Anda di halaman 1dari 33

Winarputro Adi R.

TEKNOLOGI
JEMBATAN SEMENTARA
BERBAHAN DASAR
MATERIAL KOMPOSIT
TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA
BERBAHAN DASAR
MATERIAL KOMPOSIT

Penyusun
Winarputro Adi R.

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum
www.pusjatan.pu.go.id
TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA
BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT

Winarputro Adi Riyono


Puslitbang Jalan dan Jembatan
Desember, 2012

Pusat Litbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan) adalah institusi riset


Cetakan Ke-1 2012, 60 halaman yang dikelola oleh Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum Republik
© Pemegang Hak Cipta Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Indonesia. Lembaga ini mendukung Kementerian PU dalam menyelenggara-
kan jalan di Indonesia dengan memastikan keberlanjutan keahlian, pengem-
Cover Luar : bangan inovasi, dan nilai-nilai baru dalam pengembangan infrastruktur.
Foto atas : http://www.ettechtonics.com. Foto bawah : http://www.bombayharbor.com/Com-
pany/1952/General_Composites_P_Ltd.html dan http://composite.okorder.com/product/
Pusjatan memfokuskan dukungan kepada penyelenggara jalan di Indone-
No. ISBN : 978-602-8256-87-2
sia, melalui penyelenggaraan litbang terapan untuk menghasilkan inovasi
Kode Kegiatan : 13-PPK2-00-1107-F12 teknologi bidang jalan dan jembatan yang bermuara pada standar, pedo-
Kode Publikasi : TR-64/ST/2012 man, dan manual. Selain itu, Pusjatan mengemban misi untuk melakukan ad-
vis teknik, pendampingan teknologi, dan alih teknologi yang memungkinkan
Kata kunci : jembatan sementara, FRP, pultrusi infrastruktur Indonesia menggunakan teknologi yang tepat guna.

Ketua Program Penelitian:


N. Retno Setiati, Puslitbang Jalan dan Jembatan KEANGGOTAAN TIM TEKNIS & SUB TIM TEKNIS
Ketua Sub Tim Teknis: Tim Teknis Ir. Yayan Suryana, M.Sc
Prof.(R).Ir. Lanneke Tristanto, Puslitbang Jalan dan Jembatan
DR. Ir. Rudy Hermawan, M.Sc
Prof.(R).DR. Ir. M.Sjahdanulirwan, M.Sc. Ir. Saktyanu, M.Sc
Naskah ini disusun dengan sumber dana APBN Tahun 2012, pada paket pekerjaan Ir. Agus Bari Sailendra, MT Ir. Herman Darmansyah
Penyusunan Naskah Ilmiah Kajian Jembatan Sementara (Jembatan Bailey).
Ir. I Gede Wayan Samsi Gunarta, M.Appl.Sc Ir. Rachmat Agus
Pandangan yang disampaikan di dalam publikasi ini tidak menggambarkan pandangan dan DR. Ir. Dadang Mohammad , M.Sc DR. Ir. Hasroel, APU
kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum, unsur pimpinan, maupun institusi DR. Ir. Poernornosidhi, M.Sc DR. Ir. Chaidir Amin, M.Sc
pemerintah lainnya. DR. Drs. Max Antameng, MA Prof. Ir. Masyhur Irsyam, MSE. Ph.D
DR. Ir. Hedy Rahadian, M.Sc Kemas Ahmad Zamhari
Kementerian Pekerjaan Umum tidak menjamin akurasi data yang disampaikan dalam Ir. Iwan Zarkasi, M.Eng.Sc Dr. Ir. Mochammad Amron, M.Sc
publikasi ini, dan tanggung jawab atas data dan informasi sepenuhnya dipegang Prof.(R).Ir. Lanneke Tristanto Djoko Mujanto
oleh penulis. Prof.(R).DR. Ir. Furqon Affandi, M. Sc
Ir. GJW Fernandez Sub Tim Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum mendorong percetakan dan memperbanyak informasi secara
Ir. Joko Purnomo, MT
eksklusif untuk perorangan dan pemanfaatan nonkomersil dengan pemberitahuan yang
memadai kepada Kementerian Pekerjaan Umum. Pengguna dibatasi dalam menjual kembali, Ir. Soedarmanto Darmonegoro Prof.(R).Ir. Lanneke Tristanto
mendistribusikan atau pekerjaan kreatif turunan untuk tujuan komersil tanpa izin tertulis dari Ir. Lanny Hidayat, M.Si Ir. Rahadi Sukirman
Kementerian Pekerjaan Umum. Ir. Moch. Tranggono, M.Sc Herbudiman, ST., MT.
DR. Ir. Djoko Widayat, M.Sc Abinhot Sihotang, ST., MT.
Redrik Irawan, ST., MT. Ir. Samun Haris, MT.
Diterbitkan oleh: DR. Ir. Didik Rudjito, M.Sc DR. Made Suangga
Kementerian Pekerjaan Umum DR. Ir. Triono Jumono, M.Sc DR. Aswandy
Badan Penelitian dan Pengembangan Ir. Palgunadi, M.Eng, Sc Ir. Ahmad Yunaldi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan DR. Ir. Doni J. Widiantono, M.Eng.Sc
Jl. A.H. Nasution No. 264 Ujungberung – Bandung 40293 Ir. Teuku Anshar
Ir. Gandhi Harahap, M.Eng.Sc
Pemesanan melalui:
Perpustakaan Puslitbang Jalan dan Jembatan
info@pusjatan.pu.go.id
v

Kata Pengantar

I
ndonesia merupakan Negara dengan potensi rawan bencana baik itu gempa, longsor,
banjir, dan sebagainya. Salah satu dampak dari bencana yaitu kerusakan jembatan
eksisting atau terisolirnya suatu daerah di wilayah pedalaman. Oleh sebab itu diper-
lukan suatu konstruksi yang secara cepat dapat dirakit untuk menghubungkan daerah
yang terisolir. Salah satu upaya penanganan yaitu dengan teknologi jembatan sementara.
Jembatan sementara yang selama ini dibuat berbahan dasar baja yang relatif berat
dan dibutuhkan alat berat untuk instalasi. Hal tersebut menginspirasi diperlukan suatu
teknologi bahan yang dapat mengakomodir kemudahan pelaksanaan jembatan sementara
khususnya di lokasi yang terpencil. Oleh karenanya diperkenalkan teknologi material
berbahan dasar komposit yaitu Fiber Reinforced Polimer (FRP).
Pada buku ini dibahas state of the art teknologi struktur jembatan sementara dan
teknologi material komposit yang diharapkan dapat memberikan wacana baru dalam hal
pengembangan jembatan sementara. Namun demikian, mengingat ilmu pengetahuan
yang terus berkembang, diharapkan masukan dari semua pihak terhadap buku ini guna
penyempurnaan ke depan.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam penulisan buku ini.

Bandung, Desember 2012

Winarputro Adi Riyono


Penyusun
vi vii

Daftar Isi
Puslitbang Jalan dan Jembatan________________________________ iii Daftar Gambar
Kata Pengantar_____________________________________________ v
Daftar Isi___________________________________________________vi Gambar 1. Jembatan sementara berupa kayu log (Shepherd; 2005)................................16
Daftar Gambar_____________________________________________ vii Gambar 2. Jembatan Bailey di Banjar Sari Kab. Magelang.................................................17
Daftar Tabel_______________________________________________ viii Gambar 3. Jembatan Bailey di Sereka, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan...................18
Bab 1 Pendahuluan__________________________________________ 11 Gambar 4. Tipikal penampang untuk Jembatan Bailey 1 lajur (Shepherd; 2005)........19
Latar Belakang...........................................................................................................................11 Gambar 5. Jembatan Bailey generasi keempat (Delta Bridge) produk Mabey..............20
Gambar 6. Penampang Unibridge dengan lantai baja dan jalur pejalan kaki ...............20
Bab 2 Teknologi Jembatan Sementara dan Bahan Komposit_______ 15
Gambar 7. Unibridge lajur tunggal dek baja (Shepherd; 2005).........................................21
Jembatan Sementara................................................................................................................15
Gambar 8. Unibridge dua lajur untuk jembatan permanen (Shepherd; 2005).............21
Material komposit....................................................................................................................23
Gambar 9. Hubungan pin pada Unibridge............................................................................22
Keunggulan komposit.............................................................................................................30
Gambar 10. Bagian hubungan pin setelah disambung..........................................................22
Kekurangan komposit.............................................................................................................31
Gambar 11. Fly Over Bridge........................................................................................................23
Aspek biaya pada struktur berbahan FRP..........................................................................31
Gambar 12. Susunan dasar serat pada komposit (MFGC; 2003).......................................24
Metode penyambungan bahan komposit..........................................................................32
Gambar 13. Strand roving (http://www.sz-wholesaler.com)...............................................25
Perbandingan karakteristik material komposit dengan material lainnya..................33
Gambar 14. Woven roving (http://sinofuwang.en.made-in-china.com)..........................25
Profil komposit yang ada di pasaran di Indonesia...........................................................35
Gambar 15. Woven fabrics (http://fabricgraphicsmag.com)................................................26
Pengujian material komposit.................................................................................................37
Gambar 16. Surfacing mat (http://www.fiberglass-mat.com)..............................................26
Bab 3 Prosedur Instalasi Jembatan Sementara___________________ 43
Gambar 17. Metode hand lay-up................................................................................................28
Instalasi Jembatan Bailey .......................................................................................................43
Gambar 18. Filament winding.....................................................................................................28
Instalasi Jembatan FRP...........................................................................................................46
Gambar 19. Proses pultrusi...........................................................................................................29
Bab 4 Model Jembatan Sementara_____________________________ 51
Gambar 20. Serat fiber dan resin memasuki preformer........................................................29
Konsep jembatan sementara berbahan FRP beserta alternatif
Gambar 21. Serat fiber dan resin memasuki cetakan profil (die)........................................30
sistem sambungan................................................................................................................53
Gambar 22. Jenis sambungan dengan bahan perekat (Tuakta ;2005)................................33
Bab 5 Kriteria Desain Jembatan Sementara_____________________ 55
Gambar 23. Fiber Beam.................................................................................................................36
Bab 6 Perbandingan Biaya Konstruksi Jembatan FRP dengan Gambar 24. Grating fiber..............................................................................................................36
Jembatan Lainnya_____________________________________ 59 Gambar 25. Dimensi sampel uji tarik (ASTM D638)............................................................37
Daftar Pustaka____________________________________________ 60 Gambar 26. Spesimen FRP untuk diuji tarik (produksi PT. Intec Persada)......................38
viii ix

Gambar 27. Hasil uji tarik coupon fiberbeam dengan beberapa perlakuan
benda uji....................................................................................................................39
Gambar 28. Dokumentasi pengujian........................................................................................40
Gambar 29. Hasil uji tarik coupon fiberbeam dengan perpanjangan grip.......................40
Gambar 30. Hubungan tegangan-regangan coupon fiber beam........................................41
Gambar 31. Contoh prosedur instalasi jembatan Bailey......................................................44
Gambar 32. Contoh prosedur instalasi jembatan Bailey (lanjutan)...................................45
Gambar 33. Alternatif mobilisasi komponen jembatan FRP (ettechtonics.com)...........46
Gambar 34. Instalasi jembatan sementara FRP (ettechtonics.com)..................................47
Gambar 35. Proses instalasi jembatan sementara FRP (ettechtonics.com)......................47
Gambar 36. Contoh detailing perletakan dan sambungan segmen (splices)
(sumber : ettechtonics.com)..................................................................................48
Gambar 37. Jembatan berbahan dasar FRP untuk lalu-lintas ringan
(ettechtonics.com)...................................................................................................50
Gambar 38. Model jembatan FRP berbentuk gelagar (ettechtonics.com).......................52
Gambar 39. Model struktur jembatan sementara FRP.........................................................52
Gambar 40. Alternatif sistem sambungan utama pada jembatan.......................................53
Gambar 41. Perbandingan biaya konstruksi jembatan (sumber : Kendal,2010)...........58

Daftar Tabel
Tabel 1 Perbedaan thermoset dan thermoplastic....................................................................27
Tabel 2 Perbandingan karakteristik material fiber/komposit dengan material lain
(MFGC; 2003)..............................................................................................................34
Tabel 3 Karakteristik Fiber Beam ................................................................................................35
Tabel 4 Karakteristik Grating .......................................................................................................37
Tabel 5 Dimensi Spesimen (mm)................................................................................................38
x 11

Bab 1

Pendahuluan
Latar Belakang

I
ndonesia merupakan salah satu negara di dunia yang rawan akan
bencana baik itu gempa, tsunami, longsor, banjir, letusan gunung
berapi dan sebagainya. Bencana tersebut dapat mengakibatkan daerah
yang awalnya terhubung menjadi terisolir. Terkadang daerah yang terisolir
merupakan wilayah pedalaman yang sangat sulit dijangkau oleh transpor-
tasi umum. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu infrastruktur darurat yang
dapat menghubungkan dua daerah yang terpisah tersebut. Infrastruktur
tersebut yaitu berupa jembatan sementara. Jembatan sementara sesuai
dengan namanya bersifat sementara karena hanya digunakan saat tertentu
saja. Namun demikian, jembatan sementara dapat juga dibuat sebagai
jembatan yang permanen.
Jembatan sementara seperti jembatan Bailey memiliki elemen yang
relatif berat dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk instalasi.
Padahal untuk keperluan darurat, dibutuhkan infrastruktur yang mudah
dan cepat dalam proses instalasi. Dari sisi material tentunya diperlukan
teknologi material ringan sehingga dapat dibawa dan dirakit oleh manusia,
kemudian dari sisi sistem struktur harus dapat mengakomodasi proses

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT PENDAHULUAN


12 13

instalasi yang cepat dan memiliki kapasitas oleh karena elemen jembatan yang cukup
yang besar. Sehingga diharapkan melalui berat. Terkadang terdapat permasalahan
penelitian jembatan sementara ini, dapat bahwa daerah yang terisolir berada di
diperoleh teknologi struktur jembatan wilayah pedalaman sehingga menyulitkan
sementara yang ringan, cepat dalam proses alat berat untuk mobilisasi. Oleh karena itu
instalasi dan memiliki kapasitas yang
diperlukan teknologi jembatan yang ringan
cukup besar.
namun cukup kuat untuk dilalui kendaraan
Salah satu usaha untuk menghu-
pasca bencana. Diharapkan dengan adanya
bungkan dua daerah yang terpisah pasca
buku ini dapat memberikan informasi peri-
bencana yaitu dengan menggunakan
konstruksi jembatan sementara. Jembatan hal perkembangan terkini (state of the art)
tersebut biasanya bersifat sementara yang teknologi jembatan sementara yang ringan
digunakan saat tanggap darurat. Namun, dan memiliki kinerja yang baik untuk
hingga saat ini jembatan sementara harus memikul lalu-lintas ringan misalnya pejalan
dibangun dengan menggunakan alat berat kaki dan sepeda motor.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT PENDAHULUAN


14 15

Bab 2

Teknologi
Jembatan Sementara
dan Bahan Komposit

Jembatan Sementara

J
embatan sementara adalah jenis jembatan yang diperuntukkan
untuk keperluan yang sifatnya tidak permanen. Keperluan yang
tidak permanen dapat berarti beberapa hal yang dapat disebutkan
sebagai berikut :

▶▶ Keperluan tanggap darurat pasca bencana seperti longsor, banjir,


gempa dan sebagainya yang menyebabkan ketiadaan akses jalan.
▶▶ Keperluan melewatkan lalu-lintas berat (beban non standar) yang
akan melalui jembatan eksisting.
▶▶ Keperluan pengalihan lalu-lintas selagi jembatan baru dalam
masa konstruksi.
▶▶ Kebutuhan melewatkan alat berat untuk keperluan logging.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
16 17

Gambar 1. Jembatan sementara berupa kayu log (Shepherd; 2005) Gambar 2. Jembatan Bailey di Banjar Sari Kab. Magelang

Jembatan sementara awalnya berupa Jembatan sementara memiliki kelebi- Jembatan Bailey Spesifikasi umum jembatan semen-
jembatan pejalan kaki yang terbuat dari kayu han antara lain ; waktu pemasangan yang tara yaitu berkaitan dengan strukturnya
Jembatan sementara yang paling
log yang melintas di atas sungai. Bahkan cepat dan struktur yang cukup kuat untuk yang berupa modular dan bentuk struk-
populer digunakan yaitu Jembatan Bailey
hingga saat ini kayu log yang melintas di menampung beban lalu-lintas walaupun turnya yang sederhana. Secara fitur,
yang dikembangkan oleh Sir Donald
atas saluran atau sungai kecil adalah salah dengan kapasitas yang terbatas. Selain jembatan sementara dapat dijabarkan
Coleman Bailey pada masa Perang Dunia
bentuk jembatan sementara yang umum itu, oleh karena sifatnya “knock down” sebagai berikut :
II. Jembatan Bailey hingga saat ini diguna-
dijumpai di seluruh dunia (Gambar 1). maka struktur jembatan sementara dapat ▶▶ Panel rangka mudah difabrikasi
kan sebagai standar jembatan sementara
Jembatan sementara merupakan dibongkar/dilepaskan dengan mudah dengan top dan bottom chords
di dunia. Tipikal bentuk jembatan semen-
alternatif yang banyak digunakan sebagai untuk digunakan di tempat lain.
tara dapat dilihat pada Gambar 2 dan yang simetris.
salah satu infrastruktur untuk pengalihan Aplikasi di bidang militer merupakan
Gambar 3. Konsep jembatan Bailey yaitu ▶▶ Hubungan antar panel mengguna-
arus lalu-lintas dalam keadaan darurat. penggunaan paling awal dan banyak digu-
berupa struktur rangka sederhana yang kan pin
Jembatan sementara dapat terbuat dari nakan untuk jembatan sementara. Sebagai
terbuat dari komponen standar yang dapat ▶▶ Lantai dihubungkan dengan meng-
berbagai macam material seperti baja, kayu, contoh floating bridge dengan panjang 3 km
secara mudah dimobilisasi dan dirakit oleh gunakan baut
maupun fiber. Penggunaan jembatan ini dibangun di kerajaan Claudius (37 AD) dan
tentara pada kondisi perang. Jembatan ▶▶ Perletakan berupa sendi
sangat efektif pasca kejadian longsor atau pontoon bridge yang digunakan oleh kera-
sementara didesain supaya dapat dibawa ▶▶ Panel rangka tunggal dapat diangkut
jembatan runtuh, sambil dilakukan perbai- jaan Persia untuk melintas Selat Bosporus
dalam suatu wadah/boks dan tidak membu- dengan 6 orang
kan maupun penggantian jembatan lama. (500 BC).
tuhkan kendaraan khusus untuk diangkut.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
18 19

12’11”

Raker
10’9”
Footwalks

(a) Single-single

8.5”
Tie Plate

Gambar 3. Jembatan Bailey di Sereka, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan


(b) Triple-single

Jembatan Bailey seperti pada Spesifikasi bahan umumnya berupa


Gambar 3 diperuntukkan untuk dilalui baja dengan kuat leleh minimum 350 MPa
Bracing frame
lalu-lintas kendaraan perusahaan minyak dan pin memiliki kuat leleh minimum
dan gas. Spesifikasi teknis jembatan tersebut sebesar 1000 MPa. Berikut diperlihatkan
yaitu sebagai berikut : beberapa tipikal penampang jembatan
Bailey dengan bentang antara 6,1 m sampai
Nama : Jembatan Sereka dengan 61 m (Gambar 4).
Tipe jembatan : Jembatan Bailey (DSRH2*)
Lokasi : Desa Sereka, Kab. Musi Banyuasin,
Sumatera Selatan
Sistem struktur : Rangka baja (c) Double-double
Jumlah bentang : 2 bentang
Panjang : 2 @ 15,24 m = 30,38 m
Lebar jalur : 4,2 m Gambar 4. Tipikal penampang untuk Jembatan Bailey 1 lajur (Shepherd; 2005)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
20 21

Saat ini Jembatan Bailey diproduksi


oleh Mabey Group yaitu jembatan generasi
keempat dengan teknologi launching yang
canggih dengan bentang mencapai 60 m
(Gambar 5).

Unibridge

Seiring dengan perkembangan


teknologi di bidang alat berat yang memi-
Gambar 5. Jembatan Bailey generasi keempat
liki mobilitas dan kapasitas yang tinggi dan
(Delta Bridge) produk Mabey
keinginan untuk instalasi jembatan yang
Gambar 7. Unibridge lajur tunggal dek baja (Shepherd; 2005)
singkat, munculah teknologi jembatan ▶▶ Panjang bentang = 11,6 s/d 46,4 m
system unibridge. Konsep utamanya yaitu untuk jembatan jalan raya dan 23,2
berkaitan dengan proses instalasi yang Gambar 7 memperlihatkan jembatan diberi tambahan epoxy anti-skid compound.
untuk jembatan rel kereta api.
singkat baik untuk jembatan sementara sementara lajur tunggal yang dibuat semen- Selanjutnya Gambar 8 menunjukkan
▶▶ Kepala jembatan dan fondasi (stan-
atau permanen. Fitur jembatan “konsep tara jembatan permanen di sebelahnya Unibridge sebagai jembatan permanen
dar)
unibridge” dapat dijabarkan sebagai berikut : dibangun. Lapis permukaan pada lantai baja dengan sistem lantai beton pracetak.
▶▶ Waktu perakitan = 12 jam untuk satu
▶▶ Material lantai = baja, beton, atau bentang jembatan, 1 lajur
kayu tergantung kebutuhan
▶▶ Jumlah lajur = 1 lajur atau 2 lajur Gambar 6 menunjukkan tipikal
lalu-lintas penampang untuk jembatan baja Unibridge
▶▶ Footways = jalur pejalan kaki berada untuk dilalui 2 lajur lalu-lintas dengan 2
di luar jalur kendaraan lajur pejalan kaki.

Gambar 6. Penampang Unibridge dengan lantai baja dan jalur pejalan kaki Gambar 8. Unibridge dua lajur untuk jembatan permanen (Shepherd; 2005)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
22 23

Agar proses instalasi menjadi lebih


cepat, maka diperlukan system sambu-
ngan yang sederhana seperti pin connection
pada hubungan struktur utama. Hubungan
pin juga diterapkan pada jembatan Bailey
serta Unibridge. Gambar 9 dan Gambar 10
memperlihatkan close up pada sambungan
pin pada jembatan utama.

Fly Over Bridge (FOB)


Gambar 9. Hubungan pin pada Unibridge
Fly Over Bridge (FOB) merupakan
salah satu tipe jembatan sementara yang
diproduksi oleh PT. Waagner Biro Indone- Gambar 11. Fly Over Bridge

sia untuk perlintasan angkutan barang dan


atau peralatan berat yang beban gandarnya Material komposit baut-baut penyambung.Kekuatan tarik dari
melebihi Jumlah Berat Bruto (JBB) maksi- komposit serat karbon lebih tinggi daripada
mum yang ditentukan pada jembatan Material komposit (atau komposit) semua paduan logam.
(Gambar 11). Fly Over Bridge ini berfungsi adalah suatu jenis bahan hasil rekayasa  Salah satu jenis material komposit
sebagai jembatan khusus yang dipasang di yang terdiri dari dua komponen atau lebih yaitu Fiber Reinforced Polymer (FRP)
atas jembatan eksisting, yang bertujuan agar dimana sifat masing-masing bahan berbeda yang terdiri atas matriks resin polimer
jembatan eksisting tidak menerima beban antara satu dengan yang lainnya baik itu yang diperkuat dengan serat gelas atau
langsung akibat pembebanan truk. Sistem sifat kimia maupun fisikanya dan tetap serat karbon. Kekuatan dan kekakuan dari
strukturnya berupa modul-modul baja yang terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut komponen komposit tergantung dari tipe,
dihubungkan dengan menggunakan pin. (bahan komposit). orientasi, jumlah, dan lokasi serat yang ada.
Gambar 10 Bagian hubungan pin Bahan komposit memiliki banyak
Oleh karena terbuat dari baja dengan beban
setelah disambung
dan kekakuan yang besar maka diperlukan keunggulan, diantaranya berat yang lebih
Serat dan resin
alat berat saat proses instalasinya. ringan, kekuatan dan kekuatan yang
lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki Serat sebagai tulangan
biaya perakitan yang lebih murah karena Sebagian besar kekuatan material
berkurangnya jumlah komponen dan komposit berada pada tipe, jumlah, serta

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
24 25

susunan dari seratnya. E-glass adalah serat pesawat terbang dan luar angkasa dimana Terdapat 3 susunan dasar penulangan serat
yang paling umum digunakan untuk penu- beratnya yang ringan menjadi karakteristik yaitu satu arah (unidirectional), dua arah
langan komposit. Sifatnya kuat, memiliki utama yang diperlukan. Penggunaan serat (bidirectional), dan acak (multidirectional).
tahanan panas yang baik, dan properti elek- karbon sangat terbatas untuk aplikasi yang Susunan satu arah memberikan kekuatan
trik yang tinggi. Untuk kebutuhan kinerja komersial dan biasanya digunakan untuk terbesar dalam arah seratnya. Serat satu arah
yang lebih tinggi, S-glass memberikan peralatan olah raga. dapat dibentuk menerus atau selang-seling
tahanan panas yang lebih tinggi dan memi- Aramid atau aromatic polyamide fibers tergantung dari ketersediaan bahan dan
liki kuat tarik 30% lebih tinggi dibanding (Kevlar ® atau Twaron ®) memiliki kekuatan proses yang digunakan. Susunan selanjutnya
dengan E-glass. tinggi dan kepadatan rendah (lebih rendah yaitu serat dua arah (biasanya membentuk Gambar 13 Strand roving
Adapun serat lain yang memiliki 40% daripada serat gelas). Serat ini dapat sudut 90° antara serat satu dengan yang lain- (http://www.sz-wholesaler.com)
kapasitas tinggi yaitu serat karbon (graphite). dicampur pada polimer dan digunakan nya). Untuk susunan serat acak memberi- diproses. Gulungan menerus biasanya
Serat ini memiliki karakteristik berat yang untuk aplikasi tahan benturan termasuk kan kekuatan yang relatif sama dalam dipotong untuk proses spray-up,
ringan dengan kekuatan dan modulus elas- anti peluru. Serat alami seperti sisal, hemp, semua arah. preform, atau sheet moulding compound.
tisitas yang tinggi. Seperti diketahui, modu- dan flax telah digunakan untuk berbagai
lus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu jenis aplikasi dengan kebutuhan kekuatan Bentuk penulangan b. Woven Roving
material. Kekakuan serat karbon setara dan yang rendah. Penggunaannya terbatas pada Penulangan dengan serat tersedia Woven yang dibuat dengan cara
bahkan melampaui kekakuan baja. FRP atau aplikasi yang tidak membutuhkan tahanan dalam beberapa bentuk dasar untuk anyaman menerus adalah jenis serat
komposit juga memiliki ketahanan yang terhadap kelembapan. Susunan serat gelas memberikan fleksibilitas biaya, kekuatan, berbentuk lembaran yang diproduksi
baik terhadap fatik. Kegunaan utama dari dan bagaimana serat disusun menentukan kompatibilitas dengan resin, dan kebutuhan dalam beberapa ukuran lebar, tebal,
serat karbon yaitu untuk pembuatan badan menentukan kekuatan struktur komposit. proses. Apapun bentuk akhirnya, semua dan berat. Serat tipe ini umumnya
serat awalnya berupa kawat (filamen) digunakan untuk tank dan bodi/rangka
Reinforcement types tunggal. Susunan beberapa kawat dapat kapal dimana membutuhkan kekuatan
Percentage of fiberglass reinforcement increases in

Continuous strand roving


Unidirectional Fiber
Processes :
membentuk strand. Permukaan strand yang tinggi.
Orientation Continuous pultrusion, compression dirawat untuk menjaga kualitas serat dan
moulding
directionof fiber orientation

memberikan kompatibilitas dengan resin.


Reinforcement types :
Continuous strand roving, woven fabrics,
Setelah proses perawatan, strand akan
Bidirectional Fiber woven roving diproses menjadi berbagai macam bentuk
Orientation Processes :
Filament winding, compression moulding, profil komposit. Beberapa bentuk penula-
hand layup
ngan serat dapat dijabarkan sebagai berikut :
Reinforcement types :
Chopped strands, continuous, chopped
Multidirectional Fiber strand mat triaxial fabric a. Continuous Strand Roving
Orientation Processes :
Compression and injection moulding, Bentuk dasar penulangan serat yaitu
spray-up, pressure bag, preform
berupa strand utuh yang digulung Gambar 14 Woven roving
Gambar 12 Susunan dasar serat pada komposit (MFGC; 2003) secara melingkar pada silinder sebelum (http://sinofuwang.en.made-in-china.com)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
26 27

c. Woven Fabrics Tabel 1 Perbedaan thermoset dan thermoplastic


Sistem resin
Woven fabrics terbuat dari benang- Matriks atau resin adalah komponen
No. Thermoset Thermoplastics
benang serat dan memiliki tekstur utama lain dari produk komposit. Terdapat
1. Dibentuk dari polimerisasi kondensa- Dibentuk dari polimerisasi sehingga
lebih halus dibandingkan dengan 2 jenis resin yang umum digunakan untuk si dan jaringan struktur 3 dimensi diperoleh rantai polimer yang panjang
woven roving. tanpa ikatan satu sama lain
produk komposit yaitu thermosets dan ther-
2. Tidak lunak/mencair saat dipanaskan Menjadi lunak/cair saat dipanaskan
moplastics.
3. Tidak dapat dibentuk atau digunakan Dapat dibentuk atau digunakan kem-
d. Reinforcing Mat kembali bali
Reinforcing mat dapat terbuat dari serat a. Thermoset resin 4. Biasanya keras dan lebih getas Biasanya lunak dan kurang getas
kawat menerus dengan pola melingkar Polimer untuk proses thermosetting 5. Tidak dapat dibentuk kembali dari Dapat dibentuk kembali dari limbah
limbah
atau dengan serat kawat yang dipotong. biasanya berbentuk cair atau solid dengan
6. Tidak dapat larut pada hampir Dapat larut pada pelarut yang
titik lebur rendah yang dengan mudah semua pelarut cocok
e. Surfacing Mat menyatu dengan serat atau pengisi (filler)
Komponen serat ini berupa lembaran saat proses perawatan. Resin jenis ini akan
biaya rendah, stabilitas dimensi, keseimba- proses perawatan. Contoh resin thermoplas-
serat tipis terbuat dari monofilamen mengalami pengerasan akibat reaksi kimia
ngan antara properti mekanikal, kimia, dan tic yaitu polypropylene dan polyethylene.
dan tidak digunakan untuk sistem tula- dan terawat oleh katalis dan pemanasan.
elektrikal. Polyester bisa dibuat tahan ter-
ngan komposit. Surfacing mat biasanya Resin yang biasa digunakan untuk produk
hadap asam, alkali lemah dan larutan Metode pencetakan komposit
digunakan untuk penutup permukaan komposit yaitu tipe unsaturated polyester
lapisan komposit. Material ini juga yang cocok digunakan untuk segala jenis organik. Resin tipe thermoset bersifat irre-
versible. Tidak direkomendasikan untuk Pros es p ence t a k an komp osit
digunakan pada lapisan dalam profil proses pencetakan komposit. Resin berben-
digunakan dengan bahan alkali kuat. mengalami perkembangan dari masa ke
komposit untuk fungsi anti korosi. tuk polyester lebih mudah saat handling,
Contoh lain termoset resin yaitu vinylesters, masa. Sistem pencetakan dibuat dengan
epoxy, polyurethanes. pengembangan dalam hal kontinuitas
proses dan automatisasi agar menghasilkan
b. Thermoplastic resin hasil yang seragam dan mempercepat waktu
Polimer tipe thermoplastic dapat produksi. Sistem pencetakan mengalami
melunak dan menjadi cair bila dipanaskan perkembangan mulai dari sistem konven-
dan memadat bila didinginkan. Prosesnya sional hand lay up hingga proses pultrusi.
bersifat reversible sehingga memungkinkan
limbahnya dapat digunakan kembali tanpa a. Hand lay-up
memberikan efek samping pada produk Metode ini adalah metode yang paling
Gambar 15 Woven fabrics Gambar 16 Surfacing mat akhir. Resin thermoplastics memberikan awal dalam proses fabrikasi produk
(http://fabricgraphicsmag.com) (http://www.fiberglass-mat.com) kecepatan dalam proses pencetakan karena komposit. Metode hand lay up umum-
tidak dibutuhkan reaksi kimia selama nya digunakan untuk produksi komposit

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
28 29

dalam jumlah yang tidak banyak. Pro- b. Filament winding


sesnya secara garis besar dapat dijelaskan Metode ini yaitu metode dengan meng-
sebagai berikut : anyam benang-benang fiber yang diberi
1. Gel coat disemprotkan pada cetakan resin pada sebuah mandrel yang berpu-
untuk memperoleh permukaan yang tar. Proses ini memberikan kontrol yang
baik maksimum untuk peletakan fiber dan
2. S etelah g el c o at mengering keseragaman struktur. Proses pembe-
kemudian letakkan penulan- rian resin dapat dilakukan saat proses
gan serat atau woven roving winding atau sebelumnya.
pada cetakan. Gambar 19. Proses pultrusi

3. Tuangkan resin, ratakan, dan padat- c. Pultrusi dilakukan dengan cara menarik bahan pigmen, katalis, serta aditif lainnya.
kan dengan menggunakan roller Pultrusi adalah proses fabrikasi penam- tersebut secara menerus dengan mesin Resin dibuat sedemikian sehingga
4. Lapis tambahan berupa mat atau pang komposit secara menerus. Bahan penarik. Dalam prosesnya, komponen dapat dengan optimal menyatu dengan
woven roving pada permukaan untuk pembuatan FRP yaitu resin, filler, serat akan dicampur dengan resin serat polimer. Setelah melalui bak resin,
untuk membentuk ketebalan bahan aditif, serta serat. Proses pultrusi hingga jenuh di bak resin dan selanjut- serat polimer diarahkan dan dibentuk
nya ditarik menuju cetakan profil. Di secara bertahap pada bagian preformer
dalam cetakan profil (die), resin akan (Gambar 20). Preformer adalah sekelom-
mengeras oleh karena pemanasan dan pok moulding yang membentuk dan
menjadi kaku. Secara umum proses memeras sebagian resin pada komposit
pultrusi dapat dilihat pada Gambar 19. sebelum memasuki cetakan profil (die).
Resin menyatu dengan serat Di dalam cetakan profil, proses reaksi
polimer serta larutan lain yaitu filler, thermosetting terjadi dan material

Gambar 20. Serat fiber dan resin memasuki preformer

Gambar 17. Metode hand lay-up Gambar 18. Filament winding

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
30 31

komposit akan mengalami pengerasan Keunggulan komposit 4. Mengurangi penggunaan alat produksi baja, tetapi dalam banyak kasus kita memiki
dan siap untuk dilakukan pemotongan Satu buah cetakan (moulding) FRP dapat kebutuhan akan hal itu. Tidak diragukan,
Material yang berbasis FRP atau
profil (Gambar 21). menggantikan beberapa alat produksi dengan teknologi yang terus berkembang,
komposit memiliki beberapa keunggulan
Setelah melalui cetakan profil, dalam pembuatan baja. pengunaan baru dari material komposit
dan karakteristik yang perlu dipertimbang-
profil yang telah jadi dengan panjang 5. Memiliki karakteristik insulasi listrik / akan bermunculan.
kan dalam proses desain. Adapun keunggu-
tertentu dipotong dengan alat pemo- non konduktif
lan komposit adalah sebagai berikut :
Bahan komposit secara umum tidak
tong. Hal yang perlu diperhatikan Aspek biaya pada struktur
memiliki sifat penghantar listrik
adalah pada saat mendinginkan profil 1. Tahan korosi (corrosion resistance) berbahan FRP
komposit sebelum dipegang untuk sehingga dapat digunakan untuk
Komposit atau FRP tidak mengalami
sistem insulasi listrik atau circuit breaker Biaya yang dikeluarkan untuk
proses penarikan. karat dan tahan terhadap serangan
pada perumahan. pembuatan struktur berbahan dasar
bahan kimia industri ataupun rumah
6. Tidak diperlukan proses finishing komposit (FRP) dikategorikan menjadi
tangga. Kinerja ini telah dibuktikan
yang besar biaya jangka pendek dan jangka panjang.
dengan banyak diaplikasikannya
Bahan komposit bisa diberikan pigmen Biaya jangka pendek meliputi biaya bahan,
teknologi komposit untuk proses kimia
warna saat pencampuran bahan atau biaya fabrikasi, dan konstruksi. Hingga saat
dan industri pengolahan air. Ketahanan
diberi lapis coating sebagai bagian ini memang biaya jangka pendek untuk
terhadap korosi memberikan umur yang
dari proses pencetakan sehingga pada struktur FRP masih lebih tinggi diband-
panjang dan pemeliharaan yang kecil
akhirnya tidak diperlukan pekerjaan ingkan dengan bahan konvensional. Oleh
pada aplikasi bawah laut seperti kapal
pengecatan. Hal ini tentunya akan karena itu, untuk pertimbangan ekonomis
layar, dinding air laut, dan platform
lebih efektif dan efisien dari sisi biaya dibutuhkan produksi massal dan menerus
bangunan lepas pantai.
untuk pembuatan komponen yang besar dalam proses pembuatannya misalnya
2. Kekuatan tinggi dan beratnya ringan
seperti tabung silinder. pultrusion atau filament winding. Komponen
Material komposit memiliki rasio
berbahan ringan dan berbentuk modular
kekuatan terhadap berat yang tinggi
dapat mengurangi biaya konstruksi. Misal-
melebihi aluminium atau baja. Kekuatan Kekurangan komposit
nya dengan bahan yang ringan maka dapat
yang tinggi utamanya tarik dan beratnya
Kekurangan atau hambatan aplikasi mempermudah ereksi atau instalasi, trans-
ringan membuat material komposit
penggunaan material komposit adalah portasi, dan tidak diperlukan sewa alat berat.
adalah pilihan yang rasional bila dibu-
berkaitan dengan biaya. Meskipun proses Biaya jangka panjang struktur berba-
Gambar 21. Serat fiber dan resin mema-
tuhkan struktur yang ringan seperti
manufaktur material komposit dapat dibuat han dasar FRP menjadi lebih kompleks
suki cetakan profil (die) komponen untuk industri transportasi.
menjadi lebih efisien, namun material untuk dievaluasi karena melibatkan berbagai
3. Stabilitas dimensi
mentahnya tetap masih terlalu mahal. Mate- jenis biaya tidak terduga seperti, pemeliha-
Material komposit memiliki kestabilan
rial komposit masih belum bisa secara total raan, dekonstruksi, dan biaya pembuangan.
dimensi yang tinggi terhadap pengaruh
menggantikan material konvensional seperti Salah satu teknik untuk perhitungan biaya
fisik, lingkungan, dan suhu.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
32 33

pekerjaan yaitu Whole of Life (WOL) yang yaitu : tidak diperlukan persiapan permu-
terdiri atas biaya awal, biaya pemeliharaan, kaan; perbaikan dapat dilakukan tanpa
biaya operasional, biaya penggantian dan merusak material; inspeksi dapat lebih
Sambungan tunggal Sambungan pangkal
perbaikan, dan pembuangan sepanjang mudah dibandingkan dengan sambungan
umur pekerjaan tersebut. Seiring dengan dengan bahan perekat. Namun demikian,
pentingnya konservasi lingkungan, maka sambungan mekanik dapat menyebabkan
biaya jangka panjang menjadi hal penting. konsentrasi tegangan. Hal ini sangat pen-
Sambungan ganda Sambungan miring
Oleh karenanya sustainability menjadi ting karena bahan komposit tidak memiliki
salah satu kriteria dalam pemilihan kemampuan redistribusi saat mengalami
material konstruksi. kegagalan. Kemudian bila tidak dipro-
teksi dengan baik, bagian lubang sambu- Sambungan bevel Sambungan ikat tunggal
ngan dapat mengalami kerusakan akibat
Metode penyambungan bahan
pengaruh lingkungan.
komposit
Jenis sambungan selanjutnya yaitu
Beberapa komponen FRP dapat sambungan dengan bahan perekat. Pada Sambungan tingkat Sambungan ikat ganda

disambung satu sama lain untuk transfer sambungan ini maka antara komponen yang
beban atau untuk mengakomodasi perge- disambung direkatkan dengan mengguna- Gambar 22. Jenis sambungan dengan bahan perekat (Tuakta ;2005)

rakan diantara komponen yang disambung. kan bahan perekat khusus. Secara umum
Dikenal dua jenis sambungan yaitu sambu- mekanisme transfer gaya berupa mekanisme Perbandingan karakteristik ma- kekuatan dengan berat yang sangat tinggi
ngan mekanik dan sambungan dengan geser. Beberapa jenis sambungan dengan terial komposit dengan material menjadikan keunggulan utama dari FRP.
bahan perekat (adhesive bonding). Sambu- menggunakan bahan perekat dapat dilihat lainnya Selanjutnya karakteristik elongasi
ngan mekanik untuk komposit pada pada Gambar 22. Sambungan ini memi- FRP hanya 5% hingga 25% dari elongasi
Sebagai gambaran perbandingan
dasarnya sama dengan pada sambungan liki beberapa keuntungan yaitu : distribusi metal. Ini mengindikasikan daktilitasnya
properti material berbahan dasar FRP dan
baja. Secara umum, sambungan dibuat tegangan yang lebih merata oleh karena lebih rendah dibandingkan bahan metal
material metal lainnya dapat dilihat pada seperti baja. Sifat lainnya yang memberikan
dengan membuat dua komponen over- bahan perekat yang tersebar pada area
lapping satu sama lain kemudian dibuat Tabel 2. Terlihat bahwa bila dirata-rata keunggulan FRP yaitu daya hantar listrik
tertentu; dapat digunakan pada sambu-
lubang dan disambung dengan baut. Bila ngan dengan permukaan tidak rata. Namun, maka berat jenis metal (baja) adalah 4 yang sangat rendah (sekitar 6% hingga 40%
digunakan sekrup, maka diperlukan ring diperlukan persiapan permukaan sebelum hingga 8 kali berat jenis FRP, kemudian konduktivitas metal). Untuk karakteristik
metal karena bahan komposit kurang kuat diberikan perekat khusus, waktu perawatan kuat tarik (tensile strength) berkisar antara lainnya secara lengkap yaitu elongasi, kuat
dalam menahan gaya geser. Sambungan yang lebih lama, serta sulitnya pemeriksaan 20 persen hingga setara dengan baja. Hal ini lentur, flammability, absorpsi, serta konduk-
mekanik memiliki beberapa keuntungan setelah proses perekatan selesai. menunjukkan bahwa perbandingan antara tivitas dapat dilihat pada Tabel 2.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
34 35

Profil komposit yang ada di b) Reinforcement serat gelas : continuous


pasaran di Indonesia roving dan chop strand mat (CSM) yang
dilengkapi dengan Silane Coupling Agent
Fiber Beam khusus sehingga terjadi bonding yang
Tabel 2 Perbandingan karakteristik material fiber/komposit dengan material lain (MFGC; 2003)

Fiberbeam diproduksi oleh PT. Intec kuat dengan resin kekuatan tinggi.

