Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kusta termasuk penyakit tertua didunia. Kusta disebabkan oleh
mycobacterium leprae yang pertama kali menyerang saraf tepi dan
selanjutnya menyerang kulit serta organ tubuh lainnya. Gambaran
penderita kusta ditandai adanya benjolan–benjolan, tangan dan kaki
mati rasa, jari tangan dan kaki terputus, terdapat luka–luka dan adanya
bekas amputasi.
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular,
penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara
berkembang. Faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit kusta,
dimana lingkungan yang kurang baik akan menimbulkan bakteri
Mycrobaterium leprae yang menyebabkan penyakit kusta.
Manifestasi klinis yang terlihat pada kulit pasien kusta
diantaranya makula, papula, nodula dan ulkus. Makula berwarna
keputihan, rontoknya rambut alis, lumpuhnya kulit muka, menebalnya
kulit muka, hidung seperti pelana. Papula berwarna agak kemerahan
dan menebal didaerah tepi. Nodul berwarna kemerahan yang sering
terdapat didaerah muka, daun telinga dan badan. Kelainan nodul
biasanya berada pada tipe basah. Ulkus komplikasi luka yang
terabaikan karena tidak nyeri dan mudah terinfeksi kuman.
Di Indonesia jumlah penderita kusta baru masih bertambah antara
17 ribu hingga 20 ribu setiap tahun dan kini jumlahnya sekitar 500
ribu orang. Sebanyak 17 provinsi di Indonesia masih tergolong sebagai
daerah endemis kusta. Kebanyakan di wilayah Indonesia bagian timur,
seperti di pulau Papua, Kalimantan, Halmahera, Sulawesi Selatan dan
yang terbanyak berada di provinsi Jawa Timur

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi kusta?
2. Apakah etiologi kusta?
3. Apakah menifestasi klinis kusta?
4. Bagaimana patofisiologi kusta?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostis kusta?
6. Bagaimana penatalaksanaan kusta?
7. Bagaimana pencegahan kusta?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat mengetahui definisi kusta
2. Untuk dapat mengetahui etiologi kusta
3. Untuk dapat mengetahui menifestasi klinis kusta
4. Untuk dapat mengetahui patofisiologi kusta
5. Untuk dapat mengetahui pemeriksaan diagnostis kusta
6. Untuk dapat mengetahui penatalaksanaan kusta
7. Untuk dapat mengetahui pencegahan kusta

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Kusta adalah penyakit infeksi yang kronik ,dan penyebabnya ialah
mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat , saraf perifer
sebagai anfinitas pertama lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius
bagian atas , kemudian dapat ke organ lain.
B. Etiologi
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri yang bernama
mycrobacterium leprae. Dimana microbacterium ini adalah kuman aerob,
tidak membentuk spora, berbentuk batang, dikelilingi oleh membran sel
lilin yang merupakan ciri dari spesies mycrobacterium, berukuran panjang
1-8 micro, lebar 0,2-0,5 micro. Mycrobacterium ini biasanya berkelompok
dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel dan bersifat tahan asam
atau gram positif.
C. Manifestasi Klinis
1. Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia
2. Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama
semakin melebar dan banyak.
3. Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan
mengkilat.
4. Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yang tersebar pada
kulit
5. Alis rambut rontok
6. Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina
(muka singa)
7. Macula hipopigmentasi
8. Eritematosa
9. Gejala kerusakan saraf (sensorik, motorik, autonom)

3
10. Kerusakan jaringan (kulit, mukosa traktus respiratorius atas, tulang-
tulang jari dan wajah)
D. Patofisiologi
Mycobacterium leprae masuk ke dalam tubuh manusia masa
sampai timbulnya gejala dan tanda adalah sangat lama dan bahkan
bertahun-tahun, masa inkubasinya bisa 3-20 tahun.
Mycobacterium leprae seterusnya bersarang di sel schwann yang
terletak di perineum, karena basil kusta suka daerah yang dingin yang
dekat dengan dengan kulit dengan suhu sekitar 27-30ºC.
Sel schwann seterusnya mengalami kematian dan pecah, lalu basil
kusta dikenali oleh sistem imunitas tubuh host, tubuh melakukan proteksi
melalui 2 (dua) aspek yaitu imunitas non-sepesifik dan spesifik, makrofag
menjadi aktif memfagosit
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan bakterioskopik
Pemeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis dan pengamatan pengobatan. Sediaan
dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan jaringan
kulit dan kerokan mukosa hidung
2. Pemeriksaan hispatologik
Dari pemeriksaan ini ditemukan gambaran berupa :Infiltrate limfosit
yang meningkat sehingga terjadi udema dan hiperemi. Diferensiasi
makrofag kearah peningkatan sel epiteloid dan sel giant memberi
gambaran sel langerhans.Kadang-kadang terdapat gambaran
nekrosis (kematian jaringan) didalam granulosum.Dimana
penyembuhannya ditandai dengan fibrosis.
3. Pemeriksaan serologik
Pemeriksaan ini dapat membantu diagnosis kusta yang
meragukan, karena tanda klinis dan bakteriologik tidak jelas dan
disamping itu dapat membantu menentukan kusta subklinis, karena
tidak didapati lesi kulit

4
4. Test sensibilitas pada kulit yang mengalami kelainan
5. Laboratorium: basil tahan asam. Diagnosa pasti apabila adanya
mati rasa dan kuman tahan asam pada kulit yang (+) (positif).
F. Penatalaksanaan
Tujuan utama program pemberantasan kusta adalah penyembuhan
pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata
rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada
orang lain untuk menurunkan insiden penyakit. Program Multi Drug
Therapy (MDT) dengan kombinasi rifampisin, klofazimin, dan DDS. Tujuan
dari program Multi Drug Therapy (MDT) adalah
1. Mencegah dan mengobati resistensi
2. Mempercepat masa pengobatan
3. Mempercepat pemutusan mata rantai pengobatan
G. Pencegahan
1. Biasakan hidup bersih dan cuci tangan sebelum melakukan
aktivitas dan sesudah aktivitas
2. Menghilangkan sumber penularan yaitu dengan mengobati semua
penderita
3. Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan
4. Meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh, dengan cara
berolahraga dan meningkatkan pemenuhan nutrisi dan gizi
seimbang
5. Tidak bertukar pakaian dengan penderita, karena basil bakteri juga
terdapat pada kelenjar keringat

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kusta adalah penyakit infeksi yang kronik ,dan penyebabnya ialah
mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat , saraf perifer
sebagai anfinitas pertama lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius
bagian atas , kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa keperawatan dapat
memahami dan mengetahui tentang penyakit kusta yang dibahas pada
makalah ini terutama dalam mata kuliah Tropical Disease agar dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai