Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 16, No. 1, Mei 2014, 52-62 DOI: 10.9744/jak.16.1.

52-62
ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online

Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

Ingrid Christiani1; Yeterina Widi Nugrahanti1*


1 FakultasEkonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah 50711
*Korespondensi penulis, email: yeterina.nugrahanti@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas audit terhadap
manajemen laba. Kualitas audit pada penelitian ini diukur dengan Kantor Akuntan Publik
(KAP) menjadi big four dan non-big four dan spesialisasi industri auditor. Penelitian ini
menggunakan empat variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan, leverage, rasio arus kas
operasi dan pertumbuhan perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011. Dengan menggunakan purposive sampling,
penelitian ini mendapat 174 sampel perusahaan. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Spesialisasi industri auditor
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Dari keempat variabel kontrol yang
digunakan dalam penelitian ini, hanya arus kas operasi dan pertumbuhan yang
berpengaruh terhadap manajemen laba, sementara kedua variabel lainnya, yaitu ukuran
perusahaan dan leverage, tidak berpengaruh.

Kata kunci: Kualitas audit, ukuran KAP, spesialisasi industri auditor, manajemen laba.

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the effect of audit quality on earnings
management. The audit quality is proxied by the Public Accounting Firm size (big-four and
non-big four) and auditor’s industry specialisation. This study used four control variables,
which are firm size, leverage, operating cash flow ratio and growth prospect. This study used
secondary data derived from the financial statements of listed companies in Indonesia Stock
Exchange in 2010-2011. Based on the method of purposive sampling method and was
obtained 174 observations. The technique for examining the hypothesis is multiple regression
analysis. The results show that accounting firm size does not significantly influence on the
earnings management. Auditor’s industry specialisation has a negative effect on the earnings
management. Of the four control variables used in this study, only the operating cash
flow and growth that effect on earnings management, while the other two variables,
namely the firm size and leverage, have no effect.

Keywords: Audit quality, public accounting firm size, auditor’s industry specialisation,
earnings management.

PENDAHULUAN menjadi target rekayasa tindakan oportunis mana-


jemen untuk memaksimalkan kepentingannya, se-
Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang hingga dapat merugikan investor. Perilaku meng-
sering digunakan sebagai dasar pengambilan ke- atur laba perusahaan sesuai dengan keinginan
putusan adalah laba yang dihasilkan perusahaan, manajemen ini dikenal dengan istilah manajemen
laba tersebut diukur dengan dasar akrual (Subra- laba (earnings management).
manyam 1996). Kinerja manajemen perusahaan Manajemen laba timbul sebagai dampak
tercermin pada laba yang terkandung dalam lapor- persoalan keagenan yaitu ketidakselarasan kepen-
an keuangan, sehingga informasi laba merupakan tingan antara manajer dan pemilik perusahaan
informasi yang penting sebagai dasar pengambilan yang dikarenakan adanya asimetri informasi.
keputusan investasi. Informasi laba ini sering Asimetri informasi adalah suatu kondisi dimana

52
Christiani: Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba 53

adanya ketidakseimbangan dalam perolehan infor- spesialisasi industri auditor mempunyai daya
masi antara manajemen dan pemegang saham prediksi arus kas mendatang yang lebih akurat
dimana manajemen memiliki informasi yang lebih dibandingkan dengan auditor non spesialisasi
dibanding dengan pihak eksternal. industri. Becker et al. (1998) menjelaskan bahwa
Kasus manajemen laba yang pernah terjadi adanya spesialisasi industri auditor dapat men-
di Indonesia adalah manajemen laba pada PT deteksi manajemen laba karena spesialisasi indus-
Kimia Farma Tbk. Pihak manajemen PT. Kimia tri auditor memiliki pengetahuan lebih (superior
Farma melakukan penggelembungan (mark up) knowledge) tentang industri tertentu.
laba pada laporan keuangan tahunan 2001 sebesar Manajemen laba merupakan fenomena dalam
Rp 32,6 milyar. Berdasarkan penyelidikan Bape- bidang akuntansi yang masih sangat penting
pam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit untuk diteliti pada saat ini, walaupun memang
laporan keuangan PT Kimia Farma telah meng- sudah cukup banyak peneliti yang melakukan
ikuti standar audit yang berlaku, namun gagal penelitian mengenai manajemen laba. Peneliti
mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP masih tertarik untuk melakukan penelitian me-
tersebut juga tidak terbukti membantu mana- ngenai manajemen laba karena berdasarkan hasil
jemen melakukan kecurangan tersebut (Kompas, penelitian Leuz et al. (2003) menunjukkan bahwa
21 November 2002). Indonesia berada dalam kluster negara-negara
Untuk dapat mengembalikan kepercayaan dengan perlindungan investor yang lemah, se-
pihak pemakai laporan keuangan, sangat diharap- hingga terjadinya praktik manajemen laba yang
kan kualitas audit yang baik (Lughiatno, 2010). tinggi.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laporan Penelitian ini mengacu pada penelitian
keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor Gerayli et al. (2011), tujuan penelitian ini adalah
yang memiliki kualitas yang berbeda-beda. Ardiati untuk mengevaluasi pengaruh kualitas audit
(2005) menyatakan audit yang berkualitas tinggi terhadap manajemen laba. Kualitas audit pada
(high-quality auditing) bertindak sebagai pencegah penelitian ini dilihat dari ukuran KAP dan
manajemen laba yang efektif, karena reputasi spesialisasi industri auditor. Gerayli et al. (2011)
manajemen akan hancur dan nilai perusahaan menggunakan sampel seluruh perusahaan non
akan turun apabila pelaporan yang salah ini keuangan di Iran pada tahun 2004-2009. Hasil
terdeteksi dan terungkap. Ratmono (2010) me- dari penelitian tersebut membuktikan bahwa
nyatakan bahwa auditor yang berkualitas mampu kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran
mendeteksi tindakan manajemen laba yang di- KAP dan spesialisasi industri auditor memiliki
lakukan klien. Jasa audit merupakan alat moni- pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Pene-
toring terhadap kemungkinan timbulnya konflik litian ini menguji kembali temuan dari Gerayli et
kepentingan antara pemilik dan manajer serta al. (2011) pada perusahaan publik di Indonesia
antara pemegang saham dengan jumlah kepe- dan penelitian ini menggunakan pengklasifikasian
milikan yang berbeda. Jasa audit dapat mengu- spesialisasi industri auditor yang didasarkan pada
rangi asimetri informasi antara manajer dan persentase jumlah perusahaan yang diaudit oleh
stakeholder perusahaan dengan memperbolehkan auditor dalam suatu industri (Andreas 2012).
pihak luar untuk memeriksa validitas laporan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
keuangan (Jensen dan Meckling, 1976). berguna bagi perusahaan terkait dengan pemi-
Kualitas audit dapat diukur dengan meng- lihan auditor yang menghasilkan kualitas audit
gunakan ukuran KAP (KAP The big-4 dan KAP yang tinggi, baik auditor KAP The big- 4 maupun
non The big-4) dan spesialisasi industri auditor spesialisasi industri auditor. Selain itu, hasil
(Gerayli et al., 2011). Gerayli et al. (2011) menyata- penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
kan bahwa ukuran KAP berhubungan negatif investor sebagai tambahan informasi mengenai
dengan manajemen laba yang diukur dengan kondisi suatu perusahaan sehingga mereka dapat
discretionary accrual. Rusmin (2010) dan Meutia berhati-hati sebelum melakukan investasi.
(2004) menyatakan bahwa tindakan manajemen
laba terhadap hasil audit yang dilakukan oleh Teori Agensi
KAP The big-4 lebih rendah daripada KAP non
The big-4. Timbulnya praktik manajemen laba dapat
Penelitian yang dilakukan Gramling et al. dijelaskan dengan teori agensi yang disebabkan
(2001) menunjukkan bahwa penggunaan spesiali- adanya asimetri informasi. Asimetri informasi me-
sasi industri auditor dapat mengetahui adanya rupakan suatu kondisi adanya ketidakseimbangan
manajemen laba, kesalahan prediksi dan kemam- perolehan informasi antara pihak manajemen dan
puan untuk memprediksi arus kas mendatang. pemegang saham. Manajer memiliki lebih banyak
Hal ini berarti laba perusahaan yang diaudit oleh informasi daripada pemegang saham karena
54 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 16, NO. 1, MEI 2014: 52-62

manajer sebagai pengelola perusahaan. Informasi pada besar kecilnya laba perusahaan. Semakin
yang lebih sedikit yang dimiliki oleh pemegang besar laba perusahaan, maka semakin besar pula
saham dapat memicu manajer menggunakan pajak yang akan ditarik oleh pemerintah. Kondisi
posisinya dalam perusahaan untuk mengelola laba inilah yang merangsang manajer untuk mengelola
yang dilaporkan (Zou dan Elder 2004). Kondisi ini dan mengatur laba perusahaan agar besarnya
menyebabkan munculnya konflik kepentingan pajak yang dibayarkan tidak terlalu tinggi.
antara pemegang saham (prinsipal) dengan mana- Manajemen laba dapat terjadi karena dalam
jer (agen), dimana antara agen dan prinsipal ingin penyusunan laporan keuangan menggunakan
memaksimumkan kesejahteraan masing-masing basis akrual. Akuntansi berbasis akrual meng-
dengan informasi yang dimiliki. Dalam kondisi gunakan prosedur akrual, deferral, pengalokasian
asimetri seperti ini perlu ada orang ketiga sebagai yang bertujuan untuk menghubungkan pendapat-
penengah antara manajer dan pemegang saham an, biaya, keuntungan (gains), dan kerugian
yang berperan untuk mengontrol atau sebagai (losses) untuk menggambarkan kinerja perusaha-
mediator yang mengawasi kinerja agen agar an selama periode berjalan, meski kas belum
sesuai dengan harapan dan keinginan principal. diterima dan dikeluarkan (Sulistyanto, 2008).
Auditor merupakan pihak yang dianggap mampu Manajamen laba diproksikan dengan mengguna-
menjembatani kepentingan pihak prinsipal (share- kan discretionary accruals (DAC). Menurut Healy
holder) dan pihak manajer (agent) dalam menge- (1985) konsep model akrual memiliki dua kom-
lola keuangan perusahaan. ponen, yaitu discretionary accruals dan non dis-
cretionary accruals. Discretionary accruals me-
rupakan komponen akrual yang dapat diatur dan
Manajemen Laba
direkayasa sesuai dengan kebijakan (discretion)
Sulistyanto (2008) menjelaskan bahwa mana- manajerial, sementara non discretionary accruals
jemen laba merupakan upaya manajer perusaha- merupakan komponen akrual yang tidak dapat
diatur dan direkayasa sesuai dengan kebijakan
an untuk mempengaruhi informasi dalam laporan
manajer perusahaan. Manajer akan melakukan
keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stake-
manajemen laba dengan memanipulasi akrual-
holder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi
akrual tersebut untuk mencapai tingkat pen-
perusahaan. Manajemen laba merupakan salah
dapatan yang diinginkan.
satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas
laporan keuangan dan menambah bias dalam Kualitas Audit
laporan keuangan, serta dapat mengganggu para
pemakai laporan keuangan dalam mempercayai Meutia (2004) mendefinisikan audit sebagai
angka-angka dalam laporan keuangan tersebut suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan
(Setiawati dan Na’im 2001). informasi yang terdapat antara manajer dan para
Terdapat motivasi yang mendorong manajer pemegang saham dengan menggunakan pihak
untuk berperilaku oportunis yang sejalan dengan luar untuk memberikan pengesahan terhadap
tiga hipotesis utama dalam teori akuntansi positif laporan keuangan. DeAngelo (1981) mendefinisi-
(Positive Accounting Theory), yaitu bonus plan kan kualitas audit sebagai probabilitas gabungan
hypothesis, debt covenant hypothesis dan political untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan
cost hypothesis (Watts dan Zimmerman 1990). yang material dalam laporan keuangan. Kualitas
Dalam bonus plan hypothesis dijelaskan bahwa audit dipandang sebagai kemampuan untuk mem-
pemilik perusahaan berjanji manajer akan mene- pertinggi kualitas pelaporan keuangan perusaha-
rima sejumlah bonus jika kinerja perusahaan an. Dengan kualitas audit yang tinggi diharapkan
mencapai jumlah tertentu. Janji bonus inilah yang mampu meningkatkan kepercayaan investor.
merupakan alasan bagi manajer untuk mengelola Kualitas audit diproksikan dengan dua variabel
dan mengatur laba perusahaan pada tingkat yaitu ukuran KAP (KAP The big- 4 dan KAP Non
tertentu sesuai dengan yang disyaratkan agar The big- 4) dan spesialisasi industri auditor
dapat menerima bonus. Menurut debt covenant (Gerayli et al. (2011).
hypothesis, disebutkan bahwa dalam konteks
perjanjian hutang, manajer akan mengelola dan Ukuran KAP dan Manajemen Laba
mengatur laba perusahaan agar kewajiban hutang
perusahaan yang seharusnya diselesaikan pada Timbulnya praktik manajemen laba dapat
tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun ber- dijelaskan dengan teori agensi. Di dalam teori
ikutnya. Menurut political cost hypothesis, disebut- agensi mengasumsikan bahwa agen memiliki lebih
kan bahwa manajemen laba disebabkan adanya banyak informasi daripada prinsipal, karena prin-
regulasi dari pemerintah, misalnya regulasi dalam sipal tidak dapat mengamati kegiatan yang di-
penetapan pajak. Besar kecilnya pajak tergantung lakukan agen secara terus-menerus. Dalam kon-
Christiani: Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba 55

