data primer dan data sekunder. Data primer yang diambil oleh penyusun adalah
sampel aitanah. Data sekunder didapatkan dari studi pustaka dan referensi terkait
Dari penelitian ini didapatkan hasil dari data pengambilan sampel di tiga
setelah data hasil analisis keluar dan dilakukan perhitungan analisis yang akan
dipakai, maka dari data tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel dan juga
daerah penelitian kurang lebih 1 km x 1 km. Terletak pada zona 49S pada posisi
koordinat geografis 07o 31’ 00’’ LS – 108o 40’ 15’’ BT dan 07o 31’ 30’’ LS – 110o
Pada gambar 3.1 merupakan rute lokasi daerah penelitian yang dimana
berada kurang lebih 246 km ke arah barat dari kampus 1 Institut Sains & Teknologi
20
21
menuju lokasi penelitian dapat di tempuh dengan waktu 4 jam dari stasiun Tugu,
Peta topografi merupakan peta dasar daerah penelitian dengan luasan daerah
sampel airtanah yang dilakukan pada daerah yang tergambar pada peta (Gambar
3.2).
airtanah, sampel diambil dari beberapa titik lokasi yang di mana berada didekat
kemudian dimasukkan ke dalam jirigen yang baru yang belum pernah dipakai
sebelumnya lalu diulang sebanyak 3 kali per jirigen dengan tujuan hasil yang
didapat ketika di analisis lebih baik tanpa harus tercampur unsur lain begitu pula
dengan sampel air yang yang menggunakan botol kaca. (Gambar 3.3).
supaya bisa membedakan sampel satu dengan sampel lainnya. Sampel yang
dimasukkan ke laboratorium juga diberi nomor sampel khusus yang diberikan oleh
oleh petugas laboratorium menyesuaikan nomor sampel yang masuk atau nomor
laboratorium untuk menganalisis sampel yang masuk karena banyaknya sampel yang
masuk pada hari tersebut untuk dilakukkannya analisis. Sampel air dimasukkan ke
dalam laboratorium dalam jangka waktu kurang dari 24 jam, jika air yang diambil di
lapangan dimasukkan ke dalam laboratorium telah lebih dari 24 jam atau sudah
bermalam di rumah maka sampel air tersebut sudah tidak bisa di analisis lagi
dikarenakan akan mengubah unsur dalam air tersebut yang disebabkan adanya bakteri
dan sebagainya.
kimia dan mikrobiologi untuk mengetahui kandungan nilai unsur-unsur yang ada di
dalam airtanah. Setelah didapatkannya hasil dari analisis fisik, kimia, dan
didapatkan di dalam uji laboratorium dengan nilai standar pada setiap parameter
yang telah ditentukan dalam Permenkes nomor 32 tahun 2017 yang berfokus pada
3.2. Pembahasan
sehingga didapatkan hasil yang berupa hasil data geologi dan juga hasil analisis
2) Endapan aluvial campuran tediri atas endapan campuran dari lumpur hingga
kerikil.
geomorfik yaitu :
Lereng karst terkikis (K2) memiliki luasan dari daerah penelitian sekitar ±
permukaan laut. Daerah ini memiliki bentuk lahan dataran, bentuk lereng landai
sampai agak miring, proses eksogen yang bekerja adalah pelapukan dan juga
erosi. Litologi penyusun daerah ini berupa batugamping terumbu. (Gambar 3.5).
Dataran aluvial (F1) memiliki luasan dari daerah penelitian sekitar ± 80%,
Hubungan antara data geologi dengan kualitas daerah penelitian dapat di lihat
dari litologi daerah tersebut. Pada penelitian ini, didapatkan batugamping terumbu
terdapat unsur-unsur kimia yang akan berpengaruh pada hasil kualitas airtanah.
lokasi pengambilan sampel airtanah yang diambil berada ditengah sawah maupun
berada di dekat sawah yang mewakili luasan 1km x 1km daerah penelitian seperti
yang tertera pada gambar peta lokasi pengambilan sampel tersebut (Gambar 3.8).
Sampel A1 terletak pada koordinat 07o 31’ 27’’ LS – 108o 40’ 34’’ BT
Sampel B2 terletak pada koordinat 07o 31’ 18’’ LS – 108o 40’ 27’’ BT
Sampel C3 terletak pada koordinat 07o 31’ 16’’ LS – 108o 40’ 22’’ BT
27
perumahan dan dekat dengan persawahan. Data yang digunakan pada penelitian ini
berupa data sekunder dan data primer. Data primer didapatkan dari pengambilan
maupun buku. Hasil uji parameter fisik kimia, dan mikrobiologi airtanah
1 Coliform 4 /100 ml
1 Coliform 4 /100 ml
dicocokkan dengan parameter standar yang telah di atur dalam Permenkes nomor
yang digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu sumber mata air
agar dapat menjadi air bersih memerlukan nilai batas parameter sebagai, berikut:
Tabel 3.10 Parameter fisik dalam standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media
air untuk keperluan higiene sanitasi ( Permenkes nomor 32 tahun 2017 )
No Parameter Unit Standar Baku Mutu
Wajib (Kadar Maks)
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 50
3 Zat terlarut Mg/l 1000
(TDS)
o
4 Suhu C Suhu Udara ±3o
5 Rasa - Tidak berasa
6 Bau - Tidak berbau
32
Tabel 3.11 Parameter kimia dalam standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media
air untuk keperluan higiene sanitasi ( Permenkes nomor 32 tahun 2017 )
No Parameter Unit Standar Baku Mutu
( Kadar Maks )
Primer
1 pH Mg/l 6,5 – 8,5
2 Besi Mg/l 1
3 Flourida Mg/l 1,5
4 Kesadahan Mg/l 500
5 Mangan Mg/l 0,5
6 Nitrat, Mg/l 10
sebagai N
7 Nitrit, Mg/l 1
sebagai N
8 Sianida Mg/l 0,1
9 Deterjen Mg/l 0,05
10 Pestisida Mg/l 0,1
total
Sekunder
1 Air Raksa Mg/l 0,001
2 Arsen Mg/l 0,05
3 Kadmium Mg/l 0,005
4 Kromium Mg/l 0,05
(valensi 6)
5 Selenium Mg/l 0,01
6 Seng Mg/l 15
7 Sulfat Mg/l 400
8 Timbal Mg/l 0,05
9 Benzene Mg/l 0,01
10 Zat organik Mg/l 10
(KMnO4 )
33
Tabel 3.12 Parameter mikrobiologi dalam standar baku mutu kesehatan lingkungan
untuk media air untuk keperluan higiene sanitasi ( Permenkes nomor 32 tahun 2017 )
No Parameter Unit Standar Baku Mutu
Wajib ( Kadar Maks )
1 Total CFU/100ml 50
Coliform
2 E.coli CFU/100 ml 0
2017 maka dapat dilakukan pencocokan data untuk mengetahui kelayakan tiap
sampelnya untuk menjadi air bersih untuk keperluan rumah tangga bagi warga
Tabel 3.13 Pencocokan hasil data parameter fisik analisis laboratorium sampel A1
dengan parameter standar baku mutu pada Permenkes nomor 32 tahun 2017
No Jenis Metode Hasil Satuan Standar
parameter Baku
Mutu
( Kadar
Maks )
1 Bau Organoleptis Tidak - Tidak
berbau Berbau
2 Zat Elektrometri 276 Mg/l 1000
terlarut
(TDS)
3 Kekeruhan Elektrometri 0 NTU 25
4 Rasa Organoleptis Tidak - Tidak
Berasa Berasa
o
5 Suhu Organoleptis 25 C -
6 Warna Spektrofotometri 1 TCU 50
34
Tabel 3.14 Pencocokan hasil data parameter fisik analisis laboratorium sampel B2
dengan parameter standar baku mutu pada Permenkes nomor 32 tahun 2017
No Jenis Metode Hasil Satuan Standar
parameter Baku
Mutu
( Kadar
Maks )
1 Bau Organoleptis Tidak - Tidak
berbau Berbau
2 Zat Elektrometri 213 Mg/l 1000
terlarut
(TDS)
3 Kekeruhan Elektrometri 0 NTU 25
4 Rasa Organoleptis Tidak - Tidak
berasa Berasa
o
5 Suhu Organoleptis 25,8 C -
6 Warna Spektrofotometri 1 TCU 50
Tabel 3.15 Pencocokan hasil data parameter fisik analisis laboratorium sampel C3
dengan parameter standar baku mutu pada Permenkes nomor 32 tahun 2017
No Jenis Metode Hasil Satuan Standar
parameter Baku
Mutu
( Kadar
Maks )
1 Bau Organoleptis Tidak - Tidak
berbau Berbau
2 Zat Elektrometri 502 Mg/l 1000
terlarut
(TDS)
3 Kekeruhan Elektrometri 0 NTU 25
4 Rasa Organoleptis Tidak - Tidak
berasa Berasa
o
5 Suhu Organoleptis 25,8 C -
6 Warna Spektrofotometri 1 TCU 50
35
Tabel 3.16 Pencocokan hasil data parameter kimia analisis laboratorium sampel A1
dengan parameter standar baku mutu pada Permenkes nomor 32 tahun 2017
No Jenis Metode Hasil Satuan Standar
parameter Baku
Mutu
( Kadar
Maks )
1 Besi Spektrofotometri 0,02 Mg/l 1,0
2 Flourida Spektrofotometri 0,00 Mg/l 1,5
3 Kesadahan Spektrofotometri 405 Mg/l 500
4 Kromium, Spektrofotometri 0,009 Mg/l 0,05
valensi 6
5 Mangan AAS 0,057 Mg/l 0,5
6 Nitrat Spektrofotometri 0,6 Mg/l 10
7 Nitrit Spektrofotometri 0,006 Mg/l 1
8 pH Elektrometri 8,1 Mg/l 6,5–8,5
9 Seng Spektrofotometri 0,09 Mg/l 15
10 Sianida Spektrofotometri 0,008 Mg/l 0,1
11 Sulfat Spektrofotometri 3 Mg/l 400
12 Zat organik Titrimetri 0,02 Mg/l 10
(KMnO4 )
Tabel 3.17 Pencocokan hasil data parameter kimia analisis laboratorium sampel B2
dengan parameter standar baku mutu pada Permenkes nomor 32 tahun 2017
No Jenis Metode Hasil Satuan Standar
parameter Baku
Mutu
( Kadar
Maks )
1 Besi Spektrofotometri 0,02 Mg/l 1,0
2 Flourida Spektrofotometri 0,02 Mg/l 1,5
3 Kesadahan Spektrofotometri 20 Mg/l 500
4 Kromium, Spektrofotometri 0,007 Mg/l 0,05
valensi 6
5 Mangan AAS 0,049 Mg/l 0,5
6 Nitrat Spektrofotometri 0,5 Mg/l 10
7 Nitrit Spektrofotometri 0,005 Mg/l 1
8 pH Elektrometri 7,8 Mg/l 6,5–8,5
9 Seng Spektrofotometri 0,06 Mg/l 15
10 Sianida Spektrofotometri 0,022 Mg/l 0,1
36
Tabel 3.18 Pencocokan hasil data parameter kimia analisis laboratorium sampel C3
dengan parameter standar baku mutu pada Permenkes nomor 32 tahun 2017
No Jenis Metode Hasil Satuan Standar
parameter Baku
Mutu
( Kadar
Maks )
1 Besi Spektrofotometri 0,04 Mg/l 1,0
2 Flourida Spektrofotometri 0,28 Mg/l 1,5
3 Kesadahan Spektrofotometri 450 Mg/l 500
4 Kromium, Spektrofotometri 0,005 Mg/l 0,05
valensi 6
5 Mangan AAS 0,071 Mg/l 0,5
6 Nitrat Spektrofotometri 0,6 Mg/l 10
7 Nitrit Spektrofotometri 0,009 Mg/l 1
8 pH Elektrometri 7,8 Mg/l 6,5–8,5
9 Seng Spektrofotometri 0,09 Mg/l 15
10 Sianida Spektrofotometri 0,003 Mg/l 0,1
11 Sulfat Spektrofotometri 12 Mg/l 400
12 Zat organik Titrimetri 0,02 Mg/l 10
(KMnO4 )
air tanah dengan parameter standar baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan
tangga.
38