Persada sebagai komponen struktur gording c) Aditif khusus: Alumina yang berfungsi
pada kuda-kuda atap. Contoh fiberbeam meningkatkan ketahanan terhadap
dapat dilihat pada Gambar 23. Spesifikasi UV dan beban dinamik/ kelelahan
teknis fiberbeam yaitu sebagai berikut : (fatigue), serta menghambat nyala api
a) Resin: Orthophthalic/ isophthalic unsatu- (flame retardant).
rated polyester resin d) Aditif tambahan: Substituted Benzotri-
Resin mengandung crosslinker yang azoles “Tinuvin 327” berfungsi sebagai
memberikan backbone tahan ter- UV inhibitor
hadap lingkungan korosif dan zat kimia
dengan kekerasan dan kekuatan tinggi. Fiber Beam ini diproduksi dengan
Crosslinker terdiri dari Styren Monomer menggunakan metode pultrusi. Karakteris-
dan Methyl Methacrylate (MMA). MMA tik umum dapat dilihat seperti pada Tabel 3 .
berfungsi memberikan ketahanan ter-
hadap cuaca (UV matahari).

Tabel 3 Karakteristik Fiber Beam


Karakteristik Nilai Unit Metode Uji
Berat jenis 1,8 Ton/m 3
ASTM D792-2000
Tensile strength 396 MPa ASTM D638
Tensile modulus 20,6 GPa ASTM D638
Flexural strength 526 MPa ASTM D790
Flexural modulus 19,8 GPa ASTM D790
Barcol hardness >50 barcol ASTM D2583-2001

(sumber : PT. Intec Persada)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
36 37

Dengan melihat kuat tarik serta modu-


lus elastisitas tariknya, maka dapat dikata- Tabel 4 Karakteristik Grating
kan bahwa fiber beam memiliki sifat getas. Karakteristik Nilai Unit Metode Uji
Jenis ukuran profil : Berat jenis 2 Ton/m 3
ASTM D792
Ada tiga macam ukuran profil C, yakni: Tensile strength 400 - 465 MPa ASTM D638
tinggi x lebar x panjang kuping x tebal Tensile modulus 17,5 - 32 GPa ASTM D638
(1) 125 mm x 50 mm x 20 mm x 7 mm. Flexural strength 400 - 450 MPa ASTM D790
Flexural modulus 16,5 – 31,5 GPa ASTM D790
(2) 125 mm x 50 mm x 20 mm x 9 mm.
Barcol hardness 45 (min) barcol ASTM D2583
(3) 150 mm x 50 mm x 20 mm x 7 mm.
(sumber : PT. Ori Polytec Composites)
Gambar 23. Fiber Beam
Grating fiber Pengujian material komposit
Grating fiber diproduksi sebagai
Untuk mengetahui karakteristik mekanik material FRP maka dilakukan serangkaian
komponen struktur lantai pada pabrik
uji laboratorium. Pengujian laboratorium yang dilakukan mencakup uji tarik yang ada
atau platform. Grating fiber merupakan
di pasaran. Pengujian tarik FRP menggunakan standar ASTM D 638-03 “Standard Test
rangkaian batang-batang FRP yang disusun
Method for Tensile Properties of Plastics”.
sedemikian sehingga memiliki kekakuan
seperti lantai struktur. Contoh grating fiber
dapat dilihat pada Gambar 24. Grating fiber Pengujian tarik profil komposit
ini dapat dimanfaatkan sebagai struktur
lantai jembatan sementara.
Karakteristik grating fiber dapat
diperlihatkan pada Tabel 4. Terlihat bahwa
karakteristiknya relatif sama dengan fiber
beam yang diproduksi PT. Intec Persada.

Gambar 24. Grating fiber


Gambar 25. Dimensi sampel uji tarik (ASTM D638)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
38 39

Untuk profil dengan T=7mm dan T=9 mm maka dimensi mengikuti Tabel 5 sebagai berikut.

FIBER + ALUMINIUM + BAUT + EPOXY


Tabel 5 Dimensi Spesimen (mm)

T=7 T=9 FIBER (TANPA ALUMINIUM)


Dimensi
Tipe I Tipe III
W (Width of narrow section) 13 19
L (Length of narrow section) 57 57
WO (Width overall) 20 30 FIBER + ALUMINIUM + EPOXY
LO (Length overall) 165 246
G (Gage length) 50 50
D (Distance between grip) 115 115
R (Radius of fillet) 76 76
Sumber : ASTM D638 “Standard Testing Method for Tensile Properties of Plastics” Gambar 27. Hasil uji tarik coupon fiberbeam dengan beberapa perlakuan benda uji

Spesimen uji pada awalnya langsung baut pada ujung- ujung grip dengan harapan
Spesimen FRP yang digunakan untuk uji tarik dapat dilihat pada Gambar 26. Jumlah spesimen diuji tarik tanpa adanya aluminium, akan meningkatkan kuat geser pada bagian
uji dipersiapkan minimum masing-masing 5 (lima) buah baik untuk T=7 mm atau T=9 mm kemudian sampel kedua diperkuat dengan grip. Hasilnya sampel mengalami kegagalan
sesuai dengan persyaratan ASTM D638. Untuk penelitian ini, disiapkan sampel 6 buah untuk aluminium dan epoxy, dan sampel terakhir pada beban 64,5 Ton (383 MPa). Nilai tegan-
masing-masing ukuran spesimen. sama seperti sampel kedua hanya diperkuat gan 383 MPa mendekati dengan spesifikasi
lagi dengan baut pada bagian grip. Hasil pabrik produsen fiberbeam (400 MPa).
pengujian ketiga sampel fiberbeam dapat Namun, moda kegagalan masih berada di
dilihat pada Gambar 27. lokasi yang tidak diharapkan yaitu pada
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ujung-ujung grip. Dengan hasil ini maka
sampel uji pertama mengalami kegagalan sampel akan diuji lagi dengan memper-
pada bagian ujung-ujung grip saat beban panjang grip sehingga memperluas bidang
mencapai 59 Ton (347 MPa). Oleh karena kontak grip dengan sampel uji sehingga
itu sampel diuji lagi dengan diberikan diharapkan sampel akan mengalami kega-
perkuatan berupa aluminium pada ujung- galan pada bagian terlemah. Beberapa doku-
a. Spesimen LO=16,5 cm, t=7 mm b. Spesimen LO=24,6 cm, t=9 mm
ujung grip. Setelah diuji ternyata epoxynya mentasi saat pengujian dan kondisi sampel
kurang memberikan lekatan yang kuat pada setelah diuji dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 26. Spesimen FRP untuk diuji tarik (produksi PT. Intec Persada)
sampel fiber sehingga terjadi slip pada beban Setelah dilakukan perpanjangan
40 Ton (244 MPa). Setelah itu sampel uji bidang grip, dimensi sampel uji menjadi
dimodifikasi lagi dengan perlakuan sama 30,8 cm. Panjang bagian yang dipegang
seperti sampel dua tapi diperkuat dengan (grip) yang semula ± 5 cm menjadi ± 10 cm.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
40 41

Hubungan tegangan-regangan spesimen FRP


400

350

300

250

Stress (N/mm2)
200
a. Uji tarik fiberbeam b. Kegagalan karena friksi antara grip dan Specimen1
sampel fiberbeam 150
Specimen2
100

50

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Strain (%)

Gambar 30. Hubungan tegangan-regangan coupon fiber beam

Seperti terlihat pada Gambar 29, fikasi komposisi campuran fiberbeam atau
c. Kegagalan slip d. Kegagalan karena geser pada daerah
disekitar baut
coupon fiberbeam berperilaku dominan penyesuaian angka keamanan (safety factor)
elastik hingga pada akhirnya mengalami bila profil komposit ini akan digunakan
Gambar 28. Dokumentasi pengujian
keruntuhan pada beban 51 kN atau bila untuk struktur bangunan.
dikonversi sesuai dengan dimensi penam- Pengujian selanjutnya yaitu pengujian
pang uji setara dengan tegangan 420 MPa.
tarik yang dilengkapi dengan instrumentasi
Adapun perkiraan regangan saat kondisi
berupa strain gauge sehingga dapat diper-
runtuh yaitu dengan panjang awal sebesar
oleh riwayat regangan selama pembebanan
gauge length 50 mm kemudian terdapat
tarik. Setelah dilakukan pengujian, diper-
perpanjangan sampel uji hingga runtuh
yaitu ±6 mm maka dapat dikatakan oleh grafik hubungan tegangan-regangan

regangan saat kondisi runtuh yaitu 12%. seperti pada Gambar 30. Berdasarkan
Perilaku tersebut dapat dikatakan getas Gambar 30 dapat diperlihatkan perilaku
(brittle) dengan bagian plastis yang sangat FRP yang dominan elastik dan runtuh pada
rendah sehingga perlu dilakukan modi- tegangan ± 360 MPa.
Gambar 29. Hasil uji tarik coupon fiberbeam dengan perpanjangan grip

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT TEKNOLOGI JEMBATAN SEMEMTARA DAN BAHAN KOMPOSIT
42 43

Bab 3

Prosedur Instalasi
Jembatan Sementara
Instalasi Jembatan Bailey

P
roses ereksi jembatan Bailey dapat digunakan dengan mengguna-
kan tenaga manusia atau dengan menggunakan alat berat. Dengan
menggunakan tenaga manusia tentunya membutuhkan personil
yang cukup besar oleh karena beratnya bahan. Biasanya bila digunakan
tenaga manusia maka dibagi dua tim yaitu tim unloading bahan dan tim
perakitan. Selanjutnya yaitu proses instalasi dengan menggunakan alat
berat yaitu crane. Secara umum prosedurnya yaitu dengan merakit segmen
jembatan dan kemudian dihubungkan antar segmen. Setelah satu bentang
jembatan selesai, maka jembatan diangkat dengan menggunakan crane
dengan kapasitas yang sesuai dengan beban yang diangkat. Prosedur
instalasi dengan bantuan crane dapat dilihat pada Gambar 31 hingga
Gambar 32.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT PROSEDUR INSTALASI JEMBATAN SEMEMTARA
44 45

TAHAP 1 Pemasangan tumpuan sementara (dapat berupa tumpu- TAHAP 5 Setelah rangka bentang 1 berada pada
kan kayu dan pilar sementara) seperti tergambar. Fondasi
dan pilar sementara harus direncanakan dan dilaksanakan posisinya dan stabil, lanjutkan dengan
dengan baik instalasi bentang selanjutnya
Crane kap
Crane kap
60 Ton
60 Ton
Tali pemandu
Tali pemandu

TAHAP 6
TAHAP 2 Ereksi panel rangka segmen 1 dan letakkan sesuai posisi
tergambar. Angkat panel rangka selanjutnya dan hubungkan
Posisikan crane pada bentang sisi seberang. Ereksi
panel rangka segmen 6 dan letakkan sesuai posisi
kedua panel tersebut di bagian frame vertical. Install frame tergambar. Installasi batang perkuatan di sisi atas.
bracing dan pastikan stabilitas panel rangka. Lakukan hal Angkat panel rangka selanjutnya dan hubungkan
Crane kap kedua panel tersebut di bagian frame vertical. Install
yang sama pada rangka di sisi berlawanan dan hubungkan
60 Ton frame bracing dan pastikan stabilitas panel rangka.
panel kiri dan kanan dengan transom. Install sway bracing.
Lakukan hal yang sama pada rangka di sisi berla-
wanan dan hubungkan panel kiri dan kanan dengan
transom. Install sway bracing. Crane kap
60 Ton

counterweight

Ereksi panel rangka segmen 2 dan letakkan sesuai posi-


si tergambar. Hubungkan panel rangka segmen 2 dan 1

TAHAP 3
dengan menggunakan pin. Angkat panel rangka selanjut-
nya dan lakukan hal yang sama. Hubungkan panel rangka TAHAP 7
dengan frame vertikal. Install frame bracing dan pastikan sta- Lakukan langkah pada tahap 6 hingga panel rangka
bilitas panel rangka. Lakukan hal yang sama pada rangka di mencapai kepala jembatan 2. Dongkrak pada ujung
sisi berlawanan dan hubungkan panel kiri dan kanan dengan kantilever hingga perletakan kayu bebas dan pindahkan
Crane kap transom. Install sway bracing. Lakukan prosedur tersebut seluruh kayu pada pilar sementara. Kemudian dongkrak
60 Ton hingga panel segmen 5 terpasang di turunkan perlahan. Panel rangka akan menekan per-
letakan kayu pada kepala jembatan. Jangan memindah-
kan pier sementara karena akan digunakan sebagai per-
letakan permanen. Crane kap
60 Ton

counterweight

TAHAP 4
Gunakan kabel yang kuat untuk mengangkat rangka
yang telah dirakit.
TAHAP 8
Crane kap 60 Ton Letakkan dongkrak pada posisi transom sedekat mung-
kin panel rangka pada kepala jembatan. Dongkrak jembatan dan
pindahkan tumpukan kayu. Ulangi langkah ini hingga jembatan
mendekati posisi akhir, namun sisakan celah untuk perletakan dan
base plate. Instalasi perletakan dan base plate. Lakukan prosedur
Crane kap 60 Ton ini hingga seluruh perletakan kayu dipindahkan dan jembatan
berada pada posisi akhir

Letakkan rangka pada posisi yang benar. Gu-


nakan tali pemandu pada ujung-ujung rangka
untuk mengontrol rangka hingga berada pada
posisi yang sesuai.

Gambar 31. Contoh prosedur instalasi jembatan Bailey Gambar 32. Contoh prosedur instalasi jembatan Bailey (lanjutan)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT PROSEDUR INSTALASI JEMBATAN SEMEMTARA
46 47

Instalasi Jembatan FRP Me to de yang umum diguna- tangan komponen dengan waktu instalasi
kan yaitu jembatan dikirim dalam jembatan. Umumnya jembatan dengan
Berbeda dengan jembatan sementara
bentuk komponen-komponen kecil bentang pendek hingga 13 m dapat diker-
yang terbuat dari bahan baja, jembatan
(Gambar 33c). Komponen tersebut jakan oleh 3 orang dalam waktu kurang dari
berbahan dasar FRP memungkinkan
bisa diturunkan oleh 2-3 orang pekerja. 1 hari. Contoh proses instalasi jembatan
dibawa oleh dua atau tiga orang saja dalam
Oleh karena tidak dibutuhkan alat berat sementara dapat dilihat pada Gambar 34 dan
bentuk komponen parsial (Gambar 33b).
untuk menurunkan komponen, maka tidak Gambar 35.
Mobilisasi komponen yang lebih sederhana
perlu ada koordinasi waktu antara keda-
menjadi salah satu kelebihan jembatan a . Utuh 1 jembatan
berbahan dasar FRP. Komponen profil
jembatan FRP dapat dibawa utuh sebagai
1 jembatan, secara parsial (segmen), atau
dengan satuan komponen. Pemilihan ini
tergantung dari tingkat kesulitan menuju
lokasi jembatan dan ketersediaan sumber
daya. Beberapa alternatif mobilisasi dapat
a .Mobilisasi komponen
dilihat pada Gambar 33.
Untuk mobilisasi 1 jembatan utuh
b. Parsial
(Gambar33a) maka jembatan akan dibawa
menuju tempat yang terdekat dengan lokasi
jembatan dan dibutuhkan crane untuk
menurunkan jembatan. Metode ini membu-
tuhkan biaya paling tinggi oleh karena harus
ada sewa truk dan sewa alat berat. Kemu- b. Perakitan
dian untuk alternatif kedua yaitu dirakit
secara parsial (Gambar 33b). Untuk jenis
ini jembatan telah tersedia dalam bentuk
segmen. Dibutuhkan pekerja dalam jumlah c. satuan komponen

banyak untuk mengangkat rangka. Mobili- Gambar 33. Alternatif mobilisasi


sasi secara parsial tidak cocok bila kondisi komponen jembatan FRP
lapangan tidak rata (bergelombang). (ettechtonics.com)

c. Instalasi lantai

Gambar 34. Instalasi jembatan sementara Gambar 35. Proses instalasi jembatan
FRP (ettechtonics.com) sementara FRP (ettechtonics.com)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT PROSEDUR INSTALASI JEMBATAN SEMEMTARA
48 49

Untuk menghubungkan jemba-


tan dengan pondasi (kepala jembatan)
dapat digunakan perletakan berupa
mounting clips dengan bahan stainless steel
(Gambar 36a). Sebuah angkur dibutuh-
kan untuk menghubungkan mounting
clips dengan pondasi. Tentunya diameter
dan jumlah angkur akan tergantung dari
beban rencana yang bekerja. Kemudian bila
a .Perletakan
terdapat sambungan antar segmen maka
dapat digunakan pelat penyambung dengan
contoh seperti pada Gambar 36b.

b. Sambungan segmen

Gambar 36. Contoh detailing perletakan


dan sambungan segmen (splices)
(sumber : ettechtonics.com)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT PROSEDUR INSTALASI JEMBATAN SEMEMTARA
50 51

Bab 4

Model
Jembatan Sementara

M
odel jembatan sementara berbahan dasar FRP dapat berupa
sistem rangka seperti pada Gambar 37 ataupun berupa
sistem gelagar (Gambar 38). Untuk sistem rangka dapat
dimobilisasi dengan cara diangkat utuh menggunakan alat berat ataupun
secara parsial dengan menggunakan tenaga manusia.
Jembatan pada Gambar 37 merupakan jembatan FRP yang berdiri di
atas jalan rel eksisting dan terletak di Minnesota, AS. Adapun spesifikasi
umum jembatan tersebut yaitu sebagai berikut :
▶▶ Panjang & lebar : 90 m dan 4,7 m
▶▶ Beban hidup rencana : 100 psf (4,78 kPa) atau
▶▶ Tinggi sandaran : 1,35 m
▶▶ Sambungan : baut baja galvanis A307

Gambar 37. Jembatan berbahan dasar FRP untuk lalu-lintas ringan


(ettechtonics.com)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT MODEL JEMBATAN SEMEMTARA
52 53

Gambar 39. Model struktur jembatan sementara FRP

Gambar 38. Model jembatan FRP berbentuk gelagar (ettechtonics.com)


Pelat
baja/aluminium
Tipe selanjutnya yaitu tipe gelagar dengan mudah (handcarry). Usulan model
jembatan berbahan dasar FRP dapat dilihat baut
seperti pada Gambar 38. Jembatan
ters ebut b erupa jembatan p edes- pada Gambar 39. FRP

trian dengan bentang 10 m dan lebar Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. sambungan mekanik dengan baut
1 m. Beban hidup rencana yaitu 4 kPa. yaitu berkaitan dengan sistem sambungan Insertion link
serta durabilitas bahan FRP. Pada sistem
sambungan FRP dibuat agar elemen
Konsep jembatan sementara
penyambung memiliki kekuatan yang lebih
berbahan FRP beserta alternatif
besar dibandingkan dengan yang disam-
sistem sambungan pin
bung sehingga pada bagian sambungan
Jembatan dengan berbahan dasar diberi tambahan pelat baja atau aluminium
b. sambungan mekanik dengan pin
fiber diusulkan berupa rangka karena maupun pin sebagai sistem sambungan.
dapat dibentuk dengan beberapa elemen Sambungan mekanik dengan mengguna- Gambar 40. Alternatif sistem sambungan utama pada jembatan
batang sedemikian sehingga kuat mena- kan baut dapat dilihat pada Gambar 40a
han gaya tekan dan tarik. Disamping itu kemudian untuk sambungan mekanik
elemen batang dapat direncanakan agar dengan menggunakan pin dapat dilihat
memungkinkan untuk dibawa manusia pada Gambar 40b.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT MODEL JEMBATAN SEMEMTARA
54 55

Bab 5

Kriteria Desain
Jembatan Sementara

B
erkaitan dengan perencanaan jembatan sementara maka
perlu ditetapkan suatu kriteria teknis yang harus dipenuhi
dalam perencanaan baik menyangkut pembebanan dan
kriteria layan (serviceability). Berikut adalah kriteria desain umum
berdasarkan AASHTO yang dapat dijadikan pedoman perencanaan
jembatan sementara.
a. Beban hidup merata
Jembatan dengan bentang kurang dari 50’ direncanakan dengan
beban hidup 85 psf (4,07 kPa) dan untuk jembatan dengan bentang
lebih dari 50’ direncanakan dengan beban hidup 60 psf (2,87 kPa).
b. Beban kendaraan
Beban kendaraan ditentukan sesuai dengan kriteria dari Pemilik Peker-
jaan. Bila Pemilik pekerjaan tidak memberikan kriteria kendaraan
maka dapat digunakan beban truk sesuai dengan AASHTO standard
H-truck. Beban hidup kendaraan tidak digunakan bersamaan dengan
beban hidup pedestrian.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT KRITERIA DESAIN JEMBATAN SEMEMTARA
56 57

c. Beban gempa e. Kriteria serviceability


Beban gempa ditentukan sesuai dengan Terhadap beban servis maka berikut
peraturan gempa yang berlaku. kriteria defleksi dan vibrasi jembatan
d. Pendekatan dengan Metode Tegangan FRP
Ijin Defleksi ijin LL : l/240
Metode tegangan ijin dapat digu- Frekuensi natural vertikal (f n ) :
nakan untuk perencanaan elemen > 5 Hz (tanpa LL)
struktur. Berikut disajikan tipikal Frekuensi natural horizontal (f n ) :
angka keamanan ultimit untuk > 3 Hz (tanpa LL)
jembatan FRP.
Tarik : 2,5
Tekan : 2,5
Geser : 2,5
Lentur : 2,5
Daya dukung ujung : 2,5
Sambungan :3

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT KRITERIA DESAIN JEMBATAN SEMEMTARA
58 59

Bab 6

Perbandingan
Biaya Konstruksi
Jembatan FRP dengan
Jembatan Lainnya
(a) biaya struktur jembatan konvensional untuk berbagai macam material

S
elain sisi teknis, tentunya sebuah pekerjaan konstruksi perlu juga
dilihat aspek ekonomisnya. Kajian ekonomis dilakukan dengan
mengambil contoh beberapa jembatan FRP yang telah dibangun
dengan beberapa jembatan konvensional bahan beton atau baja dengan
kriteria desain yang sama.
Sebagai contoh pada Gambar 41a memperlihatkan perbandingan
beberapa jembatan dengan beberapa jenis bahan termasuk FRP. Terlihat
pada jembatan seperti jembatan Bradkirk yang terbuat dari FRP memiliki
biaya yang lebih ekonomis dibanding baja. Selanjutnya untuk jembatan
panjang untuk pejalan kaki seperti jembatan Optima dengan panjang
330 m yang terbuat dari CFRP yang memberikan hasil bahwa biaya
instalasi jembatan akan lebih rendah bila bangunan atas jembatan dibuat
dari bahan FRP (Gambar 41b).

(b) biaya struktur jembatan panjang untuk berbagai macam material

Gambar 41. Perbandingan biaya konstruksi jembatan (sumber : Kendal,2010)

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT PERBANDINGAN BIAYA KONSTRUKSI JEMBATAN FRP DENGAN JEMBATAN LAINNYA
60

Daftar Pustaka
NCHRP 20-07 Task 244, 2009 ”LRFD Guide Specifications for the Design of Pedestrian
Bridges”.
ET Techtonics, Inc ”Proposed AASHTO Guide Specifications for the Design of FRP
Pedestrian Bridges”.
http://ettechtonics.com, diunduh Juni 2012.
Shepherd, B., (2005), ”Bridges to go – Temporary bridge structure”, Australian Small Bridges
Conference 2005.
Strongwell (2003), ”Extren DWB Design Guide”, Bristol, VA, USA.
Acrow bridges (2009), ”Temporary Detour Bridges may be right for your project- Economic
overview”.
MFGC, (2003), ”Designing with Fiber Reinforced Plastics/Composites”.
Tuakta, C (2005), ”Use of Fiber Reinforced Polimer Composites in Bridge Structure”, MIT
Thesis.
Kendall, D (2010), ”Development in FRP Bridge Design”.
Headquarter Department of Army, (1986), Field Manual No 5-277, ”Bailey Bridges”.
Gambar continuous strand roving, http://www.sz-wholesaler.com, diunduh Juni 2012.
Gambar woven roving, http://sinofuwang.en.made-in-china.com, diunduh Juni 2012.
Gambar woven fabrics, http://fabricgraphicsmag.com, diunduh Juni 2012.
Gambar surfacing mat, http://www.fiberglass-mat.com, diunduh Juni 2012.

TEKNOLOGI JEMBATAN SEMENTARA BERBAHAN DASAR MATERIAL KOMPOSIT


ISBN 978-602-8256-87-2

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum
www.pusjatan.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai