OLEH
MUHAMMAD AGUNG RIYADI
(D62115306)
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui komposisi kimia dan mineral dari bijih limonit 3. Analisis Mineral Hasil Pelindian
2. Menganalisis tingkat disolusi mineral akibat proses pelindian dengan
menggunakan larutan asam sulfat.
3. Menghitung tingkat perolehan Ni dan Co dengan proses pelindian
menggunakan larutan asam sulfat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimental, yang dilakukan di laboratorium Analisis
Gambar 3 Difraktogram XRD Dari Residu Hasil Pelindian dengan Gambar 4 Difraktogram XRD Dari Residu Hasil Pelindian dengan
dan Pengolahan Bahan Galian. Sampel yang digunakan pada penelitian ini Variabel Konsentrasi H2SO4 Berbeda Variabel Waktu Berbeda
merupakan sampel bijih limonit yang berasal dari Daerah Latowu, Kecamatan Gambar 3 dan 4 menunjukkan bahwa talk tidak larut pada saat proses pelindian berlangsung. Mineral kuarsa, goetit dan
Batuputih, Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini hematit mengalami penurunan peak yang tidak signifikan. Penurunan peak yang paling menonjol terjadi pada kondisi
pelindian deangan konsentrasi 2 molar asam sulfat dengan waktu 20 jam. Hal ini menunjukkan bahwa mineral kuarsa,
dimulai dengan preparasi sampel, proses pemanasan atau kalsinasi , proses goetit dan hematit akan larut pada waktu yang lama walaupun tidak secara signifikan.
atmospheric leaching dan karakterisasi sampel. Jenis sampel yang
dikarakterisasi yaitu sampel awal, sampel hasil kalsinasi, dan sampel hasil
4. Recovery Hasil Pelindian
pelindian dari bijih limonit.
(A) (B)
(C) (D)
Kalsinasi Atmospheric Leaching XRD AAS
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Sampel Awal Bijih Limonit Gambar 5. (A) Recovery nikel hasil pelindian dengan variasi konsentrasi larutan. (B) Recovery nikel
Karakteristik bijih nikel laterit dapat dilakukan dengan berbagai metode hasil pelindian dengan variasi waktu. (C) Recovery kobalt hasil pelindian dengan variasi
konsentrasi larutan. (D) Recovery kobalt hasil pelindian dengan variasi waktu
analisis. Metode analisis yang digunakan untuk karakterisasi dalam penelitian
Gambar 5 menunjukkan bahwa recovery nikel tertinggi untuk variabel uji molaritas terdapat pada penggunaan asam
ini yaitu analisis XRD dan AAS. sulfat 2 molar dengan recovery sebesar 23,58% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 2 jam dengan
a. Hasil Analisis X-Ray Diffraction (XRD) recovery sebesar 23,58%. Recovery cobalt tertinggi untuk variabel uji molaritas terdapat pada penggunaan asam sulfat
2 molar dengan recovery sebesar 5,57% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 20 jam dengan
Hasil pengujian XRD menunjukkan bahwa bijih limonit terdiri dari mineral recovery sebesar 7,73%. Hasil recovery Ni dan Co pada penelitian ini relarif rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat
goetit [(Fe,Ni)O(OH)], mineral kuarsa (SiO2), mineral talk [Mg3Si4O10(OH)2]. disolusi mineral yang kecil sehingga unsur Ni dan Co pada sampel tidak larut dengan baik.
Secara keseluruhan komposisi mineral goetit sebesar 13,4%, mineral kuarsa
sebesar 19,9%, dan mineral talk sebesar 66,7%.
Tabel 1. Komposisi mineral
Tabelsampel bijihmineral
1. Komposisi limonitsampel bijih limonit
KESIMPULAN
Mineral Senyawa Kimia Komposisi (%)
Talk Mg3Si4O10(OH)2 66,7
1. Hasil analisis XRD yang dilakukan pada sampel awal bijih limonit
Kuarsa SiO2 19,9 menunjukkan bahwa mineral penyusun bijih limonit yaitu talk, kuarsa dan
Goetit (Fe,Ni)O(OH) 13,4 goetit. Setelah dikalsinasi dengan suhu 600 0 C selama 1 jam, mineral goetit
berubah menjadi hematit. Kadar awal Ni pada bijih limonit yaitu 0,419%
sedangkan kadar awal Co yaitu 0,066%. Setelah dilakukan kalsinasi, kadar Ni
bertambah menjadi 0,615% serta kadar Co bertambah menjadi 0,067%.
Gambar 1. Grafik hasil XRD sampel bijih limonit
2. Hasil analisis XRD yang dilakukan terhadap residu hasil pelindian dapat
b. Hasil Analisis Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) diketahui bahwa goetit, kuarsa dan hematit memiliki tingkat disolusi yang
Analisis ASS ini bertujuan untuk mengetahui kadar Ni dan Co dalam sampel rendah pada saat proses pelindian berlangsung. Hal ini ditunjukkan dengan
awal bijih limonit. Data tabel 2 memperlihatkan hasil analisis sampel limonit intesitas peak yang turun tidak terlalu signifikan. Mineral talk tidak larut
awal dengan kadar nikel sebesar 0,419%. Hasil ini menunjukkan bahwa kadar dalam pelindian ini yang dibuktikan dengan meningkatnya intensitas peak.
nikel yang terdapat dalam sampel termasuk dalam nikel kadar rendah. 3. Hasil analisis AAS sampel awal menunjukkan kadar Ni sebesar 0,419% dan
Sedangkan kandungan kobalt pada sampel awal diketahui sebesar 0,066%. kadar Co sebesar 0,066%. Recovery nikel tertinggi untuk variabel uji molaritas
terdapat pada penggunaan asam sulfat 2 molar dengan recovery sebesar
Tabel 2. Hasil analisis kadar nikel dan kobalt dari sampel bijih
limonit
23,58% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 2 jam
Volume
Nama
Absorban
[Ni]
fp
Kadar Ni
sampel
Kadar dengan recovery sebesar 23,58%. Recovery cobalt tertinggi untuk variabel uji
Unsur (mg/L) (ppm) Ni (%)
(mL) molaritas terdapat pada penggunaan asam sulfat 2 molar dengan recovery
0,0190
Nikel 0,0140 0,423 100 4193,25 100 0,419
sebesar 5,57% dan untuk variabel waktu terdapat pada waktu pelindian 20
0,0150 jam dengan recovery sebesar 7,73%. Hasil recovery Ni dan Co pada
0,2130 penelitian ini relarif rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat disolusi mineral
Kobalt 0,2200 6,672 1 661,95 100 0,066
0,2210 yang kecil sehingga unsur Ni dan Co pada sampel tidak larut dengan baik.