoleh dari petani jeruk keprok kemudian
Kabupaten Kutai Timur (Warta Prima, 2007). dikompilasi dan ditabulasi serta dipetakan
Jika dibandingkan jeruk siem yang hanya secara kualitatif dan kuantitatif.
berasa manis, jeruk keprok mempunyai rasa Metode analisis yang diterapkan untuk
khas, yaitu rasa manisnya terasa lebih segar mengetahui tingkat kelayakan usaha
karena terdapat campuran rasa asam. Dari pengembangan jeruk keprok secara sederhana
penampilannya, jeruk ini juga lebih menarik dihitung dengan beberapa metode analisis, yaitu
karena lebih mudah dikupas dan tidak terasa Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (B/C
pahit. Kulit jeruk yang pahit biasanya ratio), Titik Impas Produksi (TIP) atau Braek
mempengaruhi rasa jeruk karena rasa pahitnya Even Point (BEP), serta metode analisis
akan masuk ketika pengupasan kulit (jeruk siem sensivitas/kepekaan.
biasanya sulit dikupas). tempat asal Imbangan penerimaan dan biaya (B/C
ditemukannya jeruk keprok Borneo Prima ini, Ratio) untuk mengetahui tingkat efesiensi
Kecamatan Rantau Pulung di Kabupaten Kutai usahatani jeruk keprok digunakan analisis
Timur dipilih sebagai daerah pengembangan imbangan penerimaan dan biaya (B/C Ratio)
perkebunan jeruk yang diusahakan dalam skala dengan rumus (Kadariah, 1988).
besar. Melalui koordinasi dengan Dinas B/C ratio = Penerimaan/Pengeluaran Total
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Dengan mempelajari hubungan antara biaya
Provinsi Kalimantan Timur, di Kecamatan produksi dengan volume penjualan serta
Rantau Pulung akan dikembangkan luasan penerimaan, maka dapat diketahui tingkat
produksi untuk jeruk keprok ini sampai 500 ha keuntungan serta kelayakan suatu usaha. Titik
(Kompas, 2007). Bahkan dalam arah kebijakan impas produksi dan harga diketahui dengan
pengembangan jeruk nasional oleh Departemen menggunakan rumus yang disajikan pada
Pertanian, luas areal perkebunan jeruk nasional Gambar 1.
ditargetkan menjadi hampir 28.000 ha dengan Q = BTT : (P-BVR)
target di Kalimantan Timur sekitar 365 ha pada P = BTT : Q
tahun 2010 (Suyamto et al., 2005).
Keberhasilan pengembangan suatu Harga
komoditas akan ditentukan oleh tiga faktor PT
utama, yaitu kelayakan teknis, kelayakan BT
ekonomis dan kelayakan secara politis. P
Komoditas yang dikembangkan dalam hal ini BTT
jeruk keprok harus dapat memberikan
keuntungan dan dapat berkembang dengan
mempertimbangkan faktor ekternalitas. Dengan Q Output
kata lain petani akan menanam dan
mengembangkan usahatani jeruk keprok jika
secara finansial menguntungkan. Tulisan ini keterangan :
EPP.Vol.6 No.1. 2009 :36-43
38

PT = penerimaan total; rendah pada umumnya, jeruk keprok ini cukup


BT = biaya total; unik karena buahnya berwarna orange seperti
BTT = biaya tetap total; jeruk keprok yang tumbuh di dataran tinggi.
Q = titik impas produksi; Lokasi ditemukannya jeruk keprok di
P = titik impas harga. Kecamatan Rantau Pulung ini berada pada
Analisis kepekaan bertujuan untuk ketinggian ± 50 m dari permukaan laut. Atas
melihat hasil kegiatan ekonomi bila ada prakarsa Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
kesalahan atau perubahan dalam perhitungan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, Balai
biaya atau benefit (Kadariah et al, 1998). Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah-Subtropika
Disebut peka bila dengan adanya sedikit Tlekung, Dinas Pertanian Kabupaten Kutai
penurunan harga atau produksi menyebabkan Timur dan PT Kaltim Prima Coal, jeruk tersebut
usahatani sudah merugi. Sebaliknya, disebut telah dilepas oleh Departemen Pertanian sebagai
tidak peka apabila sedikit penurunan harga dan varietas baru jeruk keprok dengan nama Jeruk
produksi tidak menyebabkan usahatani berada Keprok Borneo Prima (Citrus reticulata
pada kondisi rugi (Adnyana, et al, 1994). Blanco) pada pertengahan tahun 2007 (Warta
Prima, 2007).
