Rusthamrin H. Akuba
BALAI PENELITIAN TANAMAN KELAPA DAN PALMA LAIN
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Tabel 1. Perkiraan luas areal tanaman aren dan potensi produksi gula di daerah-
daerah sentra pertanaman
2 PROFIL AREN
PROFIL AREN
Perkiraan potensi tanaman aren kurang tepat jika menggunakan luas areal. Hal
ini disebabkan karena kepadatan tanaman aren per hektar berbeda antar petani
maupun antar daerah. Di Sumatera Utara, kepadatan populasi aren berkisar 5 – 164
pohon per hektar di Kabupaten Simalungun dan 9 – 140 pohon per hektar di
Kabupaten Deli Serdang (Akuba dan Amrizal, 1994). Di Papua, kepadatan populasi
aren 7 – 75 pohon per ha. Populasi terpadat ditemukan di Kecamatan Mimika Timur,
Kabupaten Fak-Fak. Jumlah tanaman aren yang diusahakan sebanyak 10.1% dari
populasi per hektar (Akuba, 1993). Oleh karena itu, pendugaan potensi pertanaman
aren disarankan dilakukan berdasarkan jumlah populasi aren.
Tanaman aren di Papua dan Sumatera Utara serta di beberapa daerah sentra
tumbuh secara alami dengan jarak tumbuh yang tidak teratur. Aren yang dieksploitasi
atau diusahakan petani umumnya yang tumbuh di kebun petani secara alami bersama
dengan tanaman lain atau yang tumbuh di hutan-hutan produksi. Setelah tanaman
mati secara alami, pemulihan populasi juga terjadi secara alami dengan sedikit
campur tangan manusia berupa penjarangan apabila tanaman tumbuh berumpun.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa: (1) potensi areal tanaman aren belum
diketahui dengan pasti; (2) data areal aren tidak menunjukkan potensi aren yang
sebenarnya; (3) pertanaman aren tidak kompak, menyebar secara sporadis; (4) aren
umumnya belum dibudidayakan, pemulihan populasi terjadi secara alami; dan (5)
luas areal aren relatif kecil untuk memiliki peran ekonomi yang signifikan secara
regional dan nasional.
1.2. Produksi
Produk-produk utama yang dihasilkan tanaman aren yaitu nira yang diolah
menjadi gula cetak, gula semut, gula kristal, asam cuka, dan alkohol; ijuk; kolang-
kaling; dan tepung aren jika pohon tidak disadap. Produksi gula aren berupa gula
merah atau gula cetak. Di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, 45% nira diolah
menjadi arak, 35% dibuat gula, 14% dimanfaatkan sebagai minuman segar, dan 3%
dibuat gula semut. Di Kabupaten Gorontalo (sekarang Provinsi Gorontalo), 82% nira
dikonsumsi segar, 16% diolah menjadi gula cetak, dan 3% dibuat arak.
Produksi gula aren tahun 2002 diperkirakan sebanyak 28 435 ton atau setara 17061
ton gula pasir dari areal seluas 60482 ha dengan jumlah pohon ang disadap sebanyak
10% dari total pohon. Potensi produksi gula aren diperkirakan sebesar 72 578 ton per
tahun. Produksi gula aren ini setara dengan 43 547 ton sukrosa (gula putih/gula pasir) per
tahun dengan asumsi kadar sukrosa gula aren sebesar 60%. Setiap petani mampu
menyadap 15 pohon per hari dengan produksi gula rata-rata 25 kg/hari atau 6 ton gula
merah per tahun yang setara dengan 3.6 ton gula pasir. Untuk mensubstitusi impor gula
pasir sebnyak 1.2 ton per tahun diperlukan areal tanaman aren yang disadap sebesar
50 000 ha.
2. Produktifitas
4 PROFIL AREN
PROFIL AREN
Genjah. Jenis-jenis aren ini belum dikoleksi sebagai aksesi. Varietas dan sumber benih
belum tersedia. Benih yang digunakan untuk penanaman baru adalah benih sapuan.
4. Konsumsi
Selain dijual untuk konsumsi langsung, gula merah yang meliputi gula aren, gula
kelapa, gula lontar juga digunakan sebagai bahan baku industri. Jumlah kelompok
industri berskala sedang dan skala besar yang menggunakan bahan baku gula merah
mencapai 18 kelompok industri. Industri-industri yang terbesar menggunakan bahan
baku gula merah berturut-turut adalah industri kecap, pengawetan sayur-sayuran,
industri rokok kretek, industri kopi goreng, industri kopi bubuk dan industri kue-kue
basah. Permintaan gula merah sebagai bahan baku industri meningkat di 14 industri
selang 1997-1999. Peningkatan terbesar terjadi pada industri makanan (1.92%), industri
coklat bubuk (1.71%), industri kopi bubuk (1.46%), industri pengawetan sayur-sayuran
(1.84%) dan industri kue basah (2.01%). Industri-industri yang mengalami penurunan
permintaan yaitu industri kecap (10.43%), industri rokok kretek (0.047%), industri
pengeringan dan pengolahan tembakau (0.01%) dan industri minuman malt (0.01%).
Produk aren yang diperdagangkan dalam negeri yaitu gula aren sebanyak 27.682 ton
pada tahun 2002. Produk lainnya adalah kolang kaling dan sapu ijuk.
Produk lain yang memiliki prospek untuk diperdagangkan dalam negeri adalah
alkohol teknis. Sebagai contoh, kebutuhan alkohol teknis di Sulawesi Utara sebanyak
150 000 liter per tahun. Kebutuhan tersebut umumnya dipasok dari luar daerah
padahal Sulawesi Utara memiliki potensi untuk menghasilkan alkohol teknis dari nira
aren.
Ekspor gula aren tahun 2001 sebanyak 677.1 ton atau meningkat 41% dibanding
ekspor tahun 2000 sebesar 479.5 ton. Negara tujuan ekspor yaitu Jepang, Hongkong,
Singapura, Filipina, malaysia dan Brunei Darussalam. Data ekspor tahun 2002-2003
belum tersedia, demikian pula dengan data impor.
6 PROFIL AREN
PROFIL AREN
(Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2002). Harga gula aren bervariasi antar daerah yaitu
Rp. 2971 – Rp. 8260 per kg dengan harga tertinggi di Papua (Tabel 3).
Harga dari produk-produk lain yaitu sapu lidi Rp. 450; sapu Ijuk Rp. 1500; sikat
ijuk Rp.1.000 - Rp. 1.500; tikar daun Rp. 7.500 dan kolang-kaling Rp.1.000 - Rp.1.500
per kg (Suwartapradja, 2003).
Tabel 3. Harga gula aren di beberapa daerah sentra produksi, tahun 2000
Tomohon, Sulawesi Utara atau pihak swasta. Tidak seperti pada tanaman lain, petani
aren belum membentuk asosiasi petani aren.
1. Penetapan Produk
1. Aren sebagai komoditas penghasil gula kedua setelah tebu untuk memenuhi
konsumsi penduduk, kebutuhan industri pangan, dan substitusi kekurangan gula
pasir nasional.
Kebutuhan gula aren (gula cetak dan gula semut) dalam negeri untuk konsumsi
penduduk dan industri bahan makanan diperkirakan sebesar 50000 ton pada
tahun 2015 dengan asumsi laju kenaikan konsumsi sebesar rata-rata 4% per tahun.
Kebutuhan gula aren tersebut memerlukan 1250 ha tanaman aren produktif.
Apabila diasumsikan bahwa perkembangan produksi gula pasir/gula tebu seperti
yang terjadi dalam 5 tahun terakhir maka setiap tahun Indonesia tetap akan
kekurangan gula sekitar 1juta ton per tahun. Nira aren diolah menjadi gula kristal
untuk mengantisipasi kekurangan gula tersebut. Areal aren produktif yang
diperlukan untuk mensubstitusi kekurangan gula tersebut seluas kira-kira 50000
ha. Jadi, total areal produktif yang diperlukan untuk memenuhi konsumsi dalam
negeri sebesar 51 250 ha. Target areal produktif keseluruhan seluas 100 000 ha
untuk memenuhi permintaan ekspor.
8 PROFIL AREN
PROFIL AREN
2. Penerimaan petani dari usahatani aren meningkat dari Rp. 1.5 juta per bulan
menjadi Rp. 3.5 juta per bulan.
3. Indonesia menjadi negara pengekspor gula aren terbesar di dunia dengan
proyeksi volume ekspor 10 000 ton per tahun.
4. Sistem usahatani aren berperan sebagai sumber energi dan pelestari lingkungan.
5. Kelembagaan petani aren yang kuat.
3. Strategi
Faktor internal:
Political will, partisipasi masyarakat, otonomi daerah, perundanf-undangan
Faktor eksternal:
Perdagangan bebas, Kebijakan proteksi Negara maju, perubahan pola konsumsi
10 PROFIL AREN
PROFIL AREN
1. Target Produk
Produk utama aren yang menjadi prioritas pengembangan adalah gula dalam
bentuk gula cetak, gula semut dan gula kristal serta alkohol yang dapat dikonversi
menjadi sumber energi (bahan bakar). Produk ikutan dari aren yaitu serat ijuk dan
kolang kaling.
Sasaran dalam pengembangan produk utama yaitu peningkatan produksi gula
nasional untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri dan ekspor serta sebagai
sumber energi masa depan. Hal ini dilakukan dengan perluasan areal tanaman dan
peningkatan potensi produksi nira pohon aren melalui penggunaan varietas unggul
dan penerapan teknik budidaya padat teknologi. Sejalan dengan tuntutan konsumen
akan produk-produk bermutu dan higienis, produk gula yang dihasilkan selain
memiliki mutu yang tinggi juga sebaiknya memiliki sifat-sifat fungsional yang
menunjang peningkatan kebugaran dan aman dikonsumsi. Oleh karena itu,
penelitian-penelitian perbaikan mutu nira dan kandungan gizi akan mendapat
prioritas yang cukup. Pengembangan aren juga ditujukan untuk menunjang upaya
pelestarian lingkungan hidup terutama lahan-lahan kritis. Sehubungan dengan hal
tersebut, pengembangan sistem usahatani aren berkelanjutan yang ramah lingkungan
perlu dilakukan.
Bidang teknologi yang menjadi prioritas meliputi pemuliaan dan genetik
marker, konservasi genetik, agronomi, hama, dan pengolahan pasca panen. Aspek
spesifik yang menjadi fokus penelitian yaitu seleksi aren unggul berumur genjah,
teknik konservasi aren, perbanyakan massal bahan tanaman aren, sistem usahatani
aren organik, pengendalian hama utama secara hanyati, perbaikan teknik penyadapan
nira aren, dan peningkatan efisiensi pengolahan gula aren.
Sebagai langkah awal, penelitian pada tahun 2005 ditujukan untuk
mengumpulkan informasi dasar selengkap-lengkapnya mengenai agribisnis aren
melalui kegiatan penelitian dan penelusuran pustaka. Keluaran dari kegiatan ini
adalah buku Sistem dan Usaha Agrbisnis Aren yang diharapkan menjadi pedoman
awal pengembangan aren. Roadmap teknologi aren disajikan pada Gambar 3.
unggul, Kebun
Product &
Teknologi pengolahan
Plasma nutfah
produk primer
12 PROFIL AREN
PROFIL AREN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
DISKUSI
Jawaban : Sumber benih harus berasal dari pohon induk dalam satu populasi
tanaman yang betul-betul baik dan memenuhi kritieria.
Teknologi pembibitanaren sudah ada, silahkan lihat pada makalah
poster yang ada. Selain itu sudah ada buku Petunjuk Teknis budidaya
Aren yang diterbitkan Balitka.
Pertanyaan : Apa penyebab kerusakan dan kamatian tanaman aren yang cukup
tinggi (20% per tahun) dan apakah ada penelitian tentang tanaman aren
(penyebab kerusahakan seperti OPT)?
Jawaban : Tanaman aren mati sendiri karena tanaman aren termasuk tanaman
hapazantik. Yang menyebabkan tingginya kematian tanaman aren
adalah :
1. Penebagnan hutan yang dilakukan tanpa melakukan usaha
konservasi.
2. Adanya konversi lahan aren untuk penggunaan lainnya.
3. Tanaman aren tumbuh di lahan-lahan marginal sehingga terdapat
cekaman lingkungan yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman
kurang baik.
14 PROFIL AREN