I. PENDAHULUAN
besar. Indonesia memiliki luas perairan sebesar 5,8 juta km2 dan garis pantai
terpanjang kedua di dunia setelah Kanada yaitu sepanjang 5.181 km atau 14% dari
panjang seluruh pesisir dunia. Wilayah perairan Indonesia yang merupakan 70%
dari wilayah nusantara dengan 13.667 pulau memiliki potensi sumber daya
perikanan yang cukup besar baik dari segi kuantitas maupun kualitas (Sudirman
dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di
pengembangan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara luas oleh para
Rumput laut merupakan komoditas tidak hanya menjadi makanan segar yang bisa
langsung dikonsumsi, tetapi juga banyak digunakan oleh berbagai industri sebagai
pendapatan. Komoditas rumput laut memiliki pangsa yang signifikan tidak hanya
dalam produk akuakultur dan produk domestik bruto dari sektor perikanan tetapi
ekspor nasional; dan 4) budidaya rumput laut merupakan bentuk akuakultur yang
berlangsung kurang dari dua bulan, sehingga dapat dipanen dari enam sampai
dipengaruhi antara lain oleh faktor iklim dan lingkungan perairan, diantaranya
intensitas cahaya, suhu, salinitas, dan gerak air. Pengaruh faktor iklim terhadap
lingkungan perairan sangat erat kaitannya. Oleh karena itu, data iklim
(UNISDR, 2012). Dalam sektor pertanian hal ini antara lain bisa dilakukan
dengan cara pemanfaatan informasi mengenai suhu dan curah hujan dalam
mempergunakan bibit yang toleran (misalnya terhadap kadar garam tinggi, tingkat
ketersediaan air), menggunakan cara pengolahan lahan yang lebih baik, dll.
Adopsi praktek pertanian ini lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor ekternal seperti
Rashid, 2008).
cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan
tahun. Efeknya yang paling nyata adalah suhu, curah hujan, hama serangga dan
pathogen, kualitas tanah dan air gulma (IPCC Panel Antar Pemerintah Tetang
Perubahan Iklim, 2014). Kemudian dari efek perubahan iklim tersebut, terjadinya
suatu penurunan pada hasil pertanian (Fosu-Mensah et al., 2012). Selain itu juga,
terhadap perubahan iklim yang terjadi (Adams. M 1998). Di Negara Afrika sub-
Selain itu juga menjelaskan tentang adaptasi yang mengacu pada pengurangan
memperhitungkan kondisi iklim yang baru atau yang diantisipasi (UNEP, 2009).
dan penilaian resiko serta adaptasi terkait perubahan iklim bila suatu hari akan
terjadi secara tiba-tiba (McSweeny et al., 2010). Kemudian disisi lain, dapat
(Blaikie et al., 1994). Namun, dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan
hasil petani secara lebih baik (IPCC, 2001). Dengan cara memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang persepsi petani tentang perubahan iklim, langkah-langkah
Daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan yang
cukup luas yaitu seluas 38.140 km², mengandung berbagai hasil tambang yaitu
aspal dan nikel, maupun sejumlah bahan galian lainya. Demikian pula potensi
lahan pertanian cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula
berbagai hasil hutan berupa rotan, damar serta berbagai hasil hutan lainya.
18 Desember 2003. Luas wilayahnya adalah 823 km² dan pada tahun 2011
5
berpenduduk 94.846 jiwa. Wakatobi juga terdiri dari empat pulau yaitu Wangi-
merupakan wilayah kepulauan yang memiliki keaneka ragaman hayati laut yang
melimpah, salah satunya adalah rumput laut. Budidaya rumput laut dikepulauan
5 Matahora - -
6 Wungka - -
7 Numana - -
8 Mola Selatan - -
9 Mola Utara - -
10 Mandati I - -
11 Komala - -
12 Mandati II - -
13 Kapota Utara - -
14 Kabita Togo - -
15 Mandati III - -
17 Wisata Kolo - -
18 Mola Samaturu - -
19 Mola Bahari - -
memiliki kurang lebih empat desa penghasil rumput laut. Keempat desa ini
merupakan desa dengan jumlah petani rumput laut yang terbanyak dan memiliki
luas areal budidaya rumput laut yang lebih luas dibandingkan dengan desa lainnya
dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan masih dalam skala kecil, namun
ini mempunyai persyaratan lingkungan tertentu antara lain perairan yang tenang.
Namun penelitian ini dilakukan hanya ditiga desa saja yaitu Desa Liya
Mawi, Liya Togo dan Liya Bahari indah, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan,
sumber produksi rumput laut di Desa Liya One Melangka. Kemudian tiga desa ini
telah menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar masyarakat yang
berada di tiga desa tersebut. Budidaya rumput laut dilakukan dengan peralatan
yang sederhana dan masih dalam skala kecil, namun cukup berkembang.
Persepsi petani tentang budidaya rumput laut yang selama ini dijalankan
terutama di wilayah Liya, serta persepsi tentang dampak cuaca atau iklim didesa
pengembangan yang cukup pesat yang dulunya masih dalam skala usaha kecil.
Berdasarkan hasil survei awal, diperoleh fakta lapangan bahwa yang mendorong
perkembangan usaha yang dijalankan oleh salah satu pembudidaya rumput laut
panen yang diperolehnya. meski disamping itu, hasil rumput laut yang diperoleh
baik atau buruknya tergantung pada pengaruh iklim atau cuaca yang ada. Untuk
Kabupaten Wakatobi.
ini adalah:
rumput laut?
rumput laut.
8
rumput laut.
berguna;
pengaruh produksinya.
dalam 10 negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Negara dengan garis
pantai terpanjang memiliki kekayaan jenis jenis sumber daya alam kelautan yang
melimpah. Ini dapat dilihat dari julukan negara megabiodiversitas yang ditujukan
melimpah, biota laut yang dimiliki juga termasuk yang paling kaya jenisnya.
Salah satunya adalah rumput laut. Selama priode tahun (1985-1989) volume
bukan saja hanya rumput l;aut kering tetapi juga sampai bentuk siap pakai.
Rumput laut (seaweed) merupakan komoditi yang paling banyak dicari dan
termasuk dalam kelompok algae (ganggang). Rumput laut adalah sebutan umum
hidup di habitat air laut. Anatomi tubuhnya berbeda dengan tumbuhan tingkat
tinggi karena tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Sebaliknya, rumput
laut memiliki thallus yang menggantikan fungsi akar pada tumbuhan. Thallus
tumbuhan rumput laut terjadi karena memiliki pigmen warna seperti klorofil.
Cyanophyceae (ganggang hijau biru). Bila dilihat dari ukurannya, ganggan terdiri
Rumput laut juga adalah tanaman tingkat rendah yang tidak mempunyai
batang, daun dan akar sejati. Tubuhnya menyerupai batang yang disebut dengan
thallus dan hidupnya menempel pada substrat, misalnya karang, lumpur, pasir,
batu, dan benda keras lainnya (Anggadierdja et al., 2006). Bentuk thallus pada
rumput laut bermacam-macam antara lain ada yang berbentuk pipih, tabung,
gepeng, bulat dan sebagainya. Pigmen yang terdapat pada thallus juga bermacam-
macam sehingga dapat digunakan dalam membedakan berbagai kelas rumput laut,
dan optimalisasi pemanfaatan laut Indonesia dapat menjadi cara yang efektif
laut yang potensial untuk dikembangkan dalam beberapa hari terakhir. Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan potensi dan kelayakan
target area budidaya rumput laut adalah sebagai berikut: Laju Aliran, Gelombang,
Kedalaman.
