Anda di halaman 1dari 1

STUDI EKSTRAKSI NIKEL DAN KOBALT BIJIH LIMONIT DENGAN METODE KALSINASI DAN ATMOSPHERIC

LEACHING MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM SULFAT (H2SO4)


(Studi Kasus: Bijih Nikel Laterit Daerah Latowu, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara)

OLEH
MUHAMMAD AGUNG RIYADI
(D62115306)

Laboratorium Pengolahan Bahan Galian, Departemen Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km.6, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 92171
ABSTRAK ABSTRACK
Nikel laterit adalah bijih nikel yang merupakan 70% dari cadangan nikel dunia. Indonesia merupakan salah Nickel laterite is a nickel ore which constitutes 70% of the world's nickel reserves. Indonesia is one of the
satu produsen nikel utama dunia dan memiliki potensi cadangan mencapai 1,6 milyar ton atau sekitar 12% world's main nickel producers and has potential reserves of up to 1.6 billion tons or around 12% of the
dari total cadangan nikel di dunia dengan kandungan nikel rata-rata mencapai 1,57%. Kandungan unsur world's total nickel reserves with an average nickel content of 1.57%. The content of cobalt present in the
kobalt yang ada pada bijih limonit limonit tidak dapat diekstrak dengan menggunakan metode limonite ore cannot be extracted using the pyrometallurgical method. Cobalt content can be extracted
pirometalurgi. Metode hidrometalurgi merupakan proses pengolahan bijih dengan menggunakan pelarut using the hydrometallurgical method. The hydrometallurgical method is a processing of the ore using
asam untuk mendapatkan logam berharga seperti pada bijih limonit serta dapat mengekstrak logam lain acidic solvents to obtain valuable metals such as limonite ore and to extract the other metals than nickel.
selain nikel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik bijih nikel laterit dan besar recovery This study was conducted to determine the characteristics of laterite nickel ore and the amount of nickel
nikel dan kobalt dari proses kalsinasi dan pelindian dengan metode atmospheric leaching menggunakan and cobalt recovery from the calcination and leaching process using the atmospheric leaching method by
asam sulfat. Mineral yang terdapat pada sampel bijih nikel laterit didominasi oleh talk, kuarsa dan goetit. sulfuric acid. Minerals contained in laterite nickel ore samples were dominated by talc, quartz and
Sampel kemudian dikalsinasi sehingga muncul mineral hematit. Laju disolusi goetit, hematit dan kuarsa goethite. The sample was then calcined so that the goethite minerals turned into a hamatiite due to the
sangat rendah, sedangkan talk tidak larut pada proses pelindian berlangsung. Recovery nikel tertinggi dehydroxylation of goethite minerals after calcination. The dissolution rates of goethite, hematite and
diperoleh pada kondisi asam sulfat 2 molar dengan recovery sebesar 23,58% dan waktu pelindian 5 jam quartz were very low, while talc was not dissolved during the leaching process. The highest nickel recovery
dengan recovery sebesar 23,58%. Recovery kobalt tertinggi diperoleh pada asam sulfat 2 molar dengan was found in 2 molar sulfuric acid concentration with recovery of 23.58% and 5 hours leaching time with
recovery sebesar 5,57%, sementara waktu pelindian 20 jam diperoleh recovery tertinggi dengan recovery recovery of 23.58%. The highest recovery of cobalt was found in 2 molar sulfuric acid concentration with
sebesar 7,73%. recovery of 5.57% and recovery of 7.73% was obtained during 20 hours leaching.

TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui komposisi kimia dan mineral dari bijih limonit 3. Analisis Mineral Hasil Pelindian
2. Menganalisis tingkat disolusi mineral akibat proses pelindian dengan
menggunakan larutan asam sulfat.
3. Menghitung tingkat perolehan Ni dan Co dengan proses pelindian
menggunakan larutan asam sulfat.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimental, yang dilakukan di laboratorium Analisis
Gambar 3 Difraktogram XRD Dari Residu Hasil Pelindian dengan Gambar 4 Difraktogram XRD Dari Residu Hasil Pelindian dengan
dan Pengolahan Bahan Galian. Sampel yang digunakan pada penelitian ini Variabel Konsentrasi H2SO4 Berbeda Variabel Waktu Berbeda
merupakan sampel bijih limonit yang berasal dari Daerah Latowu, Kecamatan Gambar 3 dan 4 menunjukkan bahwa talk tidak larut pada saat proses pelindian berlangsung. Mineral kuarsa, goetit dan
Batuputih, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini hematit mengalami penurunan peak yang tidak signifikan. Penurunan peak yang paling menonjol terjadi pada kondisi
pelindian deangan konsentrasi 2 molar asam sulfat dengan waktu 20 jam. Hal ini menunjukkan bahwa mineral kuarsa,
dimulai dengan preparasi sampel, proses pemanasan atau kalsinasi , proses goetit dan hematit akan larut pada waktu yang lama walaupun tidak secara signifikan.
atmospheric leaching dan karakterisasi sampel. Jenis sampel yang
dikarakterisasi yaitu sampel awal, sampel hasil kalsinasi, dan sampel hasil
4. Recovery Hasil Pelindian
pelindian dari bijih limonit.
(A) (B)

(C) (D)
Kalsinasi Atmospheric Leaching XRD AAS

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Sampel Awal Bijih Limonit Gambar 5. (A) Recovery nikel hasil pelindian dengan variasi konsentrasi larutan. (B) Recovery nikel
Karakteristik bijih nikel laterit dapat dilakukan dengan berbagai metode hasil pelindian dengan variasi waktu. (C) Recovery kobalt hasil pelindian dengan variasi
konsentrasi larutan. (D) Recovery kobalt hasil pelindian dengan variasi waktu
analisis. Metode analisis yang digunakan untuk karakterisasi dalam penelitian
Gambar 5 menunjukkan bahwa recovery nikel tertinggi untuk variabel uji molaritas terdapat pada penggunaan asam
ini yaitu analisis XRD dan AAS. sulfat 2 molar dengan recovery sebesar 23,58% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 2 jam dengan
a. Hasil Analisis X-Ray Diffraction (XRD) recovery sebesar 23,58%. Recovery cobalt tertinggi untuk variabel uji molaritas terdapat pada penggunaan asam sulfat
2 molar dengan recovery sebesar 5,57% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 20 jam dengan
Hasil pengujian XRD menunjukkan bahwa bijih limonit terdiri dari mineral recovery sebesar 7,73%. Hasil recovery Ni dan Co pada penelitian ini relarif rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat
goetit [(Fe,Ni)O(OH)], mineral kuarsa (SiO2), mineral talk [Mg3Si4O10(OH)2]. disolusi mineral yang kecil sehingga unsur Ni dan Co pada sampel tidak larut dengan baik.
Secara keseluruhan komposisi mineral goetit sebesar 13,4%, mineral kuarsa
sebesar 19,9%, dan mineral talk sebesar 66,7%.
Tabel 1. Komposisi mineral
Tabelsampel bijihmineral
1. Komposisi limonitsampel bijih limonit
KESIMPULAN
Mineral Senyawa Kimia Komposisi (%)
Talk Mg3Si4O10(OH)2 66,7
1. Hasil analisis XRD yang dilakukan pada sampel awal bijih limonit
Kuarsa SiO2 19,9 menunjukkan bahwa mineral penyusun bijih limonit yaitu talk, kuarsa dan
Goetit (Fe,Ni)O(OH) 13,4 goetit. Setelah dikalsinasi dengan suhu 600 0 C selama 1 jam, mineral goetit
berubah menjadi hematit. Kadar awal Ni pada bijih limonit yaitu 0,419%
sedangkan kadar awal Co yaitu 0,066%. Setelah dilakukan kalsinasi, kadar Ni
bertambah menjadi 0,615% serta kadar Co bertambah menjadi 0,067%.
Gambar 1. Grafik hasil XRD sampel bijih limonit
2. Hasil analisis XRD yang dilakukan terhadap residu hasil pelindian dapat
b. Hasil Analisis Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) diketahui bahwa goetit, kuarsa dan hematit memiliki tingkat disolusi yang
Analisis ASS ini bertujuan untuk mengetahui kadar Ni dan Co dalam sampel rendah pada saat proses pelindian berlangsung. Hal ini ditunjukkan dengan
awal bijih limonit. Data tabel 2 memperlihatkan hasil analisis sampel limonit intesitas peak yang turun tidak terlalu signifikan. Mineral talk tidak larut
awal dengan kadar nikel sebesar 0,419%. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar dalam pelindian ini yang dibuktikan dengan meningkatnya intensitas peak.
nikel yang terdapat dalam sampel termasuk dalam nikel kadar rendah. 3. Hasil analisis AAS sampel awal menunjukkan kadar Ni sebesar 0,419% dan
Sedangkan kandungan kobalt pada sampel awal diketahui sebesar 0,066%. kadar Co sebesar 0,066%. Recovery nikel tertinggi untuk variabel uji molaritas
terdapat pada penggunaan asam sulfat 2 molar dengan recovery sebesar
Tabel 2. Hasil analisis kadar nikel dan kobalt dari sampel bijih
limonit
23,58% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 2 jam
Volume
Nama
Absorban
[Ni]
fp
Kadar Ni
sampel
Kadar dengan recovery sebesar 23,58%. Recovery cobalt tertinggi untuk variabel uji
Unsur (mg/L) (ppm) Ni (%)
(mL) molaritas terdapat pada penggunaan asam sulfat 2 molar dengan recovery
0,0190
Nikel 0,0140 0,423 100 4193,25 100 0,419
sebesar 5,57% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 20
0,0150 jam dengan recovery sebesar 7,73%. Hasil recovery Ni dan Co pada
0,2130 penelitian ini relarif rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat disolusi mineral
Kobalt 0,2200 6,672 1 661,95 100 0,066
0,2210 yang kecil sehingga unsur Ni dan Co pada sampel tidak larut dengan baik.

UCAPAN TERIMA KASIH


2. Hasil Analisis Sampel Hasil Kalsinasi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sufriadin, ST, MT. dan Dr. phil. nat. Sri
Tabel 3 Kadar Nikel dan Kobalt Setelah Proses
Kode Kalsinasi Kadar
Volume Widodo, ST. MT. atas bimbingannya pada penelitian ini. Tidak lupa juga mengucapkan
Absorban (mg/L) fp sampel Kadar (%)
Sampel (ppm)
(mL) terima kasih pada seluruh keluarga dan teman-teman yang tidak henti-hentinya
0,0270
Nikel 0,0160 0,619 100 6152,31 100 0,615 memberikan dukungannya.
0,0190
0,1890
Kobalt 0,2410
0,2520
6,728 1 668,92 100 0,067 DAFTAR PUSTAKA
Fan, R. Gerson, A. R. 2013. Mineralogical Characterisation Of Indonesian Laterites Prior To And
Hasil analisis sampel limonit setelah Post Atmospheric Leaching. Hydrometallurgy. 134 – 135, 102 – 109.
Kursunoglu, S. Kaya, M. 2016. Atmospheric Pressure Acid Leaching Of Caldag Lateritic Nickel
dikalsinasi dengan suhu 600°C
Gambar 2 Karakteristik Mineral Sebelum dan Setelah Kalsinasi Ore. International Journal of Mineral Processing. 150, 1 – 8.
selama satu jam. Kadar Ni pada Williams, C. Hawker, W. Vaughan, J. W. 2013. Selective Leaching Of Nickel From Mixed Nickel
Gambar 2 menunjukkan keterdapatan sampel awal 0,419% menjadi
Cobalt Hydroxide Precipitate. Hydrometallugy. 138, 84 – 92.
goetit, kuarsa, talk, dan hematit. 0,615%. Sedangkan kadar kobalt Cano, J.R. Zamarippa, G.G. Pedrora, F. R. C. Aguilar, M.D.J.S. Macias, A.H. Vielma, A.C. 2016.
Mineral hematit yang tidak ada pada sebesar 0,066% naik 0,067%. Kinetics and statistical analysis of nickel leaching from spent catalyst in nitric acid
sampel awal ada pada sampel solution. International Journal of Mineral Processing. 148, 41-47.
kalsinasi. Mineral goetit sebelumnya
13,4%, turun menjadi 0,8%.

Anda mungkin juga menyukai