6 Dan 7 - Capital Budgeting Edit Linda
6 Dan 7 - Capital Budgeting Edit Linda
CAPITAL BUDGETING
(PENGANGGARAN MODAL)
Page 1 of 17
2. Biaya dari proyek / investasi yang diusulkan
3. Arus kas yang dihasilkan dari investasi yang diusulkan
4. Menilai usulan investasi dengan berbagai kriteria penilaian investasi
5. Mengevaluasi dari usulan proyek / investasi yang diterima secara berkesinambungan
Page 2 of 17
Untuk menentukan apakah usulan proyek diterima atau dapat dilaksanakan selain melihat
hasil penilaian berdasar kriteria penilaian yang digunakan juga melihat sifat/jenis usulan
investasi yang dapat dibedakan menjadi:
1. Mutually Exclusive Projects
Yaitu usulan investasi yang terdiri dari beberapa proyek, dimana hanya satu proyek yang
dapat dilaksanakan karena masing-masing mempunyai sifat yang sama meskipun berdasar
kriteria penilaian terdapat lebih dari satu proyek yang layak untuk dilaksanakan.
2. Independent Projects
Yaitu usulan dua atau lebih proyek investasi dimana proyek yang satu dengan lainnya tidak
sama sifatnya, sehingga apabila berdasar kriteria penilaian yang digunakan usulan yang
layak diterima lebih dari satu maka dapat dilaksanakan sepanjang dana yang tersedia
mencukupi.
Payback Period
Payback period adalah kriteria penilaian usulan investasi yang mengukur periode/jangka waktu
yang diperlukan untuk menutup semua biaya investasi yang dikeluarkan.
a. Jika aliran kas yang dihasilkan dari usulan investasi tersebut secara periodik jumlahnya sama,
maka periode payback dapat dihitung:
Arus Kas Keluar (Investasi Awal )
Payback Period=
Arus Kas Masuk Periodik
b. Tetapi jika aliran kas secara periodik besarnya tidak sama, periode payback dapat ditentukan
dengan cara:
Investasi yang belum tertutup pada awal tahun
Payback Period = Tahun sebelum sepenuhnya tertutup +
Arus kas selama tahun tersebut
Kriteria penerimaan/penolakan investasi berdasarkan payback period:
Jika PP < PPmax : investasi diterima
Jika PP > PPmax : investasi ditolak
Page 3 of 17
Payback period maksimal (PPmax) bisa didasarkan (a) jangka waktu proyek, atau (b)
jangka waktu pinjaman. Secara prinsip, semakin pendek payback period suatu proyek maka
semakin layak proyek tersebut.
Contoh:
Berikut adalah aliran kas dari dua usulan proyek yang bersifat mutually exclusive selama umur
proyek yang memerlukan dana investasi sama :
0.1
0 -50000000 -50000000
1 10000000 -40000000
2 20000000 -20000000
3 30000000 10000000
4 40000000 50000000
10 . 000 .000
PPKebabJamur =2 tahun+ =2 , 67 tahun
15 . 000 .000
Berdasarkan hasil perhitungan payback period diatas, maka proyek ”Jamur” lebih layak
untuk dipilih karena memilik payback period lebih pendek (2,67 tahun untuk Jamur dan 3,33
tahun untuk Jasuke.
Page 4 of 17
Payback period memiliki kelebihan dalam hal bahwa kriteria ini mudah untuk dihitung
dan dipahami. Namun kriteria ini juga memiliki beberapa kelamahan, antara lain:
a. Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang
b. Mengabaikan arus kas yang diterima setelah periode payback.
Discounted Payback Period
Discounted Payback Period adalah kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur jangka
waktu yang diperlukan untuk menutup semua dana yang diinvestasikan dari aliran kas yang
dihasilkan setelah didiskontokan dengan tingkat biaya modal dari investasi tersebut. Kriteria ini
dirancang untuk mengatasi sebagian kelemahan dari pendekatan Payback Period dalam hal
pengabaian terhadap nilai waktu dari uang.
Contoh:
Untuk usulan investasi Jasuke dan Kebab Jamur, jika biaya modal dari kedua usulan investasi
tersebut 6%, hitung discounted payback period untuk investasi Jasuke.
Penyelesaian:
0.1 df PV
0 -50000000 -50000000 1.0000 (50,000,000)
1 10000000 -40000000 0.9091 9,090,909
2 20000000 -20000000 0.8264 16,528,926
3 30000000 10000000 0.7513 22,539,444
4 40000000 50000000 0.6830 27,320,538 75,479,817
Keterangan : DF=Discount Factor; CF=Cash Flow, DCF=Discounted Cash Flow
9. 904 . 821
DPP Jasuke=3 tahun+ =3 ,83 tahun
11. 881 . 405
Page 5 of 17
Hasil perhitungan atas proyek Jasuke diatas memperlihatkan bahwa kriteria discounted
payback period menghasilkan periode yang lebih lama dibanding criteria payback period, yaitu
3,83 tahun dibanding 3,33 tahun. Hal ini karena dengan mempertimbangkan nilai waktu dari
uang dalam pendekatan discounted payback period maka nilai arus kas masuk pada tahun kedua
dan sesudahnya menjadi lebih kecil.
(
NPV =CF 0 + CF t x
1−
( 1+k )n
k )
Contoh:
Terdapat dua usulan investasi mutually exclusive yaitu Jasuke dan Kebab Jamur pada contoh
sebelumnya, jika diketahui bahwa biaya modal sebesar 6%, maka NPV dari kedua usulan
investasi tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Page 6 of 17
Untuk Jasuke:
Karena aliran kas selama umur investasi untuk Jasuke adalah sama, maka NPV dari Jasuke dapat
dihitung dengan memanfaatkan Tabel bunga PVIFAk,n atau dengan perhitungan sebagai berikut :
(
NPV Jasuke=CF 0 + CFt x
1−
( 1+k )n
k
)
1
(
NPV Jasuke=−Rp .50.000.000,−+ Rp.15.000.000,−x
1−
( 1+0,06 ) 4
0,06
)
= - Rp 50.000.000,- + (Rp 15.000.000 x 3,47)
= - Rp 50.000.000,- + Rp 51.976.584
= Rp 1.976.584 usulan investasi diterima (NPV positif)
Berdasarkan kriteria NPV maka proyek Kebab Jamur lebih layak dipilih dibanding
proyek Jasuke karena memiliki nilai yang lebih besar, yaitu Rp.3.222.611 dibanding
Rp.1.976.584.
Page 7 of 17
Profitability Index (PI)
Profitability index adalah rasio antara nilai sekarang (PI) dari aliran kas yang dihasilkan oleh
suatu investasi yang didiskonto dengan biaya modal (k) terhadap aliran kas/investasi awal, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut :
n
CF t
∑
t =1 ( 1+k )t
PI =
I0
Kriteria penerimaan/penolakan investasi :
Jika PI ≥ 1 : investasi diterima
Jika PI < 1 : investasi ditolak
Dengan menggunakan contoh usulan investasi Jasuke di atas, maka dapat dihitung Profitability
Index-nya sebagai berikut :
0.1 df PV
0 -50000000 -50000000 1.0000 (50,000,000)
1 10000000 -40000000 0.9091 9,090,909
2 20000000 -20000000 0.8264 16,528,926
3 30000000 10000000 0.7513 22,539,444
4 40000000 50000000 0.6830 27,320,538
2.67 25,479,817
51 . 976. 584
PI Jasuke= =1 , 04
50 . 000. 000 usulan investasi diterima karena PI > 1
Page 8 of 17
Menentukan IRR dari usulan investasi dilakukan dengan trial and error, yaitu dicoba dengan
IRR tertentu sehingga diperoleh NPV positif dan negative. Selanjutnya dilakukan interpolasi
kemudian dihitung IRR nya dengan rumus berikut :
NPV 1
[
IRR=IRR 1 + ( IRR 2 −IRR 1 ) x
NPV 1 −NPV 2 ]
Contoh : Pada usulan investasi Kebab Jamur di atas tentukan IRR nya.
Penyelesaian :
Dicoba dengan IRR = 5%
Rp .20 jt Rp . 20 jt Rp .15 jt Rp. 5 jt
NPV 1 =−Rp 50 jt + + + +
((1+0 , 05 ) ( 1+0 , 05 )2 ( 1+0 , 05 )3 ( 1+0 , 05 )4
= -Rp 50.000.000,- + Rp 19.047.619 + Rp 18.140.590 + Rp 12.957.564 + Rp 4.113.512
= Rp 4.259.285
Interpolasi :
4 . 259. 285
[
IRR=5 %+ ( 10 %−5 % ) x
4 . 259. 285− (−604 . 467 ) ]
IRR = 5% + (5% x 0,875) = 5% + 4,38%
= 9,38 %
Usulan investasi tersebut diterima karena IRR > biaya modal (9,38% > 6%)
Perhitungan IRR juga dapat dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel, dengan
cara memilih IRR pada fungsi Financial, yang ditampilkan sebagai berikut. Value diambil dari
Page 9 of 17
cell B3 sampai B7. Guess tidak perlu diisi. Selanjutnya tekan OK. Diperoleh hasil IRR = 0,0933
atau 9,33%. Terdapat sedikit perbedaan dengan hasil dari intrapolasi yang dikarenakan faktor
pembualatan dan/atau proksimasi.
Usulan proyek akan diterima jika MIRR > return yang disyaratkan dan ditolak jika lebih kecil
dari return yang disyaratkan.
Misalnya dari usulan proyek senilai Rp.200.000.000,- tersebut diatas biaya modalnya 10% ,
maka langkah pertama dihitung Terminal Value dari aliran kas yang dihasilkan investasi yaitu :
Page 10 of 17
Kemudian untuk mencari MIRR dapat digambarkan dalam time line berikut :
0 1 2 3 4 5
PVTV= Rp.200 jt
MIRR = ?
Page 11 of 17
B. ARUS KAS PENGANGGARAN MODAL
Page 12 of 17
4. Externalities, merupakan dampak dari suatu proyek terhadap bagian lain perusahaan atau
lingkungan. Misal, Bank ABC berencana mendirikan cabang baru di Jl. Nginden Semolo 34.
Dampak dari pembukaan cabang baru ini adalah sebagian nasabah yang dulunya bertransaksi
di cabang Jl. Ngagel Jaya 20 berpindah. Diperkirakan terdapat 100 nasabah yang akan
berpindah dengan nilai arus kas bersih sebesar Rp.40 juta. Ketika Bank ABC menilai
kelayakan cabang Jl Nginden Semolo 34, maka arus kas yang diperolehnya akan dikurangi
sebesar Rp.40 juta.
b. Proyek Penggantian
1) Harga perolehan aset baru [-]. Perhitungan sebagaimana untuk proyek baru.
Page 13 of 17
2) Nilai bersih dari penjualan aset lama yang diganti. Nilai bersih hasil penjualan aset lama
dapat dihitung dengan:
- Harga jual (nilai pasar) aset lama [+]
- Dikurang beban (ditambah penghematan) pajak: tarip x (Harga Jual – Nilai Buku) [-/+]
3) Perubahan modal kerja bersih [-]. Perhitungan modal kerja bersih sebagaimana untuk proyek
baru.
Contoh :
Sebuah perusahaan ingin mengganti mesin lama dengan mesin yang baru. Mesin lama diperoleh
lima tahun yang lalu dengan harga Rp.100.000.000,- , diperkirakan berumur 10 tahun, disusut
dengan metode garis lurus tanpa nilai sisa. Mesin baru seharga Rp.90.000.000,- untuk
mengoperasikan diperlukan biaya pemasangan instalasi yang memerlukan biaya Rp.25.000.000,.
Mesin baru ini memiliki masa manfaat delapan tahun dan diperkirakan memiliki nilai residu
Rp.5.000.000. Jika penggantian dilakukan maka mesin lama akan dijual dan diperkirakan laku
seharga Rp.56.000.000,- Dengan digunakan mesin baru, perusahaan memerlukan tambahan
modal kerja sebesar Rp.10.000.000,-. Jika tingkat pajak perusahaan 30%, berapa nilai investasi
awal dari usulan penggantian mesin tersebut ?
Penyelesaian :
Harga perolehan mesin baru: Harga Beli Rp. 90.000.000,-
Biaya Instalasi Rp. 25.000.000,- +
(Rp.115.000.000,-)
Harga Jual Mesin lama Rp. 56.000.000,-
Pajak keuntungan penjualan mesin 30% x (Rp.56 jt – Rp.50 juta*) = (Rp. 1.800.000,-)
Hasil bersih penjualan aset lama Rp. 54.200.000,-
*) Nilai buku = Harga perolehan – Akumulasi penyusutan = 100 juta – [5 th x (100 juta /10)]
Tambahan Modal Kerja (Rp. 10.000.000,-)
Nilai Investasi Awal = I0 = (115.000.000) + 54.200.000 + (10.000.000) = Rp.70.800.000,-
Page 14 of 17
1. Tentukan peningkatan pendapatan yang diharapkan dari usulan investasi (+)
2. Hitung penghematan/peningkatan biaya operasional (+/-)
3. Hitung peningkatan /penurunan biaya depresiasi karena penggunaan aset baru (-/+)
4. Hitung peningkatan laba sebelum pajak
5. Hitung pajak yang dibebankan (-)
6. Tambahkan kembali peningkatan depresiasi, karena biaya depresiasi tidak
mengakibatkan arus kas keluar.
Secara matematis, perhitungan arus kas operasional dapat dilakukan dengan formula sederhana
sebagai berikut:
a. Menggunakan laba bersih (EAT), yang sudah memasukkan beban bunga dan depresiasi
ACF = EAT + Depresiasi + Bunga (1 – T)
dimana ACF adalah annual cash flow, EAT adalah earnings after taxes, dan T adalah tarif
efektif pajak penghasilan badan (PPh badan). Catatan: bila dalam perhitungan laba bersih,
sudah mengeluarkan beban bunga maka bagian terakhir dari persamaan diatas, Bunga (1 –
tarif pajak), dihilangkan.
b. Menggunakan laba operasional sebelum pajak, bunga, dan depresiasi (EBITD)
ACF= EBIT (1 – tarip pajak) + Depresiasi (T)
c. Menggunakan komponen pendapatan dan beban
ACF = [(Penjualan – Biaya operasional variabel - Depresiasi) (1 – t)] + Depresiasi
Contoh :
Misalnya dari contoh penggantian mesin tersebut di atas ; diharapkan dengan menggunakan
mesin baru, penjualan dapat meningkat sebesar Rp.25.000.000,- per tahun dan biaya operasional
meningkat sebesar Rp.5.000.000,- pertahun. Mesin baru diperkirakan berumur delapan tahun
disusutkan dengan metode garis lurus dengan nilai sisa Rp.5.000.000,- Karena metode
penyusutan adalah garis lurus, sehingga beban depresiasi setiap tahunnya sama besar, maka
aliran kas operasional setiap tahun selama umur proyek dapat dihitung sebagai berikut :
Penyelesaian :
Peningkatan penjualan Rp.25.000.000,-
Page 15 of 17
Peningkatan biaya operasional (Rp.5.000.000,-)
Depresiasi mesin baru Rp.13.750.000,-
Depresiasi mesin lama Rp.10.000.000,- -
Peningkatan depresiasi (Rp. 3.750.000,-) +
Peningkatan Laba sebelum pajak Rp.16.250.000,-
Pajak 30% (Rp. 4.875.000,-)
Peningkatan Laba setelah pajak Rp.11.375.000,-
Peningkatan depresiasi Rp. 3.750.000,-
Aliran Kas Operasional per tahun Rp.15.125.000,-
=============
Jika metode penyusutan yang digunakan adalah metode dipercepat (misalnya : metode saldo
menurun atau metode jumlah angka tahun), maka peningkatan depresiasi setiap tahunnya akan
berbeda, sehingga aliran kas operasional yang dihasilkan juga akan berbeda.
Berikut diberikan contoh perhitungan aliran kas operasional (dua tahun), apabila metode
penyusutan yang digunakan saldo menurun dengan tarif penyusutan duakali tarif garis lurus.
*)
Depresiasi mesin baru = (Harga Perolehan – Nilai Residu) / 8 tahun = (115 juta – 5 juta) / 8
Lanjutkan perhitungan di atas sampai dengan akhir umur proyek !
Page 16 of 17
1. Nilai sisa/hasil penjualan aset (+)
2. Pajak/penghematan pajak atas penjualan aset (-/+)
3. Pengembalian biaya tambahan modal kerja (+)
Dengan tetap menggunakan contoh penggantian mesin dengan penyusutan garis lurus
tersebut di atas, misalnya pada akhir umur proyek mesin baru laku dijual seharga Rp.7.500.000,-;
maka nilai aliran kas akhir dapat dihitung sebagai berikut
Hasil penjualan Mesin Rp. 7.500.000,-
Pajak 30% (Rp.7.500.000,- - Rp.5.000.000*),-) = (Rp. 750.000,-)
Pengembalian modal kerja Rp.10.000.000,-
Aliran Kas Akhir Rp.16.750.000,-
===========
*)
Nilai residu mesin baru
Dengan demikan pada akhir umur proyek (akhir tahun kedelapan), jumlah aliran kas terdiri dari:
Aliran Kas Operasional Rp.15.125.000,-
Aliran Kas Akhir Rp.16.750.000,-
Rp.31.875.000,-
Daftar Rujukan
1. Brigham, E.F., dan Houstan, J.F. 2009. Fundamental of Financial Management, 12th edition,
South-Western.
2. Van Horne, J.C., dan Wachowicz, J.M. 2009. Fundamental of Financial Management, 13 th
edition, Prentice Hall.
Page 17 of 17