Anda di halaman 1dari 10

PROSPEK PENGEMBANGAN PISANG DI SUMATERA BARAT

Syofyan Fairuzi

Abstract: this study aims to (1) examine the expansion of banana market by looking
at the trend of consumption, export and production in 10 years, (2) identify what
type of banana has the highest level of productivity, (3) examine what kind of
technology can be used to inrease the banana productivity, (4) look at production
facilities in every banana production center, (5) identify whether there is incentive for
the farmers, (6) identify transportation facilities and (7) examine the banana market
competitiveness in West Sumatra. The study result shows that the average growth of
banana production annually in West Sumatra is 3,438.7 tones, while the growth of
banana consumption and export per year is 2,074 tones. It is found that there is an
excess supplay of banana in West Sumatera. This condition leads to an oppurtunity
to expand banana market and banana price also increase significantly. It can be seen
by the increasing of demand for banana from Pekanbaru and Jakarta. Moreover, most
of the farmers have little knowledge on how to manage banana plantation. Production
facilities are already available, and it is supported by transportation facilities. In fact,
farmers gain enough profit from banana enterprise.

Kata Kunci : potensi produksi, potensi permintaan, excess supply

PENDAHULUAN ja dalam jumlah yang besar, tetapi juga


jalur pemasarannya sangat luas dimu-
Latar Belakang lai dari kawasan perbelanjaan di kota
besar sampai ke daerah pedesaan. Ba-
Beberapa tahun terakhir ini, im- nyak pengamat buah-buahan meng-
por buah-buahan meningkat cepat dan khawatirkan Indonesia bakal menjadi
jauh melebihi nilai ekspor buah-buah- konsumen buah impor yang sangat po-
an dalam negeri. Terlepas dari krisis tensial bagi luar negeri. Ironisnya pa-
moneter yang masih dialami bangsa da saat ini Indonesia sudah mulai
Indonesia saat ini, peningkatan impor mengimpor buah yang bibit aslinya da-
buah-buahan ini seiring dengan sema- ri Indonesia misalnya impor buah du-
kin meningkatnya pendapatan pendu- rian, mangga dan pepaya yang sebe-
duk dan kesadaran terhadap pola me- narnya buah-buahan yang kita hasil-
nu makanan sehat. Dampaknya me- kan juga. Kondisi yang demikian ini
nuntut ketersediaan buah yang cukup juga tidak tertutup kemungkinan un-
dalam kuantitas, kualitas maupun ra- tuk pisang yang menjadi andalan Su-
gamnya. Pilihan konsumen terhadap matera Barat disamping buah jeruk
buah pada dasarnya ditentukan oleh dan manggis.
rupa, rasa dan harga buah. Berbagai isu dilontarkan teruta-
Peningkatan impor buah-buah- ma tentang buah impor terhadap buah
an yang luar biasa menurut Setyobudi lokal. Bila isu ini ditelaah lebih lanjut,
(1996) tampaknya mulai mengancam maka penyebabnya pada masalah ku-
kehadiran buah-buahan lokal (dalam rangnya produksi buah lokal dan se-
negeri). Ancaman buah impor tidak sa- makin meningkatnya permintaan

Syofyan Fairuzi adalah Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas
59
60 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal 59-68

konsumen. Masalah produksi tersebut Soekartawi (1991) mengartikan


tidak hanya karena kurang tersedianya peluang (prospek) pasar sebagai pe-
buah di pasar, namun juga harapan luang dari produsen (petani) untuk
konsumen terhadap rupa dan rasa menjual hasil pertanian dengan men-
buah lokal yang masih belum dapat dapatkan keuntungan. Peluang pasar
terpenuhi. dihitung berdasarkan konsep excess
Jika dilihat konsumsi buah- supply yaitu selisih antara potensi pro-
buahan penduduk Sumatera Barat, duksi (supply) dengan potensi permin-
maka pisang merupakan jenis buah- taan (demand). Suatu produk dikata-
buahan yang paling banyak dikon- kan berpeluang untuk ditingkatkan
sumsi. Hal ini kemungkinan disebab- produksinya, jika permintaan terhadap
kan karena harga pisang yang relatif komoditas tersebut lebih besar diban-
lebih murah dan cocok dikonsumsi se- dingkan dengan penawaran dan seba-
telah makan (sebagai buah di meja liknya komoditas tersebut dikatakan
makan). Lebih jelasnya konsumsi bu- berpeluang untuk ditingkatkan pema-
ah-buahan Sumatera Barat berdasar- sarannya jika jumlah produksinya me-
kan data Susenas 1996 dapat dilihat lebihi permintaan.
pada Tabel 1, dimana konsumsi pisang Satuhu dan Supriyadi (1997)
adalah yang terbesar (0,21 kg/minggu/ mengemukakan pemasaran pisang di
kapita). dalam negeri sangat baik, mengingat
harga pisang relatif lebih murah.
Tabel 1. Konsumsi buah-buahan di Hampir semua masyarakat kita meng-
Sumatera Barat 1996
konsumsi pisang yang tentunya golo-
No Buah-buahan Konsumsi rata- ngan menengah keatas mengkonsumsi
rata per kapita pisang yang mutunya sangat baik.
seminggu (kg) Karenanya dalam pemasaran ada be-
1 Jeruk 0,038 berapa tingkatan mutu pisang. Untuk
2 Mangga 0,008 konsumsi pasar swalayan dipilih pi-
3 Apel 0,009 sang yang tingkat ketuaannya opti-
4 Alpokat 0,006 mum, penampakannya menarik dan
5 Rambutan 0,146 tanpa cacat. Selain pemasaran dalam
6 Duku 0,005 bentuk buah segar, pemasaran dalam
7 Durian 0,087 bentuk olahan juga mempunyai pe-
8 Salak 0,019 luang yang baik. Bentuk olahan yang
9 Nenas 0,006 umum diperdagangkan ialah sale segar
10 Pisang Ambon 0,130 dan sale goreng, keripik pisang, dodol
11 Pisang Raja 0,020 pisang, tepung pisang untuk makanan
12 Pisang Lainnya 0,060 bayi dan pisang dalam sirup.
13 Pepaya 0,058 Dari data yang dikeluarkan oleh
14 Jambu 0,010 Balai Penelitian Tanaman Buah Solok
15 Sawo 0,004 (1997), diperoleh bahwa areal yang
16 Belimbing 0,001
berpotensi untuk tanaman pisang selu-
17 Kedondong 0,002
as 282.000 Ha dan yang dapat dikem-
18 Semangka 0,020
bangkan seluas 46.000 Ha. Wilayah
19 Melon 0,000
yang berpotensi ini sebagian besar ter-
20 Nangka 0,009
sebar di Pasaman, Pesisir Selatan, Pa-
21 Tomat 0,011
dang Pariaman dan Sawahlunto/Sijun-
22 Buah Dalam 0,000
Kaleng jung.
23 0,009
Buah Lainnya
Sumber : Susenas 1996
Syofyan Fairuzi, Prospek Pengembangan Pisang di Sumatera Barat 61

Berdasarkan data dari Dinas sangan (insentif) bagi para petani da-
Pertanian Propinsi Sumatera Barat lam mengusahakan tanaman pisang,
terjadi peningkatan arus pisang keluar bagaimana kondisi sarana transportasi
daerah Sumatera Barat yang cukup dari sentra produksi sampai kepasar.
tinggi. Daerah tujuan pemasaran pi- Hasil penelitian yang berkaitan
sang tersebut adalah Pekanbaru dan dengan komoditas pisang cukup ba-
Jakarta. Pisang yang dipasarkan keluar nyak dilakukan oleh para pemulia ta-
daerah ini sebagian besar terdiri dari naman, namun penelitian selama ini
pisang ambon (buai) dan pisang batu lebih banyak menyangkut tentang as-
(kepok). pek teknis dan sedikit sekali yang me-
Dengan melihat potensi pro- neliti aspek ekonomisnya. Selama ini
duksi buah-buahan Sumatera Barat penelitian banyak diarahkan dalam
khususnya pisang yang cukup besar rangka meningkatkan produksi dan
tersebut, penulis berpendapat jika di- kualitas pisang yang dihasilkan. Se-
dukung dengan ditingkatkannya tek- perti penelitian tentang penyakit pada
nologi, sarana produksi, rangsangan tanaman pisang, perbanyakan pisang,
(insentif) untuk petani, perlakuan pa- pemeraman, umur pemetikan dan pas-
nen dan pasca panen serta sarana ca panen (pengemasan dan cara pe-
transportasi yang baik, akan dapat ngangkutan). Penelitian yang penulis
memperluas pasar pisang keluar da- lakukan penting dilaksanakan untuk
erah Sumatera Barat, bahkan sangat memperoleh kejelasan potensi pasar,
memungkinkan menembus pasar luar mengkaji kemampuan produksi dan
negeri. Untuk pengembangan bisnis permintaan pasar (supply dan
dalam memproduksi pisang harus di- demand), penggunaan teknologi yang
hasilkan produk yang terjamin dalam sesuai, sarana produksi dan insentif
hal kualitas, kuantitas serta kontinui- yang diberikan kepada petani serta
tas produksi. Karenanya diperlukan kendala-kendala yang dihadapi dalam
kerja keras semua pihak mulai dari pe- memasarkan hasil produksi.
tani produsen, petugas penyuluh, in-
stansi/lembaga terkait seperti koperasi, Tujuan Penelitian
perbankan, Kadin, Departemen Perta-
nian (Balai Penelitian Buah) serta De- Berdasarkan permasalahan ter-
partemen Perindustrian dan Perda- sebut, tujuan penelitian yang ingin
gangan. dicapai adalah:
1. Mengkaji prospek pemasaran
Perumusan Masalah pisang dengan melihat faktor
konsumsi dan ekspor serta pro-
Beberapa permasalahan yang duksi untuk pasar dalam negeri
diketengahkan dalam hal ini yaitu de- dengan melihat kecenderungan-
ngan melihat potensi tersebut apakah nya (trend) selama 10 tahun
pemasaran pisang Sumatera Barat da- 2. Mengetahui jenis pisang apa sa-
pat diperluas, sekiranya pemasarannya ja yang dapat ditingkatkan pro-
memungkinkan diperluas, jenis pisang duksinya
mana yang dapat dilakukan perluasan- 3. Mengetahui teknologi yang di-
nya, apakah dengan teknologi yang di- gunakan petani pisang dalam
gunakan saat ini dapat ditingkatkan kaitannya dengan kemampuan
produksinya, apakah sarana produksi meningkatkan produksinya
tersedia guna mendukung peningkatan 4. Melihat apakah sarana produksi
produksi pisang, apakah ada rang- tersedia pada setiap sentra pro-
62 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal 59-68

duksi pisang sehingga petani tahunnya. Permintaan yang dihitung


bergairah untuk mengusahakan dalam hal ini adalah dengan pendeka
pisang tan jumlah konsumsi dan ekspor pi-
5. Mengetahui ada atau tidaknya sang Sumatera Barat. Jika permintaan
insentif sehingga petani bergai- lebih besar daripada produksi, maka
rah mengusahakan pisang produksi pisang masih bisa ditingkat-
6. Mengetahui kondisi sarana dan kan. Sebaliknya jika produksi lebih be-
prasarana transportasi yang sa- sar dari permintaan, maka pisang pu-
ngat penting dalam menunjang nya potensi untuk ditingkatkan pema-
kelancaran pemasaran pisang sarannya.
dari sentra produksi ke pasar. Konsumsi dan ekspor pisang
7. Mengetahui daya saing (compe- serta produksinya dihitung dengan
titiveness) pisang Sumatera Ba- menggunakan metode trend karena
rat dengan daerah lain (propin- data konsumsi dan ekspor serta data
si) penghasil utama pisang di produksi telah tersedia pada Badan
Indonesia. Pusat Statistik (BPS). Menurut
Soekartawi (1993) aplikasi kebih lanjut
METODE PENELITIAN dari cara analisa regresi adalah analisa
trend, dimana Y diperlakukan sebagai
Penelitian ini menggunakan variabel dependent yaitu jumlah pro-
metode deskriptif kualitatif berdasar- duk yang dikonsumsi, sedangkan X di-
kan data sekunder yang dikumpulkan perlakukan sebagai trend waktu t. Mo-
dari Badan Pusat Statistik (BPS), Di- del analisa regresi maupun analisa
nas Pertanian, Balai Penyuluhan Per- trend dapat berupa analisa regresi li-
tanian (BPP) serta dinas/instansi ter- near (Y= a + bX), analisa kuadratik (Y
kait pada masing-masing sentra pro- = a + bX – bX2), analisa logaritma (Y =
duksi. Sedangkan data primer dikum- a + b log X) dan analisa Cobb-Douglas
pulkan melalui wawancara langsung (log Y = log a + b log X).
dengan petani. Data yang diperlukan
dalam penelitian ini mengacu pada apa Analisa trend ini digunakan ka-
yang dikemukakan oleh Mosher (1966 rena peningkatan konsumsi dan eks-
dalam Soekartawi 1994), bahwa un- por serta produksi pisang Sumatera
sur-unsur pokok dalam pembangunan Barat adalah linear. Dalam hal ini pe-
pedesaan adalah adanya pasar bagi nulis melihat trend konsumsi dan eks-
produk pedesaan (hasil pertanian), por pisang Sumatera Barat per tahun-
adanya teknologi yang selalu berubah, nya serta trend roduksi dapat dihitung
adanya sarana produksi secara lokal, dengan regresi sederhana (Linear Reg-
adanya insentif (perangsang) produksi ression) :
bagi petani dan adanya transportasi Qt = a + bt
yang memadai. Sampel daerah peneli-
tian dan petani dipilih dengan metode Qt :produksi tahun t
purposive sampling yang didasarkan t : tahun produksi
pada daerah yang merupakan sentra a,b : parameter yang akan diper-
produksi pisang dan petani yang me- kirakan nilainya
ngusahakan pisangnya untuk dijual. Metode penghitungan yang sa-
Prospek pemasaran dilihat dari ma juga digunakan untuk memproyek-
ada tidaknya kelebihan produksi (ex- sikan potensi (trend) konsumsi dan
cess supply) pisang. Excess supply ekspor, digunakan analisa regresi :
dilihat dari perkembangan jumlah pro-
duksi dan jumlah permintaan setiap
Syofyan Fairuzi, Prospek Pengembangan Pisang di Sumatera Barat 63