permintaan pasar yang terus meningkat. Eucheuma cottonii merupakan salah satu
jenis algae merah yang menghasilkan karagenan yang banyak dimanfaatkan dalam
genus Eucheuma dan biasanya metode budidaya yang digunakan adalah metode
dasar dan lepas dasar atau metode terapung (Aslan, 1991). Usaha budidaya
dilakukan secara intensif akan memberikan hasil yang baik, yaitu meningkatnya
perubahan iklim, (b) persepsi masyarakat tani tentang konsekuensi tersebut, (c)
opsi adaptasi perubahan iklim yang tersedia, dan (d) manfaat memperlambat
suatu masalah, misalnya perubahan iklim, akan membentuk aksi atau inaksi
12
terhadap masalah tersebut (Nzeadibe dan Ajaero, 2010). Dengan demikian, pem-
ahaman terhadap persepsi petani tentang dampak perubahan iklim sangat penting
Menurut Lama dan Devkota (2009), perubahan iklim berdampak pada suhu
yang semakin panas sehingga menyebabkan musuh alami sulit berkembang. Hal
tersebut dipersepsi nyata oleh sebagian besar (67,7%) responden lintas ekosistem
dan pola musim. Perubahan iklim berdampak terhadap peningkatan suhu udara
dataran tinggi dan rendah, maupun di pola musim sektor barat, timur dan
serangan hama dan timbulnya hama baru sebagai salah satu dampak dari
perubahan iklim.
ekosistem laut. Rumput laut adalah sumber fitoplankton yang menjadi produsen
utama dalam ekosistem perairan. fitoplankton adalah jenis jenis plankton yang
mampu berfotosintesis. Oleh karena itu keberadaan rumput laut sangat penting
dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Selain itu manfaat rumput laut
antara lain:
1. Bidang makanan ; rumput laut dipercaya sebagai sumber protein sel tunggal.
utamanya, misalnya sushi, ramen dan sebagainya. Rumput laut juga dapat
yang tinggi dan mampu mencegah tanda tanda penuaan sehingga banyak
4. Bidang ekologi ; rumput laut dipercaya mampu menyerap mineral dan zat
anorganik yang terlarut dalam air untuk proses fotosintesisnya, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai alat filtrasi air dan membuat habitat yang cocok bagi
energi dalam ekosistem laut. Agar ini tidak terjadi, maka dilakukan budidaya
rumput laut sehingga rumput laut masih bisa dimanfaatkan namun juga tidak
perkembangbiakan tumbuhan ini, maka budidaya rumput laut tidak akan berjalan
14
dengan baik. Rumput laut berkembang biak dengan 2 cara yaitu vegetatif dan
generatif.
rumput laut adalah langkah yang harus diambil oleh petani rumput laut. Kondisi
pembudidayaan rumput laut dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode lepas
Metode ini dilakukan dengan cara menanamkan pasak atau patok berukuran
panjang 1 – 1,5 meter kedalam dasar perairan. Metode ini cocok digunakan
menggunakan metode ini pada daerah dengan jenis jenis terumbu karang yang
melimpah. Metode lepas dasar merupakan metode yang paling mudah dibuat
sedikit. Bahan dan cara budidaya dengan metode lepas dasar adalah:
pasak. Pengikatan dilakukan setinggi 20-30 cm dari dasar laut. Alasannya agar
saat surut, bagian rumput laut masih terendam oleh air laut.
2. Ikatkan tali rafia atau tali lain pada tali polypropylene 3 mm dengan jarak 20
-25 cm. Tali ini digunakan sebagai tempat mengikat bibit rumput laut.
3. Bibit rumput laut diikatkan pada tali rafia yang sudah disediakan.
membutuhkan biaya besar, tali dapat disiapkan saat di pantai, pasak dapat
menggunakan kayu apa saja dan tempat budidaya mudah dijangkau. Sedangkan
kekurangan metode ini adalah sulit menemukan area yang cocok, rentan terhadap
Metode ini dilakukan dengan bahan yang membuat bibit rumput laut dapat
mengapung baik saat pasang maupun surut. Untuk membudidayakan rumput laut
dengan cara ini dapat menggunakan bambu atau tumbuhan bakau yang dapat
mengapung di permukaan laut. Bambu atau kayu sepanjang 2,5 meter diikat
Dengan metode ini dapat diikatkan 225 bibit rumput laut didalamnya.
Metode rakit apung ini lebih banyak menghasilkan produksi berbagai jenis
ditemukan dan produksi lebih banyak. Sedangkan kekurangan dari metode ini
adalah membutuhkan bahan yang bisa mengapung, dapat rusak apabila terkena
Perbedaan dari keduanya adalah tali yang digunakan lebih tebal yaitu dengan
diameter ketebalan sebesar 10 – 15 mm. Sama halnya dengan metode rakit apung,
tali ini diikatkan pada bambu atau plastik pengapung lalu diikatkan tali rafia
sebagai tempat untuk mengikat rumput laut. Kelebihan dari metode ini adalah
dapat dibuat dimanapun, bibit rumput laut tumbuh lebih cepat dan mudah untuk
dipindahkan. Sedangkan kekurangan metode ini adalah harga tali tebal dan
pengapung plastik mahal, mudah rusak oleh motor boat dan tidak mudah
Selain itu, yang terpenting adalah menjaga rumput laut dari perusaknya.
Perusak rumput laut dapat berupa predator alami (ikan baronang dan buntal, kura
kura, bulu babi), atau faktor lingkungan seperti infeksi jamur dan badai.
ekosistem terumbu karang, habitat ikan baronang dan predator alami rumput laut
lainnya.
Hama rumput laut umumnya adalah organisme laut yang memangsa rumput
laut sehingga akan menimbulkan kerusakan fisik terhadap thallus, dimana thallus
akan mudah terkelupas, patah ataupun habis dimakan hama (Sulistiyo, 1988).
17
1. Hama Mikro
Hama mikro yang menyerang rumput laut, berukuran panjang kurang dari 2
cm dan melekat pada thallus. Menurut Doty (1987), hama mikro yang sering
ditemukan pada rumput laut adalah larva bulu babi (Tripneustus) dan larva
menempel pada tanaman rumput laut, sehingga larva bulu babi menyebabkan
(Holothuria sp.) yang menempel dan menetap pada thallus rumput laut, kemudian
tumbuh menjadi besar. Larva yang sudah besar akan menjadi hama makro dan
dapat memakan thallus rumput laut secara langsung dengan cara menyisipkan
2. Hama Makro
adalah tanaman yang berada dekat perairan dengan dasar karang atau karang
berpasir sekitar pantai. Serangan ikan akan berkurang bila rumput laut yang
ditanam pada lokasi agak ditengah. Hama makro adalah hama yang berukuran
lebih besar dari ukuran 2 cm. Hama makro yang paling ganas dan dapat
penyu hijau (Chelonia mydas), teripang (Holothuria sp) dan bintang laut
(Protoneostes).
18
2.1.4. Persepsi
bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah
sesuatu. Persepsi terkait erat dengan masalah sikap, karena persepsi merupakan
komponen kognitif sikap. Dalam psikologi sosial, sikap diartikan sebagai derajat
sangat setuju atau sangat tidak setuju terhadap objek sikap (Mar’at, 1981).
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses
pengindraan, yaitu proses diterimnya stimulus oleh alat indra, lalu diteruskan ke
otak, dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dipersepsikan
pengalaman, sikap, objek yang dipersepsikan dan situasi atau keadaan saat
terhadap suatu objek yang sama bisa saja berbeda, hal ini di sebabkan karena
(perceiver), objek yang dipersepsikan dan konteks dari situasi dimana persepsi itu
alat indera sebagai reseptor penerima stimulus yakni syaraf sensoris sebagai alat
untuk meneruskan stimulus ke otak dan dari otak dibawa melalui syaraf motoris
bahwa persepsi pada umumnya bersifat spontan pada manusia ketika menghadapi
dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan
cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan
jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada.
1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman
atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat
indera manusia.
20
3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,
diterima reseptor.
4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui
alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan
informasi.
Terdapat dua jenis persepsi, yaitu External Perception, yaitu persepsi yang
terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu dan Self
Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal
dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
21
Dengan persepsi, individu dapat menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan
(Sunaryo, 2004).
yaitu;
1. Diri orang yang bersangkutan, dalam hal ini orang yang berpengaruh adalah
2. Sasaran persepsi, yang menjadi sasaran persepsi dapat berupa orang, benda,
peristiwa yang sifat sasaran dari persepsi dapat mempengaruhi persepsi orang
adalah gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan lain-lain dari sasaran
persepsi.
3. Faktor situasi, dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi harus secara kontekstual
dan cita-cita.
22
yang berhasil.
senang latar belakang atau tata nilai yang dianut oleh seseorang.
budaya.
masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor
Stimulus fisik efek-efek saraf yang ditimbulkan pada system saraf individu.
Faktor struktural yang menentukan persepsi menurut teori Gestalt bila kita
keseluruhan. Bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat
3. Faktor-faktor situasional
23
4. Faktor personal
stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus yang lainnya
psikologis dan panca inderanya. Menurut Walgito (2003), agar stimulus dapat
dipersepsi, maka stimulus harus cukup kuat, stimulus harus melampaui ambang
batas stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang minimal tetapi sudah dapat
2. Ciri-ciri rangsang, rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan
sistem dan pertukaran zat dalam tubuh, pengalaman, nilai-nilai yang dianut oleh
yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur,
dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode
pengukuran sikap terdiri dari metode Self Report dan pengukuran Involuntary
Behavior.
1. Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
a. Persepsi positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner > T
mean.
b. Persepsi negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T
mean.
1. Stereotyping
atau beberapa sifat dari kelompoknya. Stereotip seringkali didasarkan atas jenis
2. Hallo effect
terkena penyakit daripada anak yang lebih banyak diam atau santai. Padahal
3. Projection
26
1. Pengaruh Laut
Laut dan daratan adalah fluida yang berbeda dalam hal kapasitas
menyimpan panas. Peningkatan suhu air (lautan) berlangsung lebih lambat, tetapi
air dapat menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan daratan. Hal ini
terjadi karena air mempunyai panas spesifik yang tinggi. Panas spesifik adalah
jumlah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1˚C.
peningkatan atau penurunan suhu udara secara drastis pada wilayah daratan
disekitarnya. Oleh sebab itu, iklim di wilayah kepulauan atau dekat pantai akan
lebih sejuk untuk daerah tropis dan lebih hangat. Lebih lanjut perbedaan
Definisi dasar dari arus laut adalah gerakan massa air laut dari satu tempat
ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal
pengaruh angin. Angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara
yang lebih rendah. Jadi bisa didefinisikan bahwa arus laut dipengaruhi oleh angin
yang bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang lebih
salinitas, suhu, gravitasi bumi, gerak rotasi bumi, konfigurasi benua, dan topografi
dasar laut.
Laut sejak dulu berperan dalam penyebaran panas melalui sirkulasi air
permukaan dibangkitkan oleh stres angin yang bekerja di permukaan laut dan
disebut sebagai sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean
circulation). Selain itu, ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin
akibat pasang surut laut. Sirkulasi termohalin dibangkitkan oleh adanya perbedaan
densitas air laut. Istilah termohalin sendiri berasal dari dua kata yaitu thermo yang
berarti temperatur dan haline yang berarti salinitas. Penamaan ini diberikan karena
densitas air laut sangat dipengaruhi oleh temperatur dan salinitas. Sementara itu,
sirkulasi laut akibat pasang surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi
tinggi muka laut akibat adanya interaksi bumi, bulan dan matahari.
Sirkulasi di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah
dibawa oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di
daerah kutub, air menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi
kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik Utara dan sepanjang Antartika.
Air laut dari kedalaman secara perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan
pergerakan massa air yang disebut Sabuk Sirkulasi Laut Global (Global Conveyor
Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi, maka akan semakin banyak pula energi
climate model), perubahan iklim yang terjadi saat ini akibat adanya efek gas
rumah kaca bisa merubah dan bahkan mematikan sabuk sirkluasi laut global
2. Pengaruh IKlim
Laut menjadi tempat penyimpanan panas matahari, dan arus laut global
dari angin sepoi-sepoi sampai adanya badai lautan. Studi mengenai perubahan
iklim. Meskipun masih lebih dipercaya bahwa perubahan iklim lebih disebabkan
iklim.
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin,
kelembaban dan berbagai fenomena hujan, disuatu tempat atau wilayah selama
kurun waktu yang pendek (menit, jam, hari, bulan, musim, tahun). Sementara
lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun
konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari
jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena
tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan
cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang
ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam
penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai
sebagai pedoman untuk perencanaan penggunaan lahan. Selain itu, ini juga
iklim (Brown et al., 2009). Pemanfaatan sumber daya pesisir yang memiliki
Ali, 2015). Hal ini sejalan dengan ide Budiharsono (2001; 16) menyatakan bahwa
wilyah pesisir dan lautan di masa depan cukup menjanjikan. Menurut Akmal
pemanfaatan laut indonesia dapat menjadi cara yang efektif untuk pengembangan
3. Pemanasan Global
sebuah daratan. Entah itu naiknya permukaan laut, penggurunan, angin musim
yang deras, gletser meleleh atau pengasaman laut, perubahan iklim dengan cepat
telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali terjadi musim kemarau yang
kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan
Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim kemarau tahun 1991 juga
menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun
31
sejak 1984, terpaksa mengimpor beras dari India, Thailand dan Korea Selatan
Jika kita berasumsi bahwa kemarau pada 1982-83 adalah akibat El Nino, maka
itu, kemarau panjang kembali terjadi pada 1991, atau empat tahun setelah
kemarau 1987.
samudera Pasifik yang membawa angin serta awan hujan ke Australia dan Asia
hujan tinggi disertai angin topan. Apakah kemarau panjang dan curah hujan di
atas normal yang makin sering terjadi merupakan kejadian alam biasa atau
merupakan akibat pemanasan global? Hal ini memang belum dapat dipastikan.
Namun, jika pemanasan global benar-benar terjadi, maka yang akan kita alami
adalah kemarau panjang dan curah hujan di atas normal dalam skala yang lebih
besar dan lebih luas sehingga dapat menimbulkan kerugian yang semakin besar.
32
sulitnya mendapatkan air bersih dirasakan oleh seluruh penduduk Tarakan yang
mayoritas bermukim di kawasan pesisir. Tidak hanya itu, kawasan hutan lindung
Namun hal tersebut baru sebatas luas kawasannya, bukan pada keberadaan
hutannya. Kawasan hutan pantai juga sudah mulai hilang perlahan dan digantikan
pada tahun 2000-2005 lalu, tercatat 100 hektare hutan mangrove terdegradasi dan
yang tersisa saat ini hanya 670 hektare dari sebelumnya seluas 1.250 hektare
hutan mangrove. Selain itu, abrasi di bibir pantai kota Tarakan juga sudah terlihat
Lingkungan sejak 2007 lalu, abrasi tiap tahun mencapai antara 3 hingga 5 meter,
salah satunya di Pantai Amal baru, kelurahan Pantai Amal. Dari data yang ada,
dapat digambarkan bahwa kondisi hutan mangrove di pesisir pantai kota Tarakan
sedang mengalami tekanan yang hebat oleh berbagai bentuk kegiatan sehingga
menyebabkan hilangnya hutan mangrove dalam jumlah besar. Hal ini tentu dapat
merupakan pelindung pantai dari terjadinya abrasi, selain itu sumber ekonomi
udang serta biota laut lainnya. Hutan mangrove mengandung zat hara yang
dibutuhkan mahluk hidup serta merupakan tempat berlindung dan asuhan fauna.
33
mangrove, seperti abrasi pantai, intrusi air laut, banjir, hancurnya pemukiman
penduduk diterpa badai laut, hilangnya sumber perikanan alami, dan hilangnya
diimpor dari Cina dalam rangka peningkatan produksi pangan. Padi hibrida rakus
akan unsur hara, sensitif terhadap serangan hama penyakit serta tidak sesuai
dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk menyesuaikan dengan situasi
34
sampai pada tingkat lokal, skenario dalam menghadapi bencana alam serta
pengembangan best practices sebagai sumber informasi bagi petani adalah upaya
kelembapan, awan, presifikasi, evaporasi, tekanan udara dan angin (Douglas. H.K.
Lee, 1960).
tingkat lokal menjadi sangat penting. Jadi, adaptasi terhadap perubahan iklim
berdasarkan pada curah hujan, temperatur, dan vegetasi yang khusus pada suatu
daerah (koppen, 2016). Karena apabila penguapan melebihi dari curah hujan yang
jatuh maka keadaan seperti ini tidak berguna bagi tumbuhan (Thornthwaite,
2016). Kemudian menurut Douglas H.K. Lee (2016) merupakan potential evapo-
35
penelitian ini agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan
petani dalam usaha budidaya rumput laut memiliki hubungan dengan kemajuan
rumput laut di Kabupaten Bone bahwa keterkaitan pola kemitraan sistem produksi
dan pemasaran masih didominasi oleh konstruksi jaringan sosial secara tradisional
yang masih kental dengan hubungan relasi patron-klien yang berbasis tradisi.
produk pada usaha budidaya rumput laut di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi
Gorontalo.
Adaptasi Perubahan Iklim Terhadap Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut
usaha budi daya rumput laut Kappaphycus alvarezii dengan metode longline di
perairan Karimun Jawa yang paling tepat dilakukan adalah pemberdayaan anggota
memperluas lahan usaha budi daya (skor nilai 5.65), dan peningkatan
keterampilan teknis budi daya untuk peningkatan mutu produk (skor nilai 5.52).
mendukung satu dengan yang lain. Selain itu, kepercayaan kelompok usaha dan
luas tidaknya jaringan yang dimiliki kelompok juga menentukan seberapa besar
Desa Banuaji IV, Kecamatan Adian Koting) Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sistem usahatani rumput laut, tingkat produksi rumput laut, faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat produksi dan pendapatan usaha rumput laut,
serta layak atau tidaknya usahatani rumput laut dikembangkan di Desa Banuaji
dari 255 KK. Metode penelitian yang digunakan adalah: skoring; analisis data
37
Usahatani rasio R/C. Hasil penelitian menunjukkan sistem usahatani rumput laut
belum sesuai dengan sistem usahatani anjuran, tingkat produksi rumput laut
rumput laut adalah pupuk Phonska, TSP dan jumlah tenaga kerja, sementara
rumput laut adalah biaya penyusutan peralatan, usahatani rumput laut layak
kemandirian petani rumput laut. Faktor sosial ekonomi memiliki kontribusi yang
sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas yang masih rendah.
laut diperlukan kompetensi petani sebagai pelaku usahatani. Kompetensi yang ada
pada diri petani mempunyai peranan yang sangat penting dan besar dalam
karena itu upaya petani untuk meningkatkan pendapatan usahatani rumput laut
remote sensing, Sistem Informasi Geografis, dan strategi adaptasi. Hasil penelitian
laut dalam bentuk kondisi tektonik yang diperparah oleh pendangkalan di lokasi
adaptasi yang bias dilakukan oleh petani rumput laut. Penelitian dilakukan di
empat desa di Pulau Unguja di Zanzibar. Survei rumah tangga dilakukan untuk
menunjukkan bahwa menurut petani rumput laut, budidaya rumput laut sudah
kenaikan suhu air laut, kecepatan angin, gelombang laut, salinitas, dan pola curah
hujan yang tidak menentu. Produksi rumput laut telah berkurang dalam lima tahun
teknologi dan cara-cara baru untuk lebin membantu petani mengatasi efek
lokasi budidaya.
padi sawah mengenai dampak perubahan iklim terhadap usahatani padi sawah.
berdasarkan kuesioner dan Focus Group Discussion (FGD), dan dianalisa dengan
setuju bahwa telah terjadi kenaikan suhu, curah hujan yang tidak menentu, dan
peningkatan kejadian cuaca ekstrim. Persepsi petani ini didukung dengan data-
data iklim selama 20 tahun terakhir. Sebagian besar petani juga setuju bahwa
perubahan iklim memberi dampak pada usahatani padi sawah. Dampak tersebut
sering terjadi kekeringan. Informasi mengenai persepsi petani ini dapat digunakan
untuk mendisain strategi adaptasi agar sistem produksi padi sawah lebih efisien
Wangi-Wangi Selatan yang berprofesi sebagai petani rumput laut. Sudah lebih
dari 10 tahun lamanya para petani di desa ini melakukan kegiatan budidaya
40
rumput laut. Tujuan utama yaitu untuk mencukupi segala kebutuhan hidup para
petani.
adalah persepsi atau pendapat petani rumput laut tentang adanya perubahan iklim
Perubahan Iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain
suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai
produksi, kualitas rumput laut, kemampuan rumput laut, rumput banyak yang mati
dan rumput laut banyak yang terlepas. Perubahan Iklim adalah berubahnya
kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang
kendala yang sering dihadapi oleh mayarakat. Yaitu tentang perubahannya iklim
atau cuaca yang tidak tetap. Tentunya, saja sangat berpengaruh terhadap
hal ini mengindifikasikan bahwa strategi yang dilakukan petani sudah tepat dan
Adapun strategi adaptasi yang digunakan antara lain : penggunaan tali dan
pelampung yang lebih kuat, budidaya rumput laut ke perairan yang lebih dalam,
panen lebih awal, penggunaan bibit yang lebih tahan terhadap penyakit dll, pindah
perikanan.
temukan bibit unggul, perubahan arus laut dan sulit menemukan lokasi budidaya.
42
Secara sistematis kerangka pemikiran penelitian ini dapat di lihat pada gambar 1.
Ada
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni 2019 hingga
selesai, lokasi penelitian ini di Desa Liya Mawi, Liya Togo dan Liya Bahari Indah
dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) Di ketiga desa tersebut banyak
laut di Kabupaten Wakatobi, (3) Potensi adanya dampak perubahan iklim di lokasi
1. Populasi
44
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh petani rumput laut ada di
Desa Liya Mawi, Liya Togo dan Liya Bahari Indah Kecamatan Wangi-Wangi
Pengertian dari kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus
dipenuhi setiap masing anggota populasi yang akan di jadikan sampel. Sedangkan
kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa
notoatmodjo 2010).
N
n=
1+N(e)²
80
n =
1+80(0,05)²
80
n=
1+80 ( 0,0025 )
80
n=
1+0,2
80
n=
1,2
45
2. Sampel
n
s= xS
N
Keterangan:
Berdasarkan tabel di 3.2. maka jumlah sampel yang dapat diambil dalam
Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari obyek penelitian melalui wawancara
penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi yang
berikut:
Desa Liya Mawi, Liya Togo dan Liya Bahari, Kecamatan Wangi-Wangi
kuesioner.
1. Identitas petani
ketidak teraturan musim kemarau dan musim hujan, ketidak teraturan musim
47
barat dan timur, ketidak teraturan waktu ombak tenang dan ombak tinggi,
frekuensi dan intensitas angin, perubahan parameter laut (gelombang, suhu air,
kerentanan terhadap penyakit, rumput laut mati, dan terlepas karena terbawa
arus).
pelampung yang lebih kuat, budidaya rumput laut ke perairan yang lebih
dalam, panen lebih awal, penggunaan bibit yang lebih tahan terhadap penyakit
1. Responden adalah usia yang dihitung sejak lahir sampai saat penelitian
4. Jumlah anggota keluarga adalah semua orang yang makan dari satu atap atau
cuaca secara statistik sepanjang periode waktu yang mulai desawarsa hingga
7. Rumput laut adalah merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat
8. Petani rumput laut adalah seseorang yang berkerja atau bermata pencaharian
rumput laut.