disi asimetri seperti ini perlu ada orang ketiga akan cenderung berinvestasi pada teknologi,
yaitu auditor sebagai pihak yang dianggap mampu fasilitas-fasilitas fisik, pada personil, dan sistem
menjembatani kepentingan pihak prinsipal (share- kontrol organisasi yang dapat meningkatkan kua-
holder) dan pihak manajer (agent) dalam menge- litas audit pada KAP yang terfokus pada industri
lola keuangan perusahaan. Ardiati (2005) menye- tersebut. Selain itu, auditor yang memiliki peng-
butkan bahwa audit yang berkualitas tinggi (high- alaman dalam industri tertentu akan mampu
quality auditing) bertindak sebagai pencegah mendeteksi kesalahan dalam data klien pada
manajemen laba yang efektif, karena reputasi industri tersebut daripada auditor yang tidak ter-
manajemen akan hancur dan nilai perusahaan fokus pada industri tertentu. Hal ini berarti bahwa
akan turun apabila pelaporan yang salah ini spesialisasi industri auditor memiliki kemampuan
terdeteksi dan terungkap. Kualitas audit dalam untuk mendeteksi error dan memiliki pengalaman
penelitian ini diukur dengan ukuran KAP (KAP yang lebih baik daripada non pesialisasi industri
The big-4 dan KAP Non The big-4) dan spesialisasi auditor. Hal ini ditunjang oleh beberapa hasil
industri auditor. penelitian yang menunjukkan bahwa spesialisasi
DeAngelo (1981) menyatakan bahwa kualitas
industri auditor, mampu membatasi praktik
audit yang dilakukan oleh akuntan publik dapat
manajemen laba akrual (Krishnan 2003 dan
dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit.
Balsam et al. 2003). Maletta dan Wright (1996)
KAP besar (big- 4 accounting firms) dipersepsikan
menjelaskan bahwa auditor yang memiliki pema-
akan melakukan audit dengan lebih berkualitas
haman yang lebih komprehensif tentang suatu
dibandingkan dengan KAP kecil (non big-4
accounting firm). Hal tersebut karena KAP besar tren dan karakteristik industri tertentu akan lebih
memiliki lebih banyak sumber daya dan lebih efektif dalam melakukan audit daripada auditor
banyak klien sehingga mereka tidak tergantung yang tidak memiliki pengetahuan tentang industri
pada satu atau beberapa klien saja, selain itu tertentu tersebut.
karena reputasinya yang telah dianggap baik oleh Secara singkat, spesialisasi industri auditor
masyarakat menyebabkan mereka akan melaku- memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
kan audit dengan lebih berhati-hati. karakteristik industri, lebih patuh terhadap stan-
Craswell et al. (1995) menunjukkan bahwa dar auditing, memahami resiko dan masalah
KAP Big-6 menyediakan lebih banyak sumber dalam industri yang diaudit, memiliki kemampu-
daya manusia untuk staff training dan pengem- an mendeteksi error lebih baik daripada non
bangan keahlian pada bidang industri tertentu spesialisasi industri auditor sehingga spesialisasi
dibandingkan KAP non Big-6. Selain itu, KAP Big- industri auditor dapat lebih baik mengurangi
6 memiliki posisi yang lebih baik untuk melaku- manajemen laba akrual daripada non-spesialisasi
kan negosiasi dengan klien yang bermaksud industri auditor (Januarsi 2009). Penelitian terda-
mengadopsi praktik-praktik akuntansi agresif hulu yang dilakukan oleh Zhou and Elder (2001),
dibandingkan KAP non Big-6. Oleh karena itu Gerayli et al. (2011) dan penelitian Rusmin (2010)
KAP Big-6 yang sekarang menjadi KAP Big-4 menunjukkan bahwa spesialisasi industri auditor
dapat mengurangi manajemen laba. berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Meutia (2004), Sanjaya (2008) dan Herusetya Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang
(2009) menemukan bahwa semakin tinggi kualitas diajukan penelitian adalah:
audit yang menggunakan ukuran KAP (KAP The H2: Spesialisasi industri auditor berpengaruh
Big- 4) maka semakin rendah manajemen laba negatif terhadap manajemen laba.
yang terjadi di perusahaan tersebut. Selain di
Indonesia, penelitian Rusmin (2010) di seluruh METODE PENELITIAN
perusahaan non keuangan di Singapura tahun
2003 dan penelitian Gerayli et al. (2011) di seluruh Populasi dan Sampel
perusahaan non keuangan di Iran tahun 2004 juga
menemukan ukuran KAP berhubungan negatif Populasi dalam penelitian ini adalah perusa-
dengan manajemen laba. Berdasarkan hal ter- haan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indo-
sebut maka dapat dirumuskan hipotesis: nesia pada tahun 2010-2011. Penentuan sampel
H1: Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap perusahaan dilakukan dengan metode purposive
manajemen laba. sampling dengan kriteria sebagai berikut: (1)
Perusahaan publik terdaftar di BEI tahun 2010-
Spesialisasi Industri Auditor dan Manajemen 2011 yang tidak teregulasi. Klasifikasi industri
Laba perusahaan publik yang tidak teregulasi sesuai
dengan penelitian (Dunn et al. 2000) dan Mayang-
Gramling et al. (2001) menyatakan bahwa sari (2004) yang telah disesuaikan dengan klasi-
KAP yang memfokuskan pada industri tertentu fikasi industri pada Bursa Efek Indonesia serta
56 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 16, NO. 1, MEI 2014: 52-62

kondisi di Indonesia yaitu Basic industry and 2. Perhitungan Nondiscretionary Accruals


chemicals, Miscellaneous industry, Property and DeAngelo (1986) mengasumsikan bahwa total
real estate industry serta Trade, services and accruals yang nondiscretionary mengikuti pola
investment industry. (2) Sampel industri yang random walk. Dengan demikian, total accruals
digunakan adalah industri yang minimal memiliki yang nondiscretionary (tingkat akrual yang
30 perusahaan, sesuai dengan penelitian Craswell wajar atau normal) pada perioda t diasumsikan
et al. (1995). (3) Perusahaan menerbitkan laporan sama dengan total accruals yang nondiscretio-
keuangan yang telah diaudit untuk periode yang nary pada perioda t-1.
berakhir 31 Desember. (4) Data-data mengenai NDA = TAC
t t-1
variabel penelitian yang akan diteliti tersedia
lengkap dalam laporan keuangan tahunan per- Dengan:
usahaan yang diterbitkan pada tahun 2010-2011. NDA = Nondiscretionary Accruals pada perioda
t
t
Jenis dan Sumber Data TAC = Total accruals pada perioda tahun t-1
t-1

Jenis data yang digunakan dalam penelitian 3. Setelah menghitung NDAt, maka dapat dihi-
ini adalah data sekunder. Data sekunder yang tung besarnya DAt, dengan rumus:
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan DAt = (TACt - NDAt) / TAt
keuangan perusahaan yang telah diaudit pada Dengan:
tahun 2010-2011 pada perusahaan publik yang DAt = Discretionary Accruals pada perioda t
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data sekunder TACt = Total accruals pada perioda tahun t
yang dikumpulkan diperoleh dari Pusat Informasi NDAt = Nondiscretionary Accruals pada perio-
Data Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas da t
Kristen Satya Wacana, Indonesian Capital Market TAt = Total asset pada perioda t
Directory (ICMD), dan melalui website www.idx.
co.id. Variabel Independen (Variabel bebas)

Variabel Penelitian Variabel independen yang digunakan dalam


penelitian ini adalah kualitas audit yang diukur
Variabel Dependen (Variabel Terikat) dengan ukuran KAP (KAP The big-4 dan KAP non
The big-4) dan spesialisasi industri auditor:
Variabel dependen dalam penelitian ini ada- 1. Ukuran KAP
lah manajemen laba yang diukur dengan meng- Pengukuran variabel ukuran KAP mengguna-
gunakan model DeAngelo. DeAngelo (1986) kan variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan
berpendapat bahwa total akrual terdiri atas diaudit oleh KAP The big-4, dan 0 jika lainnya
discretionary accruals dan non-discertionary (Gerayli et al. 2011).
accruals, dimana total akrual tidak mudah 2. Spesialisasi industri auditor
terobservasi. Pendekatan ini berasumsi bahwa Dimulai dengan penelitian mula-mula auditor
komponen non-discretionary accruals cenderung the Big-8, auditor dengan spesialisasi industri
stabil sepanjang waktu sehingga yang layak umumnya didefinisikan sebagai auditor yang
dipertimbangkan adalah komponen discretionary
melakukan audit lebih dari 10 persen dari
accruals. Sehingga, jika discretionary accruals
pendapatan perusahaan dalam satu industri
mempunyai rata-rata sama dengan nol selama
(Craswell, dkk. 1995). Setelah konsolidasi dari
periode estimasi maka model ini layak digunakan
the Big-8 menjadi the Big-6, maka pengukuran
untuk mengukur discretionary accruals tanpa
kesalahan. Perhitungan tingkat akrual yang tidak spesialisasi menjadi 15 persen sebagai ambang
normal (discretionary accruals) diawali dengan batas (Krishnan 2003) hingga 20 persen (Dunn
perhitungan total accruals. et al. 2000)
1. Total accruals didapat dengan rumus sebagai Berdasarkan penelitian sebelumnya, Auditor
berikut (Teoh et. al. 1998) dikatakan spesialis jika auditor tersebut meng-
TAC = (NI - CFFO ) audit 15% dari total perusahaan yang ada dalam
t t t industri tersebut, sesuai dengan penelitian Cras-
Dengan: well et al. (1995). Pengklasifikasian ini didasarkan
TAC = Total accruals pada perioda tahun t pada persentase jumlah perusahaan yang diaudit
t
NI = Net income pada perioda tahun t oleh auditor dalam suatu industri (Andreas, 2012).
t
Pengukuran variabel ini menggunakan variabel
CFFO = Cash flow from operation pada perio-
t dummy, nilai 1 jika perusahaan diaudit oleh
da tahun t spesialisasi industri auditor, dan 0 jika lainnya.
Christiani: Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba 57

Variabel kontrol untuk menentukan ketepatan model. Uji asum-


si klasik yang akan digunakan dalam peneliti-
Variabel kontrol adalah variabel yang diken- an ini meliputi uji normalitas (kolmogorov-
dalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan smirnov), multikolinearitas (VIF dan tolerance),
variabel bebas terhadap variabel terikat tidak heterokedastisitas (glejser) dan autokolerasi
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (run test) (Ghozali 2011).
(Widhiarso 2011). Variabel kontrol yang diguna- 2. Uji Hipotesis
kan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Uji hipotesis dalam penelitian ini mengguna-
Gerayli et al. (2011) yaitu: kan analisis regresi berganda (multiple regressi-
1. Ukuran Perusahaan on). Hipotesis H1 dan H2 akan diuji dengan
Ukuran perusahaan dapat menentukan sebe- menggunakan model empiris sebagai berikut:
rapa besar praktik manajemen laba yang di- ABSDA = α+ β1 BIG-4+ β2 SPEC+ β3 SIZE+ β4
lakukan oleh manajer perusahaan. Perusahaan LEV+ β5 OCF+ β6 GWTH+ε
besar cenderung bertindak hati-hati dalam Dimana:
melakukan pengelolaan perusahaan dan cen- α = konstanta
derung melakukan pengelolaan laba secara β = koefisien variabel
efisien. Zhou dan Elder (2004) menyatakan ABSDA = nilai absolute dari discretionary
bahwa perusahaan besar cenderung akan accruals (manajemen laba). Digunakan nilai
mengurangi tindakan manajemen laba untuk absolut karena yang menjadi perhatian dalam
menghindari pengawasan ketat dari analis penelitian ini adalah besaran dari akrual
keuangan dan investor. Variabel ukuran per- diskresioner tersebut, bukan arahnya (positif
usahaan diukur dengan menggunakan logarit- atau negatif) (Balsam et al. 2003).
ma natural dari total aset perusahaan (Gerayli BIG-4 = ukuran KAP, nilai 1 jika perusahaan
et al. 2011) diaudit oleh KAP The big-4, dan 0 jika lainnya.
2. Leverage SPEC = spesialisasi industri auditor, nilai 1
Leverage adalah perbandingan antara total jika perusahaan diaudit oleh spesialisasi indus-
utang dan total aset yang menunjukkan bebe- tri auditor, dan 0 jika lainnya.
rapa bagian aset yang digunakan untuk men- SIZE = logaritma natural dari total akiva.
jamin utang. Perusahaan yang memiliki ke- LEV = rasio total hutang atas total aset per-
mungkinan lebih tinggi dalam melanggar per- usahaan.
janjian utang maka perusahaan cenderung OCF = operating cash flow ratio.
melakukan manajeman laba untuk meningkat- GWTH = nilai pasar ekuitas dibagi nilai buku
kan laba perusahaan (Healy dan Palepu 2001). ekuitas.
Rumus: LEV = Total u tan g (Gerayli et al., 2011) ε = residual of error
Total asset
3. Operating Cash Flow ratio HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penelitian Rusmin (2010) mendefinisikan ope-
rating cash flow ratio sebagai arus kas dari Sampel Penelitian
aktivitas operasi dibagi dengan total aset.
Menurut Becker et al. (1998), arus kas dari Penelitian ini menggunakan perusahaan
aktivitas operasi berpengaruh terhadap tindak- publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
an manajemen perusahaan dalam mengelola pada tahun 2010-2011. Berdasarkan purposive
laba. sampling, didapatkan 174 perusahaan publik yang
Rumus: OCF = arus kas dari aktivitas operasi dijadikan sampel. Dengan jumlah tahun penelitian
total asset adalah 2 tahun (2010-2011), maka total data pene-
Gerayli et al. (2011) litian adalah 348 data. Proses pengambilan sampel
4. Growth Prospect dapat dilihat dari Tabel 1.
Growth Prospect diukur menggunakan perban-
dingan antara market value of equity dibagi Statistik Deskriptif
dengan book value of equity (Gerayli et al, 2011).
Growth Prospect = market value equity/book Statistik deskriptif bertujuan untuk memberi-
value equity kan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang
Market value equity = Total outstanding share x dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai
harga saham maksimum, dan nilai rata-rata (mean) dari
masing-masing variabel seperti ukuran perusaha-
Teknik Analisis an (SIZE), leverage (LEV), operating cash flow
(OCF), pertumbuhan perusahaan (GWTH) dan
1. Uji Asumsi Klasik absolute discretionary accrual (ABSDA). Gambar-
Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi an variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2,
klasik. Pengujian asumsi klasik bertujuan 3, dan 4.
58 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 16, NO. 1, MEI 2014: 52-62

Tabel 1. Sampel Penelitian sebesar 3,196 dan tidak signifikan jika nilai p
1. Perusahaan publik yang tidak teregulasi 223 (asymp.sig. 2-tailed) < 0,05. Karena nilai p
terdaftar di BEI tahun 2010-2011 (asymp.sig 2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) maka
2. Perusahaan publik yang tidak teregulasi (19) menunjukkan bahwa residual tidak terdistribusi
yang tidak menerbitkan laporan tahunan secara normal. Untuk menormalkan data residual
pada tahun 2010-2011 tersebut, dilakukan transformasi data dengan
3. Perusahaan publik yang tidak teregulasi (13) metode logaritma natural (Ln) (Ghozali 2011).
yang menyajikan laporan keuangan dalam Metode logaritma natural yang dilakukan adalah
satuan mata uang asing pada tahun 2010- dalam bentuk semi-log. Sehingga model regresi
2011 berubah menjadi:
4. Data tidak lengkap (17)
Sampel yang digunakan 174 LnABSDA = α+ β1 BIG-4+ β2 SPEC+ β3 SIZE+ β4
Tahun Pengamatan 2 LEV+ β5 OCF+ β6 GWTH+ε
Jumlah sampel total selama periode penelitian 348
Hasil uji multikolinieritas menunjukkan
Tabel 2. Deskriptif Variabel Penelitian bahwa nilai tolerance berada diantara nilai 0,441
N Minimum Maximum Mean hingga 0,943 dan nilai VIF berada diantara nilai
LnSize 348 23,0529 31,4692 27,5621 1,060 hingga 2,268. Berdasarkan hasil pengujian
Lev 348 0,0058 2,0691 0,4818 tersebut, tidak ada satupun variabel bebas (varia-
OCF 348 -0,2939 0,4235 0,0508
bel independen) yang memiliki nilai tolerance
dibawah 0,10 dan nilai VIF diatas 10. Sehingga
GWTH 348 -4,8441 11,4053 1,6550
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multi-
ABSDA 348 0,00046 0,68963 0,08942
kolinieritas antar variabel bebas di dalam model
Tabel 3. Hasil Distribusi Frekuensi Ukuran KAP regresi.
Hasil uji autokorelasi dari pengujian statistik
Jumlah Persentase
menggunakan uji Run Test. Uji Run Test diguna-
Perusahaan
Auditor KAP Non Big- 4 238 68%
kan untuk melihat apakah data residual terjadi
Auditor KAP Big- 4 110 32% secara random atau tidak (Ghozali 2011). Uji Run
Total 348 100% Test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,390
lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Tabel 4. Hasil Distribusi Frekuensi Spesialisasi dalam model regresi tidak terdapat masalah auto-
industri auditor korelasi.
Jumlah Persentase Hasil uji heteroskedastisitas dengan meng-
Perusahaan gunakan uji Glejser yang menunjukkan bahwa
Auditor Non Spesialis 254 73% nilai signifikansinya berada di antara 0,052 hingga
Auditor Spesialis 94 27% 0,785. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, tidak
Total 348 100% ada variabel yang memiliki nilai di bawah 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat terdapat heteroskedastisitas pada data yang diuji dalam
110 perusahaan atau 32% perusahaan yang
model regresi.
menggunakan jasa KAP Big-4 dalam mengaudit
laporan keuangannya. Tabel 4 menjelaskan ter-
Pengujian Hipotesis
dapat 94 perusahaan atau 27% perusahaan yang
menggunakan jasa spesialisasi industri auditor
dalam mengaudit laporan keuangannya. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada
Tabel 5.
Uji Asumsi Klasik
Tabel 5. Pengujian Hipotesis
Sebelum melakukan analisis regresi, diperlu- Variabel Unstandarized t Sig
kan pengujian asumsi klasik agar sampel dapat Coefficients (B)
benar-benar mewakili populasi secara keseluruh- (Constant) -1,820 -1,551 0,122
an. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam Big- 4 0,240 1,185 0,237
penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multi- Spec -0,602 -3,038 0,003
kolineritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedas- LnSize -0,051 -1,190 0,235
tisitas. Lev 0,463 1,939 0,053
Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji OCF -1,907 -3,004 0,003
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS) GWTH 0,099 2,675 0,008
yang menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Adjusted R2 = 0,072; F-test = 5,500; Sig F = 0,000
Christiani: Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba 59

Berdasarkan hasil Tabel 5 dapat dilihat (SPEC) memiliki t-hitung sebesar -3,038 dan nilai
bahwa nilai dari adjusted R2 sebesar 0,072 yang signifikansi sebesar 0,003. Jika memperhatikan
berarti sebesar 7,2% variasi variabel terikat dapat tingkat signifikansinya berada di bawah 0,05
dijelaskan oleh variasi dari variabel bebas. Oleh maka spesialisasi industri auditor berpengaruh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebesar negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti
7,2% manajemen laba yang diproksikan dengan bahwa hipotesis 2 diterima. Hasil pengujian
nilai absolute discretionary accruals dipengaruhi hipotesis kedua ini sejalan dengan penelitian yang
secara bersama-sama oleh variabel independen
dilakukan oleh Balsam et al. (2003) dan Gerayli et
ukuran KAP (BIG-4) dan spesialisasi industri
al. (2011) yang menunjukkan bahwa spesialisasi
auditor (SPEC) dan variabel kontrol ukuran per-
usahaan (SIZE), leverage (LEV), rasio arus kas industri auditor berpengaruh negatif dengan
operasi (OCF), dan pertumbuhan perusahaan manajemen laba. Hasil penelitian ini juga konsis-
(GWTH). Sedangkan sisanya 92,8% dipengaruhi ten dengan penelitian dilakukan Gramling et al.
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan didalam (2001) menunjukkan bahwa penggunaan spesiali-
model. Meskipun nilai adjusted R2 rendah, tetapi sasi industri auditor dapat mengetahui adanya
dengan nilai F-test sebesar 5,500 dengan manajemen laba, kesalahan prediksi dan kemam-
signifikansi 0,000, bahwa angka signifikansi 0,000 puan untuk memprediksi arus kas mendatang.
lebih kecil dari 0,05 mengindikasikan bahwa Becker et al. (1998) menjelaskan bahwa spesiali-
model yang digunakan dalam penelitian ini layak. sasi industri auditor dapat mendeteksi manajemen
laba karena spesialisasi industri auditor memiliki
Ukuran KAP dan Manajemen Laba pengetahuan lebih (superior knowledge) tentang
industri tertentu. Kemampuan spesialisasi indus-
Dari Tabel 5 menunjukkan variabel ukuran tri auditor untuk mendeteksi manajemen laba
KAP memiliki t-hitung sebesar 1,185 dan nilai
akan mendorong klien untuk tidak melakukan
signifikansi sebesar 0,237. Jika melihat tingkat
manajemen laba sehingga kualitas laba mening-
signifikansinya berada di atas 0,05 maka ukuran
KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap mana- kat. Selain itu spesialisasi industri auditor juga
jemen laba. Hal ini berarti bahwa hipotesis 1 dapat mendeteksi manajemen laba untuk mem-
ditolak. Hasil pengujian hipotesis pertama ini pertahankan reputasi mereka sebagai auditor.
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
oleh Gerayli et al. (2011) dan Rusmin (2010) yang Maletta dan Wright (1996) yang menyimpulkan
menemukan ukuran KAP berpengaruh negatif bahwa auditor yang memiliki pemahaman yang
terhadap manajemen laba. Akan tetapi, hasil lebih komprehensif tentang suatu tren dan
pengujian dari hipotesis yang pertama ini sejalan karakteristik industri tertentu akan lebih efektif
dengan penelitian dari Luhgiatno (2010) dan dalam melakukan audit daripada auditor yang
Rahmadika (2011) yang menyatakan bahwa KAP tidak memiliki pengetahuan tentang industri
Big- 4 ternyata belum mampu membatasi praktik tertentu tersebut. Dengan demikian, spesialisasi
manajemen laba. industri auditor memiliki pemahaman yang lebih
Kualitas audit yang diproksikan dengan baik tentang karakteristik industri, lebih patuh
ukuran KAP, dalam penelitian ini tidak ber- terhadap standar auditing, memahami resiko dan
pengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini di-
masalah dalam industri yang diaudit, memiliki
mungkinkan praktik manajemen laba terjadi
kemampuan mendeteksi error lebih baik daripada
karena perusahaan memiliki keinginan agar
non spesialisasi industri auditor sehingga spesiali-
kinerja keuangan perusahaan tampak bagus
sasi industri auditor dapat lebih baik mengurangi
dimata calon investor, namun mengabaikan
keberadaan auditor Big-4 (Luhgiatno 2010). manajemen laba akrual daripada non spesialisasi
Selain itu, dengan adanya keberadaan auditor Big- industri auditor (Januarsi 2009).
4 bukan untuk mengurangi manajemen laba,
tetapi lebih kepada peningkatan kredibilitas lapor- Pengaruh ukuran perusahaan, leverage,
an keuangan dengan mengurangi gangguan yang rasio arus kas operasi dan pertumbuhan
ada didalamnya sehingga bisa menghasilkan perusahaan terhadap manajemen laba.
laporan keuangan yang lebih handal (Cahyonowati
2006). Variabel kontrol ukuran perusahaan memi-
liki t-hitung sebesar -1,190 dengan tingkat signi-
Spesialisasi Industri Auditor dan Manajemen fikansi 0,235. Tingkat signifikansi berada diatas
Laba 0.05. Hal tersebut memberi arti bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap mana-
Dari hasil pengujian hipotesis yang kedua jemen laba. Zuhroh (1997) menyatakan bahwa
menunjukkan variabel spesialisasi industri auditor besar kecilnya asset yang dimiliki oleh perusahaan
60 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 16, NO. 1, MEI 2014: 52-62

tidak menjadi pertimbangan satu-satunya bagi KESIMPULAN DAN SARAN


para investor dalam mengambil pertimbangan
investasi, tetapi masih terdapat faktor-faktor lain Berdasarkan data yang telah dikumpulkan
yang lebih penting, misalnya tingkat keuntungan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap
dan prospek perusahaan di masa yang akan permasalahan dengan menggunakan model ana-
datang, dan besarnya asset yang dimiliki oleh lisis regresi berganda, maka dapat diambil kesim-
perusahaan tidak menjamin menghasilkan kinerja pulan kualitas audit yang diproksikan dengan
yang baik. ukuran KAP (KAP The big- 4 dan KAP non The
Variabel kontrol leverage memiliki t-hitung big-4) tidak berpengaruh terhadap manajemen
sebesar 1,939 dan nilai signifikansi sebesar 0,053. laba. Hasil mendukung penelitian Luhgiatno
Nilai signifikansi sebesar 0,053 > 0,05 berarti (2010) dan Rahmadika (2011). Hal ini dimungkin-
variabel leverage tidak signifikan pada level 5% kan praktik manajemen laba terjadi karena per-
sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage tidak usahaan memiliki keinginan agar kinerja keuang-
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini an perusahaan tampak bagus dimata calon inves-
dikarenakan perusahaan tidak harus bergantung tor, namun mengabaikan keberadaan auditor Big-
pada manajemen laba untuk keamanan perjanjian 4 (Luhgiatno 2010).
hutang. Zhou dan Elder (2004) menyatakan ada Kualitas audit yang diproksikan dengan spe-
beberapa hal lain yang berpengaruh pada keaman- sialisasi industri auditor berpengaruh negatif
an perjanjian hutang, misalkan kredibilitas per- terhadap manajemen laba. Hasil tersebut mendu-
usahaan, jaminan yang diberikan perusahaan dan kung penelitian Gerayli et al. (2011), Becker et al.
ketepatan waktu pembayaran angsuran. (1998) dan Gramling et al. (2001). Hal ini dikarena-
Variabel kontrol rasio arus kas operasi kan spesialisasi industri auditor memiliki penge-
memiliki t-hitung sebesar -3,004 dan nilai signifi- tahuan lebih (superior knowledge) tentang industri
kansi sebesar 0,003. Nilai signifikansi sebesar tertentu. Kemampuan spesialisasi industri auditor
0,003 < 0,05 berarti variabel rasio arus kas operasi untuk mendeteksi manajemen laba akan men-
signifikan pada level 5% sehingga dapat disimpul- dorong klien untuk tidak melakukan manajemen
kan bahwa rasio arus kas operasi berpengaruh laba sehingga kualitas laba meningkat. Selain itu
negatif terhadap manajemen laba. Hal ini sesuai spesialisasi industri auditor juga dapat mendeteksi
manajemen laba untuk mempertahankan reputasi
dengan hasil penelitian Chen et al. (2005). Arus
mereka sebagai auditor.
kas dari aktivitas operasi mencerminkan kemam-
Penelitian ini menggunakan variabel kontrol
puan riil perusahaan dalam menghasilkan dana
berupa ukuran perusahaan, leverage, rasio arus
(arus dana). Artinya, jika arus kas dari aktivitas
kas operasi dan pertumbuhan perusahaan. Ukur-
operasi perusahaan tinggi, motivasi untuk melaku-
an perusahaan tidak berpengaruh terhadap mana-
kan manajemen laba akan menurun karena per-
jemen laba. Hasil tersebut tidak mendukung
usahaan secara riil mampu menghasilkan dana
penelitian Gerayli et al. (2011). Hal ini dimungkin-
yang cukup sehingga tidak perlu melakukan
kan karena besar kecilnya asset yang dimiliki oleh
manajemen laba. Hal yang sebaliknya terjadi pada
perusahaan tidak menjadi pertimbangan satu-
saat arus kas dari aktivitas operasi rendah, di- satunya bagi para investor dalam mengambil
mana manajemen akan termotivasi untuk menun- pertimbangan investasi (Zuhroh 1997). Variabel
jukkan perbaikan kinerja dengan melakukan leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen
manajemen laba (Nastiti dan Gumanti 2011). laba. Hasil tersebut tidak mendukung penelitian
Variabel kontrol pertumbuhan perusahaan Gerayli et al. (2011). Hal ini dimungkinkan peru-
memiliki t-hitung sebesar 2,675 dan nilai signifi- sahaan tidak harus bergantung pada manajemen
kan sebesar 0,008. Nilai signifikansi sebesar 0,008 laba untuk keamanan perjanjian hutang. Variabel
< 0,05 berarti variabel pertumbuhan perusahaan rasio arus kas operasi berpengaruh negatif ter-
signifikan pada level 5% sehingga dapat disimpul- hadap manajemen laba. Hasil tersebut tidak men-
kan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh dukung penelitian Gerayli et al. (2011). Ketika
positif terhadap manajemen laba. Madhogarhia & arus kas dari aktivitas operasi perusahaan tinggi,
Koher (2009) menemukan bahwa perusahaan motivasi untuk melakukan manajemen laba akan
dengan tingkat pertumbuhan yang semakin tinggi menurun karena perusahaan secara riil mampu
akan cenderung lebih banyak melakukan mana- menghasilkan dana yang cukup sehingga tidak
jemen laba. Hal ini dapat disebabkan perusahaan perlu melakukan manajemen laba. Variabel per-
dengan pertumbuhan yang tinggi mempunyai tumbuhan perusahaan berpengaruh positif ter-
insentif untuk mempertahankan tingkat partum- hadap manajemen laba. Hasil tersebut mendukung
buhannya yang tinggi dengan melakukan mana- penelitian Gerayli et al. (2011). Perusahaan
jemen laba. dengan pertumbuhan yang tinggi mempunyai
Christiani: Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba 61

insentif untuk mempertahankan tingkat partum- Chen, K., Lin, K., & Zhou, J. (2005), “Audit Quality
buhannya dengan melakukan manajemen laba. and Earnings Management for Taiwan IPO
Keterbatasan dari penelitian ini antara lain firms. Managerial Auditing Journal, 20(1),
pengukuran terhadap variabel manajemen laba 86-104.
hanya berfokus terhadap manajemen laba akrual Craswell, A. T., Francis, J. R., & Taylor, S. L.
saja. Untuk penelitian mendatang hendaknya (1995), “Auditor brand name reputations and
mempertimbangkan unsur manajemen laba riil industry specialisations”, Journal of Account-
(A’Rahman dan Hutagaol 2008; Lestari dan ing and Economics, 20(3), 297-322. http://dx.
Herusetya 2013). Selain itu pengukuran kualitas doi.org/10.1016/0165-4101(95)00403-3
audit pada penelitian ini hanya menggunakan DeAngelo, Linda Elizabeth. (1981), “Auditor Size
ukuran KAP dan spesialisasi industri auditor. And Audit Quality,” Journal of Accounting
Pada penelitian berikutnya dapat menggunakan and Economics, 3(3). 1981, pp. 183-199.
masa penugasan audit dan independensi sebagai DeAngelo. (1986). “Accounting Numbers as Market
ukuran kualitas audit (DeAngelo 1981 dan Lestari Valuation Substitutes: A Study of Manage-
dan Herusetya 2013). ment Buyouts of Public Shareholders.” Thev
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat di- Accounting Review, 61, 400-420
sarankan bagi investor sebelum melakukan peng- Dunn, K., Mayhew, B., and Morsfield, S. (2000),
ambilan keputusan investasi di suatu perusahaan ”Auditor Industry Specialization and Client
untuk hendaknya lebih memilih perusahaan yang Disclosure Quality”, http://www.papers.ssrn.
menggunakan spesialisasi industri auditor karena com/diakses 18 Januari 2015.
dengan adanya spesialisasi industri auditor dapat Ebrahim, Ahmad, (2001). “Audit Quality, Auditor
membatasi praktik manajemen laba yang terjadi Tenure, Client Importance, and Earnings
di suatu perusahaan. Management: An Additional Evidence”. http://
www.papers.ssrn.com/diakses 18 Januari 2015.
DAFTAR PUSTAKA Gramling, A.A., Johnson, V.E. & Khurana, I.K.
(2001), “Audit Firm Industry Specialization
Andreas, Hans Hananto. (2012), “Spesialisasi and Financial Reporting Quality, “Working
Industri Auditor Sebagai Prediktor Earnings Paper, Georgia State University and Univer-
sity of Missouri-Columbia.
Response Coefficient Perusahaan Publik Yang
Gerayli, M., Ma'atofa, S., & Yane Sari, A.M. (2011).
Terdaftar Di BEI”, Jurnal Akuntansi dan
"Impact of audit quality on Earnings Mana-
Keuangan, Vol. 14, No. 2, November 2012: 69-
gement: From Iran”. International Research
80.
Journal of Finance and Economics, Issue 66,
Anthony, Robert, N., & Govindarajan, V. (2005),
pp. 77-84. www.eurojournals.com/IRJFE_66_
“Sistem Pengendalian Manajemen”, Jakarta:
07 in access on 30 October 2011.
Salemba Empat.
Ghozali, Imam. (2011). “Aplikasi Analisis Multi-
A’Rahman, A., & Hutagaol, Y. (2008). ”Mana-
variate dengan Program IBM SPSS 19”, Sema-
jemen Laba Melalui Akrual dan Aktivitas
rang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Real Pada penawaran Perdana dan
Healy, P. M. (1985) "The effect of bonus schemes on
Hubungannya dengan Kinerja Jangka Pan- accounting decisions," Journal of Accounting
jang.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indo- and Economics, 7(1-3), 1985, 85-107.
nesia, Vol. 5, No. 1, Juni 2008. Healy, P.M and Palepu K.G. (2001), “Information
Balsam, S., Khrisnan, J., dan Yang, J. S. (2003), Asymetri, Corporate Disclosure and The Capi-
“Auditor Industry Specialization and Earn- tal Markets: A Review of The Empirical
ings Quality”. Auditing: A journal of Practice Disclosure Literature”, Journal of Accounting
& Theory, 22. p. 71. and Economics, 31(1-3), 405-440.
Becker, C.L., Mark, L. DeFond, J.J. & Subra- Herusetya, A. (2009), “Efektifitas Pelaksanaan Cor-
manyam, K.R. (1998), “The Effect of Audit porate Governance dan Audit Eksternal-
Quality on Earnings Management”. Social Auditor Dengan Spesialisasi Industri Dalam
Science Research Network, 1-24 Menghambat Manajemen Laba”, Jurnal
Cahyonowati, Nur (2006), The Effect of Firm Size, Akuntansi dan Auditing Indonesia, 13(2),
Leverage and Firm Growth on Earnings 167-188.
Management with Auditor’s Industry Exper- Indah, E., dan Erni, E. (2006). ”Manajemen Laba
tise as a Moderating Variable (Empirical Evi- Pada Perioda Sebelum dan Sesudah Pena-
dence from the Jakarta Stock Exchange. Tesis waran Saham Perdana di Bursa Efek Jakar-
tidak dipublikasikan. Magister Akuntansi ta: dengan Model DeAngelo”, Jurnal Riset
Undip. Akuntansi dan Keuangan, 2(2), 67-81.
62 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 16, NO. 1, MEI 2014: 52-62

Januarsi, Yeni. (2009). “Peran Auditor Spesialis Rahmadika. (2011), “Pengaruh kualitas Auditor
Dalam Mengurangi Manajemen Laba Akrual terhadap Manajemen Laba (Studi Epiris pada
Dan Manajemen Laba Real Pada Periode Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Sebelum dan Sesudah Keputusan Menteri Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009)”,
Keuangan No. 423/KMK.06/2002”, Simpo- Skripsi Universitas Diponegoro.
sium Nasional Akuntansi 12, Palembang: 4-6 Ratmono, Dwi (2010), “Manajemen Laba Riil dan
November 2009. Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor yang
Kompas. (2002). “Kasus Kimia Farma Kesalahan Berkualitas Mendeteksinya?”. Simposium
Manajemen Lama”. Kompas, 21 November Nasional Akuntansi 13. Purwokerto.
2002. Rusmin (2010), “Auditor Quality and Earnings
Management: Singaporean Evidence”, Mana-
Krishnan, Gopal, V. (2003). “Does Big- Six Auditor
gerial Auditing Journal, 25(7), 618-638.
Industry Expertise Constrain Earnings
Sanjaya, I Putu Sugiartha. (2008), “Auditor
Management?” Accounting Horizon, 17, 1.
Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen
Lestari, P., dan Herusetya, A. (2013). Pengaruh
Laba”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba 11(1), 97-116.
Transaksi Real-Pengakuan Pendapatan Stra- Setiawati, L., & Na’im, A. (May 2001), “Bank
tegis. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. Health Evaluation by Bank Indonesia and
15. No 2, November 2013, 75-85. Earnings Management in Banking Industry”,
Leuz, C., Nanda, D., & Wysocki, P. (March 2003). Gadjah Mada International Journal of Busi-
“Earnings management and investor protect- ness. 3(2), 159-176.
tion: an international comparison”. Journal of Subramanyam, K. R. (1996), “The Pricing of Dis-
Financial Economics. 69. www. elsevier.com. cretionary Accruals”. Journal of Accounting
diunduh pada 20 Januari 2015. and Economics. 22, 249-281.
Luhgiatno. (2010). “Analisis Pengaruh Kualitas Watts, R. L., and Zimmerman, J. L. (January
Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi 1990), “Positive Accounting Theory: A Ten
Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Year Perspective,” The Accounting Review.
Indonesia)”, Fokus Ekonomi, Vol. 5, No. 2. 65(1), 131-158.
Madhogarhia, P., & Kohers, S. N. (2009). Earnings Widhiarso, Wahyu. (2011). “Analisis Data Peneliti-
Management Practices Among Growth and an Dengan Variabel Kontrol”, Tersedia dari:
Value Firms. Applied Financial Economics, URL: http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Ana-
19, 1767-1778. lisis Data dengan Menggunakan Variabel
Mayangsari, Sekar. (Mei 2004). “Bukti Empiris Kontrol.pdf diakses 16 Juli 2013.
Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor Ter- Teoh, S. H., Welch, I., dan Wong, T. J. (1998),
”Earnings management and the long-run
hadap Earnings Response Coefficient”, Jurnal
market performance of initial public offer-
Riset Akuntansi Indonesia, 7(2), pp.154-178.
ings,” The Journal of Finance. 50, 63-99.
Maletta, M., and Wright, A. (1996), “Audit evidence
Zhou, J., and Elder, R. (2001). “Audit Firm Size,
planning: an examination of industry error
Industry Specialization and Earnings Mana-
characteristics.” Auditing: A Journal of Prac- gement by Initial Public Offering Firms”
tice and Theory. 15(Spring), 71-86. SUNY at Binghamton working paper.
Meutia, Inten. (2004), “Pengaruh Independensi Zhou, J., and Elder, R. (2004). “Audit Quality and
Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk Earnings Management by Seasoned Equity
KAP Big-5 dan Non Big-5”. Jurnal Riset Offering Firms”, Asia-Pacific Journal of
Akuntansi Indonesia. 7(3), 333-350. Accounting and Economics. 11(2), 95-120.
Nastiti, A. S., dan Gumanti, T. A. (2011), “Kualitas Zuhroh, Diana. (1997). “Faktor-Faktor yang Ber-
Audit dan Manajemen Laba Pada Initial pengaruh pada Tindakan Perataan Laba
Public Offerings di Indonesia”, Simposium pada Perusahaan Go-Publik di Indonesia”.
Nasional Akuntansi XIV, Banda Aceh: 21-22 Simposium Nasional Akuntansi I. Yogya-
Juli 2011. karta: September.

Anda mungkin juga menyukai