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut sumber : Warta Prima, 2007
ada beberapa alasan yang membuat jeruk
Kabupaten Kutai Timur memiliki luas keprok Borneo Prima layak untuk diusahakan
wilayah 64.680,14 km2 atau 6.468.014 ha (32 atau dikembangkan adalah :
% luas propinsi Kalimantan Timur). Kabupaten 1. Produktivitasnya yang tinggi sekitar 20-
secara geografis terletak di daerah khatulistiwa 25 kg per pohon per tahun.
dengan posisi antara 1150 56’ 26” Bujur Timur 2. Harga ditingkat petani lebih tinggi antara
- 1150 56’ 26” 1150 56’ 26” 1150 56’ 26”. 75-100 % dibanding jeruk siem.
Secara administrasi, wilayah ini berbatasan di 3. Penampilan buahnya lebih menarik
Sebelah Utara dengan Kabupaten Bulungan dan dibanding jeruk siem.
Kabupaten Berau, di Sebelah Timur dengan 4. Aroma dan cita rasa sangat khas,
Selat Makasar, di Sebelah Selatan dengan sehingga berpeluang sebagai komoditas
Kabupaten Lutai Kartanegara dan Kota ekspor.
Bontang, dan di Sebelah Barat berbatasan 5. Termasuk buah meja dan mudah
dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. dikupas.
Keadaan iklim di Kabupaten Kutai Timur 6. Peluang pemasaran masih terbuka.
termasuk iklim tropika basah dengan 7. Masa simpannya lebih lama
temperature rata-rata 26ºC dan temperature dibandingkan jeruk siem.
maksimum rata-rata 31,2ºC dan temperature
minimum rata-rata 23ºC, dengan tingkat Perkembangan Pasar Dunia dan Pasar
kelembaban 82,3%. Curah hujan rata-rata Domestik Komoditas Jeruk
berkisar 2000 – 4000 mm/th dengan jumlah hari Luas panen dan produksi jeruk dalam
hujan 130 – 150 hari hujan tiap tahun. negeri Antara tahun 2000-2004 menunjukkan
Perbedaan temperature antara siang dan malam peningkatan rata-rata per tahun yang cukup
berkisar 5-8ºC. pesat, masing-masing mencapai 18,14 % dan
Kecamatan Rantau Pulung merupakan 27 %. Pada tahun 2004 luas panen jeruk di
bagian dari wilayah Kabupaten Kutai Timur Indonesia adalah 70 ha dengan produksi sekitar
dengan luas wilayah 143,82 km² terbagoi atas 8 1.600.000 ton, produktivitasnya mencapai
desa dengan jumlah penduduk 7.130 jiwa. 22,86 ton/ha.
Tanaman jeruk banyak ditemui di Kecamatan Pada tahun yang sama, kondisi pasar
Rantau Pulung serta menjadi salah satu sumber dalam negeri juga menunjukkan perkiraan
penghasilan utama yang penting bagi petani. permintaan jeruk yang tinggi, yaitu sebesar
Pada tahun 2003, Tim Monitoring Program 639.000 ton, dengan peningkatan konsumsi
Pengembangan Agribisnis Jeruk Rantau Pulung pada tahun 2000-2004 kurang lebih 25 % per
yang digagas oleh Community Development tahun. Data tentang pasar jeruk nasional
(Comdev) PT Kaltim Prima Coal (KPC) bekerja disajikan pada Tabel 1.
sama dengan Balai Penelitian Buah (Balitbu)
Solok, Sumatera Barat, dan Loka Penelitian
Jeruk (Lolit Jeruk) Tlekung, Malang,
menemukan tanaman jeruk keprok di
Kecamatan Rantai Pulung, Kabupaten Kutai
Timur. Tidak seperti jeruk keprok dataran
Analisis Finansial Jeruk Keprok di Kabupaten Kutai Timur (Dina Lesmana) 39

Tabel 1. Perkembangan produksi, ekspor, Jeruk sempat menjadi primadona produk


impor, konsumsi, dan kebutuhan hortikultura di Indonesia sampai tahun 1993.
jeruk 2000-2004 (dalam ton). Salah satu sentra jeruk di Indonesia adalah
Kalimantan Barat yang terkenal dengan jenis
Tahun Produksi Ekspor Impor Konsumsi jeruknya, yaitu jeruk pontianak, tetapi pada
2000 644.052 1.079 34.879 275.027 tahun 1994 kejayaan ini hancur karena
2001 691.433 1.919 75.622 385.841
2002 968.132 1.097 76.650 429.919
persoalan hama dan tata niaga yang kurang
2003 1.441.680 954 57.480 637.661 menguntungkan petani. (Pirawan, 2007).
2004 1.600.000 1.261 94.606 639.0001) Sebagian besar perkebunan jeruk yang
Perkem- 27 14 39 25 diusahakan kini masih diusahakan dalam area-
bangan
(% /
area kecil, 1-5 ha, dan tidak tersentra, tetapi
tahun) dengan semakin baiknya pasar jeruk nasional
Keterangan: 1) Perkiraan maka perkebunan jeruk skala besar sudah mulai
Sumber : (Suyamto et al., 2005) dibuka. Di Kalimantan Barat, perusahaan
perkebunan jeruk swasta yang membuka
Pada tahun 2003, pangsa volume pasar perkebunan jeruk skala besar adalah Mitra Jeruk
jeruk Indonesia dalam perdagangan jeruk dunia Lestari yang mengusahakan perkebunan jeruk
adalah yang terendah. Walaupun demikian, dengan luas 500 ha.
Indonesia masih mempunyai peluang Dari segi luasan produksi, perkembangan
peningkatan pangsa pasar karena mempunyai perkebunan jeruk di Indonesia cukup
potensi perluasan areal produksi disamping nilai menggembirakan, produknya lebih banyak
FOB-nya yang termasuk rendah, yaitu hanya dipasarkan dalam bentuk segar. Sedangkan
sekitar 328 US$/ton (Tabel.2) Dari data produk olahan seperti sari/jus jeruk keprok
konsumsi baik dunia maupun nasional diketahui masih terbatas. Kegiatan produk olahan jeruk
bahwa peluang usaha di sektor ini cukup besar. harus didukung oleh suplai bahan baku yang
stabil, sehingga bila perkebunan jeruk ini
Tabel 2. Pangsa pasar jeruk Indonesia dalam berkembang dengan baik maka akan mendorong
perdagangan jeruk dunia pada tahun pertumbuhan sektor lain, yaitu industri
2003. pengolahan sari/jus jeruk keprok.
Pangsa Tidak seperti di daerah-daerah lain yang
Harga FOB telah berkembang perkebunan jeruknya
No. Negara Volume
(US$/ton) sehingga terkenal seperti Pontianak, Garut dan
(%)
1 Indonesia 0,003 328,95 lain-lain, petani jeruk di Kalimantan Timur
2 Cina 1,13 195,54 masih mencari identitas untuk berusaha menjadi
Hongkong salah satu sentra jeruk. Mereka masih menanam
3 India 1,14 195,54 atas inisiatif sendiri. Walaupun demikian,
4 Italia 1,62 629,36 beberapa lokasi menunjukkan bahwa lokasi
5 USA 3,12 541,33 tersebut cocok untuk pengembangan tanaman
6 Mesir 3,31 234,96 jeruk keprok.
7 Turki 3,49 332,54 Teknis produksi jeruk keprok telah
8 Belanda 4,46 576,50 menjadi perhatian pemerintah yang melalui
9 Meksiko 5,20 416,48 Departemen Pertanian dengan mendirikan
10 Yunani 5,66 458,25 Balitjestro (Balai Penelitian Jeruk dan Buah
11 Afrika 14,34 295,14 Sub-tropis) di Batu, Malang. Teknis produksi
Selatan ini meliputi pemilihan lokasi, pengadaan bibit,
12 Spanyol 28,61 671,49 pemeliharaan (pengolahan tanah, pemupukan,
Dunia 100,00 - pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit), pemanenan, dan penanganan lepas
Sumber : (Suyamto et al., 2005)
panen.
Terdapat 5 jenis jeruk yang diusahakan di
Indonesia, diantaraya adalah jeruk Potensi Jeruk Keprok di Kabupaten Kutai
besar/pamelo, jeruk nipis/purut, dan jeruk Timur
manis, jeruk siem, dan jeruk keprok. Di antara Hasil penilaian kesesuaian lahan di
jenis tersebut, jeruk siem merupakan jenis jeruk Kecamatan Rantau Pulung untuk tanaman jeruk
paling banyak dibudidayakan dan kini masih termasuk kurang sampai cukup sesuai. Salah
mendominasi pasar nasional. satu contoh analisa tanah dan lingkungan
disajikan pada Tabel 3. Faktor utama yang
membuat kesesuaian lahan hanya sampai pada
EPP.Vol.6 No.1. 2009 :36-43
40

tahap kurang sampai cukup adalah tanahnya pemeliharaan terutama teknik pemupukan dan
yang kurus (kurang unsur hara), seperti pengendalian hama dan penyakit.
umumnya lahan di Kalimantan Timur. Hal ini Bibit jeruk keprok yang cocok
dapat diatasi dengan melakukan pengolahan dikembangkan di Kalimantan Timur yang
tanah yang baik. Sedangkan untuk faktor yang lahannya termasuk dataran rendah adalah
tidak dapat dimanipulasi seperti cuaca, varietas jeruk keprok yang berasal dari
tergolong sangat sesuai, sehingga kondisi Kecamatan Rantau Pulung, Kabupaten Kutai
tersebut tetap menjadikan daerah Rantau Pulung Timur, dengan nama jeruk keprok Borneo
sebagai sentra jeruk yang potensial. Prima. Harga per bibitnya dItingkat binaan PT
KPC adalah Rp 1.500,-, tetapi bila telah
Tabel 3. Analisa kesesuaian lahan untuk dilempar di pasaran harganya sekitar Rp2.500,-.
tanaman jeruk pada desa Rantau Diperkirakan pada pertengahan tahun
Makmur, Kecamatan Rantau Pulung, depan (2008) perbanyakan bibit telah dapat
Kabupaten Kutai Timur. dilakukan di Rantau Pulung setelah tersedia
Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) Jeruk
Lokasi :
o o
Keprok Borneo Prima di Kecamatan Rantau
 BT 117 16.910’ 117 18.135’ 117o16.905’
 LU 0o35.125’ 0o34.286’ 0o34.716 Pulung menyusul telah telah tersedianya Blok
Curah
(mm/thn)
hujan
2055 (S1) 2055 (S1) 2055 (S1)
Fondasi dari jeruk tersebut di Kebun Pembibitan
Bulan kering (bulan) 1 (S1) 1 (S1) 1 (S1) (KP) Tlekung Balitjestro, Batu, Malang. Baru
Elevasi (m dpl) 97 (S1) 69 (S1) 83 (S1)
Kemiringan (%) 0-10 (S1) 0-5 (S1) 0-5 (S1) tersedianya bibit jeruk keprok Borneo Prima
100 (S2) >150 (S1) > 150 (S1)
Jeluk tanah (cm)
Batu permukaan (%) 0 (S1) 0 (S1) - (S1)
pada pertengahan 2008 disebabkan jenis jeruk
Potensi genangan ini merupakan varietas yang baru ditemukan
(hari) 0 (S1) 0 (S1) 0 (S1)
Permukaan air tanah dan baru pertengahan tahun 2007 berhasil
>150 (S1) - (S1) 120 (S2)
(cm)
Tekstur silty c (S2) silty c (S2) sandy c.(S2)
disediakan bibit jeruk bebas penyakit untuk
Drainase sedang (S2) sedang (S2) buruk (S3) jenis jeruk keprok borneo prima ini oleh Balai
Kimia tanah :
 pH 4.8 (S3) 4.8 (S3) 5.3 (S2) Penelitian Jeruk dan Buah-buahan Tropis
0.92 (S3) 0.92 (S3) 0.91 (S3)
 C-organik (BALITJESTRO) di Batu, Malang.
 KPK
(me/100g) 9.77 (S3) 9.77 (S3) 6.77 (S3) Pembersihan bibit jeruk dari 7 penyakit tanaman
 N (%) 0.1 (S2) 0.1 (S2) 0.08 (S3)
 P2O5 (%) 0.0007 (S3) 0.0007 (S3) 0.0013 (S2) jeruk disebut sebagai indeksing, dan ini telah
0.0094 (S3) 0.0094 (S3) 0.0094 (S3)
 K2O (%) selesai dilakukan.
Toksisitas :
49.23 (S3) 49.23 (S3) 29.99 (S3)
Kejenuhan Al (%)

Parameter Lokasi A Lokasi B Lokasi C


Pemeliharaan Jeruk Keprok
Kesimpulan: Budidaya jeruk keprok harus dilakukan
Potensi kesesuaian S2,r,d S2,r,d S3,d
lahan S3,n,x S3,n,x S3,d,n,x
dengan sistem drainase yang baik karena
Kesesuaian lahan tanaman tersebut tidak suka pada air yang
aktual
tergenang. Hal itu dapat dilakukan dengan
Sumber: Comdev PT Kaltim Prima Coal (2007)
membuat guludan dengan ukuran 1x1x1 m
Keterangan notasi:
S1 = Sesuai (Suitable) untuk setiap pohonnya. Jarak tanam yang
S2 = Cukup sesuai (Moderately suitable) diterapkan untuk jeruk keprok adalah 5x5 m
S3 = Kurang sesuai (Marginally suitable) sehingga dalam 1 ha dapat ditanami sebanyak
N = Tidak sesuai (Not suitable) 400 pohon.
c = Iklim (Climate) 1. Pengapuran
Untuk daerah Kalimantan Timur yang
t = Tinggi tempat (Elevation)
karateristik lahannya adalah asam, maka dalam
s = Kemiringan (Slope)
pengolahan tanah perlu dilakukan pengapuran
r = Sifat fisik tanah (Physical properties)
d = Genangan/drainasi (Drainage) untuk mengkondisikan lingkungan tanah dengan
n = Sifat kimia tanah (Chemical properties) pH sekitar 6-7. Keperluan kapur untuk
keperluan ini berkisar antara 2-3 ton per ha.
x = Toksisitas (Toxicity)
Harga kapur saat ini adalah Rp 25.000 per 50 kg
dalam bentuk dolomit.
Produksi
Pada kabupaten-kabupaten yang terdapat 2. Pemupukan
luasan produksi jeruk, dilakukan juga bantuan Pemupukan yang dilakukan untuk jeruk
teknis produksi yang dilakukan oleh Dinas dapat dilakukan dengan pupuk sintetis, pupuk
Pertanian atau Perusahaan-perusahaan yang kandang, atau kombinasi keduanya. Bila
digunakan pupuk sintetik, sampai tahun ke-5
mempunyai program Community Development.
dilakukan pemupukan dengan frekuensi 2-4 kali
Bantuan ini meliputi penyediaan bibit dan teknis
pertahun dengan menggunakan pupuk urea, TSP
dan ZK. Pada masa produksi, pupuk yang harus
Analisis Finansial Jeruk Keprok di Kabupaten Kutai Timur (Dina Lesmana) 41

ditambahkan adalah sekitar 3 % dari berat 6. Pemanenan


produksi buah dengan komposisi 2 N, 1 P2O5, Produksi pertama jeruk keprok dimulai
dan 2 K2O, artinya setiap 100 kg buah perlu pada tahun ke-3 setelah tanam tetapi produksi
penambahan pupuk sekitar 3 kg pupuk yang jeruk pertama kali ini biasanya dihilangkan
dapat dirinci sebagai 2,7 kg urea (45 % N), 1,7 untuk memperpanjang masa produksi tanaman
kg SP36 (36 % P2O5) dan 2 kg KCl (60 % K2O). jeruk. Produksi pertama yang diambil untuk
3. Pemangkasan tujuan komersial adalah pada tahun ke-4 setelah
Pemangkasan dilakukan untuk tanam dan dapat terus bertahan sampai sekitar
meningkatkan produktifitas karena akan tahun ke-20 setelah tanam.
meningkatkan jumlah cabang, mengurangi Buah dipetik dengan menggunakan
jumlah daun yang hasilnya dapat merangsang gunting pangkas. Data yang ada menunujukkan
pertumbuhan yang lebih banyak per tanaman, bahwa jeruk keprok dapat menghasilkan buah
serta menghambat pertumbuhan hama dan sebanyak 20-25 kg per tanaman per tahun, ini
penyakit. Pemangkasan pertama (dasar) sama dengan 8-10 ton pe hektar per tahun.
dilakukan pada saat tanaman mempunyai tinggi Produksi ini masih dibawah produksi negara
kira-kira 60 cm untuk mendapatkan subtropis yang dapat mencapai 40 ton per
percabangan dan bentuk pohon yang baik. hektar.
Tahapan pemangkasan dasar yaitu pemotongan 6. Penanganan pascapanen
batang utama, pemeliharaan tunas, kemudian Keperluan pemasaran dilakukan tahap
pemilihan dan pemeliharaan cabang utama. sortasi menurut besarnya, yang biasanya terdiri
Pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan dari 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan
yang dapat dilakukan setiap saat jika kondisi diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D
menghendaki atau pemangkasan yang dilakukan memiliki diameter dan berat terkecil. Jeruk
bersamaan/setelah panen dengan tujuan untuk sebaiknya disimpan pada tempat yang teduh,
menjaga kesehatan tanaman, menjaga kestabilan lebih baik bila pada suhu dingin sekitar 8-10oC.
produksi dan kualitas buah atau untuk Distribusi jeruk keprok dilakukan dengan
peremajaan dan pembentukan profil pohon. menggunakan kotak-kotak kayu yang
4. Penjarangan buah didalamnya (pada sela-sela jeruk tersebut)
Penjarangan dilakukan pada pohon yang disisipkan jerami untuk menghindari kerusakan
mempunyai buah lebat dengan tujuan untuk fisik karena benturan atau tekanan antar jenuk
memperbaiki kualitas buah dan kestabilan pada atau dengan kemasan. Distribusi ini sebaiknya
musim panen berikutnya. Penjarangan buah dilakukan pada suhu dingin untuk
pada tanaman jeruk keprok Tejakula sebanyak mempertahankan masa simpan jeruk. Setiap
40 % dapat meningkatkan jumlah buah kelas A wadah pengemas jeruk ini berkapasitas 50-60
(diameter >7,1 cm atau >151 gram/buah) kg jeruk atau 300-900 buah. Sedangkan untuk
sebanyak 5,82 % dan kelas B (diameter 6,1-7 keperluan ekspor, jeruk dikemas dalam wadah
cm atau 101 -150 gram/buah) sebanyak 3,67 %. karton dengan kapasitas maksimum 30 kg per
Di luar negeri, penjarangan buah dihitung wadah.
dengan menggunakan alat yang disebut
Analisis Kelayakan Finansial
“kuadran”. Alat ini berbentuk bujur sangkar
Perhitungan analisis kelayakan usahatani
dengan ukuran 0,5x0,5 m. Dalam satu kuadran,
budidaya jeruk keprok borneo prima
jumlah buah yang disisakan adalah 10 sampai
berdasarkan beberapa asumsi luas lahan 1 ha,
15. Waktu penjarangan dilakukan pada saat
jarak tanam 5 x 5 m, banyak tanaman 400
diameter buah mencapai 1-2 cm.
pohon ha-1, harga rata-rata per buah jeruk Rp.
5. Pengendalian hama dan penyakit
458,1. Tingkat produksi jeruk keprok
Pengendalian hama dan penyakit
berfluktuasi. Jeruk keprok baru mulai
merupakan hal penting dalam pengelolaan
berproduksi pada umur 4 tahun. Produksi
pertanian. Bila ini dikerjakan dengan baik maka
mengalami kenaikan yang tajam pada umumnya
akan dapat mempertahankan produktifitas
terjadi pada tahun ke-8 sampai tahun ke-15.
maksimum setiap tanaman. Disamping itu juga
Pada tahun berikutnya, produksi mengalami
dapat mencegah kegagalan usaha pertanian ini.
penurunan. Harga jual buah jeruk segar (BJS)
Kegagalan dalam pengendalian hama dan
keprok adalah Rp. 458,1 yang merupakan harga
penyakit ini telah banyak menghancurkan usaha
rata-rata dari 4 grade jeruk. Dalam
pertanian termasuk perkebunan jeruk, misalnya
perkembangannya penjualan buah jeruk segar
jeruk pontianak yang pada tahun 1993 hilang
meningkat setiap tahunnya mengikuti produksi.
dipasaran karena tanamannya terserang
Biaya investasi jeruk keprok borneo prima
penyakit.
EPP.Vol.6 No.1. 2009 :36-43
42

digunakan untuk investasi tanaman dan non diperoleh adalah 1,05 kali lipat dari cost yang
tanaman adalah Rp. 56.072.524,44,-. dikeluarkan.
Biaya investasi tanaman pada tahun ke-0
(TBM 0) digunakan untuk pembukaan lahan Analisis Titik Impas Produksi dan Harga (Break
(land clearing), penanaman tanaman pelindung Even Point)
dan penanaman kebun plasma jeruk keprok. BEP (titik impas) adalah kondisi pada
Pada tahun 1 dan ke-2 digunakan untuk saat suatu usaha tidak mengalami keuntungan
perawatan tanaman, seperti penyulaman, maupun kerugian. Nilai BEP dipakai untuk
pemupukan dan pencegahan hama dan penyakit. menentukan besarnya volume penjualan dimana
Untuk membantu pendanaan dana investasi, perusahaan tersebut sudah dapat menutupi
diasumsikan mendapat fasilitas kredit bank 100 semua biaya-biayanya tanpa mengalami
%. Konsekuensi dari pinjaman bank kerugian maupun keuntungan.
dibebankan angsuran dan bunga bank dipatok Nilai BEP volume produksi jeruk
14 %. Investasi non-tanaman digunakan untuk diperoleh pada tingkat produksi sebesar
investasi infrastruktur, provisi dan asuransi, 41.298,23 buah pertahun. Artinya, dengan
PBB, manajemen fee pembangunan kebun, tingkat harga rata-rata sebesar Rp 458,1 usaha
biaya administrasi, pemeliharaan kebun bahan berkebun jeruk keprok tidak akan mengalami
dan tenaga kerja pendukung dan lain kerugian atau mendapat keuntungan (impas)
sebagainya. Peminjaman dilakukan pada bulan dengan hanya memproduksi buah jeruk segar
Januari 2005 sedangkan angsuran kepada bank (BJS) sebanyak 41.298,23 buah pertahun.
mulai dibayarkan pada tahun ke-5 (tahun 2010)
dengan jangka waktu pengembalian selama 10 Payback period
tahun. Angsuran per tahunnya adalah Rp. Payback period diartikan sebagai jangka
7.324.049,39 yang diangsur sampai tahun 2019. waktu kembalinya investasi yang telah
Selama 20 tahun umur tanaman, biaya dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh
yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman jeruk dari suatu usaha. Hasil perhitungan analisis
keprok baik biaya investasi maupun biaya kelayakan usaha diperoleh nilai payback period
operasional adalah Rp 397.293.164,24,- terjadi tahun ke 7 lebih 7 bulan.
sedangkan penerimaan dari hasil penjualan
Net Present Value (NPV)
diperoleh sebesar Rp 606.890.880,00 sehingga
NPV dari suatu proyek merupakan nilai
diperoleh laba usaha sebesar Rp
sekarang dari selisih benefit dengan cost pada
337.207.425,00,-.
discount factor (DF) tertentu. NPV
menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan
B/C Ratio
dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0
Analisis B/C ratio adalah perbandingan
berarti proyek tersebut menguntungkan dan
antara total cash inflow terhadap total cash
layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil
outflow. B/C ratio ini menunjukkan tingkat
perhitungan NPV pada discount factor 14 %
kelayakan usaha pengembangan jeruk keprok.
menunjukkan nilai NPV sebesar
Indikator yang dipakai untuk menentukan layak
Rp. 7.514.440,00 yang artinya nilai NPV > 1.
tidaknya usaha pengembangan jeruk keprok di
Hal ini berarti usaha budidaya jeruk keprok
Kabupaten Kutai Timur adalah :
layak untuk diusahakan.
B – C = 1, berarti usaha pengembangan
jeruk keprok impas Internal Rate of Return (IRR)
B – C > 1, berarti usaha pengembangan jeruk IRR adalah suatu kriteria investasi untuk
keprok layak dan menguntungkan, mengatakan persentase keuntungan dari suatu
B – C < 1, berarti usaha pengembangan proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat
jeruk keprok tidak layak dan rugi. ukur kemampuan usaha dalam mengembalikan
Hasil analisis menunjukkan nilai gross bunga pinjaman. IRR pada dasarnya
B/C ratio sebesar 1,52. Nilai ini menunjukkan menunjukkan Discount Factor (DF) dimana
bahwa benefit yang yang diperoleh 1,52 dari NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis
cost yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio perhitungan IRR diperoleh nilai 39,15 %.
ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku
benefit akan diperoleh dari cost yang adalah 14 % maka usaha tersebut
dikeluarkan setelah dikalikan dengan discount menguntungkan dan layak untuk diusahakan,
factor (DF) sebesar 14 %. Berdasarkan karena nilai IRR jauh lebih tinggi dibandingkan
perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C dengan suku bunga pasar.
ratio adalah 1,05 yang artinya benefit yang
Analisis Finansial Jeruk Keprok di Kabupaten Kutai Timur (Dina Lesmana) 43

Analisis Sensitivitas dari 1, sehingga pada harga dibawah 5 %


Analisis ini digunakan untuk mengetahui usaha budidaya jeruk keprok belum layak
sensitivitas usaha budidaya jeruk keprok borneo untuk diusahakan.
prima ketika ada perubahan tertentu yang
mempengaruhi usaha. Asumsi kondisi usaha DAFTAR PUSTAKA
diambil apabila usaha budidaya jeruk keprok
mengalami kenaikan biaya produksi sebesar Agrimas Kapitalindo (2007) Prospek dan arah
5 % dan harga jual turun 5 %. Hasil analisis pengembangan agribisnis: Jeruk.
menunjukkan bahwa kenaikan biaya produksi http://www.agrimaskapitalindo.com.
naik 5 % dan harga jual jeruk keprok turun Diakses pada tanggal 15 Oktober 2007.
sebesar 5 %, usaha jeruk keprok masih
menguntungkan dan tetap layak untuk BPS Provinsi Kalimantan Timur (2007)
dilaksanakan. Hal ini tercermin dari nilai-nilai Kalimantan Timur dalam angka. BPS
kriteria investasi yang menunjukkan kelayakan Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.
usaha ini. Hasil analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa apabila terjadi kenaikan Pirawan S (2007) Jeruk Pontianak, coba bangkit
biaya produksi sebesar 5 % dan harga BJS turun lagi. http://www. amanah.or.id. Diakses
5 %, nilai Net BC ratio adalah 1,15 lebih besar pada tanggal 15 Oktober 2007.
dari 1, sedangkan pada harga BJS turun 5 %
nilai Net BC ratio adalah 0,89 lebih kecil dari 1, Prihatman, Kemal (2000) Sistem informasi
sehingga pada harga dibawah 5 % usaha manajemen pembangunan di pedesaan.
budidaya jeruk keprok belum layak. Untuk net BAPPENAS, Jakarta.
benefit yang diperoleh dari usaha budidaya
jeruk keprok adalah 1,56 dan 1,42 kali lipat PT Kaltim Prima Coal (2007) Standar operating
dari cost yang dikeluarkan. procedur distribusi bibit jeruk. Doc No:
KESIMPULAN PR/DIS BIBIT
JERUK/CE/ESD/KPC/01. Comdev PT
Kesimpulan dari hasil penelitian ini Kaltim Prima Coal.
adalah:
1. Keuntungan yang diperoleh dari usaha Soelarso, Bambang (1996) Budidaya jeruk
pengembangan jeruk keprok dengan luas bebas penyakit. Penerbit Kanisius,
lahan 1 ha dengan jumlah tanaman 400 Yogyakarta.
pohon adalah Selama 20 tahun umur
tanaman, biaya yang dikeluarkan untuk Suyamto, Arry Supriyanto, Adang Agustian,
budidaya tanaman jeruk keprok baik biaya Anang Triwiratno, M.Winarno (2005)
investasi maupun biaya operasional adalah Prospek dan arah pengembangan
Rp 397.293.164,24,- sedangkan agribisnis jeruk. Badan Penelitian dan
penerimaan dari hasil penjualan diperoleh Pengembanga Pertanian, Departemen
sebesar Rp 606.890.880,00 sehingga Pertanian, Jakarta.
diperoleh laba usaha sebesar Rp
337.207.425,00,- Warta Prima (2007) Varietas jeruk baru dari
2. Berdasarkan analisis B/C ratio diperoleh Rantau Pulung. Edisi Februari 2007.
nilai 1,52. hal ini menunjukkan bahwa Warta Prima, Buletin Kemitraan PT
usaha pengembangan tanaman jeruk Kaltim Prima Coal, Sengata.
keprok di Kabupaten Kutai Timur untuk
luas lahan 1 ha (400 pohon dan jarak Winarno M (2004) Keunggulan dan kelemahan
tanam 5 x 5 m) selama umur produksi jeruk siam di Indonesia. Prosiding
adalah layak dan menguntungkan bagi Seminar Jeruk Siam Nasional 2004.
petani. Surabaya, 15-16 Juni 2004. Budi
3. Berdasarkan analisis sensitivitas/kepekaan Marwoto (ed.). Pusat Penelitian dan
menunjukkan bahwa apabila terjadi Pengembangan Hortikultura, Jakarta.
kenaikan biaya produksi sebesar 5 % dan
harga BJS turun 5 %, nilai Net BC ratio
adalah 1,15 ( > 1) artinya usaha masih
layak untuk dilakukan, sedangkan apabila
biaya produksi dan harga BJS turun 5 %
nilai Net BC ratio adalah 0,89 lebih kecil

Anda mungkin juga menyukai