9. Dampak perubahan iklim adalah akibat suatu perubahan iklim yang terjadi.
10. Adaptasi adalah cara makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis secara
deskriptif kualitatif dan kuantitatif berupa persepsi petani rumput laut tentang
perubahan iklim.
menggunakan skala Likert menurut Sugiono (2010) bahwa skala Likert adalah
49
skala yang digunakan untuk mengukur persepsi petani tentang dampak perubahan
yaitu dengan menggunakan Skala Likert disajikan sebagaimana pada Tabel 3.3.
berikut:
f
P= x 100%
n
Keterangan:
n = jumlah responden
adaptasi, maka digunakan rumus interval menurut Slamet (1993) dalam Ramdhani
Max −Min
n=
∑k
50
Dimana:
n = batas selang
∑k = banyaknya kelas
karakteristik Kecamatan Wangi-Wangi Selatan yang berisi letak dan luas wilayah,
tanggungan, pendapatan, luas lahan, posisi sawah terhadap sumber air serta
kondisi lokasi tempat penelitian. Gambaran umum tersebut lebih rinci dijelaskan
Kabupaten Wakatobi memiliki luas wilayah daratan ± 823 km2 atau hanya
sekitar 4,5 persen dari total wilayah Kabupaten Wakatobi secara keseluruhan.
Wangi Selatan.
termasuk tipe C, dengan dua musim yaitu musim kemarau (musim timur: April–
Agustus) dan musim hujan (musim barat: September–April). Musim angin barat
berlangsung dari bulan Desember sampai dengan Maret yang ditandai dengan
sering terjadi hujan. Musim angin timur berlangsung bulan Juni sampai dengan
September. Peralihan musim yang biasa disebut musim pancaroba terjadi pada
mm, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan rata-rata mencapai
19,51 mm (Gambar 2.4). Jumlah hari hujan mengikuti pola jumlah curah hujan
dengan kisaran antara 1-19 hari hujan. Suhu udara maksimum berkisar 31,5-
34,40C dan suhu udara minimum berkisar pada 22,3-24,90C, dengan kisaran suhu
Pola curah hujan pada gambar diatas dapat menjadi arahan dalam
(MT) I bisa dilaksanakan pada bulan November dan MT II pada bulan Maret.
Pada tanaman perkebunan, pola curah hujan tersebut dapat dipakai sebagai arahan
knot/det. Angin kencang bertiup pada bulan Juli sampai September, kemudian
bulan November, Januari dan Februari (Gambar 2.4). Tiupan angin yang kencang
nelayan dan selanjutnya terhadap jumlah ikan hasil tangkapan. Terkait hal ini,
program pengadaan kapal ikan dengan ukuran yang memadai akan sangat
Potensi yang dimaksud adalah sumber daya manusia (SDM). Dukungan sumber
dengan baik.
Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari usia produktif.
kemampuan kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap suatu inovasi.
Seseorang dengan usia relatif mudah (produktif) biasanya akan lebih terampil dan
dinamis dalam melakukan tindakan, bila dibandingkan dengan orang yang berusia
akan lebih berhasil, karena sebagian besar berada pada usia produktif. Lebih
2018, ini menunjukan jumlah perempuan lebih banyak dari pada jumlah laki-laki.
usahatani rumput laut. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani
rumput laut sangat besar dibandingkan dengan mata pencaharian lainnya. Lebih
Tabel 4.2. terlihat bahwa sebagian besar penduduk di tiga desa Kecamatan
Wangi-Wangi Selatan memiliki mata pencaharian sebagai petani yaitu 204 orang
(90,27%). Jumlah ini lebih banyak bila dibandingkan dengan penduduk yang
seorang petani dalam meyerap inovasi baru. Rincian keadaan penduduk menurut
atau 52,87%. Sedangkan yang menempati posisi terendah adalah masyarakat yang
tamat perguruan tinggi yakni 17 orang atau 0,88 % jika dilihat dari komposisi
didominasi oleh masyarakat yang tingkat pendidikannya tamat SD, maka sangat
dan prasarana baik sarana sosial maupun sarana ekonomi pada segala aspek
kehidupan sebagai faktor penunjang yang sangat penting bagi masyarakat dalam
Tabel 4.4. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Di Tiga Desa Kecamatan Wangi-
Wangi Selatan 2019
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1 Sarana Desa
-Kantor Desa 1
2 Sarana Pendidikan
-TK 1
-SD 1
-Madrasa 1
3 Sarana Kesehatan
-Polindes 1
-Posyandu 1
-Puskesmas 1
4 Sarana Peribadaan 8
Data : Profil Di Tiga Desa Kecamatan Wangi-Wangi Selatan 2019
Sarana pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai tempat menimba ilmu bagi
keseharian serta untuk mengangkut hasil pertanian baik pada saat akan diangkut
mempengaruhi pola tindak dan pola pikir dalam mengambil suatu keputusan yang
terhadap dampak perubahan iklim pada budidaya rumput laut. Presepsi tersebut
Jenis kelamin adalah perbedaan ciri fisik antara laki-laki dan perempuan
yang melekat pada diri masing-masing. Variabel jenis kelamin dapat digunakan
sebagai salah satu indikasi apakah jenis pekerjaan yang mereka tekuni merupakan
pekerjaan pokok suami. Meskipun tidak bersifat mutlak, namun hal tersebut
perempuan. Secara jelasnya keadaan umur responden dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.5. Keadaan Jenis Kelamin Responden Di Tiga Desa Kecamatan Wangi-
Wangi Selatan Tahun 2019
No Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki-Laki 59 89,39
2 Perempuan 7 10,61
Jumlah 66 100
Berdasarkan tabel 4.5. bahwa responden sebanyak 66 orang yang terdiri dari
59 orang atau 89,39% laki-laki dan sebanyak 7 oaran atau sekitar 10,61%
penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki
4.2.2. Umur
suatu objek adalah kemampuan fisik dalam bekerja dan berpikir. Pada umumnya
yang sehat jasmani dan berumur muda memiliki kemampuan fisik yang lebih
besar dengan pola pikir yang kreatif dan responsif terhadap teknologi sehingga
berumur tua cenderung untuk lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil
usahataninya.
59
golongan usia produktif. Secara jelasnya keadaan umur responden dapat dilihat
berada pada usia produktif antara 15-54 tahun, sedangkan responden yang berada
pada usia non produktif diatas 55 tahun sebanyak 5 orang atau 7,57. Melihat
Wangi Selatan termasuk dalam kategori umur produktif. Hal ini menggambarkan
semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan
demikian mereka berusaha lebih cepat untuk menerima inovasi-inovasi baru baik
dari penyuluh maupun dari media massa guna untuk mencapai tujuan dalam suatu
usahanya.
pertanian. Hal ini sesuai dengan penjelasan AT. Mosher (2001), bahwa salah satu
Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang
pernah diikuti oleh responden. Petani yang mempunyai tingkat pendidikan relatif
tinggi akan menyebabkan petani tersebut lebih dinamis, rasional dan berani dalam
penerimaan inovasi-inovasi baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.7. berikut:
Wangi Selatan yang tamat Sekolah Dasar/SD sebanyak 7 orang atau 10,61%,
lebih sedikit bila dibandingkan dengan responden yang tamat Sekolah Menengah
61
Pertama (SMP) sebanyak 17 orang atau 25,76%. Sedangkan responden yang lulus
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 33 orang atau 50%, lebih banyak bila
atau 13,64%.
mempengaruhi baik cara berpikir maupun cara kerja mereka. Tetapi dengan
pendidikan yang berbeda tersebut tidak harus merubah cara kerja mereka dalam
bertani rumput laut, tetapi yang membedakan petani antara tingkat pendidikan
tinggi dan rendah yaitu cara berpikir dan daya tangkap dalam menerima informasi
didominasi oleh tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) tetapi tidak mempengaruhi
cara kerja mereka dalam bertani karena sangat didukung dengan pengalaman yang
dimana memiliki andil yang cukup besar untuk mencapai kesuksesan pada masa
yang diperoleh di luar bangku sekolah yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang
pernah dialami yang dapat bersumber dari sesama petani, penyuluh, media
komunikasi (tv/radio) maupun yang pernah dibaca, seperti koran, dan lain-lain.
62
Tabel 4.8 menunjukan bahwa pengalaman yang dimiliki oleh petani rumput
laut di tiga desa Kecamatan Wangi-Wangi Selatan termasuk dalam kategori cukup
lama pengalaman dalam berusaha akan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu
yaitu;
ketahui terlebih dahulu adalah pemilihan lokasi budidaya yang tepat. Sebab lokasi
yang baik tentu akan memberi dampak positif pula pada pertumbuhan
ombak, umumnya daerah yang paling ideal adalah yang dekat dengan terumbu
karang, Kedalaman air pada saat surut terendah adalah 1 – 30 cm, Perairan dilaui
oleh arus tetap dari laut lepas di sepanjang pantai, Kecepatan rat-rata arus airnya
dari muara sungai, Suhu air berkisar antara 27 – 28 derajat celsius, salinitas antara
2. Metode Budidaya
- Metode Lepas Dasar, Metode ini digunakan pada dasar perairan berpasir
patok atau tiang pancang dan patok yang digunakan baiknya berukuran
pada permukaan air. Kedua sisinya dilengkapi dengan jangkar dan juga
tentu saja dengan memilih bibit yang berkualitas, seperti halnya kita lakukan pada
Cara Budidaya Ikan Black Ghost. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Memiliki
banyak cabang dan rimbun, Tidak terdapat bercak pada batangnya, Tidak
dalam air. Susun bibit-bibit tersebut secara berlapis dan berselang antara pangkal
tallus dan ujung tallus. Antara lapisan satu dengan yang lain diberi lapisan kain
yang telah dibasahi dengan air laut. Hindarkan bibit dari kehujanan, kekeringan
- Siapkan tali Ris polyethylen (PE) untuk menggantung bibit rumput laut
- Rentangkan tali Ris yang telah berisi ikatan rumput laut. Pada tali utama,
- Tali Ris akan direntangkan pada patok dengan ukuran yang telah kami
sampaikan di atas. Jarak ideal untuk setiap tali Ris yang direntangkan
Agar budidaya rumput laut Eucheumacottonii kita berjalan dengan baik dan dapat
dilakukan.
- Bersihkan talus dari tumbuhan liar dan lumpur yang menempel sehingga
- Bersihkan pula tali penggantung dari sampah atau pun tumbuhan liar
lainnya.
- Periksalah keutuhan tali gantungan. Perbaiki jika ada yang putus atau agak
- Hama rumput laut yang wajib diwaspadai adalah larva bulu babi, teripang,
4. Proses Panen
66
Anda lakukan. Jika tujuannya adalah untuk pembibitan, maka pemanenan dapat
dilakukan pada umur 25 – 35 hari. Berbeda jauh dari Cara Budidaya Kerang
kandungan keragiannya yang banyak, panen baru bisa dilakukan pada saat umur
45 hari. Pemanenan rumput laut dapat dilakukan dengan cara mengangkat seluruh
yang sudah selesai dipanen langsung saja dilakukan pengeringan dengan cara
para-para agar tidak tercampur dengan pasir. Sambil menjemur, Anda bisa
melakukan pembersihan rumput laut dari benda-benda asing seperti batu atau
sampah lainnya. Jika kondisi cuaca cerah, penjemuran cukup dilakukan selama 3
– 4 hari atau sampai terlihat warna ungu keputihan dilapisi kristal garam.
4.3. Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim pada Budidaya Rumput Laut
iklim. Mayoritas mendengar istilah perubahan iklim berasal dari informasi media
iklim. Hal ini dibuktikan dengan penjelasan yang diberikan oleh mereka
Menurut mereka perubahan iklim adalah berubahnya cuaca, musim hujan tidak
menentu, dan pasang surut yang tidak menentu lagi serta semakin tinggi. Hal
67
tersebut akan berdampak pada hasil panen yang tidak maksimal kualitas rumput
Perubahan iklim membuat rumput laut menjadi lebih rentan dengan perubahan
cuaca. Daya tahan rumput laut menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Selain itu, perubahan cuaca dan suhu perairan dapat memicu pertumbuhan yang
tidak optimal pada tanaman rumput laut. Adapun hasil analisis presepsi responden
Skor
Skor/Frekuensi rata-rata Kategori
No. Variabel SS S N TS STS
yaitu untuk aspek kenaikan suhu sebanyak 59% responden menyatakan sangat
setuju (SS), 4% setujutu (S) dan 3% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,9
menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “sangat setuju” telah
terjadi perubahan iklim. Selanjutnya, dapat diketahui untuk aspek Musim hujan
dan musim kemarau sebanyak 55% responden menyatakan sangat setuju (SS),
7% setuju (S) dan 4% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,9 menunjukkan bahwa
69
sebagian besar para petani rumput laut “sangat setuju” telah terjadi perubahan
iklim. Selanjutnya, dapat diketahui untuk aspek frekuensi dan intensitas curah
hujan sebanyak 60% responden menyatakan sangat setuju (SS), 4% setuju (S)
dan 2% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,9 menunjukkan bahwa sebagian besar para
gelombang laut tinggi sebanyak 62% responden menyatakan sangat setuju (SS),
3% setuju (S) dan 1% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,9 menunjukkan bahwa
sebagian besar para petani rumput laut “sangat setuju” telah terjadi perubahan
iklim. Selanjutnya, dapat diketahui untuk aspek musim angin barat dan musim
angin timur sebanyak 55% responden menyatakan sangat setuju (SS), 8% setuju
(S) dan 3% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,8 menunjukkan bahwa sebagian besar
para petani rumput laut “sangat setuju” telah terjadi perubahan iklim. Selanjutnya,
menyatakan ragu-ragu (N) dan, 63% tidak setuju (TS). Skor rata-rata 2,0
menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “tidak setuju” telah
sebanyak 58% responden menyatakan sangat setuju (SS), 4% setuju (S) dan 4%
ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,8 menunjukkan bahwa sebagian besar para petani
rumput laut “sangat setuju” telah terjadi perubahan iklim. Selanjutnya, dapat
diketahui untuk aspek kenaikan suhu dan air laut sebanyak 53% responden
menyatakan sangat setuju (SS), 10% setuju (S) dan 3% ragu-ragu (N). Skor rata-
70
rata 4,8 menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “sangat
setuju” telah terjadi perubahan iklim. Selanjutnya, dapat diketahui untuk aspek
setuju (SS), 5% setuju (S) dan 13% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,5
menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “sangat setuju” telah
terjadi perubahan iklim. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim yang tidak
rumput laut menjadi lebih rentan dengan perubahan cuaca. Daya tahan rumput
laut menurun sehingga mudah terserang penyakit. Selain itu, perubahan cuaca dan
suhu perairan dapat memicu pertumbuhan yang tidak optimal pada tanaman
rumput laut. Adapun hasil analisis presepsi responden terhadap perubahan iklim
Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Persepsi Petani Terhadap Dampak Perubahan Iklim Di Tiga Desa
Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi
71
Skor/Frekuensi Skor
No rata- Katego
. Variabel SS S N TS STS rata ri
Penurunan kemampuan
3 rumput 47 18 1 0 0 4,7 Tinggi
Laut tumbuh dan bertahan
menyatakan sangat setuju (SS), 6% setuju (S) dan 3% ragu-ragu (N). Skor rata-
rata 4,8 menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “sangat
setuju” telah terjadi dampak perubahan iklim. Selanjutnya, dapat diketahui untuk
sangat setuju (SS), 5% setuju (S) dan 2% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,9
menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “sangat setuju” telah
setuju (SS), 18% setuju (S) dan 1% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,7
72
menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “sangat setuju” telah
penyakit sebanyak 40% responden menyatakan sangat setuju (SS), 15% setuju
(S) dan 11% ragu-ragu (N). Skor rata-rata 4,4 menunjukkan bahwa sebagian
besar para petani rumput laut “sangat setuju” telah terjadi dampak perubahan
iklim. Selanjutnya, dapat diketahui untuk aspek rumput laut yang mati sebanyak
53% responden menyatakan sangat setuju (SS), 9% setuju (S) dan 4% ragu-ragu
(N). Skor rata-rata 4,7 menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput
laut “sangat setuju” telah terjadi dampak perubahan iklim. Selanjutnya, dapat
diketahui untuk aspek rumput laut yang terlepas sebanyak 60% responden
menyatakan sangat setuju (SS), 4% setuju (S) dan 2% ragu-ragu (N). Skor rata-
rata 4,9 menunjukkan bahwa sebagian besar para petani rumput laut “sangat
setuju” telah terjadi dampak perubahan iklim. Hal ini disebabkan oleh perubahan
tersebut
strategi yang telah dilakukan oleh para petani, guna untuk menanggulangi
perubahan iklim yang akan datang. Perubahan iklim membuat rumput laut
menjadi lebih rentan dengan perubahan cuaca. Daya tahan rumput laut menurun
sehingga mudah terserang penyakit. Kemudian dari strategi yang telah dilakukan
oleh para petani ini, tergolong sangat membantu dalam kegiatan budidaya rumput
73
laut tersebut. Adapun hasil analisis presepsi responden terhadap perubahan iklim
Tabel 4.11
Tabel 4.11. Strategi Adaptasi Petani Terhadap Dampak Perubahan Iklim Di Tiga
Desa Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi
Skor
Skor/Frekuensi rata-rata Kategori
No. Variabel M TT TM
1 Penggunaan tali dan pelampung 57 0 9 2,7 Melakukan
lebih kuat
untuk membantu kegiatan para petani rumput laut di tiga desa Kecamatan Wangi-
Wangi Selatan Kegiatan ini, sesudah terjadinya perubahan iklim. Para petani yang
melakukan tindakan ini tidak memiliki kemampuan yang lebih sistematis dan
responden bahwa sebanyak 57% responden telah melakukan (M) penggunaan tali
lebih kuat dan 9% responden tidak melakukan (TM), dan skor rata-rata 2,7
74
menunjukan bahwa sebagian besar para petani rumput laut telah “melakukan”
penggunaan tali pelampung lebih kuat. Pola adaptasi tersebut sebenarnya akan
efektif jika disertai oleh adaptasi yang lebih sistematis, yakni dengan penerapan
rumput laut. Hal ini disebabkan karena bentuk-bentuk adaptasi yang dilakukan
oleh para petani masih tergolong sangat sederhana. Mereka hanya mengandalkan
dilakukan.
melakukan (M), pemindahan lokasi dan 11% responden tidak melakukan (TM),
dan skor rata-rata 2,7 menunjukan bahwa sebagian besar para petani rumput laut
telah “melakukan” pindah lokasi budidaya. adaptasi petani rumput laut di tiga
pontensi wilayah, dan peralatan teknologi yang memadai untuk usahatani rumput
masyarakat petani, ketika kondisi sumberdaya perairan sudah tidak bisa lagi
akan efektif jika disertai oleh adaptasi yang lebih sistematis, yakni dengan
75
pembudidayaan rumput laut. Namun demikian, petani rumput laut di tiga desa
laut, atau bahkan hanya mengandalkan peruntungan yang belum pasti terjadi.
Selain itu, dari hasil penelitian diketahui bahwa para petani rumput laut
masih sering berspekulasi dalam menentukan waktu untuk budidaya rumput laut.
Hal ini menyebabkan pertumbuhan rumput laut menjadi kurang baik dan kurang
maksimal bila waktu budidaya rumput laut yang tidak tepat. Hampir sebagian
besar petani rumput laut yang berada di tiga desa Kecamatan Wangi-Wangi
Selatan masih dikelola secara tradisional. Karena dikelola secara tradisional petani
hanya mengandalkan kondisi alam dan iklim untuk mendapatkan hasil rumpt laut
yang lebih baik. Bila alam dan iklim berubah maka hasil rumpt laut yang mereka
menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Pada tahap ini, diperlukan
(Sujatmaka, 1988).
melakukan (M), panen lebih awal dan 21% responden tidak melakukan (TM), dan
skor rata-rata 2,3 menunjukan bahwa sebagian besar para petani rumput laut telah
“melakukan” panen lebih awal. Sebulan ini, cuaca buruk melanda kawasan pantai
desa Kecamatan Wangi-Wangi Selatan memanen rumput laut secara dini. Hal ini
sesuai dengan tanggapan masyarakat petani rumput laut bahwa "Melihat kondisi
cuaca seperti itu, kami petani rumput laut di tiga desa Kecamatan Wangi-Wangi
Selatan sepakat untuk melakukan panen dini. Jika tidak, maka rumput laut kami
sebagian alasan para petani melakukan panen lebih awal yaitu mencukupi
melakukan (M) penggunaan bibit dan skor rata-rata 3,0 menunjukan bahwa semua
para petani rumput laut telah “melakukan” penggunaan bibit unggul. Menurut
petani yang menggunakan jenis bibit rumput laut yang yang lebih tahan terhadap
tanaman rumput laut. Komoditas rumput laut dan bibit unggul yang lebih tahan
terhadap penyakit banyak dipilih karena tanaman ini dianggap cukup resisten
terhadap cekaman air. Meski menurut sebagian besar para petani bahwa untuk
Selain itu, intensitas pembudidayaan juga dapat bertambah karena usia tanam
curah hujan, hari hujan serta periode hujan selama musim hujan dengan
(TM), dan skor rata-rata 2,7 menunjukan bahwa sebagian besar para petani
dengan kegiatan frekuensi pemeliharaan ini, sebagian besar para petani telah
melakukan pengontrolan dengan rutin pada setiap tahap budidaya hingga pasca
melakukan (TM), dan skor rata-rata 2,8 menunjukan bahwa sebagian besar para
petani rumput laut telah “melakukan” pekerjaan lain di sektor perikanan. Sebagian
dan skor rata-rata 2,7 menunjukan bahwa sebagian besar para petani rumput laut
telah “melakukan” berkerja di luar sektor perikanan. Hal ini dilakukan karena
sebagian petani berfikir dengan bekerja di luar sektor pertanian maka, akan
tinggi lagi. Adapun beberapa petani juga berprofesi sebagai perangkat desa.
perubahan iklim. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyak petani yang memiliki
idealisme tinggi untuk mengembangkan usahatani rumput laut. Namun masih ada
tersebut.
rumput laut adalah sulitnya ditemukan bibit unggul, perubahan arus laut dan sulit
satunya adalah masalah kurangnya bibit unggul yang akan dibudidayakan. Pada
pertumbuhan rumput laut yang efektif adalah dengan mengganti jenis komoditas
rumput laut yang lebih tahan terhadap penyakit, namun kondisi tersebut
merupakan tantangan yang cukup serius dan menjadi kendala bagi petani rumput
bahwa sulitnya menemukan bibit unggul rumput laut akibat dari perubahan musim
adalah kurangnya hasil produksi rumput laut yang dihasilkan petani yang akan
selanjutnya, selain dari itu bibit yang dihasilkan akibat dari perubahan iklim
Perubahan arus laut yang semakin sulit ditebak menjadi salah satu faktor
rumput laut. Perubahan iklim menjadikan resiko petani budidaya rumput laut
arus laut merupakan faktor penghambat bagi petani budidaya rumput laut di tiga
desa Kecamatan Wangi-Wangi Selatan dalam penerapan strategi adaptasi. Hal ini
terutama keberadaan arus laut yang tidak menentu. Merujuk kepada Soedjatmoko,
rumput laut di daerah ini disebabkan kurangnya pengetahuan yang yang dimiliki
petani dalam hal penentuan lokasi pembudidayaan rumput laut pada lokasi yang
baru. Keberadaan kendala tersebut dikarenakan para petani yang berada di tiga
untuk pertumbuhan rumput laut. Para petani yang melakukan tindakan ini tidak
potensial wilayalah yang baik dan cocok untuk membudidayakan rumput laut
yang layak.
Kendala yang dihadapi tersebut sebenarnya akan efektif jika disertai oleh
pola adaptasi yang lebih sistematis, yakni dengan penerapan teknologi dalam
memprediksi lokasi atau tempat yang layak untuk pembudidayaan rumput laut,
kendala yang dihadapi akan berdapak pada kurangnya produktivitas rumput laut
yang dihasilkan.
atau sebaliknya tindakan yang tidak memenuhi harapan. Gagalnya suatu tindakan
akan menyebabkan frustasi yang berlanjut, yang berpengaruh pada respon atau
4. Modal
membutuhkan biaya untuk mendukung hasil produksi yang maksimal. Selain itu
serta masih sangat tradisional cara budidayanya. Dikarenakan belum adanya alat-
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Liya Togo, Liya
1. Persepsi petani rumput laut terhadap perubahan iklim di tiga desa Kecamatan
berarti sebagian besar petani rumput laut setuju bahwa telah terjadi perubahan
iklim yang terlihat dari suhu udara yang semakin panas, waktu dan distribusi
curah hujan yang tidak menentu, waktu musim yang tidak menentu, dan kondisi
cuaca yang tidak tetap. Persepsi petani terhadap dampak perubahan iklim yang
mempengaruhi usaha tani rumput laut berada pada kategori tinggi. Ini berarti
sebagian besar petani setuju bahwa ada dampak perubahan iklim terhadap
usahatani rumput laut, yang terlihat dari, penurunan produksi, kualitas rumput
laut, kemampuan rumput laut untuk tumbuh dan bertahan, rumput banyak yang
iklim berada pada kategori telah (Melakukan). Ini berarti sebagian besar petani
perikanan.
antaranya modal, sulit di temukan bibit unggul, perubahan arus laut dan sulit
5.2. Saran
1. Diharapkan kepada para petani rumput laut agar selalu aktif untuk mencari
baik dalam bentuk kegiatan penyuluhan, maupun mencari informasi dalam bentuk
media.
kepada petani menegenai perubahan iklim dan kebutuhan petani, apalagi yang
maupun referensi yang terkait dengan persepsi petani rumput laut terhadap
DAFTAR PUSTAKA
Arif Satria, 2009. Perubahan Arus Laut. Cara mengidentifikasi perubahan arus
laut. No, 1 (mei 18) Halaman. 171-180 E-ISSN:2556-6033.154
Ali M. 2015. Analisis Berbasis GIS Untuk Pemetaan Distribusi Daerah Budidaya
rumput laut Di Lombok Timur Perairan. No, 2 (Juli 18) Halaman. 171-
180 E-ISSN:2597-6044.173
Alport, Mara’at, 1991. Persepsi Terhadap Seseorang. No, 2 (Juli 18) Halaman.
171-180 E-ISSN:2597-6044.174
Azwar, 2010. Pengukuran persepsi pada setiap orang. Universitas Tri sakti,
(Jakarta , Indonesia).
Blaikie et al., 1994. Jurnal Afrika Pangan, Pertanian, Nutrisi Dan Pengembangan.
Efek Perubahan Iklim Pada Produksi Tanaman Di Kenya: Persepsi
Petani Dan Strategi Adaptasi. DOL:10.18697 /
Budias, 2018. Adaptasi Perubahan Iklim Terhadap Kelayakan Usaha Budi Daya
Rumput Laut. . Jakarta. PT Erlangga.
Brown et. al. 2009. Analisis Berbasis GIS Untuk Pemetaan Distribusi Daerah
Budidaya Rumput Laut Di Lombok Timur Perairan. 4, No 2 (Juli 18)
Halaman. 171-180 E-ISSN:2597-6044.173
Doty, 1987. Hama Makro Dan Hama Mikro. Hama Dan Penyakit. 171-180 E-
ISSN:2597-6044.298
Charles, Rashid, 2008. Jurnal Pertanian Dunia Dan Iklim. Efek Perubahan Iklim.
4, No 5 (Juli 11) Halaman. 171-180 E-ISSN:2597-6044.227
Fosu M, et al. 2012. Jurnal Afrika Pangan, Pertanian, Nutrisi Dan Pengembangan.
Efek Perubahan Iklim Pada Produksi Tanaman Di Kenya: Persepsi
Petani Dan Strategi Adaptasi. DOL:10.18697 /
Gibbs, 1987.Keadaan Cuaca. Cuaca Dan Iklim. Petani Dan Strategi Adaptasi.
DOL:10.18697 /
86
Kapetsky. 2000. Perubahan Iklim. Perubahan Iklim Dan Adaptasi.4. vol. 23, pp.
1435-53.
Kineth, 1989. Persepsi Yang Mempengaruhi Kehidupan. 4. vol. 23, pp. 1435-24
Kruch, Cruth F, 1989. Persepsi Yang Mempengaruhi Kehidupan. 4. vol. 23, pp.
1435-53
Kruch, Cruth F, 1977. Persepsi Yang Mempengaruhi Kehidupan. 4. vol. 23, pp.
1435-78.
Saediman, H., L.O. Lasmin, M.A. Limi, U. Rianse, and L. Geo, 2020. Rice
Farmers’ Perception of Climate Variability in Konawe District of
Southeast Sulawesi. International Journal of Scientific & Technology
Research. Vol. 9 No. 2, pp. 3128-3132
Slamet, 1993. Cara Mengategorikan Suatu Persepsi. PT. Sriwijaya II. Semarang.
Jepara.
Simamora. 2015. Analisis produksi dan pendapatan usaha tani rumputl laut.
(studi kasus Desa Banuaji IV, kecamatan Adia koting)
88
Siagian, 1995. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi. 2 (Juli 18) Halaman. 171-
180 E-ISSN:2597-6044.134
Sudirman dan yusri. 2008, Ussaha budi daya rumput laut di indonesia(studi kasus
karimujawa) Shaleh, Abdul Rahman. 2009. Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif dan persepsi masyarakat Jakarta: Kencana.
Susanto (2016) strategi peningkatan kemandirian petani rumput laut. (studi kasus
di Kecamatan Tanete Riatang Timur Kabupaten Bone). Laporan Hasil
Penelitian. Universitas Negeri Makassar.
Sulistyo. 1988, Hama Dan Penyakit Pada Buidaya Rumput Laut. Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi Petani dan
Pengelola Rumput Laut Indonesia (ASPPERLI) dan Indonesia Seaweed
Society (ISS).
Stocker, Samitter, 1997. Ussaha budi daya rumput laut di indonesia(studi kasus
karimujawa) Shaleh, Abdul Rahman. 2006. Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif dan persepsi masyarakat Jakarta: Kencana.
UNEP. 2009. Jurnal Afrika Pangan, Pertanian, Nutrisi Dan Pengembangan. Efek
Perubahan Iklim Pada Produksi Tanaman Di Kenya: Persepsi Petani
Dan Strategi Adaptasi. DOL:10.18697 /
Walgito, Hamka, 2003. pengertian dari persepsi dan syarat persepsi A meta-
analysis of crop yield under climate change and adaptation’, Nature
Climate Change, vol. 4, pp. 287 - 91.