Yt = p + qt cukup kuat atau meningkat dalam pe-


riode tertentu. Demikian pula sebalik-
Yt : konsumsi dan ekspor tahun t nya bila indeks tersebut relatif kecil
T : tahun konsumsi dan ekspor atau menurun, berarti daya saingnya
p,q : parameter yang akan diperki- lemah. Market share untuk komoditas
rakan nilainya i di negara pengimpor j pada tahun
tertentu diperoleh dengan memban-
Excess supply diperoleh dari dingkan ekspor komoditas i dari suatu
selisih potensi produksi dengan po- negara dengan total impor komoditas i
tensi permintaan (konsumsi dan pada negara tujuan tertentu. Secara
ekspor) : matematis dapat dihitung dengan ru-
Er = Qt – Yt mus :
Er : excess supply pada tahun t E (i)
S (i)  x 100%
Yt : jumlah konsumsi dan ekspor M (ij )
pisang pada tahun t S (i) : market share (daya saing)
Qt : jumlah produksi pisang pada komoditas i
tahun t E (i) : jumlah ekspor komoditas i
Jika Er>0 (positif), maka pisang M (ij) : total impor komoditas i di
Sumatera Barat mempunyai potensi negara pengimpor j
untuk diperluas pemasarannya, dan
sebaliknya jika Er < 0, berarti Yt > Qt, Dalam penelitian ini dihitung
yang berarti terjadi kelebihan per- daya saing komoditas pisang dari ma-
mintaan, maka produksi perlu diting- sing-masing propinsi (Aceh, Sumut,
katkan. Sumbar, Sumsel dan Lampung) de-
ngan daerah tujuan Jakarta. Karena
Jenis pisang mana yang dapat
dalam penelitian ini penulis tidak
diperluas pemasarannya dapat dike-
mendapatkan data ekspor pisang ma-
tahui dengan melihat data pisang yang
sing-masing propinsi ke Jakarta, maka
banyak dikonsumsi/diminta oleh pa-
daya saing diukur melalui perban-
sar domestik (dalam negeri). Dalam
dingan harga eceran konsumen (Con-
hal ini dilihat jenis pisang mana saja
sumen Price) antara pisang Sumatera
yang paling banyak dikonsumsi dan di-
Barat dengan daerah lain penghasil pi-
bawa keluar Sumatera Barat serta
sang utama di Sumatera. Dengan meli-
mempunyai nilai komersial tinggi.
hat perbandingan harga eceran konsu-
Untuk mengetahui jenis tek-
men pada masing-masing propinsi ter-
nologi, sarana produksi dan sarana
sebut akan terlihat posisi Sumatera
transportasi serta insentif bagi petani
Barat. Adapun formula yang dipakai
pisang, dilakukan analisa secara des-
secara sederhana digambarkan sebagai
kriptif dengan mengumpulkan data
berikut :
dari lapangan dengan melakukan wa-
wancara langsung kepada petani. P (i)
Menurut DIPTI Sumatera Barat S (i)  x 100%
P ( j)
(1998), analisis perkembangan Market
S (i) : daya saing komoditas propinsi i
Share dapat memberikan indikasi ten-
P (i) : harga konsumen pisang di pro-
tang daya saing suatu komoditas di pa-
pinsi i
saran internasional. Bila market share
P (j) : harga konsumen pisang di Ja-
untuk suatu komoditas relatif besar
karta
atau meningkat, maka hal itu menun-
jukkan daya saing komoditas tersebut
64 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal 59-68

HASIL DAN PEMBAHASAN mikian terdapat kelebihan produksi pi-


sang dan kondisi ini memungkinkan
Tabel 2 memperlihatkan rata- pisang Sumatera Barat dapat diperluas
rata pertambahan produksi pisang Su- pemasarannya, karena Sumatera Barat
matera Barat/tahun adalah sebesar memiliki surplus pisang. Hal demikian
3.438,8 ton, sedangkan pertambahan terbukti dengan semakin meningkat-
konsumsi dan ekspor per tahunnya nya pisang terutama ke Pekanbaru dan
adalah sebesar 2.074 ton. Dengan de- Jakarta.

Tabel 2. Trend Produksi, Permintaan dan Excess Supply Pisang Sumatera Barat tahun
2001-2010 (dalam ton)

Tahun (t) Produksi (Qt) Permintaan (Yt) Excess Supply (Er)


2001 71.070,0 58.308,8 12.761,2
2002 74.508,8 60.382,8 14.126,0
2003 77.947,6 62.456,8 15.490,8
2004 81.386,4 64.530,8 16.855,6
2005 84.825,2 66.604,8 18.220,4
2006 88.264,0 68.678,8 19.585,2
2007 91.702,8 70.752,8 20.950,0
2008 95.141,6 72.826,8 22.314,8
2009 98.580,4 74.900,8 23.679,6
2010 102.019,2 76.974,8 25.044,4
Dari data diatas terlihat bahwa kele- sumsi oleh penderita penyakit lam-
bihan produksi (Er) adalah positif, se- bung (maag). Kandungan mineral yang
hingga dapat dikatakan bahwa pisang menonjol pada pisang adalah kalium
Sumatera Barat mempunyai potensi yang berfungsi untuk menjaga keseim-
untuk diperluas pemasarannya, karena bangan air tubuh, kesehatan jantung,
Sumatera Barat mampu menyediakan menurunkan tekanan darah dan
pisang untuk diekspor keluar daerah membantu pengiriman oksigen keda-
(surplus pisang). Jika permintaan le- lam otak. Kandungan gizi pisang yang
bih besar dari produksi, maka produk- cukup tinggi inilah menurut penulis
si pisang masih bisa ditingkatkan. yang menyebabkan permintaan akan
Peningkatan permintaan terha- pisang semakin meningkat. Masyara-
dap pisang dimungkinkan juga karena kat semakin sadar akan pentingnya
kesadaran masyarakat yang sudah me- mengkonsumsi buah yang mempunyai
ningkat untuk mengkonsumsi buah nilai gizi tinggi dengan harga murah.
yang gizinya cukup tinggi dengan har- Dilihat dari potensinya, sebe-
ga yang murah. Manfaat pisang menu- narnya di Sumatera Barat masih di-
rut Wirakusumah (1996) adalah dapat mungkinkan pengembangan jenis pi-
memperkuat permukaan sel lambung sang. Menurut Winarno (1996) bebe-
untuk menahan cairan berbahaya atau rapa jenis pisang yang baik dikem-
beracun. Pisang dapat menstimulasi bangkan di Sumatera Barat adalah pi-
perkembangan sel lambung yang baru sang Cavendish, Ambon Kuning, Bara-
dan mengeluarkan lapisan pelindung ngan, Raja Sere dan Raja Bulu. Jenis
berlendir yang dengan cepat dapat me- pisang tersebut mempunyai nilai ko-
nyelubungi permukaan lambung se- mersial tinggi dan sangat diminati oleh
hingga dapat mencegah kerusakan pasar baik lokal maupun untuk ekspor.
yang berkelanjutan dari asam hidro- Dari penelitian lapangan, penulis me-
klorida dan pepsin lambung. Dengan nemukan ada jenis pisang lokal Suma-
demikian pisang sangat baik dikon- tera Barat yaitu Raja Kenalu yang
Syofyan Fairuzi, Prospek Pengembangan Pisang di Sumatera Barat 65

mempunyai nilai komersial tinggi. Je- mi oleh petani yang menanam pisang
nis pisang ini terdapat di daerah Su- Raja Sere di daerah Pasar Usang Keca-
ngai Beremas Kabupaten Pasaman Ba- matan Batang Anai Kabupaten Padang
rat. Rasa buahnya sangat manis dan Pariaman. Disamping kebersihan la-
cocok untuk buah meja atau digoreng. han tidak terjaga (banyak semak-se-
Peluang ekspor pisang Indone- mak) sehingga memudahkan penyeba-
sia semakin terbuka lebar dimasa ran hama dan penyakit.
mendatang mengingat di negara-ne- Dari segi pemupukan, sangat ja-
gara Asia yang telah maju seperti Tai- rang petani yang mau memberi pupuk
wan, Jepang dan Korea Selatan, pena- pada tanaman pisangnya dengan ala-
naman buah-buahan tropis sudah ti- san menambah biaya. Namun bebera-
dak kompetitif karena upah tenaga pa petani yang mempunyai ternak (sa-
kerja makin mahal dan tanah semakin pi, kambing ataupun ayam) umumnya
sempit. Sedangkan di Indonesia masih memberikan pupuk kandang untuk ta-
tersedia lahan yang luas serta buah- naman pisangnya. Tingkat pengetahu-
buahan tropis dapat ditanam dan ter- an petani terhadap tanaman pisang
sedia sepanjang tahun. mempengaruhi perilaku dalam hal pe-
Untuk kebutuhan dalam daerah mupukan. Terbukti beberapa petani
Sumatera Barat, umumnya masyarakat yang telah mendapatkan penyuluhan
mengkonsumsi pisang Ambon (buai) melalui Sekolah Lapangan Pisang
untuk buah di meja makan (pencuci (SLP) mempunyai respon yang positif
mulut) dan banyak juga mengkonsum- terhadap pemupukan. Umumnya me-
si pisang kepok (batu) untuk digoreng. reka memberikan pupuk Urea, TSP
Bentuk pasar yang ada di Suma- dan KCl maupun pupuk kandang pada
tera Barat saat ini adalah pasar persa- tanaman pisangnya. Beberapa petani
ingan sempurna. Petani maupun peda- berpendapat tidak perlu memberi pu-
gang bebas menjual pisang langsung puk pada tanaman pisangnya, karena
ke pasar. Demikian juga pembeli dapat lahan yang digunakan adalah bekas
memilih pisang secara bebas di pasar. atau tumpang sari dengan tanaman la-
Tidak ada monopoli dalam penjualan in yaitu cabe, tomat, kedelai serta padi
pisang di pasar-pasar Sumatera Barat. ladang.
Secara umum penulis melihat Pengolahan buah pisang pra pa-
bahwa teknologi yang dilaksanakan nen belum dilakukan oleh petani. Ke-
oleh petani pisang di Sumatera Barat banyakan petani membiarkan saja bu-
pada umumnya masih konvensional ah pisang sampai tua di batang. Ja-
(sederhana). Mereka belum berfikir rang sekali petani yang mau mem-
untuk skala perkebunan yang memang bungkus (menutup) pisang dengan
jika dilihat banyak keterbatasan yang plastik. Memang dimaklumi bahwa ke-
dipunyai petani antara lain modal, te- engganan petani tersebut karena harga
naga kerja dan terbatasnya lahan. plastik yang cukup mahal disamping
Selain perbanyakan bibit secara ketidaktahuan petani akan manfaat
anakan, pada waktu penanaman tidak membungkus pisang sebelum dipanen.
diberi curater (untuk membunuh ulat Membungkus pisang sebelum
ditanah) sehingga banyak pohon pi- dipanen menurut Trubus (1997) akan
sang yang mati (busuk). Hal inilah bermanfaat dalam hal: (1) melindungi
yang menyebabkan banyak pohon pi- buah dari gigitan serangga sehingga
sang yang terkena ulat daun dan layu buah tidak berbintik-bintik (2) meng-
(daun menguning) seperti yang diala- hindari terbentuknya sarang laba-laba
66 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal 59-68

dan burung di celah-celah tandan buah dipeliharapun masih mendatangkan


dan (3) mengurangi terjadinya luka hasil (tidak merugi).
karena gangguan burung dan kele- Ketersediaan kendaraan angku-
lawar. tan merupakan salah satu syarat ke-
Buah pisang yang akan dita- lancaran pengangkutan komoditas ha-
ngani secara segar maupun olahan se- sil pertanian disamping kondisi jalan
baiknya dipanen pada saat yang tepat yang memadai. Umumnya pisang di-
sehingga dihasilkan mutu yang sesuai angkut dengan menggunakan truk
dengan tujuannya, misalnya untuk tu- yang berukuran kecil dan sedang da-
juan konsumsi keluarga, pasar lokal lam wilayah Sumatera Barat. Kenda-
maupun ekspor. Untuk konsumsi lokal raan truk fuso (berukuran besar) digu-
atau keluarga, panen dapat dilakukan nakan untuk mengekspor pisang ke lu-
setelah buah tua atau bahkan sebagian ar Sumatera Barat (ke Pekanbaru dan
sudah ada yang masak pohon. Se- Jakarta).
dangkan untuk ekspor, pisang dipanen Demikian pula dengan kondisi
tidak terlalu tua (optimum), tetapi su- jalan sebagai syarat utama kelancaran
dah masak fisiologis sehingga daya pengangkutan pisang disamping ken-
sim-pan buah cukup lama. Penentuan daraan. Umumnya sarana dan prasa--
umur panen yang demikian ini umum- rana transportasi di Sumatera Barat
nya sudah dapat dimengerti oleh peta- sudah baik. Kendaraan roda empat su-
ni pisang Sumatera Barat. dah dapat melewati jalan-jalan yang
Peluang peningkatan teknologi ada sepanjang tahun. Kondisi jalan da-
budidaya pisang di Sumatera Barat cu- ri ibukota propinsi ke setiap ibukota
kup besar karena terdapat Balai Pene- kabupaten sangat baik dan dapat di-
litian Buah (Balitbu) di Solok yang me- tempuh oleh kendaraan umum dengan
rupakan lembaga penelitian buah ting- berbagai ukuran. Begitu pula kondisi
kat nasional. Banyak hasil penelitian jalan dari ibukota kabupaten ke ibu-
pisang oleh lembaga ini dan belum di- kota kecamatan sudah baik (sudah di-
sosialisasikan kepada masyarakat. Ke- aspal).
mitraan petani sangat diperlukan guna Kredit untuk penanaman pisang
peningkatan teknologi budidaya pi- sampai saat ini tidak tersedia bagi pe-
sang di Sumatera Barat. tani, karena pengusahaan penanaman
Secara umum sarana produksi pisang yang dilakukan petani masih
mudah diperoleh petani pada setiap skala kecil dan umumnya mereka ma-
sentra produksi pisang di Sumatera sih mengandalkan modal sendiri.
Barat. Petani tidak banyak mengalami Ada dua perbedaan usaha tani
kesulitan dalam memperoleh bibit pisang yang dilakukan oleh petani.
pisang. Kebanyakan petani minta se- Pertama, ada petani yang mengusa-
dikit bibit anakan dari petani lain, ke- hakan penanaman pisang dengan
mudian mereka tanam dilahannya dan menggunakan tenaga kerja, membeli
setelah pisang tersebut beranak, anak- bibit, menyewa lahan serta memberi
nya dipindahkan. pupuk dan obat (saprodi) pada tana-
Sampai sekarang ini kerugian man pisangnya. Kedua, sebagian peta-
yang dialami petani akibat kerusakan ni mengusahakan penanaman pisang
tanaman pisang masih sedikit karena dengan menanam sendiri (tenaga kerja
dihitung pertaniannya masih skala ke- tetap dihitung), bibit diminta dari pe-
cil. Petani merasa pisang merupakan tani lain, tidak menyewa lahan dan ti-
tanaman yang sangat mudah dan tidak dak memberi pupuk pada tanaman
pisang.
Syofyan Fairuzi, Prospek Pengembangan Pisang di Sumatera Barat 67

Dilihat dari harga eceran pisang sudah cukup memadai dan ditunjang
dibeberapa propinsi penghasil pisang oleh kondisi transportasi yang telah
utama di Sumatera, harga pisang Su- mendukung kelancaran pemasaran pi-
matera Barat berada pada posisi ketiga sang dari sentra produksi ke pasar.
termurah setelah Aceh dan Sumatera Fasilitas kredit bagi petani pi-
Utara. Sedangkan di Sumatera Selatan sang baik yang berasal dari lembaga
dan Lampung harga pisangnya lebih keuangan (bank) maupun dari peme-
mahal dari Sumatera Barat. rintah belum tersedia sampai saat ini,
Dilihat dari nilai daya saingnya, walaupun demikian petani mendapat-
semakin kecil harga eceran pisang ma- kan keuntungan yang cukup dari usa-
ka daya saingnya akan semakin besar. ha tani pisangnya dan dapat menam-
Daya saing komoditas pisang dari yang bah pendapatan keluarga.
tertinggi sampai terendah di propinsi Harga pisang Sumatera Barat
penghasi utama pisang di Sumatera dinilai cukup kompetitif terbukti de-
adalah Aceh, Sumatera Utara, Suma- ngan semakin meningkatnya arus pi-
tera Barat, Sumatera Selatan dan sang keluar daerah terutama ke Pekan-
Lampung. baru dan Jakarta. Jenis pisang yang
Harga pisang Sumatera Barat banyak dibawa keluar daerah tersebut
dinilai cukup bersaing dibandingkan adalah pisang Ambon (buai) dan
dengan harga pisang propinsi lain di pisang Kepok (batu), dengan demikian
Sumatera. Hal ini terbukti dengan se- jenis pisang inilah yang dapat di-
makin meningkatnya ekspor pisang tingkatkan produksinya, disamping
Sumatera Barat terutama ke Pekan- jenis pisang lain yang mempunyai nilai
baru dan Jakarta. Namun demikian, komersial tinggi.
penulis berpendapat nilai daya saing Saran
Sumatera Barat masih memiliki kele-
mahan karena belum memperhi- Hendaknya pemerintah daerah
tungkan biaya dan jarak pengangkutan melakukan berbagai upaya untuk
pisang dari masing-masing propinsi ke memperluas pemasaran pisang keluar
Jakarta. Sumatera Barat dengan cara
membantu mencarikan pengusaha/
PENUTUP eksportir yang mau menampung dan
menjual kelebihan produksi (excess
Kesimpulan supply) pisang Sumatera Barat.
Perlu dilakukan berbagai prog-
Berdasarkan data yang dipero- ram yang terarah dalam rangka me-
leh terlihat bahwa terdapat kelebihan ningkatkan mutu (perbaikan kualitas)
produksi (excess supply) pisang di Su- pisang Sumatera Barat dengan cara
matera Barat. Kelebihan produksi ini melaksanakan penyuluhan dan pela-
memberikan peluang pisang Sumate- tihan kepada petani dalam hal teknik
ra Barat untuk diperluas pemasaran- pembudidayaan pisang secara intensif,
nya. manajemen usaha tani, perlakuan pra
Teknologi yang digunakan peta- panen dan pasca panen.
ni pisang di Sumatera Barat khususnya
masalah bibit yang ditanam masih be-
rupa anakan dan pengelolaan usaha
tani pisang belum dilaksanakan secara
intensif. Ketersediaan sarana produksi
68 Jurnal Agribisnis Kerakyatan, Volume 1, Nomor 1, Juli 2008, hal 59-68

DAFTAR PUSTAKA Satuhu dan Supriyadi. 1997. Pisang ;


Budidaya, Pengolahan dan Prospek
Balai Penelitian Tanaman Buah. 1997. Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Peluang Hasil-hasil Penelitian Tana-
man buah Untuk Pengembangan Du- Setyobudi, Lilik. 1996. Permasalahan
nia Usaha. Solok. Tataniaga Buah-buahan dan Saran Ke-
bijaksanaannya Dalam Menghadapi
DIPTI Sumatera Barat. 1998. Pemasaran Pasar Domestik dan Dunia. Balitbu.
Komoditas Ekspor Unggulan Propinsi Solok.
Sumatera Barat. Kelompok Kerja
Pengembangan Riset dan Teknologi. Soekartawi. 1991. Agribisnis, Teori dan
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.
dan Industri Sumatera Barat. Padang Jakarta.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Mana- Pasar Domestik. Media Komunikasi


jemen Pemasaran Hasil-hasil Per- dan Infor-masi Pangan No. 26 Volume
tanian (Teori dan Aplikasinya). Ra- VII 1996. Ba-dan Urusan Logistik.
jawali Pers. Jakarta. Jakarta.

Soekartawi. 1994. Pembangunan Pertani- Wirakusumah, Emma. 1996. Juice Buah


an. Raja Grafindo Persada. Jakarta. dan Sayur Suatu Alternatif Pengganti
Soft Drink. Media Komunikasi dan
Winarno, M. 1996. Strategi Pengemba- Informasi Pangan No. 26 Volume VII.
ngan Produksi Buah-buahan Untuk Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai