Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan 1

Pekerjaan bagaimana yang masuk dalam kategori Penyedia dalam


swakelola?
Jawab : Untuk pekerjaan yang melibatkan penyedia di dalam kegiatan
swakelola. Contoh untuk belanja katering yang melibatkan penyedia dalam
kegiatan Sosialisasi yang diadakan SKPD.

Pagu Penyedia Swakelola


Sosialisasi, terdiri dari: 100jt x
Belanja Katering 20jt x

Pertanyaan 2
Untuk belanja pegawai yang masuk dalam belanja langsung apakah harus
diumumkan dalam SiRUP?
Jawab : Untuk belanja pegawai dengan kode anggaran 51 (belanja pegawai
di dalam belanja tidak langsung), otomatis SiRUP akan menutup akses untuk
bisa memilih kategori Penyedia/Swakelola.
Berbeda dengan belanja pegawai dalam belanja langsung, contoh honor
untuk mendukung kegiatan pengadaan, maka diumumkan dalam SiRUP.

Pertanyaan 3
- Berkaitan dengan penggunaan aplikasi SIMDA, di versi 2.7.0.10 sudah
ada fitur untuk export data ke SiRUP. Apakah hasil convert itu yang
mengupload admin PPE atau ada admin lain?
- Bagaimana dengan hasil upload RKAD yang tidak detail. Contoh belanja
ATK tidak detil sampai nama barang
- Untuk paket yang sudah diumumkan dengan status PraDIPA dan sudah
dilaksanakan, namun karena ada revisi RKAD, bagaimana dengan
pengumuman paket tersebut?
Jawab :
- Admin PPE mengupload RKAD, yang datanya diperoleh dari
DPKAD/BPKAD, sehingga yang diupload adalah data APBD, bukan data
anggaran per SKPD
- Silahkan detil di entry manual dengan mengedit paket
- Upload RKAD hanya bisa sekali, apabila ada perbaikan maka dilakukan
secara manual
Pertanyaan 4
- Berdasarkan Perpres 54/2010, pekerjaan sampai dengan 10juta
apakah cukup dengan menggunakan kuitansi? Siapa yang memesan
barang, apakah pejabat pengadaan?
- Setelah generate paket, ada anggaran yang dobel
Jawab :
Berdasarkan pasal 55
< 10juta = bukti pembelian
10juta-50 juta = kuitansi
50 juta-200juta = SPK
> 200juta = surat perjanjian
sampai dengan 200juta yang melakukan proses pemilihan adalah PEJABAT
PENGADAAN.
Berkaitan dengan syarat untuk SPJ dikembalikan kepada aturan di masing-
masing instansi, daerah dalam hal ini mengikuti aturan Kemendagri.

Apabila harga sudah pasti, tidak ada negosiasi, maka pejabat pengadaan bisa
mendelegasikan tugasnya untuk melakukan pemilihan?
ULP bisa meminta PA/KPA untuk menunjuk personil tertentu dalam rangka
membantu proses pemilihan karena pokja ULP tidak menguasai teknis
mengenai pengadaan.

Pertanyaan 5
- Bagaimana regulasi mengenai katalog lokal?
- Barang lebih mahal di katalog, apakah tetap beli di katalog?
- Apabila ada penyedia yang tidak mampu menyediakan barang, apakah
bisa diblacklist?
Jawab : Perka 6 tahun 2016
- katalog lokal/katalog elektronik daerah : pasal 27
- pengecualian dalam pembelian katalog : pasal 40
- sanksi untuk penyedia katalog : pasal 39, bukan blacklist

Pertanyaan 6
Dokumen AMDAL untuk pekerjaan konstruksi tidak ada, namun pelelangan
tetap ingin dilakukan. Dokumen AMDAL harusnya sudah disusun di tahapan
perencanaan. Apabila tidak ada AMDAL maka beresiko untuk terjadi
permasalahan hukum ke depannya.
Jawab : Apabila AMDAL memang perlu sebagai kegiatan pendukung
pengadaan, maka harus dianggarkan dalam biaya pendukung pengadaan.
Pertanyaan 7
Pengadaan obat di RS dipesan melaui katalog, sudah disanggupi penyedia,
namun tidak ada realisasi. Solusinya seperti apa?
Jawab : Transaksi dengan penyedia lain atau mengganti dengan metode
pemilhan lain

Pertanyaan 8
- SiRUP v.2 tidak bisa cetak pdf
- Untuk yang tidak detil harus edit manual (pecah paket), saran untuk
pengembangan aplikasi agar export data SIMDA bisa langsung detil ke
SiRUP
- TEPRA berkaitan erat dengan data SiRUP. Disarankan pejabat
penghubung yang ditunjuk ada keseragaman, tidak berbeda beda
setiap kabupaten/kota
Jawab :
- Sebelum klik “Unduh” pdf, klik tombol “Buat Ulang Berkas” untuk
membentuk populasi data
- Keppres 20 Tahun 2015 pasal 4 bahwa yang menentukan pejabat
pengadaan adalah Gubernur/Bupati/Walikota

Pertanyaan 9
Aturan disederhanakan, tidak terlalu banyak aturan turunan.

Anda mungkin juga menyukai