Anda di halaman 1dari 19

Analisis sampel radioaktivitas lingkungan

Bagian 5 : Analisis radon


Analisis sampel radioaktivitas lingkungan
Bagian 5 : Analisis radon

A Analisis radon pada sampel tanah

1 Umum
Analisis ini digunakan untuk mengetahui aktivitas radon di dalam tanah di perumahan dan
daerah kerja, juga untuk keperluan penelitian geofisika.
Dengan mengetahui aktivitas radon ini dapat diperkirakan kontribusinya terhadap paparan pada
manusia.

2 Ruang lingkup
Prosedur ini menguraikan cara melakukan analisis radon pada sampel tanah, dan meliputi
penentuan pengambilan sampel gas radon di dalam tanah secara in situ, atau diukur langsung
di lapangan atau di tempat.

3 Acuan

- SMITH. A.Y., BARETTO P.M.C. Radon Method in Uranium Exploration Ore Deposits.
Proc. of a Symp., vienna, 27 March - 2 April 1976, IAE1 and NAEA (OECD), 1976, pp.
185-208.
- KOVACH, M.H Meteorological Influence Upon the Radon Contents of Soil Gas. Trans.
Am.Geophysics Union26, 1945, pp. 241-248.
- EPA.A Citizen's Guide to Radon, What to Do About lt, USA, 1986.
- EPA. Indoor and Radon Decay Product Measurement Protocols,U.S.
- Environmental Protection Agency Office of Radiation Program, Las Vegas, 1989.
- UNSCEAR. Source Sand Effects of lonizing Radiation.UNSCEAR E.77 .lX.l, U.N., New
York, 1988.
- KING, C.Y. Episidic Radon Changes in Subsurface Soil Gas Along Active Faults and
Possible Radiation to Earthquakes. J.Geophysics Res. 85 B6,1980, pp. 3065-3078.

4 Definisi
In situ adalah suatu metode pengukuran yang dilakukan secara langsung di lapangan / di titik
lokasi.
5 Prosedur
5.1 Ringkasan
Tanah yang mengandung gas radon dihisap melalui pipa baja yang dilengkapi dengan kertas
saring, dan dilewatkan pencacah sintilasi alfa dengan detektor ZnS (Ag) tipe aliran.

1 dari 18
5.2 Bahan dan peralatan
5.2.1 Bahan
- Gelas wol
- Kertas tapis
5.2.2 Peralatan
- Pipa baja tahan karat dengan diameter bagian dalam 2,5 mm dan diameter bagian
Iuar 8 mm
- Tabung peluruhan mempunyai volume 3 l
- Pompa hisap yang dilengkapi dengan flowmeter
- Pencacah sintilasi alfa

5.3 Prosedur
5.3 .1 Pemilihan lokasi
5.3.1.1. Lokasi pengambilan sampel atau pengamatan gas radon dilakukan sesuai dengan
tujuan, biasanya dalam ruangan, daerah tambang, daerah sumber air panas, dan
ruangan-ruangan di bawah tanah.

5.3.2 Pengambilan sampel dan pencacahan sampel


5.3.2.1 Sebuah pipa baja tahan karat dengan salah satu ujungnya dibuat runcing dan sisinya
dibuat lubang-lubang yang halus ditancapkan kedalam tanah yang akan diukur
konsentrasi gas radonnya. Salah satu ujung pipa tersebut dihubungkan dengan tabung
peluruhan yang berisi gelas wol untuk mengurangi kontribusi gas thoron ( 220Rn, anak
luruh 232Th). Gas radon yang ada dalam tanah dihisap (0,1 s/d 0,2 liter/menit) melalui
pipa dengan bantuan pompa hisap, kemudian dialirkan ke pencacah sintilasi alfa tipe
aliran selama 10 menit. Waktu pengambilan sampel harus dicatat termasuk keadaan
cuaca di lokasi, misalnya suhu, kelembaban dan arah kecepatan angin.
5.3.2.2 Pada saat yang bersamaan (setelah pengambilan sampel) sampel udara yang dihisap
langsung dicacah pada pencacah alfa selama 5 menit.
5.3.2.3 Setelah pompa dimatikan dengan waktu, tunda 4 menit, dilakukan pencacahan kembali
selama 5 menit untuk koreksi kontribusi terhadap gas thoron (Gambar 1).

