Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Lingkungan Volume 23 Nomor 1, April 2017 (Hal 41 - 50)

Kajian Pencemaran Air Tanah Dangkal Akibat Lindi Di Sekitar Tpa


Supit Urang Malang

ASSESSMENT OF GROUNDWATER CONTAMINATION BY


LEACHATE AROUND SUPIT URANG LANDFILL, MALANG
*1
Listari Husna Fitri dan 2 Emenda Sembiring
Program Studi Magister Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Email: 1listarihusnafitri@students.ac.id, 2emenda@ftsl.itb.ac.id

Abstrak: Lindi merupakan salah satu masalah yang diakibatkan pengurugan sampah ke TPA. Lindi
adalah limbah cair dari dekomposisi sampah di TPA yang dapat merembes ke dalam tanah sehingga dapat
mencemari air tanah dangkal dan memberikan dampak bagi masyarakat yang menggunakan air tersebut.
Penelitian ini dilakukan di TPA Supit Urang dan RW 5 Kelurahan Mulyorejo, Malang dengan tujuan untuk
mengidentifikasi parameter klorida dan COD yang terkandung di dalam lindi dan air sumur penduduk
serta untuk menguji model Domenico dan Robbins (1985) dan Domenico (1987) dalam memprediksi
penyebaran kontaminan di dalam air tanah di Kelurahan Mulyorejo. Dengan menggunakan model
Domenico dan Robbins (1985) dan Domenico (1987) yang dikembangkan menggunakan MATLAB,
konsentrasi prediksi model didapatkan. Dari analisis yang dilakukan, konsentrasi BOD (405,003 mg/L),
COD (782 mg/L) dan TKN (391,51 mg/L) pada lindi sudah melebihi baku mutu yang berlaku. Nilai COD
yang terukur pada air tanah dari sumur warga dan sumur pantau juga sudah melebihi baku mutu yang
berlaku, sedang konsentrasi klorida di dalam air tanah masih berada pada baku mutu yang berlaku.
Simulasi model 1 dan 2 dimensi klorida memberikan hasil bahwa model kurang bisa memprediksi
persebaran kontaminan sedangkan model 1 dan 2 dimensi COD memberikan hasil bahwa model dapat
memprediksi persebaran kontaminan di daerah RW 5 Mulyorejo.

Kata kunci: TPA Supit Urang, lindi, air tanah, domenico, robbins

Abstract: Leachate is one of the problems caused by waste dumping to landfill. Leachate as liquid from
decomposition of waste in landfill will infiltrate to soil so it can contaminate ground water and will make
an impact for people who use the ground water. This study was conducted at Supit Urang Landfill and RW
5 Kelurahan Mulyorejo, Malang, with aim to identify the chloride and COD contained in leachate and
groundwater and to test Domenico and Robbins (1985) and Domenico (1987) model in predicting
contaminant spreading in groundwater. Using Domenico and Robbins (1985) and Domenico (1987) models
were developed using MATLAB, concentration of model predictions was obtained. From the analysis, BOD
concentrations (405,003 mg/L), COD (782 mg/L) and TKN (391,51 mg/L) in leachate have exceeded the
standard. The COD concentration in groundwater from wells and monitoring wells have also exceeded the
quality standards, while the concentration of chloride in groundwater is still in the quality standard. 1 and
2 dimensional chloride and COD models simulations give results that models can not predict the spread of
contaminant in RW 5 Mulyorejo.

Keywords: Supit Urang Landfill, leachate, ground water, domenico, robbins

PENDAHULUAN
Berdasarkan informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup RI tahun 2015, diketahui
bahwa 90% kabupaten/kota di Indonesia masih menerapkan TPA open dumping
(http://www.menlh.go.id/rangkaian-hlh-2015-dialog-penanganan-sampah-plastik/). TPA dengan
sistem open dumping yang tidak memiliki pelapis dasar memiliki kemungkinan besar akan
menimbulkan masalah seperti merembesnya lindi ke dalam air tanah sehingga mengakibatkan
pencemaran air tanah (Han dkk., 2016). Dari penelitian yang dilakukan Brown dkk. tahun 1991
(Qasim and Chiang, 1994) dalam menginvestigasi toksisitas akut dan genetik dari lindi sampah

41
kota, diketahui lindi dari sampah kota mengandung banyak zat berbahaya yang sama dengan zat
berbahaya yang ditemukan pada lindi dari sampah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Berbagai penelitian mengenai pencemaran lindi yang disebabkan oleh TPA telah
dilakukan. Penelitian tersebut antara lain penelitian dilakukan oleh Han dkk. (2014) di sekitar
TPA Kota Zhoukou, Provinsi Henan, China, Smahi dkk. (2013) di sekitar Casablanca Landfill
Maroko dan El-Salam dan Abu-Zuid pada TPA Borg El-Arab di Mesir. Berdasarkan ketiga
penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat pencemaran yang terjadi pada air tanah di sekitar
TPA yang diindikasikan akibat dari merembesnya lindi ke dalam tanah.
Hingga saat ini diketahui terdapat beberapa solusi analitik yang telah dikembangkan dan
dijadikan rujukan bagi perkembangan persamaan transport kontaminan dalam media tanah. Solusi
analitik pada umumnya terbatas pada kondisi yang ideal, seperti arah aliran yang seragam, media
yang homogen serta reaksi kontaminan tanah yang relatif sederhana, namun sangat berguna
sebagai prakiraan pertama atas penyebaran kontaminan dan digunakan sebagai verifikasi model
atau solusi numerik. Salah satu solusi analitik tersebut adalah Solusi Domenico dan Robbins
(1985) dan solusi Domenico (1987). Solusi Domenico dan Robbins (1985) dan Domenico (1987)
merupakan solusi analitik untuk sumber kontaminan dengan injeksi menerus yang berbentuk
bidang (finite planar source) seperti pada kebocoran tangki bawah tanah yang berisi bahan
beracun dan berbahaya dan perembesan terus menerus dari lindi TPA (Notodarmojo, 2005).
Solusi ini digunakan untuk memprediksi persebaran kontaminan pada penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan di TPA Supit Urang dan RW 5 Kelurahan Mulyorejo Malang
ini bertujuan untuk mengidentifikasi parameter klorida dan COD terkandung di dalam lindi dan
air tanah dari air sumur penduduk di Kelurahan Mulyorejo dan menguji model Domenico dan
Robbins (1985) dan Domenico (1987) dalam memprediksi penyebaran kontaminan di dalam air
tanah di Kelurahan Mulyorejo.

METODOLOGI PENELITIAN
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan berbagai referensi terkait dengan
penelitian ini yang bersumber dari buku teks, jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya.

Pengumpulan Data Sekunder


Pengumpulan data sekunder bertujuan untuk mengumpulkan data yang mendukung
pengolahan data primer pada penelitian ini. Data sekunder mengenai kondisi lokasi penelitian
didapatkan dari instansi-instansi terkait.

Penentuan Titik Sampling


Sampling tanah direncanakan dilakukan di TPA Supit Urang Malang dan di halaman
salah satu rumah warga RW 5 Kelurahan Mulyorejo, sampling lindi akan dilakukan pada saluran
lindi TPA Supit Urang sebelum masuk ke dalam kolam pengumpul lindi, kemudian akan
dilakukan sampling air tanah dangkal pada sumur pantau TPA dan 5 sumur warga yang berada di
RW 5 Kelurahan Mulyorejo yang searah dengan arah aliran air tanah. Lokasi pengambilan sampel
dapat dilihat pada Gambar 1 dan jarak pengambilan sampel air tanah dan tanah dari titik
pengambilan lindi dapat dilihat pada Tabel 1.

Pengambilan Sampel
Sampel tanah diambil dengan metode undistrubed soil sampling,sedangkan sampling
lindi akan menggunakan metode grab sampling yang diambil pada saluran lindi sebelum masuk
ke dalam kolam pengumpul lindi, sedangkan sampel air tanah akan diambil dengan mengacu pada
SNI 6989.58:2008.

42 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 − Listari Husna Fitri dan Emenda Sembiring
Lokasi Jarak (m)
Sampling air tanah 1 870,66
Sampling air tanah 2 1349,82
Sampling air tanah 3 1416,08
Sampling air tanah 4 1589,25
Sampling air tanah 5 1862,22
Sampling sumur pantau 2 138,14
Sampling sumur pantau 3 376,23
Sampling tanah 1 376,20
Sampling tanah 2 1389,73

Gambar 1 Lokasi titik sampling Tabel 1 Jarak lokasi sampling terhadap titik
pengambilan lindi

Analisis Laboratorium dan Pengolahan Data


Sampel tanah yang diambil dianalisis di Laboratorium Mekanika Tanah Institut
Teknologi Bandung untuk mengetahui karakteristik sifat fisik tanah meliputi berat jenis tanah,
porositas dan distribusi komposisi tanah. Sampel lindi dan air tanah dianalisis di Laboratorium
Air Institut Teknologi Bandung meliputi pengukuran parameter Cl- dan COD dari sampel lindi
dan air tanah. Analisis untuk parameter klorida menggunakan SNI 06-6989.19-2009 Bagian 19:
Cara uji klorida (Cl-) dengan metode argentometri sedangkan parameter COD akan dianalisis
menggunakan SNI 6989.73:2009 Bagian 73: Cara uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi (Chemical
Oxygen Demand/COD) dengan refluks tertutup secara titrimetri.
Setelah didapatkan hasil analisis laboratorium, hasil sampel tanah, lindi dan air tanah
akan disajikan dalam bentuk penjelasan deskriptif dan dibandingkan dengan baku mutu yang
berlaku. Kualitas air lindi akan dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor p.59/Menlhk/ Setjen/Kum.1/7/2016 tentang Baku Mutu Lindi Bagi
Usaha dan/atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah sedangkan kualitas air tanah akan
dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Selain itu juga akan dianalisis
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas lindi dan air tanah yang didapatkan.

Simulasi Model Analitik


Penentuan kecepatan air tanah akan dilakukan menggunakan persamaan yang dibuat oleh
Pinder dkk. (1981) dengan melakukan pengukuran berdasarkan perbedaan tinggi muka air pada
tiga sumur yang terkoneksi membentuk segitiga. Selanjutnya dengan menggunakan kecepatan air
tanah yang diasumsikan sebagai kecepatan kontaminan, dilakukan simulasi menggunakan solusi
analitik Domenico dan Robbins (1985) dan Domenico (1987) pada 1 dan 2 dimensi. Persamaan
untuk solusi analitik Domenico dan Robbins (1985) untuk kontaminan konservatif adalah sebagai
berikut (Domenico dan Schwartz, 1990):

Co (x-vt) (y+ Y⁄2) (y- Y⁄2)


C(x,y,z) = erfc [ 1 2
] {erf [ 1 2
] -erf [ 1⁄2
]}
8 2(αx vt) ⁄
2(α x)

2(α x)
y y
(z+Z⁄2) (z-Z⁄2)
{erf [ ] -erf [ ]} (1)
2(αz x) 1⁄2 2(αz x) 1⁄2

43
Sedangkan konsentrasi pada sumbu x, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut
(Domenico dan Schwartz, 1990):
Co (x-vt) Y Z
C(x,0,0) = 2
erfc [2(α vt)1⁄2 ] {erf [ 1 ⁄2 ] erf [
4(αz x)1⁄2
]} (2)
x 4(αy x)
Untuk kontaminan non konservatif yang mengalami degradasi atau peluruhan seperti
reaksi orde pertama, maka digunakan solusi Domenico (1987) sebagai berikut (Domenico dan
Schwartz, 1990):
4λαx 1 2

Co x
C(x,y,z,t) = ( ) exp {( ) [1- (1+ ) ]}
8 2αx v

x-vt (1+4λαx /v)1⁄2 (y+ Y⁄2) (y- Y⁄2)


erfc [ 1 ⁄2
] {erf [ 1 ⁄2
] -erf [ 1⁄2
]}
2(2αx vt) 2(αy x) 2(αy x)
(z+Z⁄2) (z-Z⁄2 )
{erf [ ] -erf [ ]} (3)
2(αz x) 1⁄2 2(αz x)1⁄2
Sedangkan konsentrasi pada sumbu x, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut
(Domenico dan Schwartz, 1990):
4λαx 1 2

Co x
C(x,0,0,t) = ( ) exp {( ) [1- (1+ ) ]}
2 2αx v
x-vt (1+4λαx/v) 1⁄2 Y Z
erfc [ 2(2αx vt) 1⁄2
] {erf [ 1 ⁄2 ] erf [
4(αz x)1⁄2
]} (4)
4(αy x)

dimana: C = konsentrasi kontaminan pada titik x dan waktu t, C o = konsentrasi kontaminan pada
titik sumber, v = kecepatan air tanah yang sudah dikoreksi dengan faktor retardasi (m/tahun), λ =
konstanta laju degradasi, t = waktu (tahun), Y = lebar sumber pencemar (m) , Z = proyeksi
kedalaman sumber terhadap akuifer (m), αx = dispersivitas longitudinal (m), α y = dispersivitas
transversal (m), αz = dispersivitas vertikal (m), x = jarak horizontal dari sumber dalam arah aliran
tanah, y = jarak dari titik tengah sumber pencemar tegak lurus arah aliran
Dari hasil konsentrasi model yang didapatkan menggunakan software MATLAB,
dilakukan uji sensitivitas untuk mengetahui parameter yang memiliki pengaruh terhadap model.
Nilai sensitivitas dapat dihitung dengan persamaan 5 (Shih dan Rong, 2001).
df x
S = |( f ) (dx)| (5)
dimana x adalah nilai baseline input dan f adalah nilai model output, sedangkan dx dan df adalah
selang antara input dan output terbesar dan terkecil.
Setelah itu, dilakukan pengkalibrasian model dengan membandingkan hasil dari model yang
telah disesuaikan asumsinya berdasarkan analisis sensitivitas dengan data observasi yang ada.
Kalibrasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai Root Means Square of Errors (RMSE), seperti
pada persamaan 6 (Notodarmojo, 2005).

2
in=1 (X
obs,i − X model,i )
RMSE =
n (6)

dimana Xobs merupakan nilai observasi sedangkan Xmodel merupakan nilai dari model yang
dilakukan.
Tahapan selanjutnya adalah tahapan validasi model, dimana dilakukan dengan cara
membandingkan model yang telah dikalibrasi dengan data lapangan. Uji validasi dapat dilakukan
dengan menghitung nilai chi kuadrat dari nilai-nilai model dan observasi. Persamaan untuk
menghitung chi kuadrat dapat dilihat pada persamaan 7 (Schnoor, 1996).

44 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 − Listari Husna Fitri dan Emenda Sembiring
2
(yi - ŷi )
χ2 = ∑ni=1 ( ) (7)
ŷ i
dimana χ2 adalah nilai chi kuadrat, yi adalah nilai observasi sedangkan ŷ i merupakan nilai model
yang didapatkan.
Hipotesis pada uji chi kuadrat ini adalah:
H0 = nilai konsentrasi model sama dengan nilai konsentrasi di lapangan
H1 = nilai konsentrasi model tidak sama dengan nilai konsentrasi di lapangan
Nilai H0 akan diterima jika nilai chi kuadrat lebih kecil dari nilai chi kuadrat pada tabel
dengan derajat kebebasan dan tingkat kepercayaan tertentu. Derajat kebebasan dapat dihitung
dengan rumus n-1 dimana n adalah banyaknya data pada kategori observasi dan model.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Sampel Tanah
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa nilai permeabilitas tanah TPA adalah sebesar
1,884x10-6 cm/detik atau 1,628 x 10-3 m/hari. Pengukuran permeabilitas yang menggunakan
falling head permeability test merupakan uji yang juga digunakan untuk menentukan nilai
konduktivitas hidrolik, sehingga dapat diasumsikan bahwa nilai permeabilitas yang didapatkan
merupakan nilai konduktivitas hidrolik dari tanah di daerah tersebut. Selain itu, berdasarkan
segitiga tekstur tanah, dengan particle size distribution tanah TPA dan tanah dari rumah warga,
diketahui bahwa tanah TPA dan tanah dari rumah warga merupakan tanah jenis lempung liat
berdebu. Nilai konduktivitas hidrolik untuk kedua jenis tanah lempung liat berdebu berdasarkan
United States Department of Agriculture (2013) diketahui adalah 1,41 – 4,23 µm/detik atau 0,122
– 0,365 m/hari.
Tabel 2. Hasil analisis karakteristik tanah

Sampel 1 (TPA Supit Sampel 2 (Rumah Bapak


Karakteristik Tanah
Urang) Sunari)
Permeabilitas 1,884x10-6 -
(cm/detik)
Kadar air (%) 44,18 54,40
Densitas basah (t/m3) 1,59 1,56
Densitas kering (t/m3) 1,10 1,01
Specific gravity 2,56 2.54
Porositas 0,57 0,60
Particle size
distribution
Gravel (%) 0 0
Sand (%) 18 12
Silt (%) 55 59
Clay (%) 27 29

Analisis Sampel Lindi


Berdasarkan hasil analis yang dilakukan terhadap sampel dapat dilihat bahwa nilai
konsentrasi parameter BOD, COD dan TKN sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor p.59/Menlhk/Setjen/
Kum.1/7/2016. Hasil analisis sampel lindi dapat dilihat pada Tabel 3.

45
Tabel 3. Hasil analisis karakteristik tanah
Parameter Satuan Nilai Baku mutu
pH - 8,317 6-9
BOD mg/L 405,003 150
COD mg/L 782 300
TSS mg/L 88,667 100
TKN mg/L 391,51 60
Merkuri mg/L 9x10-6 0,005
Kadmium mg/L < 0,001 0,1
Klorida mg/L 1605 -
TDS mg/L 6064 -

Analisis Sampel Air Tanah


Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat, penurunan nilai konsentrasi COD dari titik S1 dan S2
yaitu 60,8 mg/L menjadi 41,6 mg/L, namun terjadi peningkatan konsentrasi COD pada titik S3
dan S4 yaitu menjadi 48 mg/L dan kembali menurun pada titik S5 yaitu sebesar 35,2 mg/L.
Peningkatan pada titik S3 ini dapat dikarenakan kondisi sumur yang berada sangat dekat yaitu
kurang lebih 1 m dengan kloset yang digunakan oleh pemilik rumah. Pipa air buangan yang dibuat
oleh pemilik rumah bisa saja mengalami kebocoran dan mencemari tanah dan air tanah yang dapat
meningkatkan konsentrasi COD di air sumur rumah tersebut. Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
mempersyaratkan baku mutu COD sebesar 10 mg/L untuk baku mutu air kelas 1 sehingga dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi COD pada sampel sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan
oleh peraturan tersebut.
120
Konsentrasi (mg/L)

100
80
60
40
20
0
S1 S2 S3 S4 S5 SP2 SP3
COD 60.8 41.6 48 48 35.2 108.8 73.6

Gambar 2. Grafik hasil analisis parameter COD pada air tanah


80
Konsentrasi (mg/L)

70
60
50
40
30
20
10
0
S1 S2 S3 S4 S5 SP2 SP3
Klorida 10 20.5 43 21 25.5 79 10

Gambar 3. Grafik hasil analisis parameter klorida pada air tanah

46 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 − Listari Husna Fitri dan Emenda Sembiring
Konsentrasi klorida pada Gambar 3 di kelima titik sampel air sumur warga mengalami
peningkatan, terutama pada titik S3 yang memiliki nilai 43 mg/L. Peningkatan konsentrasi klorida
pada titik S3 ini dapat dikarenakan letak sumur yang hanya berjarak kurang lebih 1 meter dengan
kloset. Konsentrasi klorida pada kelima sumur warga dan pada kedua sumur pantau TPA masih
berada di bawah baku mutu klorida yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air sebesar 600 mg/L.
Walaupun konsentrasi klorida saat ini masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan, tapi
tidak menutup kemungkinan akan terjadinya peningkatan konsentrasi klorida pada air sumur
warga dan sumur pantau TPA bahkan setelah penutupan TPA.

Penentuan Kecepatan Air Tanah


Berdasarkan perhitungan kecepatan air tanah dengan menggunakan persamaan Pinder
dkk. (1981), menggunakan nilai konduktivitas hidrolik United States Department of Agriculture
(2013) didapatkan hasil kecepatan aliran air tanah minimum adalah 3,991 m/tahun dan kecepatan
aliran air tanah maksimum adalah 11,942 m/tahun dengan arah aliran dari timur menuju tenggara
dengan sudut sebesar 63,121o, sedangkan nilai kecepatan aliran berdasarkan nilai konduktivitas
hidrolik sampel tanah adalah sebesar 0,051 m/tahun dengan sudut arah aliran sebesar 63,121o dari
arah timur menuju arah tenggara.

Model Penyebaran Kontaminan


Asumsi dasar yang digunakan pada solusi analitik ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Asumsi dasar yang digunakan dalam solusi analitik


Parameter Satuan Nilai Sumber
Lebar sumber (y) Meter 395 UPT TPA Supit Urang
(2017)
Kedalaman sumber (z) Meter 14 Asumsi
Porositas (n) - 0,6 Laboratorium Mekanika
Tanah Teknik Sipil ITB
(2017)
Konduktivitas hidrolik (K) Meter/hari 0,122-0,365 United States Department of
Agriculture (2013)
1,628 x 10-3 Laboratorium Mekanika
Tanah Teknik Sipil ITB
(2017)
Kecepatan air tanah Meter/tahun 3,991-11,942 Perhitungan menggunakan
0,051 Pinder (1981)
Waktu (t) Tahun 24 UPT TPA Supit Urang (2017
Dispersitivitas longitudinal (αx) Meter 0,1x Shih dan Rong (2001)
Dispersitivitas transversal (αy) Meter 0,33 αx Shih dan Rong (2001)
Dispersitivitas vertikal (αz) Meter 0,056 αx Shih dan Rong (2001)
Faktor retardasi (Rf)
Klorida - 1
COD - 1 Shih dan Rong (2001)
Konstanta laju degradasi Hari-1 0,0016 – 0,0027 Altaouqi dalam Dewi (2013)
0,02475 – 0,099 Tong dan Rong (2013)
Konsentrasi kontaminan (C0) di lindi
Klorida mg/L 1605 Data lapangan
COD mg/L 782 Data lapangan

47
Simulasi Model Klorida 1 Dimensi
Dilakukan simulasi model klorida 1 dimensi dengan melakukan perubahan pada nilai
kecepatan aliran, dispersitivitas longitudinal dan kedalaman sumber kontaminan sehingga dapat
diketahui faktor mana yang memiliki nilai sensitivitas lebih tinggi. Setelah dilakukan simulasi
model klorida 1 dimensi didapatkan hasil bahwa dispersitivitas longitudinal merupakan faktor
yang lebih sensitif dibandingkan dengan faktor kedalaman sumber kontaminan dan kecepatan
aliran dalam mempengaruhi nilai konsentrasi model. Selanjutnya dilakukan pengkalibrasian
model dengan menghitung nilai RMSE dimana didapatkan kalibrasi terendah saat nilai
dispersivitas longitudinal sebesar 83 m, dengan nilai RMSE yang didapatkan sebesar 14,698.
Nilai RMSE terkecil untuk variasi kedalaman sumber kontaminan adalah 14,698 adalah saat nilai
kedalaman kontaminan sebesar 14 m, dan nilai RMSE untuk semua perubahan nilai kecepatan
aliran adalah 14,698. Kemudian dilakukan analisis validasi, dimana model dapat dikatakan valid
apabila H0 diterima dengan nilai chi kuadrat lebih kecil daripada nilai chi pada tabel. H 0 adalah
nilai konsentrasi model sama dengan nilai konsentrasi di lapangan dan H1 adalah nilai konsentrasi
model tidak sama dengan nilai konsentrasi di lapangan. Berdasarkan hasil analisis didapatkan
hasil bahwa H0 ditolak dikarenakan nilai chi kuadrat hitung sebesar 46,292 lebih besar
dibandingkan nilai chi kuadrat tabel dengan kepercayaan 90% sebesar 7,77943.

Simulasi Model Klorida 2 Dimensi


Pada simulasi model ini dilakukan perubahan pada nilai kecepatan aliran, dispersitivitas
longitudinal dan nilai y untuk mengetahui faktor mana yang lebih sensitif. Berdasarkan analisis
sensitivitas yang dilakukan didapatkan hasil bahwa nilai y memiliki sensitivitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perubahan nilai dispersitivitas longitudinal dan kecepatan aliran. Selain itu
juga dapat dilihat bahwa pada simulasi 2 dimensi ini nilai konsentrasi klorida meningkat di setiap
titiknya, berbeda dengan hasil konsentrasi pada model klorida 1 dimensi yang menurun di setiap
titiknya.
Berdasarkan analisis kalibrasi didapatkan hasil bahwa pada simulasi model dengan
variasi nilai y, nilai RMSE terendah adalah 11,298 pada saat simulasi model dengan nilai y
sebesar 750 m, sedangkan pada simulasi model dengan perubahan nilai dispersitivitas
longitudinal, nilai RMSE terendah sebesar 11,298 adalah pada saat nilai dispersitivitas
longitudinal bernilai 87,01 m dan nilai RMSE untuk semua simulasi model dengan perubahan
nilai kecepatan adalah 11,298. Selanjutkan dilakukan validasi dengan menggunakan hasil
konsentrasi model dari simulasi yang menggunakan nilai dispersitivitas longitudinal 87,01 m, y
sebesar 750 m dan kecepatan aliran sebesar 3,991 m/tahun.
Dari perhitungan chi kuadrat pada tahapan validasi ini didapatkan nilai chi kuadrat
sebesar 31,573. Nilai chi kuadrat ini lebih besar dari nilai chi kuadrat tabel dengan tingkat
kepercayaan 90% dengan derajat kebebasan 4 sebesar 7,77943, sehingga dapat disimpulkan H0
ditolak dan nilai konsentrasi model tidak sama dengan nilai konsentrasi di lapangan.

Simulasi Model COD 1 Dimensi


Perubahan yang dilakukan untuk mengetahui faktor mana yang memiliki kesensitivan
lebih tinggi pada simulasi model ini meliputi perubahan terhadap kecepatan aliran, nilai
dispersivitas longitudinal, retardasi, nilai konstanta laju degradasi dan konsentrasi. Berdasarkan
hasil analisis sensitivitas pada simulasi model COD 1 dimensi, didapatkan hasil bahwa
dispersitivitas longitudinal merupakan faktor dengan nilai sensitivitas yang lebih tinggi
dibandingkan perubahan yang lain. Kemudian diikuti oleh faktor konsentrasi, sedangkan
perubahan kecepatan, retardasi dan konstanta laju degradasi memiliki nilai sensitivitas sebesar 0
di setiap titiknya.
Dari hasil kalibrasi yang dilakukan pada simulasi model dengan perubahan perubahan
dispersitivitas longitudinal, didapatkan nilai RMSE terkecil yaitu 4,070 saat nilai dispersitivitas
longitudinal sebesar 12 m, sedangkan nilai RMSE terkecil dari simulasi model dengan perubahan
konsentrasi adalah pada saat konsentrasi 760 mg/L dengan nilai RMSE sebesar 3,879 dan nilai

48 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 − Listari Husna Fitri dan Emenda Sembiring
RMSE untuk seluruh variasi perubahan kecepatan aliran, retardasi dan konstanta laju degradasi
adalah sebesar 3,879.
Analisis validitas dilakukan dengan menghitung chi kuadrat dari nilai konsentrasi
sebenarnya dan nilai konsentrasi yang didapatkan dari simulasi model dengan menggunakan
konsentrasi COD 760 mg/L, kecepatan sebesar 3,991 m/tahun, dispersitivitas longitudinal 12 m,
retardasi 1 dan konstanta laju degradasi sebesar 0,9855. Dari perhitungan chi kuadrat didapatkan
hasil nilai chi kuadrat hitung adalah 1,728, dimana nilai chi kuadrat hitung ini lebih kecil
dibandingkan dengan nilai chi kuadrat tabel dengan derajat kebebasan 4 dan dengan tingkat
kepercayaan 90% yaitu sebesar 7,77943, dan disimpulkan nilai konsentrasi model sama dengan
nilai konsentrasi di lapangan.

Simulasi Model COD 2 Dimensi


Simulasi model ini dilakukan dengan melakukan perubahan terhadap kecepatan aliran,
nilai dispersivitas longitudinal, nilai y dan konsentrasi sehingga dapat diketahui faktor yang
memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan yang dilakukan. Dari analisis
sensitivitas yang dilakukan diketahui bahwa faktor nilai y merupakan faktor yang memiliki nilai
sensitivitas paling tinggi dibandingkan dengan faktor yang lain. Faktor kedua yang lebih sensitif
adalah konsentrasi diikuti dengan nilai dispersitivitas longitudinal.
Selanjutnya dilakukan analisis kalibrasi dengan menghitung nilai RMSE dari simulasi
model yang telah dilakukan. Berdasarkan perhitungan RMSE didapatkan hasil pada simulasi
model dengan perubahan nilai y sebesar 520 memiliki nilai RMSE terendah yaitu sebesar 17,73,
sedangkan pada perhitungan RMSE dengan variasi nilai konsentrasi didapatkan hasil bahwa nilai
RMSE terendah adalah 17,984 saat variasi konsentrasi sebesar 800 mg/L. Untuk nilai RMSE
terendah dari hasil kalibrasi dengan menggunakan variasi dispersitivitas longitudinal didapatkan
hasil RMSE terendah 5,766 saat dispersitivitas longitudinal sebesar 1400 m dan nilai RMSE pada
seluruh variasi kecepatan aliran adalah 5,766.
Pada tahapan validasi, digunakan nilai-nilai dari faktor yang memiliki nilai RMSE
terendah yaitu kecepatan 3,991 m/tahun, dispersitivitas longitudinal 1400 m, konsentrasi 800
mg/L dan nilai y sebesar 520 m. Berdasarkan analisis validitas, diketahui bahwa H 0 ditolak
dikarenakan nilai chi kuadrat hitung sebesar 3,516 lebih kecil dibandingkan nilai chi kuadrat tabel
dengan derajat kebebasan 4 dengan tingkat kepercayaan 90% yaitu sebesar 7,77943, sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai konsentrasi model sama dengan nilai konsentrasi di lapangan

KESIMPULAN
Konsentrasi klorida dan COD di dalam lindi adalah 1605 mg/L dan 782 mg/L, dimana
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
p.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 tentang Baku Mutu Lindi Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Tempat Pemrosesan Akhir Sampah nilai konsentrasi COD yang terkandung pada lindi sudah
melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh peraturan tersebut yaitu 300 mg/L. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, kelas 1 pada peraturan tersebut mempersyaratkan baku mutu COD sebesar 10
mg/L, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi COD pada sampel sudah melebihi baku
mutu yang ditetapkan oleh peraturan tersebut. Sedangkan konsentrasi klorida pada kelima sumur
warga masih berada di bawah baku mutu klorida yang ditetapkan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
sebesar 600 mg/L. Berdasarkan analisis validitas, didapatkan hasil bahwa H0 ditolak dikarenakan
nilai chi kuadrat hitung yang didapatkan untuk simulasi model 1 dan 2 dimensi parameter klorida
lebih besar dari nilai chi kuadrat tabel. Pada simulasi model 1 dan 2 dimensi parameter COD, H 0
tidak dapat ditolak karena nilai chi kuadrat hitung lebih kecil dibandingkan chi kuadrat tabel.
Selain itu juga disimpulkan bahwa model Domenico dan Robbins (1985) kurang dapat
memprediksi persebaran klorida sedangkan model Domenico (1987) dapat memprediksi
persebaran COD di RW 5 Kelurahan Mulyorejo, Malang.

49
Daftar Pustaka
Data kabupaten/kota yang menerapkan open dumping pada tahun 2015 merupakan pernyataan dari
Kementerian Lingkungan Hidup RI, data diperoleh melalui situs internet:
http://www.menlh.go.id/rangkaian-hlh-2015-dialog-penanganan-sampah-plastik/. Diunduh pada
tanggal 1 Mei 2016
Dewi, R.S. (2013): Studi penyebaran kontaminan lindi di air tanah dangkal (Studi kasus: TPA Kopiluhur
Cirebon), Tesis, Institut Teknologi Bandung
Domenico, P.A. dan Schwartz, F.W. (1990): Physical and chemical hydrogeology, John Willey & Sons
Inc., New York
El-Salam, M.M.A. dan Abu-Zuid, G.I. (2014): Impact of landfill leachate on the groundwater quality: a
case study in Egypt, Journal of Advanced Research. 6, 579 – 586
Han, Z., Ma, H., Shi, G., He, L., Wei, L dan Shi, Q. (2016): A review of groundwater contamination near
municipal solid waste landfill sites in China, Science of Total Environment. 1-10
Laboratorium Mekanika Tanah Teknik Sipil ITB. (2017)
Notodarmojo, S. (2005): Pencemaran tanah dan air tanah, Institut Teknologi Bandung, Bandung
Pinder, G.F., Celia, M. dan Gray, W.G. (1981): Velocity calculation from randomly located hydraulic
heads, Ground Water, 19, 262 – 264
Qasim, S.R and Chiang, W. (1984): Sanitary landfill leachate – generation, control and treatment,
Technomic Publishing Company Inc, Texas
Smahi, D., Fekri, A. Dan El Hammoumi, O. (2013): Environmental impact of casablanca landfill on
groundwater quality, Morocco, International Journal of Geosciences, 4, 202-2011
Schnoor, J.L. (1996): Environmental modeling: Fate and transport of pollutants in water, air, and soil,
Wiley & Sons, Inc., New York
Shih, T. Dan Rong, Y. (2001): Manual for domenico non-steady state spreadsheet analytical model (for
continous source release), California Regional Water Quality Control Board - Los Angeles Region,
Los Angeles
Tong, W. dan Rong Y. (2013): Domenico spreadsheet analytical model manual, Underground Storage
Tank Section California Regional Water Quality Control Board - Los Angeles, Los Angeles
UPT TPA Supit Urang. (2017)
United States Department of Agriculture, data diperoleh melalui situs internet:
https://www.nrcs.usda.gov/wps/portal/nrcs/detail/soils/survey/office/ssr10/tr/?cid=nrcs144p2_07484
6. Diunduh pada tanggal 29 Mei 2017

50 Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 23 No. 1 − Listari Husna Fitri dan Emenda Sembiring

Anda mungkin juga menyukai