5.3.3 Metode perhitungan


5.3.3. 1 Konsentrasi gas 220Rn di dalam tanah :
𝑁𝑡1 − 𝑁𝑡2 − 𝑁𝑏
𝐶𝑅𝑛−220 = (1)
𝜀𝑇𝑉

dimana:
𝐶𝑅𝑛−220 : konsentrasi gas 220Rn (Bq/l)
𝑁𝑡1 : cacah total pada menit ke 1 s/d 5, pada saat pompa hidup (cps)
𝑁𝑡2 : cacah total pada menit ke 9 s/d 14, setelah pompa dimatikan 4 menit (cps)

2 dari 18
𝑁𝑏 : cacah latar (cps)
ε : efisiensi pecacah (%)
T : waktu cacah (detik)
V : volume detektor (liter)

5.3.3.2 Konsentrasi gas 222Rn di dalam tanah :

𝑁𝑡2 − 𝑁𝑏
𝐶𝑅𝑛 −222 = (2)
𝜀𝑇𝑉

dimana:
CRn-222 : konsentrasi gas 222 Rn (Bq/l)
Nt2 : cacah menit ke 9 s/d 14, setelah pompa dimatikan 4 menit (cps)
ε : efisiensi pecacah (%)
T : waktu cacah (detik)
V : volume detektor (liter)

5.3.3.3 Evaluasi data


5.3.3.3.1 Simpangan baku (SB) tingkat kepercayaan 95 % :
𝑁𝑡 𝑁𝐵
𝑆𝐵 = 𝑇𝑡 + 𝑇𝐵 (3)

dimana:
SB : simpangan baku
Nt : cacahtotal (cps)
NB : cacah latar (%)
Tt : waktu cacah total (detik)
TB : waktu cacah latar (liter)

5.3.3.3.2 Batas deteksi terendah


4,66 𝑁𝐵 𝑡 𝐵
𝐿𝐿𝐷 = 𝜀
(4)
dimana :
LLD : batas deteksi terendah
NB : cacah latar
tB : waktu cacah latar
𝜀 : efisiensi pencacahan (%)

3 dari 18
6 Lampiran
- Gambar 1 Peralatan untuk pengukuran konsentrasi gas radon di dalam tanah

Gambar 1 Peralatan untuk pengukuran konsentrasi gas radon di dalam tanah

4 dari 18
B Analisis radon pada sampel udara

1 Umum
Analisis ini digunakan untuk mengetahui konsentrasi radon di udara di perumahan dan daerah
kerja, juga untuk keperluan penelitian geofisika.
Dengan mengetahui konsentrasi radon ini dapat diperkirakan kontribusinya terhadap paparan
pada manusia.

2 Ruang lingkup
Prosedur ini menguraikan cara melakukan analisis radon pada sampel udara, dan meliputi
pemilihan lokasi, pengambilan sampel dan penentuan konsentrasinya baik di dalam maupun di
luar ruangan, menggunakan metoda kertas saring ganda (pengukuran sesaat) dan detektor
jejak nuklir (akumulasi selama jangka waktu tertentu).

3 Acuan
- EPA Indoor Radon and Radon Product Measurement Protocols, Office of Radiation
Programs.. EPA. Las Vegas, 1989.
- NCRP. Measurement of Radon and Radon Daughter in Air. NCRP Report
No.97.NCRP, New York, 1988.
- EPA. A citizen’s Guide to Radon, What to Do A bout It, USA, 1986.
- EPA, Indoor and Radon Decay Product Measurement Protocols, U.S.
- Environmental Protection Agency Officer of Radiation Program, Las Vegas, 1989.
- UNSCEAR, Sources and Effects of Ionizing Radiation, UNSCEAR E.77.IX.I. U.N., New
York, 1988.

4 Definisi
4.1 Lucas Cell adalah sistim detektor yang terdiri dari labu bulat yang di dalamnya dilapisi
dengan sintilator ZnS(Ag).
4.2 Etsa adalah suatu perlakuan secara kimia pada detektor jejak nuklir setelah dipapari
radiasi, agar jejak dari partikel alfa pada detektor tersebut dapat terlihat lebih jelas.

5 Prosedur
5.1 Ringkasan
Radon yang ada dalam contoh udara dengan bantuan pompa hisap dilewatkan melalui pipa
yang setiap ujungnya diberi kertas saring, turunan radon yang ada dikertas saring diukur pada
pencacah alfa. Konsentrasi radon ditentukan secara pasif, yaitu dengan menggunakan detektor
jejak nuklir. Detektor jejak nuklir (CR-39) diletakkan di dalam gelas plastik dalam jangka waktu
tertentu, misalnya tiga bulan, lalu detektor dietsa dan akhirnya jejak tersebut diamati dengan
mikroskop.

5 dari 18
5.2 Bahan dan peralatan
5.2.1 Metode kertas saring ganda
5.2.1.1 Bahan
- Kertas saring Whatman (GF/F,Cat.No, 1825 047), diamater 47 mm
- Slang plastik berdiamater dalam 8 mm
- Sumber standar larutan 241Am
- Kantong plastik kecil
5.2.1.2 Peralatan
- Tabung yang mempunyai panjang 52 cm dan diameter 3,6 cm, yang dapat dibuat
dari stainless steel, mika, kaca, atau aluminium
- Pompa penghisap dengan laju hisap 5 s/d 7 liter/menit
- Tiang penyangga tabung
- Planset baja tahan karat berdiameter 2,5 cm
- Pinset baja tahan karat
- Stopwatch
- Alat ukur arah dan kecepatan angin portable
- Pencacah sintilasi alfa dengan detektor ZnS (Ag)

5.2.2 Metoda jejak nuklir


5.2.2.1 Bahan
- Benang nilon
- Film CR-39
- Selotip plastik bening
226
- Sumber standar radioaktif Ra
- Larutan natrium hidroksida (NaOH 6 N)
- Air suling

5.2.2.2 Peralatan
- Gelas plastik yang mempunyai tutup
- Termometer
- Stopwatch
- Oven
- Timbangan analitik
- Penggaris logam
- Pisau
- Pinset

6 dari 18
- Alat etsa
- Botol detektor radon (Lucas Cell)
- Kotak kaliblasi detektor jejak nuklir
- Mikroskop

5.3 Pelaksanaan analisis radon pada sampel udara


5.3.1 Pemilihan lokasi
5.3.1.1 Lokasi pengambilan sampel atau pengamatan gas radon dilakukan sesuai dengan
tujuan, biasanya dalam ruangan, daerah tambang, daerah sumber air panas, dan
ruangan-ruangan di bawah tanah.
5.3.1.2 Jumlah lokasi pengambilan sampel atau lokasi pengamatan gas radon ditentukan
berdasarkan tujuan dan informasi yang diperlukan. Lokasi pengambilan sampel
disekitar lokasi sumber radon harus memperhatikan arah dan kecepatan angin
dominan. Jika mempergunakan tabung peghisap udara, sebaiknya inlet filter
menyongsong arah angin, dan jika akan memasang detektor jejak nuklir sebaiknya
dipilih rumah-rumah penduduk yang terletak di daerah angin dominan. Jarak lokasi
pengamatan terhadap sumber radon dipilih mulai dari tempat terdekat yang ada
penduduknya. Lokasi pengambilan sampel di dalam daerah operasi atau ruangan
dapat ditentukan secara acak, mulai dari tempat yang diperkirakan dekat dengan
sumber radon.

5.3.2 Pengambilan sampel


5.3.2.1 Pilih lokasi berdasarkan petunjuk pada butir 5.3.1.
5.3.2.2 Ambil sampel udara dengan mengarahkan inlet filter menyongsong arah angin jika
pengukuran dilakukan di luar (outdoor) dan menggunakan metode kertas saring ganda.
Jika pengukuran di dalam ruangan (indoor) hal tersebut tidak perlu.
5.3.2.3 Pasang detektor di ruangan yang paling lama ditempati penghuni, misalnya tempat
tidur dan ruang tamu, jika menggunakan metode detektor jejak nuklir (indoor), pasang
pula satu atau dua detektor di luar rumah, misalnya di teras, untuk kontrol. Catat luas
ruangan, jenis bahan bangunan, dan ventilasi ruangan.
5.3.2.4. Cara pengambilan sampel udara metoda kertas saring ganda :
- Tabung yang digunakan mempunyai panjang 120 cm dan diameter 3,6 cm. dan
dilengkapi dengan kertas filter Whatman pada kedua ujung bagian depan (inlet filter)
dan belakang (outlet filter). Hubungkan bagian belakang pompa penghisap dengan
menggunakan slang plastik berdiameter dalam 8 mm, seperti diperlihatkan pada
Gambar 2.
- Hisap udara selama 5 menit dan catat laju penghisapan.

5.3.3 Pengukuran sampel dan evaluasi data


5.3.3.1 Metoda kertas saring ganda

- Kalibrasi efisiensi menggunakan sumber standar larutan Am-241 :

7 dari 18
𝑐𝑝𝑠
𝜀= 𝑥 100 % (5)
𝑑𝑝𝑠

dimana:
cps : laju cacah (cps)
dps : peluruhan per detik ( 1 dps = 1 Bq), dapat dilihat pada sertifikat sumber
Am-241.

- Volume penghisapan sampel udara

V = qt (6)

dimana:
q : laju penghisapan (ml/menit)
t : waktu penghisapan (menit)

- Konsentrasi radionuklida radon


0,45 𝑋
𝐶𝑅𝑛−222 = (7)
𝜀 𝑡 𝑍 𝑉 𝐹𝑓

dimana:
X : laju cacah sampel pada kertas saring ke 2 (cps)
εt : efisiensi pencacahan total
= efisiensi pencacahan alat x efisiensi kertas saring
Z : nilai yang ditentukan oleh waktu pada saat mulai pencacahan (t = Tt)
Sampai pada saat akhir pencacahan sampel (t=T2) (Lihat Tabel 1)
V : volume udara yang dihisap (filter)
Ff : faktor koreksi hasil pengendapan radiosisotop hasil peluruhan radon ke
dinding tabung (lihat Tabel 2), dengan menghitung harga μ

Penentuan harga μ :
μ : 𝜋 𝐷 𝐿/𝑞 (8)
dimana:
D: konstanta difusi = 0,085 cm3 /detik
L : panjang tabung (cm)
q : laju volume udara yang dihisap (l/detik)

5.3.3.2. Metode detektor jejak nuklir


- Kalibrasi detektor dilakukan menggunakan variasi konsentrasi radon yang
berbeda, menggunakan Lucas-Cell. Untuk menghitung jejak nuklir digunakan

8 dari 18
mikroskop dengan pembesaran 400 kali dan 50 kali sudut pandang, yang setiap
sudut pandang akan terbaca jejak untuk luasan 0,158 mm2.
- Konsentrasi radon :
𝐶𝑡 − 𝐶𝑏
𝐶= 𝐸𝑡
(9)

dimana:
C : konsentrasi radon (Bq/l)
Ct : jumlah jejak (jejak/7,9 mm2)
Cb : jumlah jejak latar (jejak/7,9 mm2)
E : kepekaan dosimeter (jejak 7,9 mm-2/Bq l -1 hari),
t : waktu pemaparan (h = hari)

5.3.4 Cara kalibrasi metode jejak nulir


5.3.4.1 Vakumkan botol detektor (Lucas Cell) dengan pompa.
5.3.4.2 Hubungkan botol detektor dengan tabung gas radon yang aktivitasnya telah diketahui
(113 Bq) dengan membuka kran secara perlahan-lahan.
5.3.4.3 Alirkan gas radon melalui kertas saring ke botol detektor. Tahan anak luruh radon oleh
kertas saring, sehingga hanya gas radon yang masuk kedalam botol detektor.
5.3.4.4 Masukkan botol detektor ke dalam kotak kalibrasi (desiccator) selama 3,5 jam, dan
cacah 10 kali dengan pencacah sintilasi alfa dengan PMT. Waktu cacah 5 menit.
5.3.4.5 Ukur konsentrasi gas radon di dalam kotak kalibrasi setiap hari dengan botol detektor
sintilasi radon.
5.3.4.6 Masukkan tiga buah detektor jejak nuklir (CR-39) kedalam kotak kalibrasi yang telah
divakumkan dan alirkan gas radon standar dari botol detektor sintilasi radon selama
24 jam.
5.3.4.7 Setelah detektor jejak nuklir mendapat paparan gas radon selama 24 jam, keluarkan
keenam detektor tersebut dan selanjutnya etsa.
5.3.4.8 Setelah keenam detektor dietsa, baca jejak nuklirnya menggunakan mikroskop dengan
perbesaran sampai 400 kali. Hasil bacaan detektor jejak nuklir diberikan dalam satuan
jejak/cm2.
5.3.4.9 Buat kurva (garis linier) jejak nuklir sebagai fungsi dari konsentrasi gas radon yang
sudah diketahui (Bq/liter).

5.3.5 Cara melakukan etsa pada detektor jejak nuklir


5.3.5.1 Masukkan detektor jejak nuklir yang telah kena paparan gas radon ke dalam gelas etsa
yang berisi larutan NaOH 6 N pada suhu 70 oC selama 6,5 jam di dalam oven
(Gambar 4)
5.3.5.2 Cuci detektor dengan air suling dan keringkan.
5.3.5.3 Baca jejak yang ada pada detektor jejak nuklir yang sudah kering dengan mikroskop
dan catat lokasi pemasangan detektor tersebut.

9 dari 18
5.3.6 Evaluasi data :
5.3.6.1 Metode kertas saring ganda
- Deviasi standar tingkat kepercayaan 95 % :
𝑁𝑡 𝑁𝐵
𝜎𝐵 = + (10)
𝑇𝑡 𝑇𝐵

dimana :
𝜎𝐵 : deviasi standar
𝑁𝑡 : cacah total (cps)
𝑁𝐵 : cacah latar (cps)
𝑇𝑡 : waktu cacah total (detik)
𝑇𝐵 : waktu cacah latar (detik)

- Batas deteksi terendah (LLD) tingkat kepercayaan 95 % :

4,66 𝑁𝐵 / 𝑡 𝐵
𝐿𝐿𝐷 = 𝜀
(11)

dimana:
LLD : batas deteksi terendah
𝑁𝐵 : cacah latar (cps)
𝑡𝐵 : waktu cacah latar (detik)
ε : efisiensi pencacahan (%)

5.3.6.2 Metode detektor jejak nuklir


Dalam metode detektor jejak nuklir, perhitungan deviasi standar dan batas deteksi
terendah pada rumus di metode kertas saring ganda dapat dipakai.

6 Lampiran
- Gambar 1 Cara pengambian sampel udara menggunakan metode kertas saring ganda.
- Gambar 2 Pemasangan detector jejak nuklir CR-39 untuk memantau gas radon di dalam
rumah penduduk.
- Gambar 3 Skema pengisian gas radon pada Lucas Cell.
- Gambar 4 Skema peralatan etsa di dalam oven.
- Tabel 1 Hubungan harga t, T1, T2 dan Z untuk menghitung konsentrasi gas radon
dengan metode kertas saring ganda
- Tabel 2 Hubungan harga Ff dan  untuk mengukur konsentrasi radon dengan metode
kertas saring ganda.

10 dari 18
1

11 dari 18
2

3 4

12 dari 18
1

13 dari 18
2

14 dari 18
C Analisis radon pada sampel air

1 Umum
Analisis ini digunakan untuk mengetahui konsentrasi radon di air di perumahan dan daerah
kerja, juga untuk keperluan penelitian geofisika.
Dengan mengetahui konsentrasi radon di air ini dapat diperkirakan kontribusinya terhadap
paparan pada manusia.

2 Ruang lingkup
Prosedur ini menguraikan cara melakukan analisis radon pada sampel air, dan meliputi
pemilihan lokasi, pengarnbilan sampel dan penentuan konsentrasinya dengan menggunakan
pencacah sintilasi cair (LSC).

3 Acuan
- EPA. Indoor Radon and Radon Product Measurentent Protocols, Office of Radiation
Programs, EPA, Las Vegas, 1989.
- ISO. Water Quality - The Determination Activity Concentration of Rn-222 - Liquid
Scintillarion Counting Method. ISO/ITCl47/SC3/WG6/N14.
- PRITCHARD, H.M. GESEL T.F. Rapid Measurement of Rn-222 Concentration in Water
with a Liquid Scintillation Counter. Health Phys. 33, 1977, pp.5777-581.
- Lowry, J.D. Measuring Low Radon Levels in Drinking Water Supplies. J.Amer'.
- Water Works Assoc., 83, 1991, pp.149-153.

4 Definisi
-

5 Prosedur
5.1 Ringkasan
Sampel air diambil dengan syringe, lalu dimasukkan ke dalam vial yang berisi sintilator dan
diukur pada LSC.

5.2 Bahan dan peralatan


5.2.1 Bahan
- Larutan sintilator (misalnya instagel, picoflour)
- Air suling
- Surnber standar 226Ra
5.2.2 Peralatan
- Pencacah sintilasi cair (LSC)
- Pipet gelas
- Disposable syringe

15 dari 18
- Lemari pendingin
- Vial ( botol gelas atau polietilen) berkadar potasium rendah

5.3 Pelaksanaan analisis radon pada sampel air

5.3.1 Pemilihan lokasi dan jumlah lokasi


5.3.1.1 Lokasi pengambilan sampel atau pengamatan gas radon dilakukan sesuai dengan
tujuan, biasanya di sekitar perumahan, daerah tambang, daerah sumber air panas, dan
ruangan-ruangan di bawah tanah.
5.3.1.2 Jumlah lokasi pengambilan sampel atau lokasi pengamatan gas radon ditentukan
berdasarkan tujuan dan informasi yang diperlukan. Jarak lokasi pengamatan terhadap
sumber radon dipilih mulai dari tempat terdekat yang ada penduduknya.

5.3.2 Pengambilan sampel


5.3.2.1 Jika sampel air yang akan ditentukan berasal dari PAM atau dari tangki (sumur atau
sumur bor), maka sebelum diambil sampelnya, kran pada pipa air dibuka dan dipasang
slang plastik, sehingga air dibiarkan mengalir sekitar 2 menit sampai tidak terlihat ada
gelembung dan pergolakan air.
5.3.2.2 Ambil air pada corong yang terpasang di ujunq selang sebanyak 7 ml dengan
disposable syringe (jarum suntik atau sejenisnya). Pada pengambilan air hindari
terjadinya gelembung dan pergolakan.
5.3.2.3 Pindahkan air ke dalam vial (ukuran 20 ml) yang berisi 13 ml larutan sintilator. Lakukan
penyemprotan air dari syringe ke vial secara perlahan-lahan agar gas radon tidak
terlepas ke udara.
5.3.2.4 Tutup rapat sampel + sintilator di dalam vial, kocok dan tunda selama 3,5 jam atau
lebih (biasanya disimpan di dalam lemari pendingin) agar radon dan hasil luruhannya
berada dalam kesetimbangan.
5.3.2.5 Cacah sampel dengan LSC.

5.3.3 Kalibrasi alat cacah


226
5.3.3.1 Siapkan tiga vial masing-masing dengan 1 ml larutan standar Ra.
5.3.3.2 Tambahkan masing-masing vial dengan 6 ml air suling dan 13 ml sintilator.
5.3.3.3 Tutup rapat vial, kocok hingga merata.
5.3.3.4 Diamkan 3,5 jam atau lebih dalam pendingin, sampel siap dicacah.

5.3.4 Pencacahan sampel


5.3 .4.1 Siapkan vial yang telah berisi blanko, sampel, standar.
5.3.4.2 Cacah vial-vial tersebut secara bersamaan selama 60 menit.

5.3.5 Perhitungan konsentrasi gas radon di dalam air


5.3.5.1 Efisiensi pencacahan :

16 dari 18
𝑁𝑠 − 𝑁𝐵
𝜀= 𝑥 100% (12)
𝐴𝑠
dimana:
𝜀 : efisiensi pencacahan (%)
𝑁𝑠 : laju cacah sumber 226 Ra standar (cps)
𝑁𝐵 : laju cacah latar (cps)
𝐴𝑠 : aktivitas sumber 226 Ra standar (Bq atau cps)

5.3.5.2 Konsentrasi radionuklida radon :

𝑁𝑇 − 𝑁𝐵 𝑒 𝜆𝑡
CRn-22 = 𝜀𝑉
(13)
dimana:
CRn-22 : konsentrasi 222Rn (Bq/m3)
𝑁𝑇 : cacah total (cps)
𝑁𝐵 : konstanta peluruhan222Rn ( 1/jam)
t : selang waktu antara saat pengambilan sampel sampai pencacahan selesai
(jam)
V : volume sampel air (m3)
𝜀 : efisiensi pencacahan (%)

5.3.6 Evaluasi data


5.3.6.1 Deviasi standar tingkat kepercayaan 95% :

𝑁𝑡 𝑁𝐵
𝜎𝐵 = 𝑇𝑡 + 𝑇𝐵 (14)

dimana:
𝜎𝐵 : deviasi standar
𝑁𝑡 : laju cacah total (cps)
𝑁𝐵 : laju cacah latar (cps)
𝑇𝑡 : waktu cacah total (detik)
𝑇𝐵 : waktu cacah latar (detik)

17 dari 18
5.3.6.2 Batas deteksi terendah (LLD) tingkat kepercayaan 95% :

4,66 𝑁𝐵 𝑡 𝐵
𝐿𝐿𝐷 = 𝜀
(15)
dimana:
LLD : batas deteksi terendah
NB : cacah latar (cps)
tB : waktu cacah latar (detik)
𝜀 : efisiensi pencacahan (%)

6 Lampiran

18 dari 18

Anda mungkin juga menyukai